Sebuah kabar mengejutkan datang dari kelompok
yang menamakan dirinya ISIS (Islamic State of Iraq and Sham) atau yang dikenal
media Arab dengan Daisy/Daesh (Ad-Daulah Al-Islamiyyah fil
Iraq wa Asy-Syam).
Mereka merilis nama-nama
ulama Arab Saudi yang harus dibunuh, yang di antaranya adalah Mufti Besar Arab
Saudi, Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh.
Pernyataan ini disebutkan
dalam salah satu artikel yang dimuat majalah berbahasa Inggris terbitan ISIS,Dabiq pada 19 Januari 2016. Artikel
itu berjudul “Perangilah Pemimpin-pemimpin Kafir.”
Penulis artikel menuduh
sejumlah ulama dan dai Arab Saudi sebagai agen pemerintah.
Artikel tersebut juga memuat
foto masing-masing ulama yang akan mereka perangi yaitu:
(1) Mufti Besar Arab Saudi, Syaikh Abdul Aziz
bin Abdullah Alu Syaikh.
(2) Imam Masjidil Haram,
Syaikh Dr. Abdurrahman As-Sudais.
(3) Syaikh Dr. Aid bin
Abdullah Al-Qarni.
(4) Syaikh Dr. Shalih bin
Awad Al-Mughamisi.
(5) Syaikh Dr. Muhammad bin
Abdurrahman Al-Arifi.
(6) Syaikh Dr. Saad
Asy-Syatsri.
(7) Syaikh Dr. Abdullah bin
Muhammad Al-Mutlaq.
(8) Syaikh Dr. Salman bin
Fahd Al-Audah.
(9) Syaikh Adil Al-Kalbani.
(10) Syaikh Salman
An-Nasywan.
(11) Syaikh Muhammad
As-Saidi.
(12) Syaikh Said bin Musfir
Al-Qahthani.
(13) Syaikh Awad Al-Qarni.
(14) Syaikh Abdullah Alu
Syaikh.
(15) Syaikh Sulaiman
Al-Majid.
(16) Syaikh Abdul Aziz
Al-Fauzan.
(17) Syaikh Hatim Auni
Asy-Syarif, mantan anggota Majelis Syura Arab Saudi.
Artikel tersebut juga
mengucapkan belangsungakwa atas meninggalnya sejumlah anggota ISIS yang dihukum
mati oleh pemerintah Arab Saudi awal tahun 2016 ini bersama terdakwa terorisme
lainnya.
Secara eksplisit, nama-nama
anggota ISIS tersebut pun disebutkan, yaitu Faris Al Syuwail Az-Zahrani, Hamad
Al-Humaidi, dan Abdul Aziz Ath-Thuwaili’i.
Menurut penulis artikel,
penyebab anggota ISIS dihukum mati adalah para ulama tersebut.
“Para mujahidin itu
dieksekusi mati karena telah berjuang untuk menegakkan kalimat tauhid dan
jihad. Hal ini sangat didukung oleh para ulama Saudi yang tidak lain adalah
agen pemerintah,” tukasnya.
ISIS menilai ulama itu
adalah kaki tangan rezim Al Saud yang sudah divonis kafir oleh mereka karena
“Arab Saudi ikut menjalankan sistem Barat dalam perang melawan mujahidin,”
lanjut artikel tersebut.
Lebih dari itu, penulis
artikel ISIS ini berani mengatakan bahwa para ulama yang disebutkan tadi telah
kafir dan keluar dari Islam.
“Alasannya, karena mereka
taat dan patuh pada sistem negara yang murtad. Mereka memelintir ayat-ayat
Al-Quran untuk menipu umat Islam secara umum dalam membela tindakan rezim Al
Saud.”
Dalam artikel itu juga
disebutkan, ISIS yang menggelari diri mereka sebagai Kesatria Kekhalifahan di
Semenanjung Arab, mengajak pengikutnya untuk membunuh ulama dan dai tersebut.
“Adalah sebuah kewajiban
untuk menumpahkan darah (membunuh) para ulama istana itu sejak mereka murtad
dari ajaran Islam beberapa tahun yang lalu, dan semenjak mereka mendukung para
thogut (yang disembah selain Allah) dalam memerangi Islam. Namun, sekarang
alasan untuk memerangi mereka menjadi lebih kuat.”
Menanggapi hal ini, para
pengamat mengatakan, artikel di majalah Dabiq edisi terbaru tersebut, yang
menghasut pengikut ISIS untuk membunuh para ulama dan dai Arab Saudi, dapat
mematahkan semua yang telah digembar-gemborkan media barat dan pengekornya
tentang adanya hubungan pemerintah Arab Saudi dengan organisasi ISIS.
Di samping itu, artikel
tersebut juga merupakan tamparan yang keras bagi kelompok sekuler, liberal dan
syiah yang berusaha menghubung-hubungkan ulama Arab Saudi dengan gerakan ISIS,
seperti dikutip dari Islammemo.
Dengan demikian, semakin
jelas bahwa ISIS sudah melenceng dari ajaran Islam yang benar.
Sumber : Bersamadakwah │ Headlineislam.com