SYIAH IRAN, REPUBLIK NARKOBA
Berbagai mass media nasional telah sekian tahun ini memberitakan bagaimana
bangsa Indonesia menjadi sasaran penghancuran dengan dimasukkannya narkoba
besar-besaran ke negeri ini.
Berikut peringatan dari Kepala Badan Narkotika
Nasional (BNN).
Nukilan:
“Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Budi Waseso mensinyalir adanya
kepentingan asing menghancurkan reputasi maupun psikologi bangsa Indonesia.
Selain China, tambah Budi, pemasok narkoba terbesar juga dari Nigeria dan Iran.
BNN mencatat, pengiriman barang haram secara skala
besar juga pernah terjadi. “Ya itulah yang saya sampaikan, bahwa narkotika ini
asal mulanya dari negara Cina dan Taiwan, termasuk Nigeria, Iran. Berarti kita
bisa prediksi bahwa ada kepentingan negara-negara luar untuk kehancuran negara
kita. Kenapa? Karena mereka mengekspor ke kita. Sasaran tembaknya ke kita,
sasaran untuk pengirimannya semua di kita. Dan beberapa negara tetangga
membiarkan itu terjadi untuk masuk di wilayah negara ini. Nah ini harus
disikapi, biar nanti didalami oleh Lemhanas maupun TNI, BIN. Pasti karena
bisnis, karena inikan menyangkut penghancuran (bangsa),” tegas Budi saat di
Mapolresta Medan, Jalan HM Said No 1, Medan, Selasa (10/11/2015) siang.”
Sebelum itu, dari sejak tahun 2010 juga telah
disampaikan bahwa Iran adalah pemasok terbesar di Indonesia.
Nukilan:
“Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Komisaris Besar Anjan Pramuka Putra
mengatakan peredaran narkoba di Jakarta saat ini didominasi jaringan narkoba
dari Iran. Selisih harga yang tinggi membuat Indonesia jadi sasaran
mengutungkan ‘eskpor’ narkoba.
“Di Iran harganya (sabu-sabu) sangat murah, satu kilogram hanya Rp 100 juta. Kalau di sini harga satu kilogram bisa Rp 1 miliar,” katanya dalam jumpa pers penangkapan sejumlah tersangka kasus narkoba di kantornya, Selasa (30/11).
“Di Iran harganya (sabu-sabu) sangat murah, satu kilogram hanya Rp 100 juta. Kalau di sini harga satu kilogram bisa Rp 1 miliar,” katanya dalam jumpa pers penangkapan sejumlah tersangka kasus narkoba di kantornya, Selasa (30/11).
Anjan menyebutkan, sepanjang tahun ini pihaknya telah
menangkap 49 orang dalam kasus narkoba, 18 orang di antaranya warga Iran.
Banyaknya warga Iran yang tertangkap ini membuat Iran menjadi negara
‘pengekspor’ narkoba terbanyak ke Jakarta.”
Dari peta bulan sabit emas yang dirilis oleh situs
nampak bahwa produsen terbesar tanaman
narkoba/opium/ganja di Asia berlokasi di 3 negara, Iran, Afghanistan dan
Pakistan.
Gambar 1. Peta produsen narkoba terbesar di Asia
Bukanlah hal yang mengherankan jika Iran melegalisir
pemakaian narkoba sebagaimana bukti video yang telah kita posting saat jemaat
pria dan wanita Syiah mengadakan acara mengonsumsi narkoba secara massal,
bergantian di salah satu kuil mereka.
Gambar 2. Ritual massal Syiah, menghisap opium di
salah satu kuil Syiah.
Terlebih lagi jika cita-cita tujuannya adalah
mengekspor Revolusi Syiah Khomeiniyah ke seluruh penjuru dunia dengan strategi
busuk lagi jahat dalam melemahkan dan menghancurkan suatu komunitas bangsa
Ahlussunnah dengan menggelontor sebanyak-banyaknya narkoba agar muncul generasi
koplo, teler lalu mengiming-imingi para pecandu narkoba hasil binaan mereka
dengan sex bebas berganti-ganti pasangan kawin kontrak alias mut’ah, homoseksual
sebagimana didemokan para pendeta Syiah yang kesemuanya demi memudahkan mereka
dalam mewujudkan makarnya, generasi LGBT penderita AIDS amoral dibawah bendera
revolusi Syiah Khomeiniyah.
Gambar 3. Potensi prestasi hebat Iran di bidang
kesehatan, Mut’ah Syiah dan narkoba, penderita AIDS meningkat 80% setiap
tahunnya dalam satu dasawarsa terakhir
Faktanya…
Bidang ekonomi, Indonesia adalah pasar utama Iran
untuk melemparkan produk laknat narkobanya.
Bidang kebudayaan, Iran melakukan pertukaran budaya
pernikahan Islami ditukar dengan perkawinan kontrak, homoseksual dan sex
berganti-ganti pasangan.
Bidang politik dan keamanan, Iran menancapkan di otak
para pengikutnya di NKRI aqidah Revolusi Wilayatul Faqih, ketundukan sentral
hanya kepada Rahbar Iran sebagai pusat baiat kepemimpinan dan ketundukan.
Bidang sosial keagamaan, Iran merevolusi keyakinan
Ahlussunnah sebagai pecinta dan pembela sahabat Nabi menjadi pembenci, pelaknat
dan pengkafir para sahabat.
Bidang kesehatan, sebagai pangsa pasar utama produksi
narkoba Iran, Indonesia diarahkan sebagai kawasan pesakitan pecandu narkoba,
AIDS dan berbagai penyakit yang timbul akibat narkoba dan penyimpangan seksual.
Setelah itu semua, masih ada yang ingin meningkatkan
kerjasama bilateral dengan Iran Republik Syiah Narkoba?!
Na’udzubillahi
min dzalik.
Tragis!,
Dalam Setahun, Orang Indonesia Habiskan Uang Sebanyak RRp 63 Triliun untuk Beli
Narkoba
Ahad, 15 Mei 2016 21:44
Narkoba bukan saja saja haram, tetapi menjadi alat pembunuh
yang sangat sadis. Setiap hari, ada 40-50 orang tewas akibat penggunaan
narkoba. Demikian kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansah.
“Ada Rp 63 triliun uang rakyat pada tahun 2015 digunakan membeli
narkoba,” kata Khofifah dalam acara deklarasi Laskar Anti Narkoba, Ahad
(15/5/2016) seperti dilansir inilah.com.
Menurutnya,
saat ini bahaya narkoba yang ada di Indonesia sudah cukup meresahkan dan dengan
adanya deklarasi Laskar Anti-Narkoba ini diharapkan bisa mengingatkan
masyarakat tentang bahaya narkoba.
“Laskar
ini nantinya akan bekerja untuk terus menyosialisasikan tentang bahaya narkoba
hingga ke tingkat ranting atau yang ada di desa-desa,” ujarnya.
Menteri
Sosial ini juga mengatakan mulai tingkat ranting atau desa maupun kelurahan
disiapkan 3-5 anggota laskar untuk menyampaikan pesan ke masyarakat.
“Jangan
sampai terpengaruh narkoba sehingga tugas laskar ini ya ceramah. Sebenarnya,
gongnya sudah dilakukan pada 26 Maret 2016 di Stadion Gajahyana Malang yang
dihadiri Presiden RI, Jokowi lalu. Kemudian, deklarasi tersebut diikuti seluruh
pimpinan wilayah cabang se-Indonesia,” tambahnya. (ibn)
Related Articles
Out Of Topics : skala
perdagangan narkoba , posisi indonesia no.3 didunia setelah Kolombia dan
Meksiko, dengan 5 juta pengguna !!
China Jadi Negara Penyuplai
Narkoba Terbesar ke Indonesia, Dikirim untuk Lemahkan Indonesia
Dengan ketergantungan dan
kecanduan terhadap narkoba, akhirnya Eropa berhasil mengalahkan China karena
masyarakatnya sudah akrab dengan candu. "Jadi, bahaya narkoba ini masif
sekali," ujar Reynhard.
Edan, BNN Sebut Narkoba Banyak dari China
dan Dibuat “Home Industry”
Budi
Waseso: WNA Edarkan Narkoba untuk Bunuh Warga Indonesia
Lima Juta Warga Indonesia Kecanduan Narkoba