Wednesday, March 16, 2016

Vedemosti: Tarik Pasukan, Teroris Putin Takut Perang Vietnam Terulang. Pakar: Ditinggal Pasukan Putin, Rezim Barbar Assad Di Ambang Kehancuran (Insya Allah)

Vedemosti Tarik Pasukan Putin Takut Perang Vietnam Terulang

Mundurnya Rusia dari Suriah Bisa Singkirkan Presiden Assad

Penarikan militer Rusia adalah langkah alami sambil menyambut kerjasama yang lebih besar antara AS dan Rusia mengenai pembicaraan perdamaian.
Pejabat-pejabat intelijen Amerika berpendapat, keputusan Rusia mulai menarik sebagian pasukannya dari Suriah diniatkan sebagai teguran tajam kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang semakin ragu atas "konsep" Rusia atas konflik itu. 
Pejabat-pejabat intelijen selama berbulan-bulan telah menyatakan Presiden Rusia Vladimir Putin tidak pernah menyetujui usul Assad sebagai solusi jangka panjang di Suriah, kalau pengganti Assad yang pas bisa didapat.
Tetapi komentar terbaru Assad, termasuk sebagian tentang keinginan merebut kembali semua wilayah Suriah dengan bantuan Rusia sebelum merundingkan penyelesaian perdamaian, tampaknya telah mendesak Rusia terlalu jauh.
"Jelas bahwa Rusia semakin frustrasi atas keras dan tidak mampunya rezim Suriah," ujar seorang pejabat intelijen Amerika, yang tidak mau disebut namanya, kepada VOA.
Sejauh ini, langkah itu tampaknya berdampak di Damaskus. Penasehat senior Assad memberitahu kantor berita Rusia, RIA, bahwa penarikan militer Rusia adalah langkah alami, sambil menyambut kerjasama yang lebih besar antara Amerika dan Rusia mengenai pembicaraan perdamaian. Tetapi juga tampak bahwa Rusia belum siap menyisihkan Assad sepenuhnya.
Pemantau independen dan pejabat Amerika mengatakan Rusia melakukan serangan udara terhadap kelompok teroris Negara Islam (ISIS) hari Selasa (15/3) untuk mendukung pasukan yang pro-rezim di Palmyra. Dan pejabat-pejabat pertahanan Amerika mengatakan, meskipun banyak digembar-gemborkan, penarikan sebagian pasukan Rusia dilaksanakan dengan awal yang lambat.
Bahkan jika Rusia mempercepat laju penarikan militernya dari Suriah, negara itu masih akan mempertahankan pangkalan udara di provinsi Latakia serta kehadiran di pelabuhan utama Tartous, memungkinkan Putin segera meningkatkan kehadiran militer Rusia. [ka/al]

Pakar: Ditinggal Pasukan Putin, Rezim Assad di Ambang Kehancuran

Rabu,  16 Maret 2016  −  08:56 WIB
Keputusan mengejutkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk menarik sebagian pasukannya dari Suriah dinilai janggal oleh pakar politik. Keputusan Putin itu diyakini akan membuat pasukan rezim Presiden Suriah Bashar Al-Assad di ambang kehancuran.

Alasannya, meski Rusia telah membantu Assad secara signifikan dengan menyerang kelompok-kelompok teror, termasuk kelompok Islamic State (ISIS), namun kelompok teror itu belum sepenuhnya punah.

Penilaian itu disampaikan pakar politik internasional dari University of Birmingham, Profesor Scott Lucas. Menurutnya, alasan yang dipaparkan Presiden Putin untuk memerintahkan penarikan pasukannya dari Suriah, secara tidak langsung sudah mengungkap motif Putin sebenarnya.

Dia pada dasarnya terungkap, bahwa pembenaran asli mereka adalah palsu. Anda (Putin) tidak mengatakan bahwa sebagian besar tujuan Anda telah tercapai ketikaISIS telah penyok, namun belum rusak,” katanya mengacu pada klaim Rusia yang melawan kelompok teror sebagai kedok terselubung untuk mendukung pasukanPresiden Assad, seperti dikutip news.com.au, Rabu (16/3/2016).

Menurut Lucas, pasukan Assad belum sepenuhnya siap ketika ditinggal pasukan Putin. ”Ini telah menjadi alasan sebenarnya mengapa pasukan Assad belum runtuh, dan mereka berada di ambang kehancuran,” ujarnya.
  
Pada Senin malam, Putin membuat pengumuman mengejutkan, di mana dia memerintahkan Kementerian Pertahanan Rusia untuk menarik sebagian pasukannya dari Suriah. Kekuatan militer Rusia dalam jumlah kecil tetap dipertahankan di Suriah dengan alasan untuk memantau perjanjian gencatan senjata.
Saya mempertimbangkan pencapaian tujuan yang telah ditetapkan Kementerian Pertahanan. Itu sebabnya saya memerintahkan untuk memulai penarikan sebagian dari kelompok militer kita dari wilayah Republik Arab Suriah,” kata Putin.
Dalam waktu singkat Rusia telah menciptakan sebuah kelompok militer kecil tapi sangat efektif (di Suriah). Pekerjaan yang efektif dari militer kita tetap diperbolehkanselama proses perdamaian dimulai,” lanjut Putin.
Dengan bantuan dari Angkatan Udara Rusia, pasukan Pemerintah Suriah dan pasukan patriotik telah mengubah situasi perang dengan terorisme internasional,” imbuh Putin.

Vedemosti: Tarik Pasukan, Putin Takut Perang Vietnam Terulang

Rabu,  16 Maret 2016  −  13:54 WIB
MOSKOW - Keputusan Presiden Rusia, Vladimir Putin, menarik sebagian pasukannya dari Suriah karena takut terjebak dalam perang berlarut-larut seperti Perang Vietnam dan Perang Afghanistan. Demikian laporan surat kabar Rusia, Vedemosti.

Keputusan Putin itu telah ditindaklanjuti militernya dengan memulangkan sebagian pesawat-pesawat jet tempur Rusia dari pengkalan udara Khemeimim, di Latakia, Suriah.

Surat kabar Vedemosti melaporkan bahwa Kremlin tidak ingin mengambil risiko terulangnya Perang Vietnam dan Perang Afghanistan. Kremlin juga disebut merahasikan “bargaining” dengan Barat atas keputusan menarik pasukan Rusia dari Suriah.

Meski demikian, Rusia belum berencana menarik sistem rudal pertahanan udara S-400 yang ditempatkan di Suriah untuk membela rezim Presiden Suriah, Bashar Al-Assad.

Analis politik Andrei Kortunov, mengatakan kepada surat kabar tersbeut, bahwa penarikan pasukan Rusia akan mengecewakan orang-orang yang berpikir bahwa Moskow bertanggung jawab untuk melanggengkan kekuasaan rezim Assad.

Sedangkan posisi resmi adalah bahwa pasukan ditarik dengan persetujuan Bashar Al-Assad, versi lain yangtidak dapat dikesampingkan, yaitu bahwa Assad terlalu keras kepala dan beberapa pernyataannya dalam proses(perundingan) Jenewa dipertanyakan,” kata Kortunov, yang dilansir semalam (15/3/2016).

Sementara itu, pejabat Kementerian Pertahananmengatakan kepada surat kabar Kommersant ,bahwa keputusan Putin itu sejatinya bukan tiba-tiba. Tapi, telahdibahas beberapa kali dKementerian Pertahanan Rusia.

Yury Barmin dari Dewan Rusia untuk Urusan Internasional mengatakan bahwa penarikan pasukan Rusia itu terkait dengan perundingan damai Jenewa awal dari dua putaran yang berlangsung.

Dia mengatakan keputusan awal akan diambil oleh Rusia bersama-sama dengan Amerika Serikat (AS) dan Arab Saudi.”Salah satu syarat adalah mulai menarik pasukan Rusia dari Suriah,” katanya.

Moskow dijanjikan sesuatu sebagai imbalan, tapi ituadalah langkah berisiko,” lanjut dia.

Sementara itu, situs analisis geopolitik Stratfor,menyatakan bahwa belum jelas manfaat yang dinikmati Moskow dengan menarik pasukannya dari Suriah. Sebaliknya, analisi itu mencurigai ada “grand bargaining” antara Rusia dan kekuatan asing terkait negosiasi di Jenewa.

Tentu saja, bisa jadi bahwa Putin sangat melebih-lebihkan pentingnya penarikan, yang mungkin tidak secara signifikan mengubah tindakan Rusia di Suriah,” tulis Stratfor.
(mas)
http://international.sindonews.com/read/1093369/41/vedemosti-tarik-pasukan-putin-takut-perang-vietnam-terulang-1458111237