Ka’bah…
Adakah Yang Lebih
Mulia Darimu???
Sungguh
kami mencintaimu… Sangat mencintaimu… Sekurangnya lima kali dalam sehari kami
menghadapkan wajah ke arahmu.
Allah
‘Azza Wa Jalla memuliakanmu dengan menjadikanmu sebagai qiblah setelah
Al-Aqsha. Rasulullah ketika memandangmu pun juga memujimu dan mengagungkanmu.
Apalagi
kami yang tinggal jauh di Indonesia, ingin sekali lagi dan lagi memegang Rukun
Yamani, mengecup Hajar Aswadmu, beriltizam sambil menangis di multazammu,
shalat di hijir Isma’ilmu.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: نَظَرَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ، فَقَالَ: ((مَا
أَعْظَمَ حُرْمَتَكِ))، وَفِي رِوَايَةِ أَبِي حَازِمٍ لَمَّا نَظَرَ رَسُولُ اللهِ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ، قَالَ: ((مَرْحَبًا بِكِ
مِنْ بَيْتٍ مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ، وَلَلْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ
حُرْمَةَ عِنْدَ اللهِ مِنْكِ، إِنَّ اللهَ حَرَّمَ مِنْكِ وَاحِدَةً وَحَرَّمَ
مِنَ الْمُؤْمِنِ ثَلَاثًا: دَمَهُ، وَمَالَهُ، وَأَنَ يُظَنَّ بِهِ ظَنَّ
السَّوْءِ)) [رواه البيهقي في شعب الإيمان بإسناد حسن]
Artinya:
“Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menatap
Ka’bah sambil bersabda: “Sungguh agung kehormatanmu.” Dalam riwayat Abu Hazim:
“Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menatap Ka’bah, beliau
bersabda: “Selamat datang wahai Ka’bah. Betapa mulianya anda da betapa
istimewanya kehormatan anda. (Hanya ketahuilah), kehormatan seorang mukmin
sungguh lebih mulia di sisi Allah, dari pada kehormatanmu. Karena sesungguhnya
Allah hanya mengharamkan satu hal darimu, sementara dari seorang mukmin Allah
mengharamkan tiga hal: darahnya, hartanya dan berprasangka tidak baik
kepadanya” (HR. Baihaki dalam Syu’abul Iman dengan sanad hasan).
Dalam
hadits lain, Rasulullah kembali menegaskan —saking mulia dan istimewanya
kehormatan seorang muslim— bahwa hancurnya dunia dan seisinya bagi Allah lebih
mudah dan lebih ringan, dari pada terbunuhnya satu orang muslim. Perhatikan
sabda Rasulullah dimaksud:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ» [رواه الترمذي بإسناد صحيح]
Artinya:
“Dari Abdullah bin Amer, bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Lenyapnya dunia lebih ringan bagi Allah, dari pada terbunuhnya satu
orang muslim” (HR. Tirmidzi dengan sanad shahih).
InsyaAllah
tak akan lama, kami kan kembali thawaf mengelilingimu. Aamiin..
Abu
Razin
Kehormatan
Seorang Muslim Lebih Mulia Sekalipun Dari Ka’bah
Meyakini
dengan sepenuh hati bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusanNya sembari dilafalkan dengan lisan, adalah perkara mudah dilakukan.
Bahkan, oleh sementara orang dipandangnya perkara sepele.
Namun
tahukah anda bahwa ucapan dua kalimah syahadat yang menjadi tanda seseorang
telah muslim, adalah sesuatu yang sangat istimewa dan luar biasa? Iya,
kehormatan orang yang meyakini dan melafalkannya sangat mulia. Bahkan,
kehormatannya lebih mulia di sisi Allah dari pada kehormatan Ka’bah sekalipun.
Dari
pada Ka’bah sekalipun? Iya, dari pada Ka’bah sekalipun. Perhatikan sabda
Rasulullah saw di bawah ini:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: نَظَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ، فَقَالَ: ((مَا أَعْظَمَ حُرْمَتَكِ))، وَفِي رِوَايَةِ أَبِي حَازِمٍ لَمَّا نَظَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى الْكَعْبَةِ، قَالَ: ((مَرْحَبًا بِكِ مِنْ بَيْتٍ مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ، وَلَلْمُؤْمِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةَ عِنْدَ اللهِ مِنْكِ، إِنَّ اللهَ حَرَّمَ مِنْكِ وَاحِدَةً وَحَرَّمَ مِنَ الْمُؤْمِنِ ثَلَاثًا: دَمَهُ، وَمَالَهُ، وَأَنَ يُظَنَّ بِهِ ظَنَّ السَّوْءِ)) [رواه البيهقي في شعب الإيمان بإسناد حسن]
Artinya:
“Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah saw pernah menatap Ka’bah sambil bersabda:
“Sungguh agung kehormatanmu”. Dalam riwayat Abu Hazim: “Ketika Rasulullah saw
menatap Ka’bah, beliau bersabda: “Selamat datang wahai Ka’bah. Betapa mulianya
anda, dan betapa istimewanya kehormatan anda. (Hanya ketahuilah), kehormatan
seorang mukmin sungguh lebih mulia di sisi Allah, dari pada kehormatanmu.
Karena sesungguhnya Allah hanya mengharamkan satu hal darimu, sementara dari
seorang mukmin Allah mengharamkan tiga hal: darahnya, hartanya dan berprasangka
tidak baik kepadanya” (HR. Baihaki dalam Syu’abul Iman dengan sanad hasan).
Karena
kehormatan seorang muslim sangat dimuliakan inilah, Rasulullah saw melarang
kita semua untuk menyakitinya, mencelanya, juga mencari-cari aib dan
kesalahannya. Karena jika itu dilakukan, maka yang akan membalasnya bukan orang
yang disakitinya, bukan muslim yang dicelanya, akan tetapi Allah yang akan
membalasnya langsung. Perhatikan firman Allah berikut ini:
إِنَّ الَّذِينَ يُحِبُّونَ أَنْ تَشِيعَ الْفَاحِشَةُ فِي الَّذِينَ آمَنُوا لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya:
“Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu
tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di
dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui” (QS.
An-Nûr [24]: 19).
Demikian
juga dengan sabda Rasulullah saw di bawah ini:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: صَعِدَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ المِنْبَرَ فَنَادَى بِصَوْتٍ رَفِيعٍ، فَقَالَ: «يَا مَعْشَرَ مَنْ أَسْلَمَ بِلِسَانِهِ وَلَمْ يُفْضِ الإِيمَانُ إِلَى قَلْبِهِ، لَا تُؤْذُوا المُسْلِمِينَ وَلَا تُعَيِّرُوهُمْ وَلَا تَتَّبِعُوا عَوْرَاتِهِمْ، فَإِنَّهُ مَنْ تَتَبَّعَ عَوْرَةَ أَخِيهِ المُسْلِمِ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ، وَمَنْ تَتَبَّعَ اللَّهُ عَوْرَتَهُ يَفْضَحْهُ وَلَوْ فِي جَوْفِ رَحْلِهِ» قَالَ: وَنَظَرَ ابْنُ عُمَرَ يَوْمًا إِلَى البَيْتِ أَوْ إِلَى الكَعْبَةِ فَقَالَ: «مَا أَعْظَمَكِ وَأَعْظَمَ حُرْمَتَكِ، وَالمُؤْمِنُ أَعْظَمُ حُرْمَةً عِنْدَ اللَّهِ مِنْكِ» [رواه الترمذي، بإسناد حسن صحيح]
Artinya:
“IbnuUmar berkata: “Rasulullah saw pernah naik mimbar dan beliau berkhutbah
dengan suara keras: “Wahai orang-orang yang telah mengaku berislam dengan
lidahnya, namun belum sampai kepada hatinya, janganlah kalian menyakiti
orang-orang muslim, serta janganlah kalian menjelekkan dan mencela dosa-dosa
mereka yang telah lalu. Jangan pula kalian mencari-cari aib kesalahan mereka,
karena siapa yang mencari-cari aib atau kesalahan saudaranya yang muslim, maka
Allah akan membukakan aib dan kesalahannya. Dan siapa yang dibukakan aibnya
oleh Allah, maka Dia akan menampakkannya sekalipun ia berada di dalam rumahnya
menyendiri”. Rawi berkata: “Suatu hari Ibnu Umar menatap Ka’bah dan berkata:
“Betapa mulianya anda wahai Ka’bah, betapa istimewanya kehormatan anda wahai
Ka’bah. (Hanya saja) kehormatan seorang mukmin lebih mulia di sisi Allah, dari
pada kehormatanmu” (HR. Tirmidzi dengan sanad Hasan Shahih).
Karena
kehormatannya yang dimuliakan ini juga, tidak dibenarkan seseorang
menakut-nakutinya dengan besi, pedang, tongkat atau benda-benda lainnya,
sekalipun bercanda. Perhatikan sabda Rasulullah saw di bawah ini:
عن أبي هريرة قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: «مَنْ أَشَارَ إِلَى أَخِيهِ بِحَدِيدَةٍ، فَإِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَلْعَنُهُ، حَتَّى يَدَعَهُ وَإِنْ كَانَ أَخَاهُ لِأَبِيهِ وَأُمِّهِ» [رواه مسلم]
Artinya:
“Abu Hurairah berkata: “Rasulullah saw bersabda: “Siapa yang menunjukkan besi
kepada saudaranya (muslim), maka sesungguhnya malaikat akan melaknatnya, sampai
ia menurunkan besinya itu. Sekalipun ia saudara kandungnya” (HR. Muslim).
Ketika
menjelaskan hadits di atas, Imam Nawawi dalam Syarah nya terhadap Shahih Muslim
mengatakan: “Hadits ini berisi penguatan akan kehormatan seorang muslim,
sekaligus larangan keras mengancam dan menakut-nakutinya, juga melakukan
perkara apa saja yang menyakitinya. Sabda Rasul yang berbunyi: “Sekalipun yang
ditakut-takutinya saudara kandungnya”, adalah bentuk mubâlaghah dalam hal
menjelaskan keumuman larangan di atas, yang mencakup siapa saja, baik yang
tertuduh ataupun tidak, baik dalam bentuk canda dan main-main ataupun nggak.
Karena, menakut-nakuti seorang muslim hukumnya haram dalam semua keadaan”.
Lalu
bagaimana kalau sampai membunuhnya? Wal ‘iyadz billâh, semoga Allah
menjauhkannya dari kita semua. Membunuh seorang muslim tanpa alasan yang
dibenarkan adalah dosa yang sangat besar. Bahkan, ia termasuk dosa besar kedua
setelah syirik. Para ulama mengatakan, tidak ada hukuman yang paling berat dan
pedih setelah hukuman syirik kepada Allah, selain hukuman bagi yang membunuh
seorang muslim dengan sengaja dan tanpa alasan yang dibenarkan.
Lalu
apa hukumannya? Hukumannya sangat dahsyat: neraka jahannam, murka dan laknat
Allah, juga siksa yang amat sangat pedih. Perhatikan firman Allah di bawah ini:
وَمَنْ يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا
Artinya:
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya
ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya” (QS. An-Nisâ` [4]: 93).
Imam
Ibnu Katsir dalam tafsirnya, ketika menjelaskan ayat di atas mengatakan: “Ini
merupakan ancaman yang sangat dahsyat, dan hukuman yang sangat pedih, bagi
siapa saja yang melakukan perbuatan dosa besar ini, yang dalam al-Qur’an banyak
disandingkan dengan dosa syirik”.
Demikian
juga Rasulullah saw mengingatkan besarnya dosa dan hukuman orang yang membunuh
seorang muslim tanpa alasan yang dibenarkan. Rasulullah saw sampai menyebutnya,
tidak akan diampuni dosanya oleh Allah. Perhatikan sabda Rasul dimaksud:
عن مُعَاوِيَةَ قال: سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «كُلُّ ذَنْبٍ عَسَى اللَّهُ أَنْ يَغْفِرَهُ، إِلَّا الرَّجُلُ يَقْتُلُ الْمُؤْمِنَ مُتَعَمِّدًا، أَوِ الرَّجُلُ يَمُوتُ كَافِرًا» [رواه النسائي بإسناد صحيح]
Artinya:
“Muawiyah berkata: “Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: “Setiap dosa, semoga
Allah dapat mengampuninya, kecuali seseorang yang membunuh seorang mukmin
dengan sengaja, atau seseorang yang meninggal dalam keadaan kafir” (HR. Nasai,
dengan sanad shahih).
Dalam
hadits lain, Rasulullah saw kembali menegaskan—saking mulia dan istimewanya
kehormatan seorang muslim—bahwa hancurnya dunia dan seisinya bagi Allah lebih
mudah dan lebih ringan, dari pada terbunuhnya satu orang muslim. Perhatikan
sabda Rasulullah saw dimaksud:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ رَجُلٍ مُسْلِمٍ» [رواه الترمذي بإسناد صحيح]
Artinya:
“Dari Abdullah bin Amer, bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Lenyapnya dunia
lebih ringan bagi Allah, dari pada terbunuhnya satu orang muslim” (HR. Tirmidzi
dengan sanad shahih).
Semoga
kita semua termasuk orang-orang yang dapat menjaga lisan, tulisan juga prilaku
dari perkataan, tulisan dan perbuatan yang dapat menyakiti seorang muslim dalam
bentuk apapun. Terlebih menebar fitnah yang tidak benar, mencari-cari aib,
mengorek-ngorek kesalahan yang telah lalu, menakut-nakuti, apalagi sampai membunuhnya
tanpa alasan yang dibenarkan. Karena, kehormatan seorang muslim ternyata sangat
mulia di sisi Allah, bahkan lebih mulia dari pada Ka’bah sekalipun. Semoga.
Kairo,
16 Pebruari 2015
Aep Saepulloh Darusmanwiati
Email: aepmesir@yahoo.com
https://www.facebook.com/AepSaepullohDarusmanwiati/posts/kehormatan-seorang-muslim-lebih-mulia-sekalipun-dari-kabaholeh-aep-saepulloh-dar/680773872032479/
https://www.facebook.com/AepSaepullohDarusmanwiati/posts/kehormatan-seorang-muslim-lebih-mulia-sekalipun-dari-kabaholeh-aep-saepulloh-dar/680773872032479/