Saturday, July 18, 2015

Asiyah binti Muzahim (Istri Fir’aun)

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آَمَنُوا اِمْرَأَةَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
“Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: ‘Ya Rabb-ku bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zhalim.’” (QS. At-Tahrim : 11).
Qatadah berkata, “Dahulu Fir’aun adalah makhluk bumi tersombong dan paling kafir. Tapi demi Allah, kekafirannya tidak mempengaruhi istrinya yang patuh kepada Rabb-nya. Hal ini untuk mengabarkan bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Bijaksana dan Maha Adil, di mana Allah tidak akan mengadzab seseorang melainkan disebabkan dosanya sendiri.”1
Ibnu Jarir menuturkan dari Sulaiman, ia berkata, “Dahulu istri Fir’aun disiksa di bawah terik matahari. Apabila suaminya meninggalkannya, maka Malaikat memayunginya dengan sayapnya, dan dia melihat rumahnya di surga.”2
Ibnu Jarir juga telah meriwayatkan dari al-Qasim bin Abi Bazzah, ia berkata, “Dahulu istri Fir’aun menanyakan siapa yang menang, maka dikatakan kepadanya bahwa yang menang adalah Musa dan Harun. Dia pun berkata, ‘Saya beriman kepada Rabb-nya Musa dan Harun.’ Fir’aun mengutus seseorang kepadanya seraya berkata, ‘Ambilkan batu yang paling besar. Apabila dia tetap pada pendiriannya maka lempar batu tersebut padanya, dan bila dia menarik pernyataannya, maka dia tetap istriku.’ Ketika utusan itu mendatanginya, dia pun memandang langit dan melihat rumahnya di surga. Seketika itu juga dia tetap teguh pada pendiriannya hingga ruhnya dicabut. Dan ketika batu itu dilemparkan ke jasadnya, dia sudah tidak bernyawa, karena ruhnya telah dicabut lebih dulu.”3
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam membuat empat garis di tanah dan bersabda, ‘Tahukah kalian apa ini?’ Mereka berkata, ‘Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.’ Beliau bersabda:
أفضل نساء أهل الجنة: خديجة بنت خويلد، وفاطمة بنت محمد، ومريم ابنة عمران، وآسية بنت مزاحم امرأة فرعون
“Perempuan-perempuan terbaik penghuni surga adalah: Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad, Maryam binti Imran dan istri Fir’aun Asiyah binti Muzahim.”4
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
كَمُلَ من الرجال كثير، ولم يكمل من النساء إلا آسية امرأة فرعون، ومريم ابنة عمران، وخديجة بنت خُوَيلد، وإن فضل عائشة على النساء كفضل الثَّرِيد على سائر الطعام
“Laki-laki yang telah mencapai kesempurnaan itu banyak, dan yang sempurna dari kaum perempuan hanyalah Asiyah istri Fir’aun, Maryam binti ‘Imran dan Khadijah binti Khuwailid. Sesungguhnya keutamaan Aisyah dari perempuan yang lain seperti ats-tsarid (roti berkuah) atas makanan-makanan yang lainnya.”5
Wallahu a’lam.
Selesai pada malam hari tanggal 20 Dzulhijjah 1435 H / 13 Oktober 2014 di kota tercinta, Kota Padang, Ibu Kota Sumatera Barat, Ranah Minang.
Akhukum,
Abu Aslam Benny Mahaputra A
Rujukan:
  1. Shahih Tafsir Ibnu Katsir jilid 9, Pustaka Ibnu Katsir halaman 194-197.
  2. Al-Maktabatusy Syaamilah.
Footnote:
  1. Ath-Thabari (XXIII/500).
  2. Ath-Thabari (XXIII/500).
  3. Ath-Thabari (XXIII/500).
  4. Ahmad (I/293). Shahih, lihat Shahiihul Jaami’ no. 1135.
  5. Al-Bukhari (no. 5418) dan Muslim (no. 2431).