Thursday, February 18, 2016

Makin Akrab, Kemenag Jalin Kerjasama Dengan Kedubes Iran. Agendakan Dialog Sunni-Syiah, Menag Anggap Ahlus Sunnah Indonesia Tak Paham Syiah, ‘Dakwah’ Di Jerman Bersama Syiah, Kristen Dan JIL



Duta Besar Republik Syiah Iran untuk Indonesia H E Valiollah Mohammadi mengunjungi Kementerian Agama RI. Kedatangan Duta Besar Negeri Mullah ini didampingi para Diplomat Kedutaan Iran, antara lain: Maktabifarah, Famouri, dan Ali Pahlevani R.

Sebagaimana diketahui bahwa Iran adalah Negara yang penduduknya bermayoritaskan Syiah Imamiyah, bahkan pengikut Syiah di Indonesia juga berkiblat ke arah Iran.

Sayangnya, kedatangan Dubes Iran beberapa hari lalu diterima Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin yang didampingi Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri  Gunaryo, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Sri Ilham Lubis, dan Kasubdit Ketenagaan Dit Diktis Imam Safei.


Kerjasama itu dalam bidang ilmu, pertukarang pelajar, seni dan pariwisata

Valiollah mengajak Kemenag untuk lebih pro aktif dalam menjalin kerja sama Indonesia – Iran. Menurutnya, ada beberapa hal yang bisa dikerjasamakan. Di bidang Pendidikan Islam, Valiollah mengajak kerjasama di bidang pertukaran mahasiswa, dosen, dan lain sebagainya. “Kami di Iran, mempunyai intansi yang menjadi wadah Syiah, Sunni, dan Syiah-Sunni. Instansi ini dapat dijadikan contoh bahwa Syiah dan Sunni bisa kerjasama,” terangnya, Senin (01/02). 

Kerjasama lainnya di bidang Ilmu Al-Quran dan Haji. Valiollah berharap dapat  memperoleh pengalaman dan ilmu dari Indonesia  dalam menyelenggarakan ibadah haji.  

Kerjasama juga bisa dilakukan di bidang Seni dan pariwisata Islami. Valiollah menilai, Indonesia dan Iran sangat kaya akan seni. “Sertifikasi makahan halal pun bisa kita kerja samakan,” tuturnya sebagaimana dirilis resmi dalam situs kemenag.go.id (1/2/16).

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Kemenag siap bekerja sama dengan Pemerintah Islam Iran. Menurutnya,  beberapa hal yang berhubungan dengan Kemenag, akan dipelajari secara seksama. Sedangkan yang berhubungan dengan kementerian lainnya, akan dikoordinasikan dengan kementerian terkait. (nisyi/syiahindonesia.com)
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/makin-akrab-lagi-lagi-indonesia-jalin-kerjasama-dengan-kedubes-iran.html



Senin (1/2) lalu, Duta Besar Republik Syiah Iran untuk Indonesia H E Valiollah Mohammadi berkukunjung ke Kementerian Agama RI. Kedatangan Duta Besar Negeri Mullah ini didampingi para Diplomat Kedutaan Iran, antara lain: Maktabifarah, Famouri, dan Ali Pahlevani R.
Dalam pertemuan tersebut, Dubes Iran mengajak kerjasama terkait dialog ulama dua negara. Menurutnya, Indonesia adalah negara dengan Ideologi Sunni terbesar di dunia, sedang Iran adalah syiah terbesar. “Kami berharap, para ulama dua negara, mampu ketemu, duduk bersama dan berdialog. Hal ini untuk mengurangi kesalahpahaman masyarakat kita,” urainya.


Kerjasama juga bisa dilakukan di bidang Seni dan pariwisata Islami. Valiollah menilai, Indonesia dan Iran sangat kaya akan seni. “Sertifikasi makahan halal pun bisa kita kerja samakan,” tuturnya.

Menag Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, Kemenag siap bekerja sama dengan Pemerintah Islam Iran. Menurutnya,  beberapa hal yang berhubungan dengan Kemenag, akan dipelajari secara seksama. Sedangkan yang berhubungan dengan kementerian lainnya, akan dikoordinasikan dengan kementerian terkait.

Menag menjelaskan bahwa Kemenag mempunyai proyek 5.000 Doktor di berbagai disiplin ilmu yang bisa dikerjasamakan dengan Iran. Menag juga menyambut baik usulan Dubes tentang dialog antarulama. 

“Dialog Ulama Indonesia dan Iran, antara Sunni-Syiah memang diperlukan untuk meminimalisir kesalahpahaman di masyarakat. Perbedaan Sunni-Syiah adalah masalah klasik dan telah terjadi ratusan tahun silam. Sering kali, masyarakat kita salah paham,” ungkapnya sebagaimana dilansir kemenag.go.id (1/2/16). 

Tentang penyelenggaraan Ibadah Haji, Menag mengatakan, bahwa Ibadah Haji adalah masalah kompleks yang membutuhkan penanganan komplek pula. “Kami  siap bekerja sama dengan Iran,”  tandasnya. (g-penk/mkd/mkd)
http://www.syiahindonesia.com/2016/02/agendakan-dialog-sunni-syiah-menag-anggap-ahlus-sunnah-indonesia-tak-paham-syiah.html


Menteri Agama ‘Dakwah’ Di Jerman Bersama Syiah, Kristen Dan JIL




Menteri Agama jualan dagangan ‘Islam Nusantara’di Frankfurt, Jerman bersama dengan pendeta kristen Frans Magnis Suseno, Susane Schrõter, pendeta syiah Haidar Bagir, dan pendeta JIL Ulil Abshar Abdalla.
Tidak kurang dari 80 orang partisipan ikut dalam kegiatan ini, termasuk dari Indonesia seperti Dubes RI untuk Jerman, Fauzi Bowo, tokoh liberal Muhammadiyah Dawam Rahardjo, Slamet Rahardjo, dan tokoh JIL Luthfy Syaukani. Berikut ini berita dari fanspage facebook resmi Kementrian Agama.https://m.facebook.com/KementerianAgamaRI/photos/a.10152851662392928.1073741828.286506207927/10153382402597928/?type=3&_rdr#10153382468832928
Menag Suarakan Islam Nusantara di Frankfurt
Frankfrut (Pinmas) —- Islam Nusantara merupakan model ajaran Islam yang tepat diterapkan pada sebuah bangsa yang majemuk. Islam Nusantara adalah ajaran Islam yang menekankan pada prinsip-prinsip ajaran yang moderat (wasatiyah), inklusif, toleran (saling menghormati), tidak mengklaim hanya agama sendiri yang benar, bersatu dalam keragaman (Bhineka Tunggal Ika/”Unity in Diversity”), berdasarkan pada UUD 1945, dan ideologi Pancasila dalam bingkai Negara Kesatuan RepublikIndonesia, ternyata berhasil mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia yang sangat majemuk.
Demikian pesan yang disampaikan oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat didaulat sebagai keynote speech pada seminar yang mengambil tema “Pluralism, Fundamentalism and Media”.
Seminar ini merupakan salah satu rangkaian program Frankfurt Book Fair (FBF) yang bertemakan “17.000 islands of Imagination”. Seminar ini diselenggarakan di antaranya bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat internasional ikhwal apa, mengapa, dan bagaimana wacana pluralisme,fundamentalisme dan radikalisme yang sesungguhnya.
Menurut panitia, seminar juga bertujuan menggambarkan dan menjelaskan isu Islamophobia sebagai problem yang dihadapi dunia muslim, terutama pada beberapa dasa warsa terakhir.
Menurut Menag, Islam Nusantara berkontribusi sangat signifikan dalam pengelolaan bangsa Indonesia yang sangat majemuk yang berpenduduk lebih dari 250 juta, yang dihuni oleh 700-an suku bangsa, 500-an bahasa, ribuan tradisi budaya, dan 6 agama serta ratusan kepercayaan lokal. Islam Nusantara mampu memposisikan diri sebagai kekuatan agama yang mengintegrasikan dan mempertahankan keutuhan bangsa Indonesia dalam bingkai NKRI.
Dalam makalah yang bertajuk “Pluralism, Radicalism, and Islamophobia”, Menteri Agama menggaris-bawahi beberapa hal

penting, antara lain terkait isu pluralisme, radikalisme, dan Islamophobia yang dikaitkan dengan peran media. Menurut Menag, penggunaan ketiga istilah tersebut, diperlukan tingkat pemahaman, kecermatan dan kehati-hatian yang relatif tinggi. Hal ini karena, secara konseptual, istilah pluralisme maupun radikalisme memiliki banyak makna, sehingga kekurang-pahaman dan ketidak-cermatan dalam penggunaan kedua istilah tersebut bisa menimbulkan salah tafsir yang mengundang perdebatan dan bahkan bisa menjadi faktor “pemicu” terjadinya konflik dan merusak tatanan kehidupan umat beragama dan keamanan bangsa.

Memaknai dan menyikapi “Islamophobia” sebagai wacana sosio-politik dan sosio- doktrinal, kata Menag juga hendaknya dilakukan dengan hati-hati. Sebab, pemaknaan yang keliru akan berpotensial menimbulkan kerugian terhadap ummat Islam (dunia muslim) khususnya dan masyarakat dunia pada umumnya.

Karena bagaimana pun—terlepas dari benar-tidaknya, atau tepat-tidaknya— kebencian, opini negatif, citra buruk yang terbangun terhadap Islam—sebagai dampak stigmatisasi Islamophobist akan berdampak pada terjadinya situasi konfliktual yang berbahaya terhadap tatanan kehidupan masyarakat dunia umumnya.

Oleh karena itulah, lanjut Menag, dibutuhkan kearifan dan pemahaman komprehensif yang didasarkan pada fakta obyektif tentang isu Islamophobia menjadi sebuah keniscayaan masyarakat dunia secara keseluruhan, dalam upaya mencipta keamanan global, memperkuat budaya damai, dan merajut kesejahteraan dalam kehidupan umat kini dan mendatang. Menag berharap forum seminar ini mampu mendudukkan persoalan-persoalan tersebut secara baik, proporsional, obyektif, dan bermanfaat bagi kita semua.
Dalam kesempatan dialog, Menteri Agama menawarkan Islam Nusantara sebagai model ber-Islam “rahmatan lil ‘alamin”. Menurut Menag, Islam Nusantara yang dikembangkan oleh Walisongo bisa dijadikan sebagai perekat tata hubungan antar manusia apa pun latar belakangnya. Islam Nusantara juga bisa menjembatani dialog antara lokalitas dengan globalitas, konservatif dan progresif.
Seminar tentang “Pluralism, Fundamentalism and Media” ini menghadirkan beberapa nara sumber, antara lain: Frans Magnis Suseno, Susane Schrõter, Haidar Bagir, dan Ulil Abshar Abdalla.
Tidak kurang dari 80 orang partisipan ikut dalam kegiatan ini, termasuk dari Indonesia seperti Dubes RI untuk Jerman, Fauzi Bowo, Dawam Rahardjo, Slamet Rahardjo, Luthfy Syaukani. (cfy/mkd/mkd)
Wallahul Musta’an


Syiah Imamiyah Bertentangan dengan Ajaran Islam
Secara resmi, Departemen Agama (kini Kementerian Agama) telah mengeluarkan Edaran tentang Syi’ah melalui Surat Edaran Departemen Agama Nomor D/BA.01/4865/1983, tanggal 5 Desember 1983 perihal “Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah”
Pada poin ke-5 tentang Syi’ah Imamiyah (yang di Iran dan juga merembes ke Indonesia, red) disebutkan sejumlah perbedaannya dengan Islam. Lalu dalam Surat Edaran Departemen Agama itu dinyatakan sbb:
“Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya. Dalam ajaran Syi’ah Imamiyah pikiran tak dapat berkembang, ijtihad tidak boleh. Semuanya harus menunggu dan tergantung pada imam. Antara manusia biasa dan Imam ada gap atau jarak yang menganga lebar, yang merupakan tempat subur untuk segala macam khurafat dan takhayul yang menyimpang dari ajaran Islam.” (Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah, butir ke 5).
Untuk lebih jelasnya, yang dimaksud Semua itu tidak sesuai dan bahkan bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya adalah:
SYI’AH IMAMIYAH
Sebutan lengkapnya adalah syi’ah Imamiyah Isna Asyariyah, tetapi biasa disingkat menjadi Syi’ah Imamiyah. Sekte ini mengakui pengganti Ja’far Sodiq adalah Musa Al-Kadzim sebagai Imam ketujuh, yaitu anak dari Ja’far dan saudara dan saudara dari Ismail almarhum. Imam mereka semuanya ada 12 dan Imam yang kedua belas dan yang terakhir adalah Muhammad. Pada suatu saat pada tahun 260H Muhammad ini hilang misterius. Menurut kepercayaan mereka ia akan kembali lagi ke alam dunia ini untuk menegakkan kebenaran dan keadilan. Muhammad tersebut mendapat sebutan sebagai Muhammad al-Mahdi al-Muntadzar.
Yang berkuasa di Iran sekarang ini adalah golongan Syi’ah Imamiyah. Di antara ajaran-ajaran Syi’ah Imamiyah adalah sebagai berikut:
Mereka menganggap Abu Bakar dan Umar telah merampas jabatan Khalifah dari pemiliknya, yaitu Ali. Oleh karena itu mereka memaki dan mengutuk kedua beliau tersebut. Seakan-akan laknat (mengutuk) di sini merupakan sebagian dari ajaran agama.
Mereka memberikan kedudukan kepada Ali setingkat lebih tinggi dari manusia biasa. Ia merupakan perantara antara manusia dengan Tuhan.
Malahan ada yang berpendapat bahwa Ali dan Imam-imam yang lain memiliki sifat-sifat Ketuhanan.
Mereka percaya bahwa Imam itu ma’shum terjaga dari segala kesalahan besar atau kecil. Apa yang diperbuat adalah benar, sedang apa yang ditinggalkan adalah berarti salah.
Mereka tidak mengakui adanya Ijma’ kesepakatan ulama Islam sebagai salah satu dasar hukum Islam, berbeda halnya dengan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Mereka baru mau menerima Ijma’ apabila Ijma’ ini direstui oleh Imam. Oleh karena itu di kalangan mereka juga tidak ada ijtihad atau penggunaan ratio/intelek dalam pengetrapan hukum Islam. Semuanya harus bersumber dari Imam. Imam adalah penjaga dan pelaksana Hukum.
Mereka menghalalkan nikah Mut’ah, yaitu nikah untuk sementara waktu, misalnya satu hari, satu minggu atau satu bulan. Nikah mut’ah ini mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan nikah yang biasa kita kenal, antara lain sebagai berikut:
Dalam akad nikah ini harus disebutkan waktu yang dikehendaki oleh kedua belah pihak, apakah untuk satu hari atau dua hari misalnya.
Dalam akad nikah ini tidak diperlukan saksi, juga tidak perlu diumumkan kepada khalayak ramai.
Antara suami-istri tidak ada saling mewarisi.
Untuk memutuskan nikah ini tidak perlu pakai thalak. Apabila waktu yang ditentukan sudah habis, otomatis nikah mut’ah tersebut menjadi putus.
Iddah istri yang menjadi janda ialah 2X haid atau 45 hari bagi yang sudah tidak haid lagi. Adapun iddah karena kematian adalah sama dengan nikah biasa.
Mereka mempunyai keyakinan bahwa imam-imam yang sudah meninggal itu akan kembali ke alam dunia pada akhir zaman untuk memberantas segala perbuatan kejahatan dan menghukum lawan-lawan golongan Syi’ah. Baru sesudah Imam Mahdi datang, alam dunia ini akan kiamat. (Surat Edaran Departemen Agama No: D/BA.01/4865/1983, Tanggal: 5 Desember 1983, Tentang: Hal Ikhwal Mengenai Golongan Syi’ah, butir ke 5).
(nahimunkar.com)

Yang Bilang Bahwa Rafidhah Adalah Muslimin, Saudara Kita, Yang Tidak Mengharuskan Pengkafiran Terhadap Mereka Adalah Orang Jaahil Murakkab!!

Bismillahirrohmanirrohim.
fatwa syaikh bin bazz tentang hukum pengkafiran rafidhah
FATWA SYAIKH IBNU BAAZ RAHIMAHULLAH TENTANG HUKUM PENGKAFIRAN ROFIDHOH
Transkrip fatwa
PERTANYAAN :

Di sana ada beberapa orang, berkata kepada kami salah seorang tokoh bahwa dia telah mengumpulkan para penasehat dan pembina dan mengatakan kepada mereka:
“Barangsiapa diantara kalian berpendapat kafirnya Rafidhah maka kami pasti membantah, menegur, dan jauhi dia. MEREKA (RAFIDHAH) ADALAH MUSLIMIN, SAUDARA KITA. MEREKA MENYELISIHI KITA DALAM SEBAGIAN PERKARA YANG TIDAK MENGHARUSKAN PENGKAFIRAN MEREKA.”
Kami menghendaki penjelasan tentang hal itu?
JAWABAN :
هــذا الذي يقــول هذا الكلام جــاهل، مركب ،… الــرافضة شأنهــم خطير خطير، فهم عبـــاد اوثان ، يعبدون أولياء، يعبدون أهــل البيت و يدعونهم من دون الله، و يسبون الصحابــة
Orang yang mengatakan ucapan ini adalah seorang JAAHIL MURAKKAB (kebodohannya berlipatganda –seorang bodoh dan tidak tahu bahwa ia tidak tahu–). Mereka kaum Rafidhah urusannya sangat-sangat membahayakan..
>Mereka adalah para penyembah berhala.
>Mereka mengibadahi para wali.
>Mereka melakukan peribadatan kepada ahlul bait dan berdo’a kepada mereka bersama Allah.
>Dan mereka mencaci maki para shahabat Nabi.

MAKA mereka memiliki keyakinan-keyakinan dan agama selain agama kaum muslimin.

Mereka juga memusuhi sunnah dan memandang bahwa sunnah termasuk musuh bebuyutan bagi mereka.

Mereka disebut RAFIDHAH (PENOLAK) karena mereka (رفضوا) yaitu dahulu menolak mengikuti Zaid bin Ali (keturunan Husain bin Ali bin Abi Thalib) tatkala waktu itu Zaid meridhai kekhilafahan Abu Bakr Ash-Shiddiq dan Umar radhiallahu ‘anhuma.
الــرافضة الآن هم قوم عندهم عقائد باطلة، أخبثهــا و أشرهـــا و اعظمهــا خطرا أنهــم يعبدون أهــل البيت من دون الله ، و يستغيثون بهم، و ينذرون لهم و يذبحون لهم
Mereka kelompok Rafidhah sekarang adalah kaum yang memiliki akidah yang batil/menyimpang. (Akidah) yang terburuk, terjelek, dan terbesar bahayanya, yakni mereka menyembah ahlul bait bersama Allah, beristighasah, bernadzar, dan menyembelih untuk mereka..

Mereka berdo’a kepada ahlul-bait meminta pemenuhan segala hajat dan penyembuhan penyakit.
..يا عــلي، يا حسن، يا فاطمـــة يا يا
 (Mereka menyeru) wahai Ali, wahai Hasan, wahai Fathimah, wahai…wahai…

Sebagaimana berdo’anya para penyembah berhala kepada berhala mereka bersama Allah. Hal ini ma’ruf (terkenal) dari keyakinan-keyakinan mereka, berdo’a kepada ahlul-bait.

Sebagaimana mereka juga meyakini bahwa imam Rafidhah adalah orang-orang yang maksum (terbebas dari segala dosa, pent) dan bahwasanya mereka mengetahui ilmu ghaib.

Mereka memiliki keyakinan-keyakinan lainnya selain itu, diantaranya mencaci maki para sahabat Nabi , dan berburuk sangka kepada para shahabat. padahal para shahabat adalah pengemban sunnah, Al-Qur’an, dan syari’at.
MAKA barangsiapa berburuk sangka kepada para shahabat Nabi maka dia telah kafir. Kita memohon kepada Allah keselamatan.

Dan apakah (semua) syi’ah juga demikian?

Kaum Syi’ah itu berkelompok-kelompok. Terkhusus Rafidhah  dan Bathiniyyah mereka adalah kelompok syi’ah YANG PALING JELEK DAN PALING BERBAHAYA. Demikian juga Nushairiyyah. Mereka pun terbagi-bagi lagi.

Syi’ah memiliki kelompok yang banyak, akan tetapi diantara yang paling buruk dari mereka adalah Rafidhah dan Nushairiyyah serta Bathiniyyah.
—Dinukil dengan adanya perubahan–.
ــــــــــــــــــــــــ
فتوى للشيخ ابن بــاز في حكـــم تكـــــفير الــــرافضة
:تفريغ الفتوى

الســؤال :
هناك الرجال، قال لنا أحد الكبار جمع الوعاظ و المرشدين و قال : لهم من قال منكم بتكفير الرافضة حاكمناه و عاتبناه و أبعدناه، هم مسلمون إخواننا، خالفونا في بعض الأشياء التي لا توجب تكفيرهم.
نريد بيان ذلك

الــجواب :
هذا الذي يقول هذا الكلام جاهل، مركب ،… الرافضة شأنهم خطير خطير، فهم عباد اوثان ، يعبدون أولياء، يعبدون أهل البيت و يدعونهم من دون الله، و يسبون الصحابة . فلهم عقائد و دين غير دين المسلمين . و هم يعادون السنة و يرون أن السنة من اعدا الأعداء لهم. هم رافضة لأنهم رفضوا زيد بن علي سابقا، بن الحسين لما ترضى عن الصديق و عن عمر رضي اله عنهما.

الرافضة الآن هم قوم عندهم عقائد باطلة، أخبثها و أشرها و اعظمها خطرا أنهم يعبدون أهل البيت من دون الله ، و يستغيثون بهم، و ينذرون لهم و يذبحون لهم، و يسألونهم قضاء الحاجات و شفاء المرضى، يا علي، يا حسن، يا فاطمة يا يا

كما يدعوا عباد الأصنام أصناما لهم من دون الله، هذا معروف من عقائدهم، دعوة أهل البيت، كما يعتقدون في أئمتهم أنهم معصومون و أنهم يعلمون الغيب. و لهم اعتقادات اخرى غير ذلك، منها سب أصحاب النبي ، و سوء الظن فيهم و هم حملة السنة و القرآن و حملة الشريعة، فمن أساء الظن بهم فقد كفر ، نسأل الله العافية

و الشيعـــة، كذلــــك؟

الشيعة هم فئات، الرافضة بالأخص و الباطنية هم أشد الشيعة شرا، و أخطرهم و النصيرية كذلك، فهم أقسام، الشيعة أقسامb كثيرة، لكن من اخبثهم الرافضة و النصيرية و الباطنية.
منقــول بتصـــرف
✲✹✲
Sumber:
Alih Bahasa:
Al Ustadz Muhammad Sholehuddin Abu ‘Abduh (Karawang) -hafidzahullah- [FBF-2]
مجموعـــــة توزيع الفـــــــوائد
WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net

Menag Minta DPR Tidak Rancang UU Anti LGBT ( ??? )

Rabu, 17 Februari 2016 - 15:19 wib
Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meminta DPR agar tidak merancang Undang-Undang (UU) anti lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT).
Menurutnya, masalah LGBT belum terlalu urgen, sehingga masih bisa diselesaikan melalui proses komunikasi.
"Sejauh ini saya belum melihat tingkat urgensi yang tinggi untuk lalu kemudian sampai kepada UU," ujar Lukman di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (17/2/2016).
Ia menjelaskan, parlemen tidak perlu sampai membuat UU anti LGBT, karena mayoritas masyarakat saat ini sudah menyadari keberadaan LGBT tidak ditolerir oleh agama.
"Saya pikir semua pihak mayoritas bangsa ini bangsa yang religius, yang tanpa harus adanya UU sudah sangat memahami (LGBT)," pungkas dia.
(fzy)