Tanya :
Afwan,
ingin bertanya lagi.
Bagaimana agar kita bisa mengetahui bahwa dia org syiah atau bukan? Ciri2 org
syiah sprti apa? Yg suci khawatirkan, suci secara tdk sadar telah trpengaruhi oleh ajarannya.
Jawab :
Saya coba share beberapa
point practical yg mudah, untuk mengetahui apakah orang itu syi’ah atau bukan.
Ataupun untuk mengetahui orang itu terpengaruh syi’ah ataukah tidak. Silakan
jika misal ada ikhwah lain yg ingin menambahkan
1. Ajaran yg paling pokok
syi’ah dalam mengaplikasikan agamanya, umumnya hanya berputar masalah ‘Ali dan
Imamah. Itulah yg mereka anggap sebagai tujuan yg paling utama dalam beragama.
Sedangkan ajaran yg paling
pokok dalam Islam, sesuai dengan Sunnah, adalah arkanul Islam (Rukun Islam) dan
Arkanul Iman (Rukun Iman).
Imamah, khilafah, dan
politik, itu bukanlah hal yg paling pokok untuk alasan mengapa Rosululloh
diutus. Itu hanyalah wasilah ataupun furu’ saja.
Karena baik Rosululloh
diberikan anugerah berupa kekuasaan ataupun tidak, maka da’wah akan tetap
selalu jalan. Lebih banyak nabi yg tidak diberikan anugerah kekuasaan namun
tetap setia mendakwahkan apa yg Alloh perintahkan. Spt misal Nabi Isa ‘Alaihis
Salaam, Nabi Ibrohim ‘Alaihis Salaam, Nabi Nuh ‘Alaihis Salaam, nabi Sholeh
‘Alaihis Salaam, dan lain-lain.
Walaupun memang ada juga Nabi
yg diberikan anugrah kekuasaan seperti misal Nabi Daud ‘Alaihis Salaam, Nabi
Sulaiman ‘Alaihis Salaam, dan Nabi Muhammad Shalalloohu ‘alaihi Wa Sallam.
Namun semua inti da’wah
mereka sama, yaitu Tauhid. Dan selalu estafet berkelanjutan hingga ditutupnya
risalah kenabian dengan diutusnya Nabi Muhammad Shalalloohu ‘alaihi Wa Sallam.
———-
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
rohimahulloh berkata dalam kitab Minhajus Sunnah, yaitu kitab bantahan beliau
terhadap orang syi’ah :
“Sesungguhnya pihak-pihak
yang berpendapat bahwa permasalahan Al-Imamah merupakan satu tuntutan yang
paling penting dalam hukum Islam dan merupakan permasalahan umat yang paling
utama (mulia) adalah suatu kedustaan berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum
muslimin, baik dari kalangan Ahlus Sunnah maupun dari kalangan Syi’ah (itu
sendiri).
Bahkan pendapat tersebut
terkategorikan sebagai suatu kekufuran, sebab masalah iman kepada Allah dan
Rasul-Nya adalah perma-salahan yang jauh lebih penting daripada perma-salahan
Al-Imamah. Hal ini merupakan permasalahan yang diketahui secara pasti dalam
dienul Islam.” (Minhajus Sunnah An-Nabawiyah, 1/16)
Kemudian beliau melanjutkan:
“…Kalau (seandainya) demikian
(yakni kalau seandainya Al-Imamah merupakan tujuan utama dakwah para nabi,
pent), maka (mestinya) wajib atas Rasulullah untuk menjelaskan (hal ini) kepada
umatnya sepeninggal beliau, sebagaimana beliau telah menjelaskan kepada umat
ini tentang permasalahan shalat, shaum (puasa), zakat, haji, dan telah
menentukan perkara iman dan tauhid kepada Allah serta iman pada hari akhir.
Dan suatu hal yang diketahui
bahwa penjelasan tentang Al-Imamah di dalam Al Qur`an dan As Sunnah tidak
seperti penjelasan tentang perkara-perkara ushul (prinsip) tersebut… Dan juga
tentunya di antara perkara yang diketahui bahwa suatu tuntutan terpenting dalam
agama ini, maka penjelasannya di dalam Al Qur`an akan jauh lebih besar dibandingkan
masalah-masalah lain.
Demikian juga penjelasan
Rasulullah terntang permasalahan (Al-Imamah) tersebut akan lebih diutamakan
dibandingkan permasalahan-permasalahan lainnya.
Sementara Al Qur`an dipenuhi
dengan penyebutan (dalil-dalil) tentang tauhid kepada Allah , nama-nama dan
sifat-sifat-Nya, serta tanda-tanda kebesaran-Nya, tentang (iman) kepada para
malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, para rasul-Nya, dan hari akhir. Dan tentang
kisah-kisah (umat terdahulu), tentang perintah dan larangan, hukum-hukum had
dan warisan. Sangat berbeda sekali dengan permasalahan Al-Imamah. Bagaimana
mungkin Al Qur`an akan dipenuhi dengan selain permasalahan-permasalahan yang
penting dan mulia?” (Minhajus Sunnah An-Nabawiyah, 1/16)
————
Jadi kalau ada orang yg pokok
pembicaraan dan cara memahami agamanya, hanya berkisar seputar membicarakan
masalah Imamah dan ‘Ali saja. Jarang menjadikan pokok pembicaraannya dalam
menjalankan Diin dengan masalah yg berkaitan dengan Arkanul Iman dan Arkanul
Islam. Maka hati-hatilah dengan orang itu. Ditakutkan dia adalah syi’ah ataupun
orang yg terpengaruh dengan Syi’ah.
Karena itulah dagangan utama
dari da’wah mereka
2. Mereka membenci para
shahabat, dan menganggap para Shahabat itu adalah kumpulan orang2 yg licik, yg
berkonspirasi terhadap ‘Ali, haus kekuasaan dan harta, ingin merampas Tahta
Imamah dan Khilafah dari tangan ‘Ali.
Untuk itu mereka tidak
segan-segan untuk memanipulasi sejarah, mendiskreditkan sahabat (terutama Abu
Bakar, Umar, Utsman, Abu Huroiroh, dan Aisyah), memutar balikkan pemahaman
hadits2 (Baik itu yg shohih ataupun hasan) guna mengangkat ‘Ali dengan jargon
“Dia adalah pewaris Imamah yg Sah” dan untuk mendiskreditkan para shahabat.
Mereka pandai dalam membuat
opini-opini negatif mengenai sahabat-sahabat Rosululloh Shalalloohu ‘alaihi Wa
Sallam dengan combat kit mereka.
Bahkan salah satu pendapat
extrem mereka adalah, semua shahabat itu sepeninggal Rosululloh semuanya
menjadi kafir, saling haus kekuasaan, baru saling membuka topengnya, dan suka
untuk saling berkonspirasi untuk menjatuhkan ‘Ali.
Semuanya kafir kecuali 3
orang saja, yaitu : ‘Ali, Miqdad, dan Salman Al-Farisi. (Ini adalah salah satu pendapat
yg saya ingat dari pendapat syi’ah Rofidhoh yg saya kutip. Ada Variasi
pendapat2 lainnya untuk siapa dan berapa jumlah sahabat yg tidak kafir)
Ya Alloh lindungilah kami
dari hal2 yg seperti itu….
———-
Padahal para Shahabat
Rosululloh adalah orang-orang yg ikhlash meneruskan da’wah Rosululloh dan
menjaga sunnah-sunnah beliau. Mereka saling bersatu, berkasih sayang, dan
saling menginginkan yg terbaik bagi satu sama lain (termasuk di dalamnya ‘Ali).
Saling menjaga silaturohim dan bukan orang yg haus akan kekuasaan.
Mereka dijamin oleh Alloh
dengan ridho-Nya sbgmana yg tercantum dalam banyak ayat Al-Qur’an, sehingga
ketika kita menyebut nama sahabat kita menambahnya mengatakannya dengan
Rodhiyalloohu ‘anhu.
Jadi kalau ada orang yg pokok
pembicaraannya seputar mendiskreditkan para sahabat, membuat opini-opini
negatif akan sahabat (terutama hal yg berkaitan dengan masalah Imamah ataupun
kekuasaan), mencaci maki para sahabat, maka hati-hatilah dengan orang itu.
Ditakutkan dia adalah syi’ah ataupun orang yg terpengaruh dengan Syi’ah.
Inilah mungkin hikmah juga
kenapa Rosululloh melarang kita menjelek-jelekkan sahabat, mudah bagi kita
untuk menindikasikan bahwa orang tsb adalah syi’ah dari melihat caranya
menjelek2kan sahabat.
Nabi Muhammad Shalalloohu Alaihi
wa Sallam bersabda: “Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku. Demi yang
jiwaku berada di Tangan-Nya, sekalipun salah seorang dari kalian berinfak emas
sebesar gunung Uhud, tetap tidak akan mencapai kebaikan salah seorang dari
mereka dan tidak pula separuhnya” (Muttafaqun Alaih)
3. Jargon mereka adalah,
mereka itu adalah “pencinta dan pembela Ahlul Bait”.
Mereka menganggap diri mereka
membela Ahlul Bait dengan alasan dan cara2 seperti pada point nomer 1 dan nomer
2 seperti yg saya sebutkan diatas.
Namun jargon palsu mereka itu
adalah bathil, karena mereka tidaklah memahami Ahlul Bait sebagaimana yg
dijelaskan oleh Rosululloh dalam Sunnahnya yg shohih. Mereka hanya membatasi
bahwa Ahlul Bait itu hanya dari keturunan Ali dan Fathimah dari jalur yg diteruskan
oleh Husain saja. Dan mereka menganggap IMAMAH itu diwariskan secara turun
temurun dari jalur itu saja.
Padahal dalam hadits2 shohih,
Ahlul Bait itu tidak hanya terbatas dari keturunan ‘Ali yg diteruskan dari
jalur Husain saja. Istri-istri Nabi termasuk ‘Aisyah itu adalah termasuk ahlul
bait, Keturunan dari keluarga Abbas juga termasuk Ahlul Bait, Keturunan dari
keluarga ‘Uqail, dan juga keturunan dari keluarga Hamzah.
Dan kita Ahlus Sunnah
mencintai ahlul Bait dan menghormatinya karena itu juga adalah wasiat dan
Sunnah Rosululloh dengan cara yg tidak berlebih-lebihan.
Mereka memiliki hak-hak dan
keistimewaan sendiri karena mereka memiliki hubungan kekeluargaan dengan
Rosululloh sbgmana yg ditetapkan oleh Rosululloh.
Namun jika mereka bermaksiat
ataupun menyalahi Sunnah, maka kitapun juga beramar ma’ruf nahi munkar juga
terhadap mereka. Karena Rosululloh sendiri berkata dalam hadits shohih “Sungguh
jika Fathimah binti Muhammad ini sampai mencuri, maka akan aku potong sendiri
tangannya”
——————–
Namun syi’ah tidak demikian
dalam memahami Ahlul Bait. Mereka hanya menganggap Ahlul Bait itu dari keluarga
Ali dengan jalur Husain saja. Bahkan jalur Hasan bin ‘Ali pun tidak mereka
anggap sebagai ahlul bait dan pewaris IMAMAH versi mereka.
Hatta walau Zaid bin Ali
Zainal Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Tholib, yg juga keturunan Husain pun
juga mereka tolak (ROFADH) karena beliau terang2an membela ABU BAKAR dan UMAR
guna membantah fitnah2 orang syi’ah yg mengatasnamakan ahlul bait itu. Oleh
karena itulah mereka disebut sebagai Syi’ah ROFIDHOH.
Dan nanti kalo berbicara
mengenai perpecahan di kalangan syi’ah dan jenis2 sekte mereka, maka akan
banyak dan panjang. Dan mereka sejak tiap ada keturunan baru, maka mereka
saling berpecah siapakah yg berhak untuk mendapatkan warisan IMAMAH itu.
Namun syi’ah yg ada sekarang
ini, yg terbanyak dan yg paling populer adalah SYI’AH ROFIDHOH ITSNA ASY’ARIYAH
(Syi’ah duabelas Imam).
Syi’ah itu secara historis
banyak cabangnya/sempalannya. Namun umumnya yg disebut sebagai SYI”AH di zaman
modern ini adalah SYI”AH ROFIDHOH ITSNA ASY’ARIYAH. Syi’ah inilah yg paling
banyak ada sekarang ini, sedangkan sempalan2 syi’ah yg lain umumnya minoritas
saja ataupun musnah hilang ditelan sejarah.
————
Klaim-klaim imam di atas
sebenarnya hanyalah klaim dari Syi’ah ROFIDHOH saja, sedangkan Ahlul Bait yg
dianggap sbg imam oleh mereka itu berlepas diri dari mereka.
Dan kita mencintai,
menghormati, serta menganggap mereka adalah Ahlus Sunnah. Riwayat-riwayat Ahlus
Sunnah akan biografi mereka jelas.
———–
Jadi kalau ada orang yg pokok
pembicaraannya seputar mencintai Ahlul Bait, membela Ahlul Bait, ataupun yg
semisalnya. Namun dengan pendefinisian Ahlul Bait yg tidak benar sebagaimana yg
sudah saya terangkan diatas.
Ataupun dengan kedok mencintai
dan membela Ahlul Bait guna membenarkan masalah Imamah dan mendapatkan
justifikasi untuk mencaci maki dan mendiskreditkan para shahabat sbgmana yg
saya sebutkan di point nomer 1 dan 2 diatas, Maka hati-hatilah dengan orang
itu. Ditakutkan dia adalah syi’ah ataupun orang yg terpengaruh dengan Syi’ah.
Selain point nomer 1, 2 dan 3
sebagaimana yg sebutkan di atas maka masih banyak lagi ciri2 lainnya. Namun
umumnya trigger/pemicunya atau latar belakangnya adalah dikarenakan 3 point
diatas tadi.
Sehingga Rules of thumb-nya
utk mengetahui orang itu syi’ah atau bukan itu sbnrnya mudah saja, kembalikan
lagi saja latar belakangnya dari tiga point diatas.
Seperti misal bisa saya
tambahkan lagi :
4. Mereka menganggap
Al-Qur’an yg ada sekarang tidak authentik, banyak ayat2 yg dihilangkan,
terutama berkaitan dengan imamah Ali ataupun wilayatul ‘ali.
Ayat-ayat tersebut diklaim
oleh mereka dihilangkan oleh rezim para shahabat yg berkuasa pada waktu itu.
Latar belakang point ini kembali juga kepada point 1, 2, dan 3 sbgmana yg
sebutkan sebelumnya. Mereka menganggap Al-Qur’an yg asli itu 3 kali lebih tebal
dari yg ada sekarang, dan sekarang masih dibawa dan disembunyikan oleh Imam
Mahdi.
5. Mereka memainkan Issue
masalah Imam Mahdi juga, karena Imam Mahdi adalah berasal dari Ahlul Bait dari
jalur Husain.
Namun Imam Mahdi yg mereka
fahami bukanlah sebagaimana yg diterangkan dalam Sunnah yg shohih. Mereka
melatarbelakangi imam Mahdi dengan 3 point landasan sentimen sbgmana yg saya
jelaskan sebelumnya.
6. Mereka menganggap
imam-imam pewaris IMAMAH mereka itu ma’shum. Perkataan mereka itu adalah dalil.
(mereka berlebihan dan salah dalam memahami ahlul bait. Point 3 ).
Sekedar tambahan lagi :
7. Umumnya combat tools
mereka yg lain, mereka umumnya bersembunyi di balik kedok manhaj tasawuf (Untuk
mencerminkan sbg orang yg bersih hatinya dan baik akhlaqnya) dan juga manhaj
filsafat logika dalam berargumen.
Mereka membenci periwayatan
hadits ataupun sanad-sanad. Oleh karena itu mereka lebih suka untuk lari
kedalam Tasawuf dan Filsafat.
Andaikata mereka menggunakan
hadits shohih pun, maka itu biasanya dipelintir pemahamannya ataupun
sepotong-sepotong, otak-atik gathuk dan ditambah 1000 kedustaan, untuk
membenarkan 3 point dasar sebagaimana yg saja jelaskan diatas.
Jadi jangan heran kalo
kadang2 mereka mengutip2 juga hadits2 shohih baik dari Bukhori, Muslim,
Tirmidzi, dll dan bahkan mengutip dari fathul bari’ ataupun perkataan imam2
Ahlus Sunhah yg lain untuk kemudian dipelintir sana kemari guna membenarkan
Tiga Landasan Dasar Mereka.
Jadi ingat juga salah satu
ciri kedok mereka : Menggunakan manhaj Tasawuf dan logika-Filsafat untuk
memahami dan menerangkan Diin. Dan juga memelintir-mlintir hadits shohih dan
perkataan imam Ahlus Sunnah dengan ditambahi 1000 kedustaan guna membenarkan
Ushuluts tsalatsah (3 Landasan pokok) mereka.
Tapi kadang ini umumnya ilmu
lapangan. Agak susah untuk mengetahui orang ini syi’ah atau hanya terpengaruh
saja kalo belum begitu jeli dan pengalaman akan logika mereka.
8. Mereka membolehkan Nikah
Mut’ah, dan bermain-main di seputar ketidaktahuan Ibnu Abbas Rodhiyalloohu
‘anhu bahwa Rosululloh sudah mengharamkan selama-lamanya.
Ini juga adalah salah satu
senjata mereka untuk melariskan dagangan mereka, yaitu dengan Zina yg berkedok
Nikah Mut’ah.
Ini hal yg wajar saja kok.
Children of god (salah satu sekte terlarang di kristen) juga menggunakan free
sex sbg bahan penglaris da’wah mereka.
9. Mereka membolehkan
Taqiyyah (menipu/berbohong) dan bahkan menganggap itu adalah bagian dari agama
mereka.
Mereka membolehkan dan
“Mensunnahkan” Taqiyyah untuk keperluan menggolkan da’wah ushuluts tsalatsah
(tiga landasan utama) mereka.
Khotimah :
Masih banyak lagi ciri-ciri
mereka.
Mungkin rekan2 yg lain di
sini bisa menambahkannya sendiri. Namun pada umumnya akan berputar ushuluts
tsalatsah atau tiga landasan pokok itu.
Sekian sedikit sharing dari
saya. ‘Afwan kalo kepanjangan namun
moga2 bisa dimengerti.