21 January 2016
Agus hasan bashori
Senin 11
Januari 2016
Saat
diwawancarai Ahmad Syaikhun,
1. “BAGAIMANA ANDA MELIHAT KARAKTER HUBUNGAN
NEGARA-NEGARA ARAB DAN IRAN SEKARANG INI?
Dr. Mahmud
Mazru’ah mantan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dosen Aqidah dan Filsafat di
Universitas al-Azhar dan Ummul Qura ini menjawab:
“Iran aslinya bukanlah negara yang menghargai persaudaraan tetangga atau Islam.
ada banyak factor membuat hubungan kita dengan mereka keras/kaku sekali.
Mereka mengklaim sebagai muslim, dan Iran menjadi tetangga banyak negara Islam
seperti Saudi Arabia, Bahrain dan Qatar, akan tetapi Iran hubungan terburuk
antara negara-negara ini adalah dengan Iran. Siapa yang membuat hubungan buruk?
Iran, bukan kami. Kami berbuat baik sama Iran, sebaik mungkin. Akan saya
sebutkan di sini apa yang dikatakan oleh Khumaini pimpinan Syiah yang terbesar
dalam bukunya. Dia berkata:
“وصلاة الجنازة لا تقام علي يهودي أو نصراني أو علي أهل سنة عليهم لعائن الله أو مجوسي”,
Shalat
jenazah tidak dididrikan atas jenazah yahudi, atau nashrani atau ahlissunnah
semoga Allah melaknat mereka, atau majusi.”
Perhatikan, Khumaini meletakkan sebelum ahlussunnah Yahudi dan nashrani, dan
setelah ahlussunnah majusi, dan mengkhususkan mereka dengan doa laknat.
Begitulah pandangan Iran terhadap hubungannya dengan negara-negara tetangga.
Ahmad
Syaikhun bertanya:
2. BAGAIMANA MUNGKIN NEGARA ISLAM SUNNI MENGHADAPI RENCANA SYIAH PERSIA?
Dr. Mahmud menjawab: rencana Persia berdiri di atas dua kaki. Pertama: kaki
perang seperti yang mereka lakukan di Saudi dan Bahrain.
Saya mengajak ahlussunnah di negara itu dan negara-negara tetangga seperti
Saudi, Qatar dan Emirat untuk menyelamatkan Bahrain dari perubahan demografi
lebih banyak lagi, sebab jika kalian membiarkannya kalian pasti akan menyesal
pada suatu hari, kalian akan dibayang-bayangi oleh kepulauan Emirat yang
dijajah Iran. Akan tetapi kali ini akan dicaplok Bahrain dan yang lainnya
menunggu.
Kedua: harta minyak bumi mereka, sebagaimana yang mereka perbuat bersama
sebagian pimpinan yang lemah jiwanya yang bergemuruh dalam dirinya syahwat
mengumpulkan harta. Dengan begitu ajakan saya kepada negara-negara sunnah
“perhatikan dengan seksama, Iran adalah negara pembangkang yang berusaha untuk
mengacaukan stabilitas pemerintahan sunni, karena keyakinan mereka bahwa sunni
adalah kafir sebagaimana ucapan para imam mereka seperti Khumaini, Khamenei dan
yang lainnya dari para imam sesat. Semuanya berusaha merusak akal sunni dan
membantai sunni melalui sekutu mereka Basyar Asad di Suria, Hasan Nashrullah di
Lebanon,dan Khoutsi di Yaman , dan berusaha menyeret negera-negara Islam besar
seperti Saudi untuk melemahkan ekonominya dan menyeretnya untuk perang, di saat
Iran melakukan rekonsiliasi dengan Amerika dan negara-negara Eropa untuk
membawa mereka ke netralitas selama krisis, pada waktu yang sama dia mendukung
Rusia untuk menempatkan mereka di wilayah itu sebagaimana yang kita lihat
sekarang.
Maka kaum muslimin wajib sadar dan bersatu untuk membela agamanya dan berdiri
di hadapan ancaman Syiah. Jika kita biarkan sekarang maka suatu hari kita
menyaksikan Iran menelan semua negara teluk demi mewujudkan impian Persia Raya
di Teluk Persia.
3. “MENGAPA
SYIAH SELALU MEMUSUHI AL-AZHAR?
Dr. Mazru’ah menjawab:
Sebenarnya tidak ada permusuhan antara Syiah dan al-Azhar. Sungguh peristiwa
itu terjadi pada tahun 1970, dan saya terlibat di dalamnya. Mereka mengutus
satu delegasi untuk pendekatan antara sunnah dan Syiah, zaman Syaikh Syaltut,
yang beliau ditemani oleh Dr. Muhammad al-Madani Dekan Fakultas Syariah. Beliau
berdua membuat panitia dari al-Azhar dan panitia dari Syiah. Mereka berkumpul
di al-Azhar dan meletakkan langkah atau rencana antara Syiah dan al-Azhar,
mirip seperti perjanjian. Al-Azhar membeli satu apartemen di daerah Garden City
untuk pertemuan bersama antara tim Syiah-dan tim Sunnah. Mereka bersepakat
bahwa barang siapa dari al-Azhar berminat untuk pergi ke Universitas Najaf
al-Asyraf di Irak dipersilahkan. Dan barang siapa dari Irak atau Iran ingin
masuk ke al-Azhar dipersilakan. Ini adalah perjanjian kesepakatan kebudayaan,
dimana mereka mengirimkan sejumlah mahasiswa dan kami terima di fakultas
Syariah al-Azhar. Tetapi mereka menolak menerima mahasiswa kita di Universitas
Najaf al-Asyraf, dan membatalkan kesepakatan, dan mereka mengambil alih
apartemen di Garden City sampai sekarang, dan mereka jadikan sebagai pusat
untuk menyebarkan syiah di Mesir!
http://islammemo.cc/Tahkikat/2016/01/11/279208.html