Saturday, March 19, 2016

Indonesia, Negara Muslim/Berangkatkan Jamaah Haji/Jumlah Masjidnya ”Terbesar Sejagat” : Ri-Israel Saling Serang Soal Isu Pertemuan Rahasia; Bentuk Poros Dengan Iran ( Iran = Yahudi ).

Zionis Israel Pegang “Pembicaraan Rahasia” dengan Indonesia

RI-Israel Saling Serang Soal Isu Pertemuan Rahasia

Pada mulanya sederhana. Seperti telah diduga banyak pihak, termasuk oleh pemerintah Indonesia, upaya melantik Konsul Kehormatan Maha Abu Shusheh di Kota Ramallah, Tepi Barat, Palestina, tidak berjalan mulus. Rombongan Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi tidak bisa memasuki Ramallah karena Israel yang menguasai jalur udara antara Yordania-Ramallah tidak menerbitkan izin melintas (over flight).
Sejak awal Kemlu sudah menyiapkan dua skenario seandainya Israel menghalang-halangi pelantikan. “Pertama akan melantik Konsuler Kehormatan di Ramallah, sedangkan yang kedua di KBRI Amman,” kata Arrmanatha Nasir, Juru bicara Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Kamis (17/3).
Namun ketika pelantikan berlansung mulus memakai rencana kedua, muncul riak baru. Wakil Menteri Luar Negeri Israel, Tzipi Hotovely, di hadapan Knesset (parlemen) pekan ini menjelaskan alasan tidak diberikannya akses masuk bagi Menlu Retno.
Hotolevy mengklaim Indonesia awalnya menghubungi Israel secara intensif buat memuluskan kunjungan ke Ramallah. Karenanya, Direktur Kementerian Luar Negeri Israel untuk Wilayah Asia, Mark Sofer, diperintahkan mengunjungi Jakarta diam-diam beberapa hari sebelum Menlu Retno ke Yordania pekan lalu.
“Sudah ada kesepakatan jelas bahwa Marsudi akan mengunjungi Ramallah, termasuk ke Israel dan menemui pejabat senior di Yerusalem,” kata Hotovely, seperti dilansir surat kabar Haaretz.
Belakangan Menlu Retno membatalkan sepihak syarat sowan ke pejabat Zionis di Yerusalem. Israel akhirnya menolak mengeluarkan izin terbang bagi helikopter rombongan RI menuju Ramallah. Kota di Tepi Barat itu dikelilingi oleh wilayah pendudukan Zionis, termasuk untuk akses udaranya.
“(Menlu RI) paham telah melanggar aturan yang telah ditetapkan Israel,” kata Hotovely.
Menurut Hotovely, Israel sudah menetapkan aturan pejabat mana pun yang akan mengunjungi Palestina harus juga melawat ke Israel. Aturan ini berlaku bagi semua negara, baik yang punya hubungan diplomatik atau tidak. Pada 2014, Menlu Kolombia juga ditolak masuk Ramallah karena negaranya tak punya hubungan diplomatik formal dengan Israel.

Penjajah ‘Israel’ Klaim Miliki Hubungan Rahasia dengan Indonesia

Jum'at, 8 Jumadil Akhir 1437 H / 18 Maret 2016 11:13
Wakil Menteri Luar Negeri penjajah “Israel” Tzipi Hotovely mengklaim bahwa “Israel” memiliki hubungan rahasia dengan Indonesia,Quds Press melaporkan Kamis (17/3). Dia juga mengklaim bahwa perwakilan dari Kementerian Luar Negeri “Israel” baru-baru ini berkunjung ke Jakarta.
“Ada komunikasi rahasia dengan Indonesia, meski kita tidak memiliki hubungan diplomatik, tapi kami menilai mereka telah melakukan pelanggaran. Karena itu, kita mencegah mereka untuk memasuki Bank Barat,” kata pernyataan itu menanggapi pernyataan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi untuk memboikot “Israel”, demikian lansirMiddleeastmonitor, Kamis (17/3).
Hotovely juga menegaskan, ini adalah pelanggaran kode diplomatik. “Hal yang paling terhormat adalah menghormati kode. Ketika Anda melakukan pelanggaran, jangan heran bahwa Anda akan dicegah ketika mengunjungi Otoritas Palestina,” ujarnya.
Marsudi berencana mengambil bagian dalam peresmian sebuah konsulat kehormatan Indonesia di Ramallah dan bertemu dengan Otoritas Palestina (PA) Presiden Mahmoud Abbas serta Menteri Luar Negeri Riyad Al-Maliki.
Kementerian luar negeri PA mengutuk pencegahan yang dilakukan oleh ‘Israel’ atas masuknya Menlu Indonesia Marsudi memasuki Tepi Barat. Hotovely mengatakan jika pejabat Indonesia ingin masuk ke wilayah Palestina, maka harus bertemu terlebih dahulu dengan para pejabat Kementerian Luar Negeri penjajah itu. (EZ/salam-online)
Sumber: Middleeastmonitor

Hubungan Dagang Indonesia Dengan Zionis-Israel Capai Rp.6,8 Triliun, Dimanakah Akidahmu Wahai 
Pejabat Muslim?

Kendati hubungan diplomatik Indonesia-Israel tidak pernah mewujud, kedua negara ini memiliki hubungan dagang, pariwisata, dan keamanan. Banyak hubungan ini tidak dipublikasikan secara terbuka untuk menghindari masalah dengan gerakan Islam yang gencar menyuarakan sikap anti-Zionis.
Sebuah artikel di laman The Diplomat, yang berjudul “The Quiet Growth in Indonesia-Israel Relations”, mencatat hubungan dagang antara Indonesia dan Israel telah tumbuh dalam beberapa tahun terakhir.
Volume perdagangan antara Jakarta-Tel Aviv dilaporkan mencapai $400-500 juta US dolar atau Rp6,8 triliun, hampir 88 persen dari angka itu berupa ekspor Indonesia.
Komoditas ekspor Indonesia antara lain berupa kelapa sawit, furniture, dan teknologi pertanian, sementara Israel mengekspor produk teknologi tinggi.
Untuk memfasilitasi kemitraan, Kamar Dagang Indonesia-Israel dibentuk di Tel Aviv pada 2009. Organisasi ini merupakan anak perusahaan Kamar Dagang Israel-Asia yang bertujuan memperkuat kemitraan ekonomi kedua negara.
Sebuah artikel bertajuk “Indonesia’s Two Faces on Israel-Palestina” di laman Middle East Eye, menambahkan, menurut Kementerian Perdagangan Indonesia, dalam lima tahun terakhir, total perdagangan kedua negara ini meningkat sebesar 18,01 persen.
Kerjasama ini seringkali dilakukan diam-diam melibatkan pihak ketiga atau negara lain, seperti Singapura dan Amerika.
Hubungan Indonesia-Zionis Israel juga meluas ke sektor pariwisata. Diperkirakan, sekitar 200.000 wisatawan Kristen Indonesia mengunjungi Zionis Israel setiap tahun. Kendati secara politik tegas, Indonesia tampaknya juga tak ingin melewatkan keuntungan dari potensi hubungan komersial dengan Zionis Israel.
Pada 2000, kebijakan pembatasan kemitraan dagang perusahaan swasta Indonesia dengan Zionis-Israel telah dicabut lewat Surat Keputusan No. 26/MPP/Kep/11/2000. (ts/ROL)


Sunday, March 20, 2016 
TEL AVIV - Wakil Menteri Luar Negeri Israel Tzipi Hotovely mengklaim bahwa Israel memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia. Ia juga menyebut, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Israel baru-baru ini telah mengunjungi Jakarta.

Terkait rencanan kunjungan Menlu Indonesia Retno P Marsudi ke Palestina, kata Hotovely, menilai Pemerintah RI telah melanggar kesepahaman.
 

Dengan alasan itu, Israel melarang Menlu Retno memasuki Ramallah. Semua komentar Hotovely telah dibantah oleh Kemenlu RI. Kemenlu menegaskan, Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel.
 

Kemenlu juga menampik bahwa Indonesia berbicara dengan Israel terkait rencana kunjungan Retno ke Ramallah.

Namun, jauh sebelumnya Hotovely mengungkapkan klaim, kabar hubungan Indonesia-Israel telah diberitakan oleh media-media Zionis.
 

Pada awal Januari lalu, Times of Israel menulis artikel berjudul,
 "Worst-kept secret: Israel, Indonesia do business together". 

Baca: http://www.timesofisrael.com/worst-kept-secret-israel-indonesia-do-business-together

Dalam artikel itu, Times mengutip seorang investor kapitalis. "Sudah ada kesepakatan bisnis hebat antara Indonesia dan Israel," ujar investor itu.
 

"Indonesia merupakan negara yang sedang tumbuh dan membutuhkan banyak produk di berbagai area. Di mana barang-barang Israel telah membuat terobosan penting, seperti di sektor pertanian," tuturnya menambahkan.

Times juga menyebut, investor Indonesia hadir berbicara di depan 600 pebisnis di Tel Aviv saat Konferensi Perdagangan Luar Negeri Kedua. Namun, pebisnis itu tidak mau menyebut namanya dan tak tertulis di artikel.
 
VIDEO:
Sumber: MiddleEastMonitor | Times of Israel

Friday, March 18, 2016 
Proses pelantikan Konsul Kehormatan (Konhor) Indonesia untuk Palestina, Abu Maha-Shusheh, yang akhirnya berhasil dilaksanakan pada Minggu (13/3) lalu sempat terhambat lantaran Israel melarang masuk rombongan Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi. 


Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya sudah mengantisipasi adanya kemungkinan Israel menghalangi proses tersebut jika melihat gelagat negara pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu selama ini.


Untuk menjelaskan maksud pernyataannya, Arrmanatha menuturkan kisah ketika ia menceritakan dongeng Gadis Berkerudung Merah kepada anaknya.

Dongeng tersebut mengangkat kisah seorang gadis ditipu oleh serigala jahat yang menyamar dengan segala cara.

"Ketika anak saya besar, dia bilang bahwa sekarang dia mengerti apa maksud dongeng itu. Katanya, serigala walaupun sudah memakai gaun dan lipstik, tetap saja akan menjadi serigala. Begitulah kira-kira," tutur Arrmanatha dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (17/3).

Oleh karena itu, kata Arrmanatha, pemerintah RI sudah menyiapkan dua skenario pelantikan Shusheh. 

"Sudah ada pengalaman. Apapun yang dia katakan kalau menyangkut hal itu [Palestina], kita harus punya skenario," katanya.

Arrmanatha lantas menjabarkan bahwa skenario tersebut adalah pertama, melantik Konsul Kehormatan di Ramallah, Tepi Barat. Kedua, pelantikan dilaksanakan di Amman, Yordania. Karena Israel melarang, RI akhirnya memutuskan untuk menjalankan skenario kedua.

"Konhor itu kan memang dilantik di KBRI di mana KBRI itu memiliki akreditasi ke negara tersebut. Amman miliki akreditasi Palestina dan duta besarnya juga untuk Palestina. Sudah tepat jika dilantik di Amman," ucap Arrmanatha.

Ketika ditanya mengenai alasan larangan Israel, Arrmanatha hanya menjawab, "Kami tidak peduli alasannya. Kami berorientasi pada tujuan, yaitu melantik Konhor dan itu sudah tercapai." */cnnid
http://www.atjehcyber.net/2016/03/kemlu-ri-sebut-tingkah-israel-seperti.html