Qom, Iran 13 Mei 2016 – 6 Sya’ban 1437 H(kilas.net/?p=815)
Seorang tokoh besar
agama Syiah Iran di Qom, Nasser Makarem Shirazi, menyerang Arab Saudi dengan
menuntut manajemen urusan haji lepas dari Arab Saudi, dengan cara menjatuhkan
citra Arab Saudi di antara negara-negara Islam.
Menurut website Iran
Jahan News, Shirazi berkata, “Tujuan menghalangi Arab Saudi dari pengaturan
haji warga Iran tahun ini adalah untuk mempermalukan dan menghina mereka dengan
melanggar aturan yang ditetapkan Arab Saudi untuk jamaah haji Iran (dan negeri
lain).”
Shirazi mendesak
untuk menggunakan tekanan yang dimiliki Iran untuk melawan Arab Saudi
sehubungan dengan manajemen Haji, ia mengatakan: “Kita harus memiliki sarana
pemberi tekanan dan pengaruh. Karena bila kita kehilangan pengaruh, akan
dianggap Saudi sendiri pemilik Makkah dan Madinah. Karena itu kita harus
menempatkan aksi yang bertujuan pemindahan pengelolaan Makkah dan Madinah di
satu badan bersama. Kita harus menekankan dan mempromosikan bahwa Arab Saudi
tidak mampu untuk mengelola dan mengatur urusan haji dengan baik. “
Menurut para
pengamat keinginan kuat ini di antaranya diwujudkan dengan mengganggu
pengaturan ibadah haji setiap tahun, sehingga masyarakat Islam menganggap Arab
Saudi tidak memenuhi syarat untuk mengelola urusan. Sehingga Teheran dapat
memaksakan kehendaknya.
Perlu dicatat bahwa
pergerakan jamaah haji Iran itu dikendalikan Garda Revolusi Iran dan
Pengelolaan Organisasi Haji yang langsung dibawah Ali Khamenei, bukan dibawah
Presiden Iran. Ketua Organisasi haji Iran ditunjuk langsung oleh Ali Khamenei.
Dan sebagian besar yang ada di pengelolaan haji Iran adalah dari anggota Korps
Garda Revolusi Iran.
Perwujudan Fatwa
Radikal Syiah dalam Masalah Haji
Fatwa tokoh besar
agama Syiah Iran ini, sebenarnya menunjukkan niat dari tuntutan yang
disampaikan oleh utusan haji Iran ketika menolak menandatangani berita acara
kesepakatan ibadah haji yang disepakati oleh negara-negara Islam lainnya dan
berlangsung bertahun-tahun. Di antara tuntutannya adalah: “Membiarkan para
jamaah haji Syiah Iran untuk melaksanakan doa khusus Syiah Iran dan ritual
‘berlepas diri dari musyrikin’ dan penyebaran jamaah haji Iran secara bebas.”
Akan kita lihat apa yang terjadi bila tuntutan Iran ini dibiarkan. (kemauan haram jaddah syiah laknatullah.red lamurkha)
Sejarah Iran dengan
upaya untuk merusak Ibadah haji sangatlah panjang dan pahit. Ritual berlepas
diri dari orang-orang ‘musyrikin’ dengan menyerukan secara berjamaah yel-yel “البراءة من المشركين” “Matilah
Amerika” “Matilah Israel” ini asalnya dari Pimpinan revolusi Iran, Khomeini.
Dia menganggap seruan yel-yel ini ketika ibadah haji adalah salah satu rukun
haji atau salah satu kewajiban haji secara politik(!!!), dimana haji tidak akan
sah tanpanya. (Apakah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan
dalam sunnahnya yel-yel seperti ini, atau ini ajaran ‘nabi’ atau ‘imam’ palsu?)
Seruan ‘berlepas diri’ ini yang menyebabkan benturan berdarah jamaah haji Iran
dengan jamaah haji lainnya selama musim haji 1987. Setelah kejadian itu
kemudian Iran memboikot musim haji pada periode antara 1990-1998, sebelum
delegasi haji iran kembali melakukan ritual ini dan dengan cepat jamaah haji
iran melakukan kerusuhan dan demonstrasi politik.
Pada tahun 1987, para
demonstran jamaah haji Syiah Iran mengangkat gambar pemimpin Iran pada saat
itu, Khomeini, serta slogan-slogan revolusi Iran, dan lainnya mengecam
‘Amerika’ dan ‘Israel’, juga menghadang jalan dan memblokir arus jamaah haji
lain. Demonstran Syiah Iran ini juga berusaha menyerbu Masjidil Haram yang
menyebabkan bentrokan antara demonstran dan pasukan keamanan.
Insiden Terowongan
Al-Muaishim adalah yang paling serius bahayanya. Dan yang terlibat di sana
adalah para jamaah haji Iran, di mana para jamaah haji Syiah Kuwait anggota Hizbullah
Hijaz dengan koordinasi dengan pihak Iran, menggunakan gas racun untuk membunuh
ribuan jamaah haji di sebuah terowongan Al-Mu’ashim tahun 1989.
Tahukah anda siapa
yang disebut ‘Musyrikin’ atau ‘Amerika’ atau ‘Israel’ dalam acara manasik haji
syiah Iran itu. Tidak mungkin orang kafir menunaikan ibadah haji, demikian juga
pemeluk kristen Amerika Serikat atau Yahudi Israel. Diketahui yang mereka
maksud adalah jamaah haji selain mereka, dari negara-negara sunni muslim dan
khususnya Arab Saudi sebagai pengelolanya. Merekalah yang diserang jamaah haji
Iran.
Ini juga nampak,
dalam krisis perang Yaman dan Suriah. Dengan slogan yang sama “Matilah Amerika”
“Matilah Israel”, tetapi yang mereka bantai adalah kaum muslimin di Yaman dan
Suriah yang dianggap menjadi penghalang mereka. INILAH SALAH SATU BUKTI FATWA
RADIKAL TAKFIRI SYIAH RAFIDHAH IRAN, selain dari persengkongkolan mereka dengan
Al-Qaeda dan Osama bin Laden, juga kasus mata-mata haji Syiah Iran, dan kasus
lainnya.
Dari penjelasan di
atas, kita dapat menyimpulkan bahwa musim haji adalah lembaran permainan Iran
yang sudah kuno, tetapi selalu diperbaharui dengan label baru. Tujuan Republik
Syiah Iran Khomeini dari hal itu adalah mengacaukan stabilitas dan keamanan
negara sunni teluk melalui penyusup dari Garda Revolusi Iran di antara para
jamaah haji untuk melakukan kerusuhan di Masjidil Haram di Mekah, Arab Saudi.
Yang akhirnya untuk menunjukkan bahwa Arab Saudi tidak becus mengurus acara
ibadah haji.
Sumber:
arabi21.com/story/908450
middle-east-online.com/?id=224605
almasdaronline.com/article/print/81635
thenewkhalij.org/ar/node/37142
dan
lainnya