Duta Besar Republik Syiah Iran untuk Indonesia H E Valiollah Mohammadi
mengunjungi Kementerian Agama RI. Kedatangan Duta Besar Negeri Mullah ini
didampingi para Diplomat Kedutaan Iran, antara lain: Maktabifarah, Famouri, dan
Ali Pahlevani R.
Sebagaimana
diketahui bahwa Iran adalah Negara yang penduduknya bermayoritaskan Syiah
Imamiyah, bahkan pengikut Syiah di Indonesia juga berkiblat ke arah Iran.
Sayangnya, kedatangan Dubes Iran beberapa hari lalu diterima Menteri
Agama Lukman Hakim Saifuddin yang didampingi Kepala Biro Hukum dan Kerjasama
Luar Negeri Gunaryo, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis,
dan Kasubdit Ketenagaan Dit Diktis Imam Safei.
Kerjasama itu dalam bidang ilmu, pertukarang
pelajar, seni dan pariwisata
Valiollah mengajak Kemenag untuk lebih pro aktif
dalam menjalin kerja sama Indonesia – Iran. Menurutnya, ada beberapa hal yang
bisa dikerjasamakan. Di bidang Pendidikan Islam, Valiollah mengajak kerjasama
di bidang pertukaran mahasiswa, dosen, dan lain sebagainya. “Kami di Iran,
mempunyai intansi yang menjadi wadah Syiah, Sunni, dan Syiah-Sunni. Instansi
ini dapat dijadikan contoh bahwa Syiah dan Sunni bisa kerjasama,” terangnya,
Senin (01/02).
Kerjasama
lainnya di bidang Ilmu Al-Quran dan Haji. Valiollah berharap dapat memperoleh
pengalaman dan ilmu dari Indonesia dalam menyelenggarakan ibadah
haji.
Kerjasama
juga bisa dilakukan di bidang Seni dan pariwisata Islami. Valiollah menilai,
Indonesia dan Iran sangat kaya akan seni. “Sertifikasi makahan halal pun bisa
kita kerja samakan,” tuturnya sebagaimana dirilis resmi dalam situs
kemenag.go.id (1/2/16).
Menag
Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Kemenag siap bekerja sama dengan Pemerintah
Islam Iran. Menurutnya, beberapa hal yang berhubungan dengan Kemenag,
akan dipelajari secara seksama. Sedangkan yang berhubungan dengan kementerian
lainnya, akan dikoordinasikan dengan kementerian terkait.
(nisyi/syiahindonesia.com)
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/makin-akrab-lagi-lagi-indonesia-jalin-kerjasama-dengan-kedubes-iran.html
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/makin-akrab-lagi-lagi-indonesia-jalin-kerjasama-dengan-kedubes-iran.html
Senin (1/2) lalu, Duta Besar Republik Syiah Iran untuk Indonesia H E
Valiollah Mohammadi berkukunjung ke Kementerian Agama RI. Kedatangan Duta Besar
Negeri Mullah ini didampingi para Diplomat Kedutaan Iran, antara lain:
Maktabifarah, Famouri, dan Ali Pahlevani R.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Iran mengajak kerjasama terkait dialog
ulama dua negara. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan Ideologi Sunni
terbesar di dunia, sedang Iran adalah syiah terbesar. “Kami berharap, para
ulama dua negara, mampu ketemu, duduk bersama dan berdialog. Hal ini untuk
mengurangi kesalahpahaman masyarakat kita,” urainya.
Kerjasama
juga bisa dilakukan di bidang Seni dan pariwisata Islami. Valiollah menilai,
Indonesia dan Iran sangat kaya akan seni. “Sertifikasi makahan halal pun bisa
kita kerja samakan,” tuturnya.
Menag
Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Kemenag siap bekerja sama dengan Pemerintah
Islam Iran. Menurutnya, beberapa hal yang berhubungan dengan Kemenag,
akan dipelajari secara seksama. Sedangkan yang berhubungan dengan kementerian
lainnya, akan dikoordinasikan dengan kementerian terkait.
Menag
menjelaskan bahwa Kemenag mempunyai proyek 5.000 Doktor di berbagai disiplin
ilmu yang bisa dikerjasamakan dengan Iran. Menag juga menyambut baik usulan
Dubes tentang dialog antarulama.
“Dialog
Ulama Indonesia dan Iran, antara Sunni-Syiah memang diperlukan untuk
meminimalisir kesalahpahaman di masyarakat. Perbedaan Sunni-Syiah adalah
masalah klasik dan telah terjadi ratusan tahun silam. Sering kali, masyarakat
kita salah paham,” ungkapnya sebagaimana dilansir kemenag.go.id (1/2/16).
Tentang
penyelenggaraan Ibadah Haji, Menag mengatakan, bahwa Ibadah Haji adalah masalah
kompleks yang membutuhkan penanganan komplek pula. “Kami siap bekerja
sama dengan Iran,” tandasnya. (g-penk/mkd/mkd)
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/agendakan-dialog-sunni-syiah-menag-anggap-ahlus-sunnah-indonesia-tak-paham-syiah.html
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/agendakan-dialog-sunni-syiah-menag-anggap-ahlus-sunnah-indonesia-tak-paham-syiah.html
Menteri Agama ‘Dakwah’ Di Jerman Bersama Syiah, Kristen Dan JIL
Menteri
Agama jualan dagangan ‘Islam Nusantara’di Frankfurt, Jerman bersama dengan
pendeta kristen Frans Magnis Suseno, Susane Schrõter, pendeta syiah Haidar
Bagir, dan pendeta JIL Ulil Abshar Abdalla.
Tidak kurang
dari 80 orang partisipan ikut dalam kegiatan ini, termasuk dari Indonesia
seperti Dubes RI untuk Jerman, Fauzi Bowo, tokoh liberal Muhammadiyah Dawam
Rahardjo, Slamet Rahardjo, dan tokoh JIL Luthfy Syaukani. Berikut ini berita
dari fanspage facebook resmi Kementrian Agama.https://m.facebook.com/KementerianAgamaRI/photos/a.10152851662392928.1073741828.286506207927/10153382402597928/?type=3&_rdr#10153382468832928
Menag
Suarakan Islam Nusantara di Frankfurt
Frankfrut
(Pinmas) —- Islam Nusantara merupakan model ajaran Islam yang tepat diterapkan
pada sebuah bangsa yang majemuk. Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang
menekankan pada prinsip-prinsip ajaran yang moderat (wasatiyah), inklusif,
toleran (saling menghormati), tidak
mengklaim hanya agama sendiri yang benar, bersatu dalam keragaman
(Bhineka Tunggal Ika/”Unity in Diversity”), berdasarkan pada UUD 1945, dan
ideologi Pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan RepublikIndonesia, ternyata
berhasil mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia yang sangat majemuk.
Demikian
pesan yang disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat didaulat
sebagai keynote speech pada seminar yang mengambil tema “Pluralism, Fundamentalism and Media”.
Seminar ini
merupakan salah satu rangkaian program Frankfurt Book Fair (FBF) yang
bertemakan “17.000 islands of Imagination”. Seminar ini diselenggarakan di
antaranya bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat internasional ikhwal
apa, mengapa, dan bagaimana wacana pluralisme,fundamentalisme dan radikalisme
yang sesungguhnya.
Menurut
panitia, seminar juga bertujuan menggambarkan dan menjelaskan isu Islamophobia
sebagai problem yang dihadapi dunia muslim, terutama pada beberapa dasa warsa
terakhir.
Menurut
Menag, Islam Nusantara berkontribusi sangat signifikan dalam pengelolaan bangsa
Indonesia yang sangat majemuk yang berpenduduk lebih dari 250 juta, yang dihuni
oleh 700-an suku bangsa, 500-an bahasa, ribuan tradisi budaya, dan 6 agama
serta ratusan kepercayaan lokal. Islam Nusantara mampu memposisikan diri
sebagai kekuatan agama yang mengintegrasikan dan mempertahankan keutuhan bangsa
Indonesia dalam bingkai NKRI.
Dalam
makalah yang bertajuk “Pluralism, Radicalism, and Islamophobia”, Menteri Agama
menggaris-bawahi beberapa hal
penting, antara lain terkait isu pluralisme, radikalisme, dan Islamophobia yang
dikaitkan dengan peran media. Menurut Menag, penggunaan ketiga istilah
tersebut, diperlukan tingkat pemahaman, kecermatan dan kehati-hatian yang
relatif tinggi. Hal ini karena, secara konseptual, istilah pluralisme maupun
radikalisme memiliki banyak makna, sehingga kekurang-pahaman dan
ketidak-cermatan dalam penggunaan kedua istilah tersebut bisa menimbulkan salah
tafsir yang mengundang perdebatan dan bahkan bisa menjadi faktor “pemicu” terjadinya
konflik dan merusak tatanan kehidupan umat beragama dan keamanan bangsa.
Memaknai dan
menyikapi “Islamophobia” sebagai wacana sosio-politik dan sosio- doktrinal,
kata Menag juga hendaknya dilakukan dengan hati-hati. Sebab, pemaknaan yang
keliru akan berpotensial menimbulkan kerugian terhadap ummat Islam (dunia
muslim) khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.
Karena bagaimana pun—terlepas dari benar-tidaknya, atau tepat-tidaknya—
kebencian, opini negatif, citra buruk yang terbangun terhadap Islam—sebagai
dampak stigmatisasi Islamophobist akan berdampak pada terjadinya situasi
konfliktual yang berbahaya terhadap tatanan kehidupan masyarakat dunia umumnya.
Oleh karena
itulah, lanjut Menag, dibutuhkan kearifan dan pemahaman komprehensif yang
didasarkan pada fakta obyektif tentang isu Islamophobia menjadi sebuah
keniscayaan masyarakat dunia secara keseluruhan, dalam upaya mencipta keamanan
global, memperkuat budaya damai, dan merajut kesejahteraan dalam kehidupan umat
kini dan mendatang. Menag berharap forum seminar ini mampu mendudukkan
persoalan-persoalan tersebut secara baik, proporsional, obyektif, dan
bermanfaat bagi kita semua.
Dalam
kesempatan dialog, Menteri Agama menawarkan Islam Nusantara sebagai model
ber-Islam “rahmatan lil ‘alamin”. Menurut Menag, Islam Nusantara yang
dikembangkan oleh Walisongo bisa dijadikan sebagai perekat tata hubungan antar
manusia apa pun latar belakangnya. Islam Nusantara juga bisa menjembatani
dialog antara lokalitas dengan globalitas, konservatif dan progresif.
Seminar tentang
“Pluralism, Fundamentalism and Media” ini menghadirkan beberapa nara sumber,
antara lain: Frans Magnis Suseno, Susane Schrõter, Haidar Bagir, dan Ulil
Abshar Abdalla.
Tidak kurang
dari 80 orang partisipan ikut dalam kegiatan ini, termasuk dari Indonesia
seperti Dubes RI untuk Jerman, Fauzi Bowo, Dawam Rahardjo, Slamet Rahardjo,
Luthfy Syaukani. (cfy/mkd/mkd)
Wallahul
Musta’an
Syiah
Imamiyah Bertentangan dengan Ajaran Islam
Secara resmi, Departemen Agama (kini Kementerian
Agama) telah mengeluarkan Edaran tentang Syi’ah melalui Surat Edaran
Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal “Hal
Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah”
Pada poin ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah (yang di Iran
dan juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan
Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb:
“Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan
dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi’ah Imamiyah
pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan
tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang
menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan
takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam.” (Surat Edaran Departemen Agama No:
D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai
Golongan Syi’ah, butir ke 5).
Untuk lebih jelasnya, yang dimaksud Semua itu tidak
sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya adalah:
SYI’AH
IMAMIYAH
Sebutan lengkapnya adalah syi’ah Imamiyah Isna
Asyariyah, tetapi biasa disingkat menjadi Syi’ah Imamiyah. Sekte ini mengakui
pengganti Ja’far Sodiq adalah Musa Al-Kadzim sebagai Imam ketujuh, yaitu anak
dari Ja’far dan saudara dan saudara dari Ismail almarhum. Imam mereka semuanya
ada 12 dan Imam yang kedua belas dan yang terakhir adalah Muhammad. Pada suatu
saat pada tahun 260H Muhammad ini hilang misterius. Menurut kepercayaan mereka
ia akan kembali lagi ke alam dunia ini untuk menegakkan kebenaran dan keadilan.
Muhammad tersebut mendapat sebutan sebagai Muhammad al-Mahdi al-Muntadzar.
Yang berkuasa di Iran sekarang ini adalah golongan
Syi’ah Imamiyah. Di antara ajaran-ajaran Syi’ah Imamiyah adalah sebagai
berikut:
Mereka menganggap Abu Bakar dan Umar telah merampas
jabatan Khalifah dari pemiliknya, yaitu Ali. Oleh karena itu mereka memaki dan
mengutuk kedua beliau tersebut. Seakan-akan laknat (mengutuk) di sini merupakan
sebagian dari ajaran agama.
Mereka memberikan kedudukan kepada Ali setingkat lebih
tinggi dari manusia biasa. Ia merupakan perantara antara manusia dengan Tuhan.
Malahan ada yang berpendapat bahwa Ali dan Imam-imam
yang lain memiliki sifat-sifat Ketuhanan.
Mereka percaya bahwa Imam itu ma’shum terjaga dari
segala kesalahan besar atau kecil. Apa yang diperbuat adalah benar, sedang apa
yang ditinggalkan adalah berarti salah.
Mereka tidak mengakui adanya Ijma’ kesepakatan ulama
Islam sebagai salah satu dasar hukum Islam, berbeda halnya dengan Ahlus Sunnah
wal Jama’ah. Mereka baru mau menerima Ijma’ apabila Ijma’ ini direstui oleh
Imam. Oleh karena itu di kalangan mereka juga tidak ada ijtihad atau penggunaan
ratio/intelek dalam pengetrapan hukum Islam. Semuanya harus bersumber dari
Imam. Imam adalah penjaga dan pelaksana Hukum.
Mereka menghalalkan nikah Mut’ah, yaitu nikah untuk
sementara waktu, misalnya satu hari, satu minggu atau satu bulan. Nikah mut’ah
ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan nikah yang biasa kita kenal, antara
lain sebagai berikut:
Dalam akad nikah ini harus disebutkan waktu yang
dikehendaki oleh kedua belah pihak, apakah untuk satu hari atau dua hari
misalnya.
Dalam akad nikah ini tidak diperlukan saksi, juga
tidak perlu diumumkan kepada khalayak ramai.
Antara suami-istri tidak ada saling mewarisi.
Untuk memutuskan nikah ini tidak perlu pakai thalak.
Apabila waktu yang ditentukan sudah habis, otomatis nikah mut’ah tersebut
menjadi putus.
Iddah istri yang menjadi janda ialah 2X haid atau 45 hari
bagi yang sudah tidak haid lagi. Adapun iddah karena kematian adalah sama
dengan nikah biasa.
Mereka mempunyai keyakinan bahwa imam-imam yang sudah
meninggal itu akan kembali ke alam dunia pada akhir zaman untuk memberantas
segala perbuatan kejahatan dan menghukum lawan-lawan golongan Syi’ah. Baru
sesudah Imam Mahdi datang, alam dunia ini akan kiamat. (Surat Edaran Departemen
Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal
Mengenai Golongan Syi’ah, butir ke 5).
(nahimunkar.com)
Yang Bilang Bahwa Rafidhah Adalah Muslimin, Saudara
Kita, Yang Tidak Mengharuskan Pengkafiran Terhadap Mereka Adalah Orang Jaahil
Murakkab!!
Bismillahirrohmanirrohim.
fatwa syaikh bin bazz tentang hukum pengkafiran
rafidhah
FATWA SYAIKH IBNU BAAZ RAHIMAHULLAH TENTANG HUKUM
PENGKAFIRAN ROFIDHOH
Transkrip fatwa
PERTANYAAN :
Di sana ada beberapa orang, berkata kepada kami salah
seorang tokoh bahwa dia telah mengumpulkan para penasehat dan pembina dan
mengatakan kepada mereka:
“Barangsiapa diantara kalian berpendapat kafirnya
Rafidhah maka kami pasti membantah, menegur, dan jauhi dia. MEREKA (RAFIDHAH)
ADALAH MUSLIMIN, SAUDARA KITA. MEREKA MENYELISIHI KITA DALAM SEBAGIAN PERKARA
YANG TIDAK MENGHARUSKAN PENGKAFIRAN MEREKA.”
Kami menghendaki penjelasan tentang hal itu?
JAWABAN :
هــذا الذي يقــول
هذا الكلام جــاهل، مركب ،… الــرافضة شأنهــم خطير خطير، فهم عبـــاد اوثان ،
يعبدون أولياء، يعبدون أهــل البيت و يدعونهم من دون الله، و يسبون الصحابــة
Orang yang mengatakan
ucapan ini adalah seorang JAAHIL MURAKKAB (kebodohannya berlipatganda –seorang
bodoh dan tidak tahu bahwa ia tidak tahu–). Mereka kaum Rafidhah urusannya
sangat-sangat membahayakan..
>Mereka adalah
para penyembah berhala.
>Mereka
mengibadahi para wali.
>Mereka melakukan
peribadatan kepada ahlul bait dan berdo’a kepada mereka bersama Allah.
>Dan mereka
mencaci maki para shahabat Nabi.
MAKA mereka memiliki
keyakinan-keyakinan dan agama selain agama kaum muslimin.
Mereka juga memusuhi
sunnah dan memandang bahwa sunnah termasuk musuh bebuyutan bagi mereka.
Mereka disebut
RAFIDHAH (PENOLAK) karena mereka (رفضوا)
yaitu dahulu menolak mengikuti Zaid bin Ali (keturunan Husain bin Ali bin Abi
Thalib) tatkala waktu itu Zaid meridhai kekhilafahan Abu Bakr Ash-Shiddiq dan
Umar radhiallahu ‘anhuma.
الــرافضة الآن هم
قوم عندهم عقائد باطلة، أخبثهــا و أشرهـــا و اعظمهــا خطرا أنهــم يعبدون أهــل
البيت من دون الله ، و يستغيثون بهم، و ينذرون لهم و يذبحون لهم
Mereka kelompok
Rafidhah sekarang adalah kaum yang memiliki akidah yang batil/menyimpang.
(Akidah) yang terburuk, terjelek, dan terbesar bahayanya, yakni mereka
menyembah ahlul bait bersama Allah, beristighasah, bernadzar, dan menyembelih
untuk mereka..
Mereka berdo’a kepada
ahlul-bait meminta pemenuhan segala hajat dan penyembuhan penyakit.
..يا عــلي، يا حسن، يا فاطمـــة يا يا
(Mereka menyeru) wahai Ali, wahai Hasan, wahai
Fathimah, wahai…wahai…
Sebagaimana
berdo’anya para penyembah berhala kepada berhala mereka bersama Allah. Hal ini
ma’ruf (terkenal) dari keyakinan-keyakinan mereka, berdo’a kepada ahlul-bait.
Sebagaimana mereka
juga meyakini bahwa imam Rafidhah adalah orang-orang yang maksum (terbebas dari
segala dosa, pent) dan bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghaib.
Mereka memiliki
keyakinan-keyakinan lainnya selain itu, diantaranya mencaci maki para sahabat
Nabi ﷺ , dan berburuk sangka kepada para
shahabat. padahal para shahabat adalah pengemban sunnah, Al-Qur’an, dan
syari’at.
MAKA barangsiapa
berburuk sangka kepada para shahabat Nabi ﷺ maka dia telah
kafir. Kita memohon kepada Allah keselamatan.
Dan apakah (semua)
syi’ah juga demikian?
Kaum Syi’ah itu
berkelompok-kelompok. Terkhusus Rafidhah
dan Bathiniyyah mereka adalah kelompok syi’ah YANG PALING JELEK DAN
PALING BERBAHAYA. Demikian juga Nushairiyyah. Mereka pun terbagi-bagi lagi.
Syi’ah memiliki
kelompok yang banyak, akan tetapi diantara yang paling buruk dari mereka adalah
Rafidhah dan Nushairiyyah serta Bathiniyyah.
—Dinukil dengan
adanya perubahan–.
ــــــــــــــــــــــــ
فتوى للشيخ ابن
بــاز في حكـــم تكـــــفير الــــرافضة
:تفريغ الفتوى
الســؤال :
هناك الرجال، قال
لنا أحد الكبار جمع الوعاظ و المرشدين و قال : لهم من قال منكم بتكفير الرافضة
حاكمناه و عاتبناه و أبعدناه، هم مسلمون إخواننا، خالفونا في بعض الأشياء التي لا
توجب تكفيرهم.
نريد بيان ذلك
الــجواب :
هذا الذي يقول هذا
الكلام جاهل، مركب ،… الرافضة شأنهم خطير خطير، فهم عباد اوثان ، يعبدون أولياء،
يعبدون أهل البيت و يدعونهم من دون الله، و يسبون الصحابة . فلهم عقائد و دين غير
دين المسلمين . و هم يعادون السنة و يرون أن السنة من اعدا الأعداء لهم. هم رافضة
لأنهم رفضوا زيد بن علي سابقا، بن الحسين لما ترضى عن الصديق و عن عمر رضي اله
عنهما.
الرافضة الآن هم قوم
عندهم عقائد باطلة، أخبثها و أشرها و اعظمها خطرا أنهم يعبدون أهل البيت من دون
الله ، و يستغيثون بهم، و ينذرون لهم و يذبحون لهم، و يسألونهم قضاء الحاجات و
شفاء المرضى، يا علي، يا حسن، يا فاطمة يا يا
كما يدعوا عباد
الأصنام أصناما لهم من دون الله، هذا معروف من عقائدهم، دعوة أهل البيت، كما
يعتقدون في أئمتهم أنهم معصومون و أنهم يعلمون الغيب. و لهم اعتقادات اخرى غير
ذلك، منها سب أصحاب النبي ﷺ ، و سوء الظن فيهم و هم حملة السنة و القرآن و حملة
الشريعة، فمن أساء الظن بهم فقد كفر ، نسأل الله العافية
و الشيعـــة،
كذلــــك؟
الشيعة هم فئات،
الرافضة بالأخص و الباطنية هم أشد الشيعة شرا، و أخطرهم و النصيرية كذلك، فهم
أقسام، الشيعة أقسامb كثيرة، لكن من اخبثهم الرافضة و النصيرية و الباطنية.
منقــول بتصـــرف
✲✹✲
Sumber:
Alih Bahasa:
Al Ustadz Muhammad
Sholehuddin Abu ‘Abduh (Karawang) -hafidzahullah- [FBF-2]
مجموعـــــة توزيع
الفـــــــوائد
WA Forum Berbagi
Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net
Menag Minta DPR Tidak Rancang UU
Anti LGBT ( ??? )
Rabu, 17 Februari 2016 - 15:19 wib
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta
DPR agar tidak merancang Undang-Undang (UU) anti lesbian, gay, biseksual dan
transgender (LGBT).
Menurutnya, masalah LGBT belum terlalu urgen, sehingga
masih bisa diselesaikan melalui proses komunikasi.
"Sejauh ini saya belum melihat tingkat urgensi
yang tinggi untuk lalu kemudian sampai kepada UU," ujar Lukman di Gedung
DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Ia menjelaskan, parlemen tidak perlu sampai membuat UU
anti LGBT, karena mayoritas masyarakat saat ini sudah menyadari keberadaan LGBT
tidak ditolerir oleh agama.
"Saya pikir semua pihak mayoritas bangsa ini
bangsa yang religius, yang tanpa harus adanya UU sudah sangat memahami
(LGBT)," pungkas dia.
(fzy)