Dunia Diciptakan Karena Nur (Cahaya) Nabi Mhuhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam?
Ustadz DR Ali Musri Semjan Putra MA.
Proses tashfiyah dan tarbiyah , pemurnian
ajaran Islam dan mendidik umat dengan ajaran yang sesuai dengan syariat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , harus tetap menjadi langkah acuan dalam
mendakwahkan Islam. Hal ini dikarenakan masih ada keyakinan-keyakinan tidak
benar yang merasuki kalbu umat. Bak rumah yang berpondasi rusak, maka aqidah
yang tidak sesuai dengan ajaran Nabi ini pun akhirnya merusak umat dan berperan
besar dalam menimbulkan perpecahan demi perpecahan. Di antara aqidah yang
diyakini kebenarannya, padahal merupakan aqidah yang salah, aqidah Nur Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
HAKIKAT AQIDAH NUR MUHAMMAD
Di antara keyakinan keliru yang digagas
oleh aqthâb (tokoh) Sufi, disebarkan dan dibela oleh mereka, aqidah Nur
Muhammad. Mereka pun membakukan ushul (landasan-landasan) untuk membenarkan
aqidah ini dalam kitab-kitab yang mereka tulis dan dalam syair-syair mereka
susun. Hanya, meski cukup terkenal aqidah ini, namun para Ulama mereka belum
satu kata dalam mendefinisikannya secara detail dan jelas. Masing-masing
menyampaikannya sesuai dengan perasaan dan apa yang terbetik pada firasatnya
(?!).
Mereka mengatakan, “(Yang dimaksud Nur
Muhammad) bahwa Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam diciptakan dari
cahaya, dan yang pertama kali diciptakan oleh Allâh Azza wa Jalla adalah cahaya
Muhammad; dan bumi seisinya diciptakan karena Rasûlullâh, kalaulah tidak ada
beliau, maka bumi tidak akan pernah ada dan diciptakan”
Yûsuf Ismâil an-Nabhâni salah satu
pembela ideologi ini menjelaskan makna istilah yang aneh ini dengan berkata,
“Ketahuilah, bahwasannya tatkala kehendak al-Haq (Allâh) berhubungan dengan
penciptaan para makhluk-Nya, Allâh Azza wa Jalla telah menampakkan haqiqat
Muhammad dari cahaya-cahaya-Nya, kemudian dengan sebabnya tersingkaplah seluruh
alam dari atas hingga bawahnya …….kemudian terpancarlah darinya sumber ruh-ruh,
sedangkan dia (Muhammad) merupakan jenis (ruh) yang paling tinggi di atas
segala jenis dan sebagai induk terbesar bagi seluruh makhluk yang ada.” [1]
Ini mengandung pengertian bahwasanya
Allâh Azza wa Jalla menciptakan Muhammad dari cahaya-Nya dan bahwa Dia Azza wa
Jallamenciptakannya sebelum penciptaan Adam, bahkan sebelum menciptakan seluruh
alam. Dan bahwa segala sesuatu diciptakan dari cahaya Muhammad.
Salah satu dari tokoh mereka juga
mengatakan, “Kalaulah tidak ada dia (Muhammad), matahari, bulan… bintang, lauh,
dan Qolam tidak akan pernah diciptakan”.[2]
MELURUSKAN AQIDAH NUR MUHAMMAD
Apa yang mereka sampaikan di atas, adalah
anggapan-anggapan yang batil dan pernyataan-pernyataan yang tidak memiliki
bukti (dasar) dari al-Qur`ân maupun Hadits Nabi yang shahih. Dan tatkala mereka
dimintai dalil yang shahih dan jelas serta tidak kontradiktif dengan nash-nash
yang ada, mereka malah berhujjah dengan hadits-hadits yang seluruhnya
berderajat maudhû (palsu). Di antaranya:
لَوْلَاكَ مَا خُلَقَتِ الْأَفْلاَكُ
Kalau tidak ada kamu, bintang-bintang
tidak diciptakan [3]
كُنْتُ نَبِياًّ وَلاَ آدَمَ وَلاَ مَاءَ وَلاَ
طِيْنَ
Aku menjadi nabi, sedang Adam, air dan
tanah belum ada [4]
إِنَّهُ كَانَ نُوْرًا حَوْلَ الْعَرْشِ فَقَالَ
: يَا جِبْرِيْلُ: أَنَا كُنْتُ ذَلِكَ النُّورَ
Sesunggunya dia (Muhammad) dulu adalah
cahaya yang ada di sekeliling Arsy. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Jibril,
aku dulu adalah cahaya itu” [5]
Hadits-hadits ini berderajat palsu,
sementara sanad (para perawi yang meriwayatkannya) dan matannya (teks
haditsnya) pun munkar. Sungguh aneh, mereka menggunakan hadits-hadits palsu ini
untuk menguatkan aqidah Nur Muhammad, padahal mereka mengatakan tidak bolehnya
menggunakan hadits Ahad sebagai hujjah dalam masalah aqidah, walaupun terdapat
dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim !!! Apakah pantas hadits-hadits
seperti ini dijadikan hujjah (dasar) dalam agama?! Bagaimana mereka bisa
menggunakan hadits-hadits tersebut sebagai hujah padahal bertentangan dengan
firman Allâh Azza wa Jalla ;
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku [ad-Dzâriyât/51:56]
Sungguh Allâh Azza wa Jalla telah
menjelaskan dalam ayat ini bahwa Dia Azza wa Jalla tidak menciptakan jin dan
manusia seluruhnya termasuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali
untuk tujuan ibadah kepada-Nya saja. Tujuan mengadopsi kesesatan ini, agar
mereka dapat menghilangkan makna tauhid. Bagaimana bisa khurofat ini melekat
pada sebagian akal kaum Muslimin, seolah-olah mereka belum pernah membaca ayat
di atas. Mungkin saja, karena kebodohan (tentang agama) yang terlalu parah
telah bermain pada akal mereka.
Tentang keyakinan mereka bahwa Nabi
Muhammad berasal dari cahaya, bukan seperti manusia dalam hal penciptaannya,
keyakinan tersebut bertentangan dengan nash-nash yang telah ada dalam
al-Qur`ân, seperti firman Allâh Azza wa Jalla :
قُلْ سُبْحَانَ رَبِّي هَلْ كُنْتُ إِلَّا
بَشَرًا رَسُولًا
Katakanlah, “Maha suci Rabbku, bukankah
aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” [al-Isrâ/16:93]
Dan juga menyelisihi firman Allâh Azza wa
Jalla berikut yang menyatakan adanya nabi dan rasul sebelum beliau:
قُلْ مَا كُنْتُ بِدْعًا مِنَ الرُّسُلِ
Katakanlah, “Aku bukanlah rasul yang
pertama di antara rasul-rasul”. [al-Ahqâf/46:9]
Barangsiapa yang mengingkari Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai manusia dan meyakininya berasal
dari cahaya yang tidak memiliki bayangan, sungguh orang tersebut telah menghina
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal ia menginginkan untuk
mengagungkan beliau.
Syaikh Ibnu Bâz rahimahullah berkata tentang
aqidah Nur Muhammad, “Sehubungan dengan perkataan sebagian manusia dan khurofi,
serta kalangan Sufi bahwa ‘beliau (Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
) diciptakan dari cahaya’ atau ‘yang pertama kali diciptakan adalah cahaya
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam , ini semua kabar (riwayat) yang tidak
ada asalnya, seluruhnya kebatilan, merupakan berita palsu yang tidak ada
dasarnya (sama sekali) sebagaimana telah disebutkan di muka”.
Beliau rahimahullah mengatakan,
“(Pernyataan) bahwa dunia diciptakan karena (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi
wa sallam , kalau tidak ada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam maka dunia
tidak akan pernah ada, juga tidak akan diciptakan makhluk (lainnya), ini
merupakan kebatilan, tidak ada asalnya, ini perkataan yang rusak. Allâh Azza wa
Jalla menciptakan dunia agar Dia k dikenal, diketahui dan diibadahi (oleh
makhluk, manusia). Allâh Azza wa Jalla menciptakan dunia dan seluruh makhluk
agar dikenal melalui nama-nama dan sifat-sifat-Nya, kekuasaan dan ilmu-Nya,
agar ibadahi, tidak ada sekutu bagi-nya, bukan karena (Nabi) Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam , (Nab) Nuh Alaihissalam, ataupun (Nabi) Isa
Alaihissallam maupun karena nabi lainnya. Allâh menciptakan seluruh makhluk
agar mereka beribadah kepada-Nya. Allâh berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا
لِيَعْبُدُونِ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku [ad-Dzâriyât/51:56]
Di sini, Allâh Azza wa Jalla menjelaskan
bahwa Dia menciptakan mereka agar beribadah kepada-Nya, bukan karena Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa
sallam termasuk dalam kandungan ayat di atas, diciptakan untuk beribadah
kepada-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allâh Azza wa Jalla :
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
Dan sembahlah Rabbmu sampai datang
kepadamu yang diyakini (ajal) [al-Hijr/15:99]
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ
الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ
اللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ
عِلْمًا
Allâh-lah yang menciptakan tujuh langit
dan seperti itu pula bumi. Perintah Allâh berlaku padanya, agar kamu mengetahui
bahwasanya Allâh Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Sesungguhnya Allah
ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu [ath-Thalâq/65:12]
Allâh Azza wa Jalla berfirman:
وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَالْأَرْضَ وَمَا
بَيْنَهُمَا بَاطِلًا
Dan kami tidak menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah [Shâd/38:27]”
Beliau rahimahullah juga mengatakan: “Ini
semua yang engkau dengar (ada di tengah masyarakat) merupakan kebatilan, tidak
ada dasarnya sama sekali (dalam Islam), Allâh Azza wa Jalla tidak menciptakan
makhluk, tidak jin, manusia, langit dan bumi dan makhluk lainnya bukan lantaran
Muhammad, bukan juga karena rasul yang lain. Akan tetapi, menciptakan semua
makhluk dan dunia untuk tujuan agar Allâh Azza wa Jalla diibadahi dan menjadi
sarana mengenal nama-nama dan sifat-sifat-Nya”[6].
Dengan demikian, sudah jelas,
penyimpangan aqidah Nur Muhammad yang diyakini oleh sebagian orang (kaum Sufi).
Sebuah keyakinan yang tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada umat
Islam. Maka, harus disingkirkan jauh-jauh dari umat Islam.
Wallâhu a’lam
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi
021Tahun XV/1432H/2011. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl.
Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax
0271-858196]
_______
Footnote
[1]. Al-Anwâr al-Muhammadiyyah hlm. 9
[2]. Tanbîhul Hudzdzâq hlm. 27, nukilan
dari Huqûqin Nabiyyi , DR. Muhammad Khalîfah at-Tamîmi, 2/714
[3]. As-Silsilah adh-Dha’îfah hadits no.
282
[4]. As-Silsilah adh-Dha’îfah hadits no.
303
[5]. As-Silsilah adh-Dha’îfah hadits no.
1/474
[6]. Fatâwa Nûr ‘ala ad-Darb 1/96-100
Dunia
Diciptakan Karena Nur Muhammad ?
Proses tashfiyah dan tarbiyah, permunian
islam dan mendidik ummat dengan ajaran yang sesuai dengan ajaran syariat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, harus tetap menjadi langkah acuan dalam
mendakwahkan islam. Hal ini dikarenakan masih ada keyakinan-keyakinan tidak
benar yang merasuki kalbu umat. Bak rumah yang berpondasi rusak, maka aqidah
yang tidak sesuai dengan aqidah Nabi ini pun akhirnya merusak umat dan berperan
besar dalam menimbulkan perpecahan demi perbecahan. Di anatara aqidah yang
diyakini kebenarannya, padahal merupakan aqidah yang salah, adalah aqidah Nur
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
HAKIKAT AQIDAH NUR MUHAMMAD
Di antara keyakinan keliru yang digagas
olehAqthab (tokoh Sufi), disebarkan dan dibela oleh mereka, adalah aqidah
Nur Muhammad. Merekapun membagukan ushul (landasan-landasan) untuk membenarkan
aqidah ini dalam kitab-kitab yang mereka tulis dan dalam syiar-syiar yang
mereka susun. Hanya, meski cukup terkenal aqidah ini, namun para ulama’ mereka
belum satu kata dalam mendefinisikannya secara detail dan jelas. Masing-masing
menyampaikannya sesuai dengan perasaan dan apa yang terbetik pada firasatnya
(?!).
Mereka mengatakan, “(yang dimaksud Nur
Muammad) bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, diciptakan dari
cahaya, dan yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah Cahaya Miuhammad;
dan bumi seisinya diciptakan karena Rasulullah, kalau tidak ada beliau, maka
bumi tidak akan pernah ada dan diciptakan”. Yusuf ismail an-Nabhani salah satu
pembela ideologi ini menjelaskan makna istilah yang aneh ini dengan berkata,
“Ketahuilah, bahwasanya tatkala kehendak al-Haq (Allah) berhubungan dengan penciptaan
para mahluk-Nya, Allah telah menampakkan haqiqat Muhammad dari
cahaya-cahaya-Nya, kemudian dengan sebabnya tersingkaplah seluruh alam dari
atas hingga bawahnya ……………kemudian terpancarlah darinya sumber ruh-ruh,
sedangkan dia (Muhammad) merupakan jenis (ruh) yang paling tinggi diatas segala
jenis dan sebagai induk terbesar bagi seluruh mahluk yang ada". Ini
mengandung pengertian bahwasanya Allah menciptakan Muhammad dari cahaya-Nya dan
bahwa Dia Azza wa Jalla menciptakannya sebelum penciptaan Adam, bahkan sebelum
menciptakan seluruh alam. Dan bahwa segala sesuatu diciptakan dari cahaya
Muhammad. Salah satu dari tokoh mereka juga mengatakan, “Kalaulah tidak ada dia
(muhammad), matahari, bulan….. bintang, lauh dan qolam tidak akan pernah
diciptakan”.
HAKIKAT AQIDAH NUR MUHAMMAD
Apa yang mereka sampaikan diatas, adalah
anggapan-anggapan batil dan pernyatan-pernyatan yang tidak memiliki bukti
(dasar) dari al-Qur’an maupun Hadits Nabi yang shahih. Dan tatkala mereka
dimintai dalil yang shahih dan jelas serta tidak kontradiktif dengan nash-nash
yang ada, mereka malah berhujjah dengan hadits-hadits yang seluruhnya
berderajat maudhu (palsu). Diantaranya:
1.Kalau tidak ada kamu, bintang-bintang
tidak aku ciptakan.
2.Aku menjadi Nabi, sedang adam, air dan
tanah belum ada.
3.Sesungguhnya dia (Muhamnad) dulu adalah
cahaya yang ada disekeliling Arsy. Kemudian beliau bersabda: ‘Wahai Jibril, aku
adalah cahaya itu.
Hadits-hadits ini berderajat PALSU, sementara
sanad (para perawi yang meriwayatkannya) dan matannya (teks haditsnya)pun MUNKAR, Sungguh
aneh, mereka menggunakan hadits-hadits palsu ini untuk menguatkan aqidah Nur
Muhammad. Apakah pantas hadits-hadits seperti ini dijadikan hujjah (dasar) dalam
agama?! Bagaimana mereka bisa mengunakan hadits-hadits tersebut sebagai hujjah
padahal bertentangan dengan firman Allah Azza wa Jalla, yang artinya “Dan
aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku”.(Qs.ad-Dzariyat/51:56) Sungguh allah Azza wa Jalla telah menjelaskan
dalam ayat ini bahwa Dia Azza wa Jalla tidak menciptakan jin dan manusia
seluruhnya termasuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuuali untuk
tujuan Ibadah kepada-Nya saja. Mereka mengadopsi kesesatan ini, agar dapat
menghilangkan makna tauhid. Bagaimana bisa khurofat ini melekat pada sebagian
akal kaum muslimin, seolah-olah mereka belum pernah membaca ayat diatas.
Mungkin saja, karena kebodohan (tentang agama) yang terlalu parah telah
mempermainkan akal mereka.
Tentang keyakinan mereka bahwa Nabi
Muhammad berasal dari Cahaya, bukan seperti manusia dalam hal penciptaannya,
keyakinan tersebut bertentangan dengan nash-nash yang telah ada dalam al-Qur’an
, seperti firman Allah Azza wa Jalla yang artinya “Katakanlah, maha suci
Rabbku, bukankah aku ini seorang manusia yang menjadi rasul?”.(Qs.
al-Isra/16:93) dan firman-Nya “Katakanlah, aku bukanlah rasul yang pertama
diantara rasul-rasul”.(Qs. al-Ahqaf/46:9) Barang siapa yang mengingkari Nabi
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai manusia dan meyakini berasal
dari cahaya yang tidak memiliki bayangan, sungguh orang tersebut telah menghina
Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, walaupun sebenarnya ia ingin
mengagungkan beliau. Syaikh Ibnu Baz Rahimahulloh berkata tentang
aqidah Nur Muhammad, “sehubungan dengan perkatan sebagian orang dan khurofi,
serta serta kalangan shufi bahwa beliau (Nabi Muhammad diciptakan dari cahaya
atau yang pertama kali di ciptakan adalah Cahaya Muhammad, ini semua kabar
(riwayat) yang tidak ada dasarnya sama sekali sebagaimana yang telah disebutkan
dimuka”.
Beliau juga mengatakan, “(pernyataan)
bahwa dunia diciptakan karena (Nabi) Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
kalau tidak ada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka dunia tidak akan
pernah ada, juga tidak akan diciptakan mahluk lainnya, ini merupakan kebatilan,
tidak ada asalnya, ini perkataan yang rusak. Allah Azza wa Jalla menciptakan
dunia agar Dia dikenal, diketahui dan diibadahi (oleh mahluknya (manusia).
Allah Azza wa Jalla menciptakan dunia dan seluruh mahluk agar dikenal melaui
nama-nama dan sifat-sifat-Nya, kekuasaan dan ilmu-Nya, agar diibadahi, tidak
ada sekutu bagi-Nya. Allah menciptakan seluruh mahluk agar mereka beribadah
kepada-Nya. Allah berfirman, “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.(Qs.ad-Dzariyat/51:56).
Disini Allah menjelaskan bahwa Dia
menciptakan mereka agar beribadah kepada-Nya,bukan karena Nabi Muhammad. Nabi
Muhammad termasuk dalam kandungan ayat diatas, diciptakan untuk beribadah
kepada-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla, “Dan sembahlah
Rabbmu sampai datang kepadamu yang diyakini (Ajal)”.Qs. al-hijr/15:99.“Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”. (Qs.ath-Thalaq/65:12. “Dan
kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa
hikmah”.(Qs.Shad/38/27). Dengan demikian, sudah jelas penyimpangan aqidah Nur
muhammad yang diyakini oleh sebagian orang (kaum sufi). Sebuah keyakinan yang
tidak pernah diajarkan oleh Nabi Muhammad kepada umat islam. Maka, harus disingkirkan
jauh-jauh dari umat islam, semoga bermanfaat.
Di ringkas dari Majalah As-Sunnah,
edisi 01/thn XV jumadil akhir 1432 H/Mei 2011, Hal. 39-41
Yang ditulis Oleh Ust.Abdulah
bin Taslim
4509:
Apakah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam Diciptakan Dari Cahaya?
Saya membaca dari dua kitab bahwa Nabi
Al-Musthafa adalah orang yang pertama kali diciptakan oleh Allah. Allah telah
menciptakannya dari cahaya dan menjadi satu-satunya sebab diciptakannya
makhluk-makhluk lain. Saya tidak yakin tentang hal ini, maka saya harapkan
penjelasan anda - terimakasih
Published Date: 2002-04-09
Alhamdulillah, segala puji bagi
Allah.
Ada pertanyaan seperti ini yang ditujukan kepada Lajna Da'imah Lil Ifta, berikut petikannya.
Ada pertanyaan seperti ini yang ditujukan kepada Lajna Da'imah Lil Ifta, berikut petikannya.
Tanya :"Sesungguhnya banyak orang
yang meyakini bahwa segala sesuatu diciptakan dari Nur (cahaya) Muhammad
Shalallahu 'Alaihi Wassalam, dan cahayanya diciptakan dari cahaya Allah. Mereka
meriwayatkan (satu hadits): "Aku adalah cahaya Allah dan segala sesuatu
berasal dari cahayaku." Mereka pun meriwayatkan hadits: "Aku adalah
'arab tanpa huruf 'ain, maksudnya Rab. Dan aku adalah ahnmad tanpa huruf mim
maksudnya ahad." Apakah riwayat ini ada asalnya ?
Jawab : Alhamdulillah, segala puji bagi
Allah. Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalamtelah menerangkan tentang sifat
dirinya bahwa dia adalah cahaya dari cahaya Allah. Kalau maksud perkataan itu
adalah bahwa dia cahaya ayang berupa zat dari cahaya Allah, maka ini menyimpang
dari Al-Quran yang menunjukan kemanusiaan beliau. Tapi apabila maksudnya bahwa
dia adalah cahaya dalam arti ajaran yang dibawanya berupa wahyu menjadi sebab
ditunjukinya orang-orang yang Allah kehendaki dari kalangan makhluknya, maka
ini benar.
Ada fatwa dari Lajnah tentang hal itu
sebagai berikut : Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam mempunyai cahaya yaitu
cahaya risalah dan hidayah. Allah memberikan hidayah dengan cahaya itu
oarang-orang yang dikehendaki dari kalangan hamba-hamba-Nya. Tidaklah diragukan
lagi bahwa cahaya risalah dan hidayah adalah dari Allah. Allah berfirman:
"Dan tidak ada dari seorang
manusiapun bahwa Allah akan berbicara kepadanya, kecuali dengan perantaraan
wahyu atau dibelakang hijab atau dengan mengutus seorang utusan lalu diwahyukan
kepadanya dengan izinnya apa-apa yang dikehendakinya. Sesungguhnya dia maha
tinggi dan maha bijaksana. Dan demikianlah kami wahyukan kepadamu ruh
(Al-Quran) dari perintah kami. Sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah kitab
(Al-Quran) itu dan apakah iman itu, akan tetapi kami jadikan dia sebagai nur
(cahaya). Kami memberi petunjuk dengan cahaya itu orang-orang yang kami
kehendaki dari kalangan hamba-hamba kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus, yaitu jalan Allah, yang
kepunyaan-Nyalah apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi.
Ingatlah kepada Allahlah kembali segala urusan." (Q.S. Asy-Syura : 51-53).
Nur (cahaya) yang dimaksud disini
bukanlah hasil usaha dari penutup para wali (Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi
Wassalam) sebagaimana yang diduga oleh orang-orang sesat. Adapun jasad Nabi
Shalallahu 'Alaihi Wassalam maka dia terdiri dari darah, daging, tulang dan
seterusnya.
Beliau diciptakan melalui seorang bapak
dan ibu. Adapun apa yang diriwayatkan bahwa yang pertama diciptakan Allah
adalah nur (cahaya) Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam, atau bahwa Allah mencabut
sebagian dari cahaya wajahnya, dan bagian cahaya yang dicabut ini adalah
Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wassalam, lalu Allah memandang kepada cahaya itu
kemudian meneteslah beberapa tetesan, lalu diciptakanlah dari setiap tetesan
itu seorang nabi, atau diciptakanlah seluruh makhluk dari cahaya Nabi
Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
Maka riwayat ini dan yang semisalnya
tidak benar dari Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam sedikitpun.
Dari fatwa tadi jelaslah bahwa hal
tersebut merupakan keyakinan yang bathil.
Adapun apa yang diriwayatkan bahwa
"aku adalah 'arab tanpa huruf 'ain," maka ini tidak ada dasar sama
sekali. Demikian pula "aku ahmad tanpa huruf mim." Sifat Rububiyah
dan keesaan sifat-sifat yang dikhususkan untuk Allah, tidak boleh disifatkan
kepada seorangpun dari kalangan makhluk-Nya bahwa dia rab atau dia ahad secara
mutlak. Maka sifat-sifat ini merupakan sifat-sifat yang dikhususkan bagi Allah
dan tidak boleh disifatkan kepada para rasul, atau manusia lainnya.
Dan semoga shalawat dan salam terlimpah
kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para shahabatnya.
(Lajnah Da'imah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal
Ifta / Fatawa Lajnah Da'imah : 1/310).
Tanya: Bolehkah dikatakan bahwa Allah
menciptakan langit dan bumi karena penciptaan Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam.
dan apakah arti "seandainya bukan karenamu (Muhammad) maka tidaklah
diciptakan bintang-bintang." Apakah hadits ini ada asalnya? apakah shahih
atau tidak ? terangkanlah hakikat hal ini kepada kami !
Jawab: Alhamdulillah, segala puji bagi
Allah. Langit dan bumi tidaklah diciptakan karena nabi Muhammad Shalallahu
'Alaihi Wassalam bahkan mereka diciptakan sebagaimana yang diterangkan Allah
dalam firman-Nya:
"Allah yang menciptakan tujuh langit
dan menciptakan bumi seperti itu, yang perintah Allah turun antara keduanya
agar kalian mengetahui bahwa Allah maha kuasa atas segala sesuatu dan ilmu Allah
meliputi segala sesuatu."
Adapun hadits yang disebutkan tadi maka
itu hadits dusta atas nama Rasul Shalallahu 'Alaihi Wassalam yang tidak ada
dasar kebenarannya sama sekali. Dan semoga shalawat dan salam terlimpah kepada
Nabi kita Muhammad, para shahabatnya dan keluarganya.
(Lajnah Da'imah lil Buhuts Al-Ilmiyah wal
Ifta / Fatawa Lajnah Da'imah : 1/312).
Nabi
Muhammad Diciptakan Dari Cahaya? Betulkah…
Keyakinan Nur Muhammad, Cikal Bakal Keyakinan Wihdatul
Wujud
Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam… Beliau merupakan hamba Allah sekaligus utusan-Nya. Allah telah memilihnya sebagai hamba-Nya yang paling mulia dan sebagai pengemban risalah bagi seluruh jin dan manusia. Selain itu, Allah juga telah memuliakan beliau dengan beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh makhluk selainnya.
Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam… Beliau merupakan hamba Allah sekaligus utusan-Nya. Allah telah memilihnya sebagai hamba-Nya yang paling mulia dan sebagai pengemban risalah bagi seluruh jin dan manusia. Selain itu, Allah juga telah memuliakan beliau dengan beberapa keutamaan yang tidak dimiliki oleh makhluk selainnya.
Keyakinan Nur Muhammad
Di antara keyakinan tentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak tersebar di Indonesia, khususnya bagi mereka yang biasa bergelut dengan dunia ke-sufi-an, adalah keyakinan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di ciptakan dari cahaya Allah; dan seluruh alam semesta diciptakan dari cahayanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Benarkah pemahaman ini?
Di antara keyakinan tentang Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang banyak tersebar di Indonesia, khususnya bagi mereka yang biasa bergelut dengan dunia ke-sufi-an, adalah keyakinan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam di ciptakan dari cahaya Allah; dan seluruh alam semesta diciptakan dari cahayanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Benarkah pemahaman ini?
Syubhat Mereka
Yang menjadi dasar atas keyakinan tersebut adalah sebuah hadits yang terdapat
banyak dalam kitab-kitab sufi. Hadits tersebut adalah sebagai berikut:
`Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada shahabat Jabir bin `Abdilla al-Anshariy radhiyallahu `anhu, dia mengatakan: “Saya bertanya: ‘Wahai Rasulullah, Demi bapak dan ibu saya sebagai tebusan bagimu, kabarkan kepada saya tentang makhluk yang pertama Allah ciptakan sebelum Dia menciptakan selainnya.’ Beliau menjawab: ‘Wahai Jabir, makhluk yang pertama Allah ciptakan adalah cahaya Nabimu yang Dia ciptakan dari cahaya-Nya. Kemudian Dia menjadikan cahaya tersebut berputar dengan kuat sesuai dengan kehendak-Nya. Belum ada saat itu lembaran, pena, surga, neraka, malaikat, nabi, langit, bumi, matahari, bulan, jin, dan juga manusia. Ketika Allah hendak menciptakan, Dia membagi cahaya tersebut menjadi 4 bagian. Kemudian, Allah menciptakan pena dari bagian cahaya yang pertama; lembaran dari bagian cahaya yang kedua; dan `Arsy dari bagian cahaya yang ketiga. Selanjutnya, Allah membagi bagian cahaya yang keempat menjadi 4 bagian lagi. Lalu, Allah menciptakan (malaikat) penopang `Arsy dari bagian cahaya yang pertama; Kursi dari bagian cahaya yang kedua; dan malaikat yang lainnya dari bagian cahaya yang ketiga. …[di akhir hadits beliau mengatakan] Beginilah permulaan penciptaan Nabimu, ya Jabir.”
`Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya sampai kepada shahabat Jabir bin `Abdilla al-Anshariy radhiyallahu `anhu, dia mengatakan: “Saya bertanya: ‘Wahai Rasulullah, Demi bapak dan ibu saya sebagai tebusan bagimu, kabarkan kepada saya tentang makhluk yang pertama Allah ciptakan sebelum Dia menciptakan selainnya.’ Beliau menjawab: ‘Wahai Jabir, makhluk yang pertama Allah ciptakan adalah cahaya Nabimu yang Dia ciptakan dari cahaya-Nya. Kemudian Dia menjadikan cahaya tersebut berputar dengan kuat sesuai dengan kehendak-Nya. Belum ada saat itu lembaran, pena, surga, neraka, malaikat, nabi, langit, bumi, matahari, bulan, jin, dan juga manusia. Ketika Allah hendak menciptakan, Dia membagi cahaya tersebut menjadi 4 bagian. Kemudian, Allah menciptakan pena dari bagian cahaya yang pertama; lembaran dari bagian cahaya yang kedua; dan `Arsy dari bagian cahaya yang ketiga. Selanjutnya, Allah membagi bagian cahaya yang keempat menjadi 4 bagian lagi. Lalu, Allah menciptakan (malaikat) penopang `Arsy dari bagian cahaya yang pertama; Kursi dari bagian cahaya yang kedua; dan malaikat yang lainnya dari bagian cahaya yang ketiga. …[di akhir hadits beliau mengatakan] Beginilah permulaan penciptaan Nabimu, ya Jabir.”
Derajat Hadits Nur Muhammad
Wahai saudaraku, semoga Allah menunjuki kita ke jalan-Nya, ketahuilah
bahwasanya sanad (silsilah orang-orang yang meriwayatkan hadits)
merupakan bagian dari agama kita, yang dengannya Allah menjaga agama ini.
`Abdullah bin Mubarak mengatakan: “Sanad merupakan bagian dari agama.
Kalau tidak ada sanad, tentu orang akan seenaknya berkata (tentang agama
ini).”
Syaikh Dr. Shadiq Muhammad Ibrahim (salah seorang yang telah melakukan penelitian terhadap hadits ini) mengatakan: “Semua kitab-kitab sufi yang terdapat di dalamnya hadits ini, tidak ada yang menyebutkan sanad dari hadits tersebut. Mereka hanya menyebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh `Aburrazzaq. Saya telah mencarihadits tersebut dalam kitab-kitab yang ditulis oleh `Abdurrazzaq dan saya tidak menemukan hadits tersebut.”
Syaikh Dr. Shadiq Muhammad Ibrahim (salah seorang yang telah melakukan penelitian terhadap hadits ini) mengatakan: “Semua kitab-kitab sufi yang terdapat di dalamnya hadits ini, tidak ada yang menyebutkan sanad dari hadits tersebut. Mereka hanya menyebutkan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh `Aburrazzaq. Saya telah mencarihadits tersebut dalam kitab-kitab yang ditulis oleh `Abdurrazzaq dan saya tidak menemukan hadits tersebut.”
`Abdullah al-Ghamariy (seorang
pakar hadits) mengatakan: “Hadits tersebut merupakan hadits maudhu`
(palsu). … Bersamaan dengan itu, hadits tersebut juga tidak terdapat
dalam kitab Mushannaf `Abdurrazzaq, Tafsir-nya, dan tidak juga
dalam Jami`-nya. … Maka shahabat Jabir bin `Abdullah radhiyallahu
`anhu (perawi hadits menurut mereka) berlepas diri dari menyampaikan hadits tersebut.
Demikian juga `Abdurrazzaq, dia tidak pernah menulis hadits tersebut
(dalam kitabnya). Orang yang pertama menyampaikan hadits ini adalah
Ibnu Arabi. Saya tidak tahu dari mana dia mendapatkannya.”
Konsekuensi yang Sesat dan Menyesatkan
Keyakinan sesat yang timbul sebagai konsekuensi dari hadits di atas
adalah sebagai berikut:
●Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam diciptakan dari cahaya
●Muhammad shallallahu `alaihi wa sallam diciptakan dari cahaya
Keyakinan ini tentu saja merupakan bentuk pengingkaran terhadap al-Qur`an yang
dengan jelas menyatakan tentang kemanusiaan Nabi Muhammad shallallahu
`alaihi wa sallam.
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Katakanlah: ‘Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (QS. Al-Israa`: 93) Dan manusia diciptakan dari tanah, bukan dari cahaya. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kalian dari tanah. Kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang biak.” (QS. Ar-Ruum: 20)
Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Katakanlah: ‘Maha Suci Tuhanku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?” (QS. Al-Israa`: 93) Dan manusia diciptakan dari tanah, bukan dari cahaya. Allah Ta`ala berfirman yang artinya: “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan kalian dari tanah. Kemudian tiba-tiba kalian (menjadi) manusia yang berkembang biak.” (QS. Ar-Ruum: 20)
●Muhammad shallallahu `alaihi wa
sallam berasal dari cahaya Allah
Ini merupakan perkataan tentang Allah tanpa dasar ilmu. Kita tidak bisa
berbicara tentang Allah, kecuali melalui kabar dari-Nya, baik yang terdapat
dalam al-Qur`an, maupun hadits yang sah dari Rasulullah shallallahu `alahi
wa sallam. Allah Ta`alaberfirman yang artinya: “Dan mengapa kamu
tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: ‘Sekali-kali tidaklah
pantas bagi kita mengatakannya, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), Ini adalah
dusta yang besar.” (QS. An-Nuur: 16)
Keyakinan Ini Tidak Lebih Baik Dari
Keyakinan Nashrani
Puncak dari keyakinan sesat yang timbul sebagai konsekuensi dari hadits tersebut
adalah keyakinan wihdatul wujud, yaitu keyakinan bahwasanya Dzat Allah
bersatu dengan semua makhluk-Nya. Mereka mengatakan bahwa Muhammad shallallahu
‘alaihi wa sallam diciptakan dari cahaya Allah, kemudian dari
cahayanya shallallahu `alaihi wa sallam diciptakanlah seluruh makhluk
selainnya. Jadi, semua makhluk pada hakikatnya adalah berasal dari cahaya AllahTa’ala.
Keyakinan ini (wihdatul wujud) sangat jelas kebatilannya. Bahkan, para ulama
menyebutkan bahwa keyakinan orang Nashrani tentang tuhannya lebih baik dari
keyakinan tersebut, karena Nashrani hanya mengatakan bahwa Dzat Allah menyatu
dengan Isa `alaihis salam. Maha Suci Allah dari apa-apa yang mereka
katakan. (lihat Muasuu`atur radd `ala shufiyyah)
Vonis dari Para Ulama
Ibnu `Arabi… Nama tersebut tidak asing lagi ditelinga kita. Siapakah dia? Dia
merupakan salah satu tokoh sufi yang gencar dalam mempopulerkan
keyakinan ini. Karena keyakinannya ini (wihdatul wujud) para ulama telah
mengkafirkannya, mulai dari ulama yang sejaman dengannya, hingga ulama yang
hidup saat ini. Di antara ulama-ulama besar yang mengkafirkannya adalah Ibnu
Hajar al-`Atsqalany, Ibnu Katsir, Ibnu Shalah, dan al-Qasthalany, semoga Allah
merahmati mereka semua. (lihat Muasuu`atur radd `ala shufiyyah)
Allah di atas Seluruh Makhluk-Nya
Di antara keyakinan Ahlus Sunnah adalah bahwasanya Allah berada di atas seluruh
makhluk-Nya. Allah berfirman yang artinya: “Dan Dia-lah yang
Mahakuasa, yang berada di atas hamba-hamba-Nya” (QS. Al-An`am: 18) Imam Syafi`i rahimahullah berdalil
dalam menetapkan ketinggian Allah di atas seluruh makhluk-Nya, dengan hadits dari
Mu`awiyah bin Hakam (yang diriwayatkan oleh Imam Muslim). Ketika itu dia ingin
memerdekakan budak perempuannya. Maka Rasulullah menguji budak perempuan
tersebut – apakah dia termasuk orang beriman atau tidak – dengan
bertanya: “Di mana Allah?” Kemudian budak perempuan memberikan
isyarat ke arah atas. Lalu Rasulullah bertanya lagi, “Siapa saya?” Budak
tadi menjawab, “(Engkau adalah) utusan Allah.” Kemudian Beliau bersabda: “Bebaskan
budak tersebut karena dia adalah orang yang beriman.” (Manhaj Imam Syafi`i
fi Itsbail `Aqidah, hal. 355)
Semoga Allah menunjukkan kepada kita
jalannya yang lurus dan melindungi hati kita dari keyakinan-keyakinan batil
tersebut. Amin.
Penulis : Abu Ka’ab Prasety0