"Sangat Rasional Tindakan Saudi
Terhadap Qatar, Terbakar Muka Dan Hati Syi’ah-HTI-Sufier "
Qatar Pamerkan Hubungannya Dengan Rezim
Ekspansif Subversif Iran
Saya kira terjadi pemelintiran dan
framing besar besaran tentang hadits-hadits keutamaan bani Tamim, guna
dinisbatkan ke Qatar.
Maka dari itu perlu kiranya penjelasan
seputar syubhat ini.
Apakah orang orang pada tidak tahu, bahwa
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rohimahulloh itu juga berasal dari bani Tamim?
Dan dia dan keturunannya lah yang
kemudian bekerjasama dengan bani Saud, menyebarkan dakwah Tauhid yang murni,
sampai kemudian sampai berdirilah Kerajaan Saudi Arabia.
Keturunan Syaikh Muhammad bin Abdul
Wahhab yang ada di Saudi, yang biasanya bergelar Alusy Syaikh (keturunan
keluarga Syaikh) itu dari bani Tamim.
Dalam hadits hadits masalah prioritas
bani Tamim, sama sekali tidak ada bahwa bani Tamim yang dipuji itu adalah bani
Tamim yang memegang pemerintahan saja. Semuanya bersifat umum.
Maka dari itu, bahkan Saudi Arabia
dipegang oleh bani Saud dan didukung oleh para ulama dari bani Tamim keturunan
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, maka negeri Saudi juga mendapatkan prioritas
dari hadits tentang bani Tamim itu.
Bahkan jika kita lihat Perincian beberapa
hadits prioritas bani Tamim itu, disebutkan juga bahwa bani Tamim adalah yang
paling gigih dalam melawan Dajjal.
Kita mengerti bahwa Dajjal itu bisa masuk
ke berbagai wilayah di negara ini, kecuali Makkah dan Madinah.
Bahkan Qatar sekalipun bisa dimasuki
Dajjal.
Apa nasehat Rasulullah ketika bertemu
dengan Dajjal? Kita justru disuruh lari dan jangan coba coba berhadapan
langsung menghadapi fitnah Dajjal. Nanti kita akan ikut terbawa fitnah nya.
Di sinilah hadits hadits keutamaan Makkah
dan Madinah terjadi, kita disuruh untuk menyelamatkan diri ke Makkah dan
Madinah sambil gigih melawan fitnah Dajjal di sana.
Hingga kemudian turun Nabi Isa alaihis
salaam untuk membunuh Dajjal, dan kita keluar pertahanan kita bersama Imam
Mahdi untuk berperang melawan Dajjal.
Sekarang di manakah Mekkah dan Madinah
itu? Apakah di Qatar? Tidak! Di Saudi Arabia tentu saja.
Qatar justru sekarang malah makin dekat
dengan Iran, memiliki hubungan diplomatik juga dengan Israel. Yang mana Syi'ah
dan Yahudi itu adalah anak buah dan bala tentara Dajjal.
Namun sebenarnya kalau tidak untuk tujuan
membantah Framing Qatar dan bani Tamim itu, saya sebenarnya tidak ingin menulis
penjelasan "bani Tamim mana yang paling benar" ini.
Kenapa?
Karena hanya semata mata bani Tamim itu
bukan berarti jaminan aman dan pasti benar. Kita harus fair dengan dikembalikan
semuanya di atas syariat, dan tidak semata mata hanya semangat karena bani ini
dan bani itu.
Karena Rasulullah sendiri pernah berkata,
"Jika seandainya Fathimah (putri Rasulullah) ini mencuri, maka akan aku
potong tangan nya".
Padahal keturunan Rasulullah itu jauh
lebih mulia dari keturunan bani Tamim.
Terlebih lagi tahukah antum, Dzul
Khuwaisiroh sang nenek moyang Khowarij dan yang berani kurang ajar menuduh
Rasulullah tidak adil itu dari bani mana?
Ya, dari bani Tamim juga !!!
Maka dari itu kita nilai dan lihat
benar-benar berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah sesuai dengan berdasarkan
manhaj Salaf Ahlus Sunnah wal Jama'ah saja. Tidak semata mata hanya karena dari
bani ini dan bani itu.
Namun ini bukan berarti prioritas bani
Tamim itu tidak ada. Ya, ada secara umum. Namun bukan jaminan bahwa itu terjadi
tiap individu atau keturunan bani Tamim.
Buktinya Dzul Khuwaisiroh juga berasal
dari bani Tamim.
Jadi ada bani Tamim yang lurus, dan ada
juga yang menyimpang bahkan menjadi Khowarij yang kata Rasulullah adalah
seburuk buruk makhluk.
Sekarang kita lihat siapa yang melindungi
dan bekerjasama dengan para teroris, tokoh tokohnya, dan para takfiri? Yang
mendukung dan ikut membantu gelombang revolusi serta pemberontakan di negara
negara Timur Tengah, terutama waktu Arab Spring pada tahun 2011 itu.
Bani Tamim yang mana itu?
-------------
Oleh Akhi Kautsar Amru
ungarans.blogspot.co.id
Wahabi – Bani Tamim – Khawaarij - Dajjaal
Telah terkenal macam-macam tuduhan dari
kalangan ‘Aswaja’[1] terhadap Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab
rahimahullah sebagai Khawaarij dan pengikut Dajjaal. Itu hanya karena beliau
rahimahullah keturunan Bani Tamiim dan lahir di daerah Najd. Itulah ringkasan
konstruksi logika mereka.
Tentang masalah Najd, saya kira sudah
usai permasalahannya karena para ulama telah mendahului kita dalam
membahasnya.[2] Kemudian tentang masalah Bani Tamiim,.... orang-orang itu
mengatakan bahwa Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab lah (salah satu) yang
dimaksud keturunan bapak Khawaarij generasi pertama, Dzul-Khuwaishirah :
حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مُحَمَّدٍ،
حَدَّثَنَا هِشَامٌ، أَخْبَرَنَا مَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ أَبِي
سَلَمَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ، قَالَ: بَيْنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقْسِمُ، جَاءَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ ذِي الْخُوَيْصِرَةِ
التَّمِيمِيُّ، فَقَالَ: " اعْدِلْ يَا رَسُولَ اللَّهِ، فَقَالَ: وَيْلَكَ
وَمَنْ يَعْدِلُ إِذَا لَمْ أَعْدِلْ، قَالَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ: دَعْنِي
أَضْرِبْ عُنُقَهُ، قَالَ: دَعْهُ فَإِنَّ لَهُ أَصْحَابًا يَحْقِرُ أَحَدُكُمْ
صَلَاتَهُ مَعَ صَلَاتِهِ، وَصِيَامَهُ مَعَ صِيَامِهِ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ
كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ.........
Telah menceritakan kepada kami ‘Abdullah
bin Muhammad : Telah menceritakan kepada kami Hisyaam : Telah mengkhabarkan
kepada kami Ma’mar, dari Az-Zuhriy, dari Abu Salamah, dari Abu Sa’iid, ia
berkata : Ketika Nabi shallallaahu 'alaihi wa sallam sedang membagi (harta
rampasan), tiba-tiba ‘Abdullah bin Dzil-Khuwaishirah At-Tamiimiy datang, lalu
berkata : “Berbuat adillah wahai Muhammad !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : "Celaka engkau. Siapakah yang akan berbuat adil jika aku
tak berbuat adil ?". Mendengar itu ‘Umar bin Al-Khaththaab berkata :
“Ijinkanlah aku untuk memenggal lehernya !”. Beliau shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : "Biarkan saja ia, sebab ia mempunyai beberapa teman yang
salah seorang diantara kalian akan menganggap remeh shalatnya dibanding dengan
shalat orang itu, menganggap remeh puasanya dengan puasa orang itu. (Akan
tetapi) mereka keluar dari agama seperti anak panah keluar dari busurnya....”
[Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 6933].
Dalam lain riwayat disebutkan beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
إِنَّهُ يَخْرُجُ مِنْ ضِئْضِئِ هَذَا قَوْمٌ
يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ رَطْبًا لَا يُجَاوِزُ حَنَاجِرَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ
الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ .........
“Akan keluar dari keturunan orang ini
suatu kaum yang senantiasa membaca Al-Qur'an, namun tetapi tidak melewati
kerongongan mereka. Mereka keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah
dari busurnya……” [Diriwayatkanoleh Al-Bukhaariy no. 4351].
Jadi, dalil ini – kata ‘Aswaja’ – cukup
menjadi bukti bahwa Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy yang kelahiran Najd
adalah tersangka Khawaarij. Sekaligus, pengikut Dajjaal berdasarkan hadits :
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ،
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُسْهِرٍ، عَنْ الشَّيْبَانِيِّ، عَنْ يُسَيْرِ بْنِ
عَمْرٍو، قَالَ: سَأَلْتُ سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى
الله عليه وسلم يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ؟، فَقَالَ: " سَمِعْتُ هُوَ أَشَارَ
بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ، قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ،
لَا يَعْدُو تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ
مِنَ الرَّمِيَّةِ
Telah menceritakan kepada kami Abu bakr
bin Abi Syaibah : telah menceritakan kepada kami ‘Aliy bin Mushir, dari Syaibaaniy,
dari Yusair bin ‘Amr, ia berkata : Aku bertanya kepada Sahl bin Hunaif :
“Apakah engkau pernah mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan
tentang Khawaarij ?”. Ia menjawab : “Aku pernah mendengar beliau bersabda
sambil berisyarat dengan tangannya ke arah Timur : “Satu kaum yang membaca
Al-Qur’aan namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar
dari agama seperti keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan oleh
Muslim no. 1068].
حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا
يَحْيَى بْنُ حَمْزَةَ، حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ، عَنْ نَافِعٍ، عَنْ ابْنِ
عُمَرَ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: "
يَنْشَأُ نَشْءٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، كُلَّمَا
خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ "، قَالَ ابْنُ عُمَرَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : " كُلَّمَا خَرَجَ قَرْنٌ قُطِعَ
" أَكْثَرَ مِنْ عِشْرِينَ مَرَّةً، " حَتَّى يَخْرُجَ فِي عِرَاضِهِمُ
الدَّجَّالُ "
Telah menceritakan kepada kami Hisyaam
bin ‘Ammaar : Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Hamzah : Telah
menceritakan kepada kami Al-Auzaa’iy, dari Naafi’, dari Ibnu ‘Umar :
Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda : “Akan
tumbuh berkembang para pemuda yang membaca Al-Qur’an, namun tidak sampai
melewati tenggorokan mereka. Setiap muncul satu generasi akan tertumpas”. Ibnu
‘Umar berkata : Aku mendengar Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : “Setiap muncul satu generasi akan tertumpas – lebih dari dua puluh
kali kemunculannya – hingga Dajjaal keluar bersama pasukan mereka”
[Diriwayatkan oleh Ibnu Maajah no. 174; hasan].
Saya ajak rekan-rekan mencoba sedikit
kritis atas usaha keras mereka untuk memperoleh pembenaran itu…….
Tentang hadits Sahl bin Hunaif akan kemunculan
Khawaarij dari arah Timur [Muslim no. 1068], maka dalam riwayat lain disebutkan
bahwa arah Timur itu adalah ‘Iraaq :
حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ إِسْمَاعِيلَ، حَدَّثَنَا
عَبْدُ الْوَاحِدِ، حَدَّثَنَا الشَّيْبَانِيُّ، حَدَّثَنَا يُسَيْرُ بْنُ
عَمْرٍو، قَالَ، قُلْتُ لِسَهْلِ بْنِ حُنَيْفٍ: هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صلى
الله عليه وسلم يَقُولُ فِي الْخَوَارِجِ شَيْئًا؟، قَالَ: سَمِعْتُهُ يَقُولُ
وَأَهْوَى بِيَدِهِ قِبَلَ الْعِرَاقِ: " يَخْرُجُ مِنْهُ قَوْمٌ يَقْرَءُونَ
الْقُرْآنَ لَا يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ، يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ
السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ"
Telah menceritakan kepada kami Muusaa bin
Ismaa’iil : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-Waahid : Telah menceritakan
kepada kami Asy-Syaibaaniy : Telah menceritakan kepada kami Yusair bin ‘Amru,
ia berkata : Akubertanya kepada Sahl bin Hunaif : “Apakah engkau pernah
mendengar Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda tentang Khawaarij ?”.
Sahl berkata : “Aku pernah mendengar beliau bersabda sambil mengarahkan
tangannyake ‘Iraaq : “Akan keluar darinya satu kaum yang membaca Al-Qur’aan
namun tidak melebihi/melewati kerongkongan mereka. Mereka keluar dari Islam
seperti keluarnya anak panah dari busurnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
6934].
Apakah Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab dan
dakwahnya muncul dari ‘Iraaq ?.[3]
Seandainya kita katakana firqah Khawaarij
itu muncul dari ‘Iraaq berdasarkan hadits di atas, bukankah itu bisa dibenarkan
karena masyhuur dalam riwayat dan lisan para ulama firqah Khawaarij disebutkan
juga firqah Haruuriyyah ?. Disebut Haruuriyyah dikarenakan keluarnya mereka
pertama kali dari daerah Haruuraa’, satu tempat di dekat Kuufah di negeri
‘Iraaq [Maqaalaatul-Islaamiyyiin 1/207, Al-Farqu Bainal-Firaq hal. 75, dan
Syarh Shahiih Muslim lin-Nawawiy 7/170].
Sesuai dengan riwayat :
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سُلَيْمَانَ، حَدَّثَنِي
ابْنُ وَهْبٍ، قَالَ: حَدَّثَنِي عُمَرُ، أَنَّ أَبَاهُ حَدَّثَهُ، عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، وَذَكَرَ الْحَرُورِيَّةَ، فقال: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " يَمْرُقُونَ مِنَ الْإِسْلَامِ مُرُوقَ
السَّهْمِ مِنَ الرَّمِيَّةِ "
Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin
Sulaimaan : Telah menceritakan kepadaku Ibnu Wahb, ia berkata : Telah
menceritakan kepadaku ‘Umar, bahwasannya ayahnya menceritakan kepadanya, dari
‘Abdullah bin ‘Umar dan ia menyebutkan tentang Al-Haruuriyyah, lalu berkata :
Telah bersabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Mereka keluar dari Islam
seperti anak panah keluar dari busurnya” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no.
6932].
Apakah Bani Tamiim yang ada di Najd
Hijaaz itu tepat disebut Haruuriyyah ?. Sejak kapan Najd Hijaaz dinisbatkan
sebagai tempat kemunculan kelompok Haruuriyyah ?.
Kemudian,… perhatikan hadits berikut :
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ،
قَالَ: لَا أَزَالُ أُحِبُّ بَنِي تَمِيمٍ بَعْدَ ثَلَاثٍ سَمِعْتُهُ مِنْ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّىاللهُعَلَيْهِوَسَلَّمَ يَقُولُهَا فِيهِمْ: " هُمْ أَشَدُّ
أُمَّتِي عَلَى الدَّجَّالِ "، وَكَانَتْ فِيهِمْ سَبِيَّةٌ عِنْدَ
عَائِشَةَ، فَقَالَ: " أَعْتِقِيهَا، فَإِنَّهَا مِنْ وَلَدِ إِسْمَاعِيلَ
"، وَجَاءَتْ صَدَقَاتُهُمْ، فَقَالَ: " هَذِهِ صَدَقَاتُ قَوْمٍ أَوْ
قَوْمِي "
Dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu,
iaberkata : “Aku senantiasa mencintai Bani Tamiim setelah aku mendengar tiga
hal dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang berkata tentang mereka
: (1) Mereka adalah umatku yang paling keras permusuhannya terhadap Dajjaal;
(2) Ada seorang tawanan wanita dari kalangan mereka yang ada di sisi ‘Aaisyah,
lalu beliau bersabda : ‘Bebaskanlah ia karena ia merupakan keturunan
Ismaa’iil’; (3) Ketika datang shadaqah/zakat mereka, beliau bersabda : ‘Ini
adalah zakat kaumku” [Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 4366].
Jika mereka (baca : ‘Aswaja’) mengatakan
Muhammad bin ‘Abdul-Wahhaab adalah pengikut Dajjaal dengan alasan sekabilah
dengan gembong Khawaarij Dzulkhuwaishirah[4]; lantas,…… kenapa mereka tidak
menghubungkan realitas Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab keturunan Bani Tamiim
sebagai kaum yang paling keras perlawanannya terhadap Dajjaal berdasarkan
hadits Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas?.
Bahkan kalau mereka mau jujur, hadits Abu
Hurairah radliyallaahu ‘anhu di atas lebih pas karena langsung bicara tentang
keadaan Bani Tamiim di akhir jaman. Orang-orang Bani Tamiim justru menjadi
musuh besar Dajjaal. Adapun hadits Dzulkhuwaishirah sebenarnya tidak bicara
tentang BaniTamiim, akan tetapi hanya menjelaskan awal kemunculan paham
Khawaarij dari Dzulkhuwaishirah dan akan muncul orang-orang yang akan mengikuti
pemahamannya dan shahabat-shahabatnya.
Al-Khaththaabiy rahimahullah berkata :
الضئضئ الأصل يريد أنه يخرج من نسله الذين هو
أصلهم أو يخرج من أصحابه وأتباعه الذين يقتدون به ويبنون رأيهم ومذهبهم على أصل
قوله
“Makna dli’dli’ adalah asal. Beliau
shallallaahu ‘alaihi wa sallam bermaksud bahwa akan keluar dari keturunannya
orang-orang yang ia (Dzulkhuwaishirah) menjadi bibit awal mereka, atau akan
keluar dari sahabatnya atau pengikutnya yang mengikutinya dan membangun
pemikiran dan madzhabnya atas dasar asal ucapannya” [selesai].
Jadi, Khawaarij itu – menurut penjelasan
beliau – tidak mesti terikat dengan hubungan keturunan atau kabilah atau
semisalnya. Orang-orang Khawaarij itu tidak mesti berasal dan berkembang dari
Bani Tamiim, meski awal munculnya dari Dzulkhuwaishirah At-Tamiimiy. Ia dapat
berkembang dari orang-orang yang mengikuti pemikirannya atau pengikut-pengikutnya.
Sudah terkenal bahwa banyak gembong Khawaarij (Haruuriyyah) yang melawan ‘Aliy
radliyallaahu ‘anhu bukan termasuk kalangan Bani Tamiim.
Mana yang lebih sesuai diterapkan pada
Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy rahimahullah jika dikaitkan dengan
dalil?. Jawablah yang jujur.
Dengan mengikuti logika mereka, apapun
itu, tidak bisa Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy dikaitkan dengan
Dajjaal berdasarkan alasan karena ia berasal dari Bani Tamiim.
Walhasil, dapat kita lihat bagaimana kegagalan
mereka dalam berdalil untuk menuduh Muhammad bin ‘Abdil-Wahhaab At-Tamiimiy
sebagai Khawaarij dan pengikut Dajjaal.
Wallaahul-musta’aan.
[abul-jauzaa’ – perumahan ciomas permai,
ciapus, ciomas, bogor – 23101434/31082013 – 15:00 - edit tanggal 07092013,
01:51 dengan penambahan riwayat Al-Bukhaariy dalam Shahiih-nya no. 6932].
[1] Aseli Warisah Tanah Djawa ?
[2]
Silakan baca serial artikel :
[3]
Disebutkan dalam satu riwayat :
عَنِ ابْنِ طَاوُسٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ كَعْبٍ،
قَالَ: " يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنَ الْعِرَاقِ "
Dari Ibnu Thaawuus, dari ayahnya, dari
Ka’b, ia berkata : “Dajjaal keluar dari ‘Iraaq” [Diriwayatkan oleh Ma’mar dalam
Jaami’-nya no. 20830; shahih].
Apakah perkataan Ka’b ini cocok
dinisbatkan kepada BaniTamiim yang ada di Najd Hijaaz ?. Bahkan ini lebih cocok
dengan hadits tanduk setan yang menjelaska nmakna Najd sebagai ‘Iraaq.
[4]
Padahal cara penyimpulan ini sangat lucu, kalau tidak boleh dikatakan
konyol.