Kepada Ikatan Alumni Syam Indonesia
(Alsyami), Arrahmahnews Dan Media Rafidhah Lainnya , Silahkan Bantah Ratusan
Artikel Dibawah Ini Secara Ilmiyah, Sistematis Dengan Counter Data Yang
Rasional ! Propaganda Pendukung Rafidhah Bashar Assad Dimedsos Tidak
Berkualitas (Sampah).
Kondisi Suriah Saat Ini, Hampir Sama
Dengan Yang Dialami Syaikhul Islam Di Zamannya, Musuh Kembali Bersekutu, Sejak
Dari Bangsa Mongol (Tar Tar), Berbagai Suku Turki, Persia, Orang-Orang Sejenis
Dengan Mereka Yang Murtad, Dari Kalangan Kristen Armenia Dan Lain-Lain.
Masa Depan Suriah Dalam Skenario Rusia:
Bukan Negara Arab Maupun Muslim
Bocoran dokumen yang dirancang Kremlin
untuk Konstitusi baru Suriah tersebar di dunia maya. Dalam rancangan tersebut,
negara Suriah bukan negara Arab maupun Muslim. Rancangan konstitusi tersebut
diserahkan kepada perwakilan Bashar Al Asad maupun pihak oposisi.
Dokumen berisi 27 pasal yang merupakan
perubahan dari konstitusi sebelumnya, terutama dalam kaitannya dengan identitas
negara. Suriah tidak lagi disebut sebagai Republik Arab Suriah, namun dalam
konstitusi baru hanya disebut Republik Suriah, menghapus identitas Arab dari
nama negara.
Konstitusi yang diserahkan Rusia juga
menyebutkan Suriah sebagai Republik “sekuler dan demokratis”, dan
menghapus pasal sebelumnya yang menjadikan hukum Islam sebagai fondasi
peraturan yang berlaku.
Jika sebelumnya, presiden harus beragama
Islam sebagai wakil mayoritas rakyat Suriah, maka ketentuan tersebut
dihapuskan.
Apa yang tampak sebagai serangan lebih
jauh terhadap mayoritas penduduk Arab, konstitusis tersebut juga menyerukan
adanya otonomi di wilayah-wilayah yang dikendalikan etnik Kurdi serta
mensejajrkan bahasa Arab dan Kurdi, meskipun penduduk Kurdi merupakan etnik minoritas.
Menurut dokumen tersebut, pemerintah di
Suriah tidak lagi menjadi pemerintahan sentralistik di Damaskus dan akan
diwujudkan oleh parlemen yang terdiri atas pemerintahan regional provinsi yang
terdesentralisasi.
Draft konstitusi ini jika terbukti asli
jelas akan menyulut oposisi Suriah yang hanya akan melihat
Suriah “baru” sama dengan negara-negara boneka era Soviet
ketimbang sebagai negara yang merdeka dan berdaulat. Rancangan ini juga akan
menyulitkan rejim Assad karena dituduh mengkhianati identitas Arab dan
menjadikan Suriah dibawah kendali Rusia, yang kini banyak dilihat sebagai
kekuatan imperialis baru.
Bantu Syiah Assad, Rusia Minta Hapus
Pendidikan Agama Islam dan Kata “Arab” dari Suriah
Seorang sumber anggota Parlemen Suriah
mengungkapkan adanya permintaan Rusia untuk menghapus kurikulum pendidikan
agama di Suriah, dan menggantikannya dengan mata pelajaran akhlak.
Nabil Saleh mengatakan bahwa, Parlemen
Suriah saat ini membahas sejumlah amandemen konstitusi baru usulan dari
pemerintah Rusia. Selain mengajukan penghapusan mata pelajaran agama, Rusia
juga meminta menghapus nama Arab dari nama Negara Suriah, yaitu dari Republik
Arab Suriah menjadi Republik Suriah.
Nabil menambahkan bahwa, pemerintah
Kremlin juga meminta untuk menghapus kata Allah dari pernyataan sumpah resmi
negara. Hal tersebut merupakan permintaan pertama Rusia untuk mengubah
konstitusi Negara Suriah setelah pembangunan pangkalan militer di kota Hummaim.
Kini Turki Secara Telanjang Mendukung
Assad
si Pembantai Suriah
si Pembantai Suriah
Meskipun sebelumnya memposisikan dirinya
sebagai pendukung rakyat Suriah dalam melawan Assad, Erdogan kini mengungkapkan
dukungan sesungguhnya bagi Rusia dan Suriah sesuai dengan rencana Amerika untuk
wilayah itu. Reuters melaporkan:
“Rusia mengatakan bahwa pesawat-pesawat
tempurnya telah bergabung dengan jet-jet Turki untuk pertama kalinya pada hari
Rabu dengan menargetkan ISIS yang menguasai kota al-Bab di Suriah utara, yang
menunjukkan bukti kerjasama yang semakin erat antara Moskow dan Ankara.”
Dan saat ini, Turki tanpa malu-malu
secara terbuka mendukung Assad; menurut Reuters, pada hari Jumat:
“Turki tidak bisa lagi bersikeras
meloloskan sebuah resolusi atas konflik di Suriah tanpa keterlibatan Presiden
Bashar al-Assad, karena situasi di lapangan telah berubah secara
dramatis", kata Wakil Perdana Turki Menteri Mehmet Simsek, pada hari Jumat.
Turki telah lama bersikeras bahwa Assad
harus hengkang agar perdamaian yang berkelanjutan bisa dicapai di Suriah.
Tetapi negara itu tidak ngotot sejak pemulihan hubungan yang baru dengan Rusia,
yang mendukung para pemimpin Suriah, menjelang pembicaraan damai yang
direncanakan di Kazakhstan minggu depan.
“Berkaitan dengan posisi kami pada Assad,
kami kira rakyat Suriah yang menderita, jelas menyalahkan Assad. Tapi kita
harus pragmatis, dan realistis, “kata Simsek pada sebuah diskusi panel mengenai
Suriah dan Irak dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos.”
Setiap penguasa kita, pada gilirannya
mengkhianati kesetiaan sejati, dan bukan kepada rakyat mereka sendiri. Erdogan
tidak membawa apapun bagi umat Islam kecuali peperangan dan kehancuran dan
melanjutkan rencana imperialis kafir Barat.
Setelah Resolusi Astana, Turki Secara
Terbuka
Dukung Assad di Suriah
Dukung Assad di Suriah
Meskipun sebelumnya memposisikan dirinya
sebagai "pendukung" rakyat Suriah dalam melawan Assad, Erdogan kini
mulai terbuka dengan mengungkapkan dukungan sesungguhnya bagi Rusia dan Suriah.
"Rusia mengatakan bahwa
pesawat-pesawat tempurnya telah bergabung dengan jet-jet Turki untuk pertama
kalinya pada hari Rabu dengan menargetkan IS yang menguasai kota al-Bab di
Suriah utara, yang menunjukkan bukti kerjasama semakin erat antara Moskow dan
Ankara.", Reuters melaporkan.
Yang pada akhirnya, Turki tanpa malu-malu
secara terbuka mendukung Assad dalam permasalahan konflik di suriah.
"Turki tidak bisa lagi bersikeras
meloloskan sebuah resolusi atas konflik di Suriah tanpa keterlibatan Presiden
Bashar al-Assad, karena situasi di lapangan telah berubah secara
dramatis", kata Wakil Perdana Turki Menteri Mehmet Simsek, kepada Reuters
pada Jumat (3/1/2017).
Turki telah lama bersikeras bahwa Assad
harus hengkang agar perdamaian yang berkelanjutan bisa dicapai di Suriah. Akan
tetapi, semenjak pemulihan hubungan yang baru dengan Rusia, yang mendukung para
pemimpin Suriah ketika pertemuan di Astana, Turki mulai menampakkan
kemunafikannya.
"Berkaitan dengan posisi kami pada
Assad, kami kira rakyat Suriah yang menderita, jelas menyalahkan Assad. Tapi
kita harus pragmatis, dan realistis", kata Simsek pada sebuah diskusi
panel mengenai Suriah dan Irak dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos.
Kali ini, semakin jelaslah drama picisan
yang dimainkan oleh Erdogan, tak cukup hanya membantu koalisi salibis, sekarang
ia mulai fase baru dengan membantu Assad dalam menghancurkan umat
Islam. [BNQ/RTR]
Turki: Tak Realistis Kesampingkan Assad
dari Kesepakatan Suriah
dari Kesepakatan Suriah
Turki menunjukkan dukungannya terhadap
kehadiran Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam kesepakatan soal Suriah. Turki
mengatakan bahwa tidak lagi realistis untuk menuntut solusi dari konflik Suriah
tanpa Presiden Bashar al-Assad.
Ankara mengakui jika tahun lalu Assad
adalah seorag diktator di Suriah. Tapi ini untuk pertama kalinya seorang
pejabat senior Turki secara terbuka mengatakan tidak realistis untuk bersikeras
mengesampingkan pemimpin yang diperangi itu untuk sebuah solusi.
"Kami harus pragmatis, realistis.
Fakta-fakta di lapangan telah berubah secara dramatis," kata Wakil Perdana
Menteri Turki Mehmet Simsek pada Forum Ekonomi Dunia di Davos.
"Turki tidak bisa lagi bersikeras
penyelesaian Suriah tanpa Assad. Hal ini tidak realistis," imbuhnya
seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (21/1/2017).
Turki, kritikus vokal terhadap Assad,
telah mendukung pemberontak oposisi Suriah berjuang untuk penggulingan sejak
konflik yang kompleks itu dimulai dengan demonstrasi anti-pemerintah pada Maret
2011.
"Sejauh posisi kami yang dipusatkan
terhadap Assad, kami berpikir jika penderitaan dan tragedi rakyat Suriah secara
jelas harus disalahkan kepada Assad," tegasnya.
Di Davos, Simsek mengatakan harus ada
awal di Astana untuk memastikan konflik berhenti. Turki dan Rusia menginisiasi
pembicaraan intra Suriah di Ibu Kota Kazakhstan Astana.
"Untuk saat ini setidaknya
pertempuran telah berhenti, itu sangat, sangat kritis karena itu menjadi awal
mula bagi segalanya. Itu adalah proses untuk memastikan kita telah
menerjemahkan jeda menjadi gencatan senjata, dan kemudian tentu saja
pembicaraan biasa, yaitu menyelesaikan konflik," tukasnya.
Jangan Terpedaya "Gema Islam"
Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan
Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams
(Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah
Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah
Fakta-Fakta Dibawah.
Konferensi Sochi, Manifestasi Kesepakatan
Busuk Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia), Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk
Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir Kekuatan Oposisi Paling Dominan
(Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang
Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter Serangan Ke Afrin.
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al
Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir
Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa
Dipercaya ?
Kenapa Erdogan Lembek (Tak Berdaya) Di
Ghouta ? Karena Zona 'De-Eskalasi ' Jahat (Licence To Kill) Dan Barter Afrin
Dengan Dua Penjahat Perang, Putin (Komunis Rusia) Dan Hassan Rouhani
(Majusyi’ah Iran). Mereka Ekspansionis Non Arab Di Bumi Syam Seperti Bangsa
Tartar.