Erdogan:
Rusia Harus Minta Maaf Karena Langgar Wilayah Udara Turki
Rusia harus meminta maaf karena melanggar
wilayah udara Turki, Presiden Turki Tayyip Erdogan sebagaimana dikutip pada
hari Kamis (26/11/2015), beberapa hari setelah jet Rusia SU-24 ditembak jatuh
di dekat perbatasan Suriah.
"Mereka yang melanggar wilayah udara kami adalah orang-orang yang
membutuhkan untuk meminta maaf," kata Erdogan seperti dikutip di situs
CNN.
"Pilot kami dan angkatan bersenjata kami, mereka hanya memenuhi
tugas-tugas mereka, yang terdiri dari menanggapi ... pelanggaran aturan perang.
Saya rasa ini adalah esensi. "
Juga pada Kamis, Erdogan membantah bahwa Turki membeli minyak apapun dari
Daulah Islam (IS), bersikeras perang negaranya melawan militan itu "tak
terbantahkan."
"Tidak tahu malu. Mereka yang mengklaim kita membeli minyak dari Daesh
(IS) wajib membuktikannya. Jika tidak, Anda pemfitnah," kata Erdogan,
mencaci atas tuduhan Rusia setelah jatuhnya pesawat perang itu.
Insiden Selasa mendapat tanggapan keras dari Moskow, mitra dagang utama dan
pemasok energi terbesar kedua Turki setelah Iran.
Tapi Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Ankara tidak perlu
meminta maaf "pada suatu kesempatan bahwa kita benar," menambahkan
bahwa ia sudah mengatakan "maaf" dalam panggilan telepon dengan
timpalannya dari Rusia Sergei Lavrov.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengecam tindakan itu sebagai "tusukan di
belakang" oleh "kaki tangan teroris."
Tapi Erdogan membantah Ankara telah berkolaborasi dengan IS.
"Sikap Negara kita melawan Daesh telah jelas sejak awal," kata
Erdogan dalam pidato kepada para pejabat lokal di istana presiden di ibukota
Turki.
"Tidak ada tanda tanya di sini. Tak seorang pun memiliki hak untuk
membantah atau menuduh perang negara kami melawan Daesh."
Turki dan Rusia berdiri di sisi yang berlawanan dalam empat tahun konflik
Suriah, dengan Ankara mendorong penggulingan Presiden Bashar Al-Assad dengan
mendukung pejuang oposisi sekuler.
Moskow adalah salah satu dari sekutu yang tersisa dari rezim Damaskus. Rusia
membuat lebih marah Turki dengan peluncuran kampanye udara di Suriah pada bulan
September, menuduh Moskow memfokuskan tembakan pada para pejuang sekuler Suriah
anti-Assad daripada IS.
"Mereka yang melakukan kampanye militer dengan dalih memerangi Daesh
menargetkan lawan anti-rezim," kata Erdogan.
"Anda mengatakan Anda memerangi Daesh. Maaf, tapi Anda tidak memerangi
Daesh. Anda membunuh saudara Turkmen kami bergandengan tangan dengan rezim
dalam rangka untuk membersihkan daerah utara dari Latakia," katanya,
merujuk pada kota pelabuhan Suriah.
ISIS ekstrimis telah merusak Islam dan Muslim secara parah, kata Erdogan,
tetapi menambahkan tidak ada perbedaan antara "sebuah organisasi teror dan
negara teror," mengacu pada rezim Assad.
Erdogan menyebut Rusia sebagai "mitra strategis" yang katanya
memerlukan solidaritas bukan ancaman. "Kami sedih dengan ini,"
katanya.
"Tidak ada alasan bagi kita untuk menargetkan Rusia yang dengannya kita
sudah miliki hubungan multi-sisi dan sangat kuat, tanpa melanggar
perbatasan," katanya, mengatakan bahwa perbedaan pendapat dengan Moskow
atas krisis Suriah dan Ankara mengaktifkan aturan keterlibatan militer adalah
dua hal yang terpisah.
"Jika serangan yang sama terjadi saat ini, Turki akan diwajibkan untuk
membalas."
Erdogan juga menghantam balik tuduhan Putin bahwa para pemimpin Turki mendorong
Islamisasi di negara itu, mengatakan bahwa hampir seluruh penduduk Turki adalah
Muslim sehingga tidak diperlukan Islamisasi
"Beraninya anda berbicara seperti itu," kata Erdogan. "Sembilan
puluh sembilan persen dari warga Turki adalah Muslim." (an/ARA)
Erdogan Tegaskan Turki Tak Akan
Minta Maaf Terkait Penembakan Jet Rusia
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu bersumpah pada hari Kamis (26/11)
bahwa Ankara tidak akan meminta maaf kepada Moskow atas jatuhnya sebuah pesawat
perang Rusia pada hari Selasa (24/11) di perbatasan Turki-Suriah.
“Saya
pikir jika ada pihak yang perlu meminta maaf, itu bukan kami. Mereka yang telah
melanggar wilayah udara kami adalah pihak yang harus meminta maaf. Pilot kami
dan Angkatan Bersenjata kami hanya melaksanakan tugasnya, yang terdiri dari
merespon setiap pelanggaran aturan internasional. Saya rasa ini adalah esensinya”
kata Erdogan kepada CNN dikutip Middle East Update.
Presiden
Rusia Vladimir Putin mengatakan sebelumnya bahwa negaranya belum menerima
permintaan maaf dari pemimpin Turki, sedangkan Menlu Turki Cavusoglu juga
menegaskan, “Kami tidak perlu meminta maaf pada peristiwa dimana kami melakukan
hal yang benar.”
Erdogan
juga membuat pernyataan pada saluran TV Prancis “France 24” pada hari Kamis
mengenai jet Rusia yang jatuh. Erdogan mengatakan bahwa ia telah memanggil
Putin pada hari kejadian, tetapi Presiden Rusia itu tidak memenuhi
panggilannya.
Selama
wawancara, Erdogan juga menyinggung perihal serangan di kedutaan Turki di
Moskow hari Rabu yang diserang oleh sekelompok pengunjuk rasa dengan
melemparkan batu, telur dan cat. Erdogan mengatakan, “Kami mohon maaf bahwa
serangan itu terjadi pada kedutaan Turki di ibukota Rusia Moskow”.
Berbicara
kepada kepala wilayah setempat di kompleks kepresidenan di kota Ankara pada
kesempatan yang terpisah, Erdogan mengatakan bahwa jatuhnya pesawat perang
Rusia bukanlah tindakan terhadap (negara) Rusia, ini menyatakan bahwa Turki
berada dalam posisi siaga penuh untuk melindungi perbatasannya di tengah
peningkatan ketegangan di wilayah tersebut.
“Peristiwa
jatuhnya jet Rusia ini tidak ada hubungannya dengan Turki memiliki intervensi
militer langsung terhadap Rusia atau negara lain” Erdogan menyatakan sambil
menegaskan bahwa Turki mengharapkan semua negara dan kekuatan dunia untuk
menghormati hak Turki dalam melindungi kedaulatannya.
Erdogan
juga mengatakan bahwa Rusia sebagai negara yang melanggar aturan internasional
harus mempertanyakan tindakannya dan mengambil tindakan pencegahan yang sesuai
terhadap Turki yang telah mengalami pelanggaran wilayah udara.
Erdogan
mempertanyakan esensi dibalik klaim yang dilontarkan oleh Rusia bahwa Erdogan
dan pejabat pemerintah Turki berusaha untuk ‘mengIslamkan’ Turki, Erdogan
menegaskan bahwa 99 persen dari penduduk negara ini adalah Muslim dan tidak
masuk akal bagi pihak-pihak tertentu untuk membuat klaim seperti itu.
“Bagaimana
mungkin seseorang dapat menyatakan klaim seperti itu?” Erdogan berbalik
bertanya secara retoris, menolak klaim yang dituduhkan padanya.
Berkaitan
dengan serangan sekelompok pengunjuk rasa terhadap kedutaan Turki di Moskow,
Erdogan mengatakan bahwa sikap seperti itu yang salah, dan menambahkan bahwa
pasukan keamanan Turki akan mengambil tindakan terhadap serangan tersebut jika
insiden serupa terjadi di negara ini.
“Kemitraan
strategis Turki dengan Rusia membutuhkan solidaritas, bukan ancaman” kata
Erdogan mengkritik sikap Rusia yang menolak proyek bersama dan menambahkan
bahwa sikap tersebut tidak sesuai sebagai seorang politisi.
Pada
tanggal 24 November, dua jet tempur F-16 Turki mengadakan patroli udara sesuai
aturan internasional ketika pesawat perang Rusia melanggar wilayah udara Turki
dekat perbatasan Suriah.
Pesawat
perang Rusia telah menerima 10 kali peringatan tentang pelanggaran wilayah
udara Turki dalam waktu lima menit sebelum ditembak jatuh.
Ini
bukan pertama kalinya pesawat tempur Rusia telah melanggar wilayah udara Turki.
Pada bulan Oktober lalu, pesawat-pesawat tempur Rusia juga melanggar wilayah
udara Turki. Para pejabat Rusia telah meminta maaf dan berjanji bahwa insiden
tersebut tidak akan terulang kembali di masa depan.
Red
: Maulana Mustofa
Bangga sekali rakyat Turki
pada Presidennya setelah tembak jatuh jet tempur Rusia
Bangga sekali rakyat Turki pada Presidennya, Recep Tayyip
Erdogan.
Bayangkan coba, Turki berani nembak jatuh pesawat
Rusia, negara yang mempunyai 20.000 hulu ledak nuklir!
Pasca penembakan jet tempur Rusia Su-24 oleh F16
Turki, netizen TurkiEbebiEhver1453 mengunggah video di Youtube yang membanggakan
Presiden Erdogan sedang jajal jet tempur, sementara Presiden Rusia Vladimir
Putin memandang dengan tatapan galau :)
"İşte Rus
savaş uçağını düşüren pilotumuz :)"
(Here's the Russian war plane that brought down
our pilot :)
Tulis EbebiEhver1453 memposting video pada 24
November 2015.
Ini videonya:
NB: Jangan cedih gitu dong om Putin :)
Serangan Teroris Rusia kepada
Turki Dapat Memicu Perang Dunia ke-3
Turki telah memanggil duta besar rezim
teroris Rusia pada Senin (23/11) sebagai respon atas pemboman terhadap etnis
Turki di Suriah. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Turki memperingatkan bahwa
serangan teroris Rusia yang menargetkan desa dan warga sipil Turkmen “dapat
menyebabkan konsekuensi serius”.
Turki
telah memperingatkan teroris Rusia bahwa mereka akan menembak jatuh pesawat
tempur mereka menyusul pelanggaran berulang-ulang ke wilayah udaranya.
Kedua
kekuatan tersebut berada pada pihak yang beseberangan dalam perang Suriah,
dimana Turki bersikukuh untuk menggulingkan diktator Syiah Bashar Assad
sementara Moskow berusaha untuk menjaga sekutunya itu tetap berkuasa.
Serangan
udara Rusia dalam mendukung pasukan Assad sendiri telah menggeser keseimbangan
kekuasaan dalam konflik Suriah.
Ancaman
Perang Dunia III akan benar-benar terjadi apabila Turki diserang oleh teroris
Rusia, yang akan memancing semua anggota NATO untuk membalas serangan tersebut.
Dalam
pertemuan dengan Duta Besar Rusia, Andrei Karlov, Turki menuntut penghentian
operasi militer dari teroris Rusia di Suriah, terutama di dekat perbatasan
dengan Turki.
“Hal
tersebut menekankan bahwa tindakan pihak Rusia bukanlah pertarungan melawan
‘teror’, tetapi mereka membom desa sipil Turki dan ini dapat menyebabkan
konsekuensi serius,” kata Kemenlu Turki.
Presiden
Turki Tayyip Erdogan dengan marah turut mengecam ikut campurnya teroris Rusia
dalam konflik Suriah.
Ankara
secara tradisional menyatakan solidaritas dengan Turkmen Suriah, yang merupakan
warga Suriah keturunan Turki yang berjuang melawan pasukan rezim Syiah Assad.
Kemenlu
Turki melaporkan bahwa desa Turkmen menjadi sasaran pemboman sengit oleh
pesawat teroris Rusia di wilayah Bayirbucak, baratdaya Suriah, dekat dengan
gerbang perbatasan Turki, Yayladag di provinsi Hatay.
Turki
juga telah memperingatkan Moskow karena memasok senjata dan dukungan bagi
pasukan pemberontak Kurdi Suriah dengan alasan “memerangi ISIS di Suriah”.
Sumber
: The Daily Star
Red
: Gus Jati
Dampak Konflik Turki-Rusia di Suriah Akan Berubah Jadi Perang
Dunia Ketiga?
Dampak
konflik Turki-Rusia sangat mengkawatirkan akan berubah menjadi
"PERANG DUNIA KETIGA". Bibit-bibit perang sudah memiliki akar yang
sangat dalam. Semua berpotensi dan dapat berubah menjadi perang semesta.
Sekarang Rusia dibawah "Tsar" Vladimir Putin
melibatkan diri dalam perang di Suriah. Mendukung secara total terhadap rezim
Syiah Bashar al-Assad. Vladimir Putin yang mempunyai ambisi sebagai
"Tsar", dan ingin mengembalikan kejayaan Rusia seperti Unie Soviet,
terus melakukan petualangan politik dan militer.
Kemudian, ketegangan yang mengancam keamanan global itu dimulai
dari serangan bom “ bunuh diri” di Ankara Turki, menjelang pemilihan parlemen,
1 Nopember, dan menewaskan lebih dari 100 orang, saat berlangsung aksi
demonstrasi damai oleh para pendukung kelompok PKK Kurdi.
Disusul jatuhnya pesawat Metrojet Rusia, dan menewaskan 224
penumpangnya, tak lama sesudah tinggal landas dari kota wisata Sharm el-Sheik,
Mesir. Metrojet Rusia itu, meledak akibat “bom” yang ditanam dalam pesawat itu.
Terus pemboman terhadap pusat gerakan Syiah Hesbollah, di Beirut,
Lebanon, menewaskan puluhan orang dan melukai ratusan lainnya, disamping
menghancurkan bangunan pusat gerakan Syiah Hesbulllah di Lebanon.
Gerakan Syiah Hesbollah Lebanon itu, merupakan kekuatan utama yang
mendukung rezim Syiah Bashar al-Assad. Ribuan milisi Syiah Hesbollah sejak awal
terlibat dalam perang di Suriah.
Kemudian, secara dramatis terjadi peristiwa “JUM'AT 13 NOPEMBER”,
yaitu serangan bersenjata dan bom “bunuh diri” di pusat kota Paris, menewaskan
153 orang, 300 orang mengalami luka, dan 200 orang disandera. Kota yang dikenal
dengan keindahannya, dan pusat “MODE” itu, benar-benar seperti dalam keadaaan
'PERANG”.
Serangan “teroris” itu, menghentakan kesadaran seluruh jagad bahwa
dunia sudah tidak yang aman lagi. Kemudian di sudahi dengan keputusan
Sidang Dewan Keamanan PBB, yang memutuskan bahwa “teroris” IS/ISIS menjadi
musuh bersama negara-negara di dunia.
Namun, ancaman keamanan dan serangan “teroris” tidak berhenti
dengan keputusan Dewan Keamanan PBB, berikutnya sebuah hotel mewah, yang
menjadi tempat berkumpulnya para pengusaha dan politisi dunia, di kota Barmako,
Mali, diserang oleh “teroris”, dan menewaskan paling sedikit 22 orang, dan
puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Mali pernah menjadi jajahan Perancis. Sebelumnya, Perancis sudah
mengirimkan pasukan ke Mali, memadamkan pemberontakan kelompok Islam, yang
berjuang ingin mendirikan “Daulah Islamiiyah” di Mali utara.
Kekacauan terus berlangsung dan serangan tak henti, sebuah
iring-iringan Presiden Tunisia, diserang dengan “bom”, dan menewaskan 12 orang
pentgawalnya oleh “teroris”, dan Tunisia mengalami kekacauan hebat, dan
kemudian negara dinyatakan dala keadaaan darurat, seluruh perbatasan Tunisia
ditutup.
Sebelumnya terjadi serangan terhadap para turis, di pantai
Mediterania. Di mana puluhan turis Eropa tewas, ditembaki oleh seorang
mahasiswa. Serangan yang sangat luar biasa terhadap para turis, di mana mereka
sedang menikmati sinar matahari di tepi laut Mediteriania.
Puncaknya, ditembaknya pesawat jet tempur Rusia oleh Turki, dan
pasti mempunyai dampak sangat luas, dan bakal mengancam keamanan seluruh
kawasan Timur Tengah. Turki menuduh melanggar kedaulatan wilayah udaranya.
Presiden Rusia Vladimir Putin sangat marah, dan mengutuk tindakan Turki. Putin
mengatakan bahwa Turki mendukung “teroris” IS/ISIS.
Putin juga menegaskan bahwa serangan terhadap pesawat jet tempur
Rusia itu, bakal mempunyai konsekuensi yang sangat serius, terutama hubungan
Turki-Rusia.
Ketegangan Turki-Rusia itu, kemudian menyeret NATO, dan para
pemimpin negara-negara NATO, menggelar pertemuan di Brussel menghadapi resiko
ancaman dari Rusia. Negara-negara NATO, termasuk Amerika mendukung Turki yang
membela kedaulatannya. Hal itu ditegaskan oleh Presiden Amerika Barack Obama.
Jadi konflik antara Turki-Rusia itu, kemudian berubah menjadi konflik
antara Rusia dan NATO. Inilah situasi yang sangat genting secara global. Dampak
perang di Suriah telah menyebar dan meluas, bukan hanya perang menghadapi
“teroris”, tapi sekarang berubah konflik mengarah antara NATO dengan Rusia.
Ancaman perang global, dan menjurus “Perang Dunia Ketiga”, sudah
tidak dapat dikesampingkan. Di mana Rusia memindahkan kekuatan arsenal
militernya ke Suriah. Rusia mengirimkan berbagai jenis senjata ke Suriah.
Sesudah ditembaknya pesawata jet tempur Rusia oleh Turki.
Rusia memindahkan rudal jelajah jenis S-400 ke Suriah, dan
mengerahkan kapal induknya ke laut Meditterinia, yang ada di perairan Suriah
dekat dengan pangkalan militer Rusia di Latakia.
Eskalasi militer Rusia ke Suriarh terus meingkat. Tanpa batas.
Bukan sekadar mempertahankan rezim Syiah Bashar al-Assad, tapi pemindahan
arsenal militer Rusia ke Suriah sudah menjadi ancaman perang, dan bakal
menjurus kepada “Perang Dunia Ketiga”.
Suriah menjadi “episentrum” (pusat) meledaknya perang dunia, dan
akan menyeret bangsa-bangsa di dunia ke dalam kancah perang. Siapa yang berada
dibalik kekacauan global, dan mengarahkan kehancuran kehidupan umat manusia
ini? Wallahu'alam.