Sunday, July 3, 2016

Pesan Idul Fitri Pemimpin Baru Taliban:” Orang-Orang Muslim Afghanistan Tidak Takut Dengan Kekuatan Atau Siasat Anda. Mereka Menganggap Mati Syahid Dalam Pertempuran Dengan Anda Sebagai Tujuan Yang Berharga Dari Hidup Mereka," Kata Akhundzada (Mereka Berguru Kepada Ulama Syam)

   Hasil gambar untuk Pemimpin Baru Taliban

Pesan Idul Fitri Pemimpin Baru Taliban Serukan AS dan Sekutunya Akhiri Penjajahan di Afghanistan

KABUL, AFGHANISTAN - Pemimpin baru Taliban Maulawi Haibatullah Akhundzada pada hari Sabtu (2/6/2016) menyerukan AS untuk mengakhiri "penjajahan" mereka di Afghanistan dalam pesan pertamanya sejak ditunjuk sebagai pemimpin tertinggi kelompok pejuang Islam Afghanistan itu pada bulan Mei.

"Akui kenyataan dari pada mempertunjukan penggunaan kekuataan dan otot yang tidak berguna dan akhiri pendudukan," kata Akhundzada dalam pidato untuk menyambut hari raya Idul Fitri tahun ini.



"Pesan kami kepada penjajah Amerika dan sekutu-sekutunya adalah ini:. Orang-orang Muslim Afghanistan tidak takut dengan kekuatan atau siasat Anda. Mereka menganggap mati syahid dalam pertempuran dengan Anda sebagai tujuan yang berharga dari hidup mereka," kata Akhundzada.


"Anda tidak akan bisa menggagalkan tekad dan perjuangan jihad kami, dengan beralih memperpanjang waktu keberadaan tentara anda atau meningkatkan peran tempur militer di Afghanistan," kata Akhundzada.

"Anda menghadapi bukan sebuah kelompok atau faksi tapi bangsa. Anda tidak akan menjadi pemenang," tambah Akhundzada. (st/wb)

Diakhirinya campur tangan asing jadi syarat perdamaian dari Taliban untuk rezim Kabul

Saturday, 2 July 2016
Pemimpin baru Taliban menyerukan diakhirinya "pendudukan" pasukan asing di Afghanistan sebagai langkah awal perdamaian yang akan dilakukan penyelesaian sesuai syari'at Islam.

Taliban optimis hal itu akan membawa persatuan bagi Afghanistan yang telah terkoyak oleh puluhan tahun perang, termasuk invasi Amerika Serikat dan sekutunya pada tahun 2001 untuk menjungkalkan pemerintahan Taliban.

Dalam sebuah pernyataannya publik pertama, Mullah Haibatullah Akhundzada, pemimpin baru Taliban pengganti Mullah Akhtar Mansour yang dibunuh AS, mengatakan bahwa kesepakatan damai mungkin terwujud jika pemerintah Kabul meninggalkan sekutu asingnya.

"Dukungan kalian dan memihak para penjajah itu seperti perbuatan wajah-wajah menjijikkan di masa lalu yang mendukung Inggris dan Soviet", katanya dalam pesan jelang perayaan Idul Fitri.

Menurut Mullah Haibatullah, Taliban memiliki program yang ditujukan untuk menciptakan sebuah negara yang merdeka dan bersatu di bawah hukum Islam. Ia juga memperingatkan pemerintah Kabul yang didukung Barat, bahwa "pintu taubat dan kesempatan masih terbuka".

"Kami tegaskan bahwa kami tidak ingin monopoli kekuasaan. Semua suku dan etnis di Afghaistan saling membutuhkan satu sama lain", ujarnya, terkait persatuan Afghanistan.

Pernyataan ini muncul setelah rangkaian serangan Taliban terhadap aset-aset pemerintah dan militer. Dimana 2 hari sebelumnya puluhan taruna polisi tewas oleh bom manusia Taliban.

Taliban meraih serangkaian kemajuan militer sejak 2015, pasca penarikan signifikan pasukan internasional di tahun 2014.

Para pemimpin NATO akan bertemu di Warsawa pada 8-9 Juli. Pertemuan itu diharapkan akan menyetujui dukungan militer bagi Kabul pemerintah hingga tahun 2020.

Kelompok Islamis dari suku Pashtun itu telah menguasai lebih banyak wilayah dibanding tahun 2001 ketika terusir oleh invasi AS. Taliban juga berhasil menambah jumlah pejuangnya di tengah lepasnya para ekstrimis yang bergabung ISIS.

Namun peningkatan pertempuran yang terjadi belakangan telah membawa kerugian besar, yang menurut PBB sekitar 11 ribu warga sipil menjadi korban pada 2015.

Upaya pembicaraan damai terhenti tahun lalu, setelah terungkap bahwa pendiri Taliban Mullah Mohammad Omar telah wafat dua tahun sebelumnya. Dimana Taliban menutupi kabar tersebut.

Pada masa Mullah Omar, tahap-tahap perundingan damai sempat berjalan.

Upaya menghidupkan kembali perundingan yang digagas Pakistan, Amerika Serikat dan China pada awal tahun ini kembali gagal.

Mei lalu, AS membunuh pemimpin Taliban Mullah Mansour di wilayah perbatasan Pakistan, dengan sebuah serangan Drone.

Perwakilan politik Taliban di Qatar, yang selama ini menjadi kunci di balik langkah politik, akan "melanjutkan setiap upaya yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah Afghanistan", katanya.

Seperti para pendahulunya, Mullah Haibatullah berjanji akan terus berusaha menegakkan keadilan, menolong mereka yang jadi korban, membantu orang miskin dan menjamin hak-hak perempuan sesuai hukum syari'at Islam.
Ia juga meminta kepada para pejuang Taliban agar tidak menyakiti umat Islam, atau merusak fasilitas umum termasuk rumah sakit, sekolah, jembatan dan berbagai kepentingan umum lain, serta tidak akan melakukan penindasan di wilayah mereka. (Reuters)