Apa definisi sukses dunia? Apakah sukses
dunia itu artinya kaya?
Kuatkan jiwa agar mampu mengalahkan hawa
nafsu. Ketika jiwa lemah, kita akan kalah oleh nafsu.
Ketika jiwa kuat, maka mampu menahan diri
agar tak jatuh ketika angin hawa nafsu kencang menerpa.
Kemarin ada yang bicara tentang definisi
sukses, yaitu sukses dunia akhirat. Sayangnya tidak dijelaskan lebih lanjut.
Apa yang dimaksud dengan sukses dunia?
Apakah ketika dia kaya, lalu disebut sukses dunia? Belum tentu.
Ketika sukses dunia dinilai dengan harta,
dan dianggap sebagai salah satu komponen sukses, maka ada konsekuensi yang
janggal
Dari definisi tadi, maka orang yang gagal
di dunia, tapi sukses di akhirat, adalah termasuk orang yang gagal
Juga dari definisi itu ada yang janggal;
bagaimana bisa gagal di dunia tapi bisa sukses di akhirat?
Padahal kita tahu bahwa akhirat adalah
buah dari amalan di dunia. Dunia dan akhirat tidak dapat dipisahkan.
Orang sukses di akhirat karena di dunia
dia melakukan amalan yang membuat sukses akhirat.
Apakah dalam benak kita masih tersimpan
logika: muda foya foya, tua kaya raya, mati masuk sorga?
Jadi dalam gambaran kita orang sukses
adalah yang kaya di dunia, tapi saleh, maka masuk sorga di akhirat.
Lalu apakah yang miskin di dunia tapi
sukses di akhirat termasuk kategori gagal?
Padahal Allah sudah menggariskan bahwa
Dia lah yang membagi penghidupan manusia. Rezeki sudah diatur.
Nah ketika manusia dianggap gagal karena
gagal melakukan yang diluar kemampuannya, apakah ini realistis?
Ketika Allah sudah menentukan kadar
rezeki, maka apakah manusia bisa protes? Tidak bisa.
Sahabat Mus'ab bin Umair, seorang sahabat
yang wafat dalam keadaan miskin. Apakah dia gagal meraih
Apakah Mus'ab bin Umair dianggap gagal,
tidak meraih sukses dunia, karena tidak memiliki banyak harta?
Menurut ukuran duniawi, Mus'ab bin Umair
adalah gagal, karena tidak kaya. Tapi bagaimana menurut ukuran akhirat?
Ada beda antara menjual dan
memperjuangkan. Ketika orang berjanji mau memperjuangkan sesuatu, ketika janji
itu...
Apa hubungan shalat dengan akidah? Apakah
shalat bisa memperkuat akidah?
Ada yang memiliki pandangan bahwa akidah
hanyalah memahami dan menghafal teori
Mus'ab bin Umair, wafat dalam keadaan
miskin. Tidak memiliki kain kafan untuk menguburkan.
Mus'ab bin Umair, hanya memiliki kain
yang tidak cukup untuk menutupi seluruh tubuhnya.
Apakah Mus'ab bin Umair termasuk orang
yang tidak sukses dunia karena wafat dalam keadaan miskin?
Apakah Mus'ab bin Umair gagal secara
duniawi karena wafat dalam keadaan miskin? Jawabnya: menurut siapa dulu.
Tapi ketika kita gunakan ukuran Allah,
Mus'ab bin Umair sukses besar, karena mati syahid
Kapan Mus'ab bin Umair wafat? Mus'ab
wafat pada perang Uhud, saat berperang bersama Nabi ﷺ.
Mus'ab sukses di dunia, karena hidupnya
mengantar Mus'ab kepada sukses akhirat. Inilah definisi sukses dunia.
Mus'ab bin Umair mati syahid, dalam
peperangan bersama Nabi ﷺ. Mendapat keutamaan mati
syahid. Inilah sukses
Sukses dunia adalah ketika hidup di dunia
menjadi sarana untuk sukses akhirat. Inilah definisi sukses dunia.
Ketika orang kaya, tapi hartanya tidak
membuat sukses akhirat, maka apakah bisa dibilang sukses?
Ketika kehidupan membawa kita sukses
akhirat, itulah sukses sejati.
Untuk sukses akhirat tidak harus kaya.
Untuk gagal di akhirat tidak harus miskin.
Kaya dan miskin adalah pembagian Allah
yang tak mungkin keliru. Ada yang diberi harta banyak, ada yang sedikit
Allah tidak akan menyiksa manusia karena dia miskin, menjadi miskin bukanlah
pilihannya.
Allah tidak memberi kemuliaan kepada
seseorang karena dia kaya, menjadi kaya bukanlah pilihannya juga. Tapi karunia.
Jangan kita fokus kepada orang lain,
fokuslah pada yang lebih penting, bagaimana agar bisa mendapatkan rahmat Allah.
Gunakan apa yang ada untuk mencari rahmat
Allah, yang lebih baik daripada dunia seisinya.
Ketika Allah memberi harta banyak, jangan
sombong, fokuslah mencari rahmat Allah dengan hartamu.
Ketika Allah memberi sedikit, jangan
meratap. Gunakan apa yang ada untuk mengejar rahmat Allah.
Mengejar rahmat Allah bukan hanya dengan
harta. Masih banyak cara lain.
Sahabat Nabi ﷺ tidak semuanya
kaya. Tapi semua mengejar rahmat Allah. Akhirnya Allah pun ridha.
Ada sahabat Nabi ﷺ yang kaya, dan ada
yang miskin. Semuanya fokus mengejar rahmat Allah.
Bagaimana para sahabat mengejar rahmat
Allah? Mari kita lihat kehidupan mereka
Apa amalan utama yang dilakukan sahabat
Nabi ﷺ dalam mengejar rahmatNya?
Ada di QS Al Fath ayat 29.
K ehidupan sahabat Nabi ﷺ : engkau melihat
mereka selalu ruku dan sujud.. Mereka banyak shalat.
Shalat adalah amalan utama para sahabat,
Allah mengatakan : engkau lihat mereka selalu ruku dan sujud.
Tentunya sahabat Nabi ﷺ juga berdagang,
juga berperang, tapi shalat menjadi ciri utama kehidupan mereka.
Shalat membuat mereka bersemangat untuk
beramal, menggunakan kemampuannya untuk mengejar rahmat
Barangkali Itulah sebabnya Allah
menyebutkan amalan utama para sahabat adalah shalat. Karena shalat adalah
pondasi
Kabar baiknya, baik si kaya dan si miskin
sama-sama bisa shalat. Kualitas shalat tidak bergantung banyaknya uang.
QS Al Fath 29 memuat gambaran penting kehidupan
sahabat Nabi ﷺ . Mereka shalat untuk
meraih ridha Allah.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita
meniru shalat seperti sahabat Nabi ﷺ, atau kita hanya
ingin kaya saja
Apa yang sebenarnya kita inginkan? Rahmat
dan ridha Allah, atau tujuan utama kita adalah menjadi kaya?
sukses sangat. Mush'ab Al-Khoir duta
Islam pertama. menginfakkan seluruh hartanya dijalan Allah bidadari menunggunya
disurga
SHALAT ADALAH BENTENG BAGI ORANG MUSLIM Ketika terusir dari Surga, syaitan
bersumpah dengan nama
Tapi sebagaimana vampire dan drakula yang
hanya bisa tampil di malam hari, karena matahari akan membongkar kebohongannya.
Mari makan lanjut lagi bincang kita
tentang sukses dunia.
Kemarin kita bincang tentang Mus'ab bin
Umair, sahabat yang sukses dunia akhirat meskipun miskin.
Bukan hanya Mus'ab bin Umair yang miskin
tapi sukses dunia.
Jangan lupa definisi sukses dunia
bukanlah kaya, tapi sukses dunia adalah ketika hidup ini berbuah sukses akhirat
Ketika hidup ini diisi oleh kegiatan yang
menuju sukses akhirat, inilah hidup sukses
Disebut sukses karena hidup membuatnya
meraih sukses abadi di akhirat, kekal di surga.
Kita lihat sosok Nabi Zakaria, seorang
Nabi yang miskin, dia seorang tukang kayu.
Tapi dia mengemban tugas suci dari Allah,
menjadi Nabi pembimbing umat bani Israil, menjadi penyampai
Nabi Zakaria bukan hanya miskin, tapi
juga tidak memiliki keturunan setelah lama menikah.
Sampai kemudian Allah mengisahkan doanya
memohon keturunan, lalu Allah memberi.
Nabi Zakaria tetap hidup miskin,
berdakwah bersama anaknya, Nabi Yahya.
Dan hidup Nabi Zakaria pun berakhir
dengan tragis, dibunuh oleh umatnya sendiri.
Nabi Zakaria membayar kebenaran dengan
nyawanya. Tetap mengatakan yang benar meski harus menghadapi umat durhaka.
Nabi Zakaria bukan sosok dai sejuta umat
yang dicintai oleh umat, tidak dielu-elukan banyak umat.
Tapi Nabi Zakaria tetap konsisten pada
misinya, menyampaikan kebenaran, meski banyak yang tak suka.
Itulah tugas para Nabi dan pengikutnya,
menyampaikan kebenaran meski tidak populer dan disukai.
Paradigma adalah titik tolak bagi sikap
dan tindakan. Salah paradigma, bisa fatal akibatnya.
Bagi mereka yang menganggap sukses dunia
adalah kaya, maka Nabi Zakaria termasuk gagal.
Karena Nabi Zakaria miskin, tidak punya
keturunan sampai tua, matinya dibunuh umat.
Tapi apakah Nabi Zakaria termasuk gagal
di sisi Allah? Tidak. Tidak ada Nabi gagal. Semua sukses.
Dalam hadits lain, diceritakan pada hari
kiamat ada Nabi yang datang bersama satu dan dua orang umat.
Dan ada lagi Nabi yang datang sendirian,
tidak berhasil mengajak satu orang pun. Tapi tidak dihukum oleh Allah.
Meski menurut ukuran orang sekarang
dakwahnya gagal, karena tidak ada umat yang ikut, tapi di sisi Allah tidak
gagal
Tidak gagal karena tidak dimarahin Allah,
tapi ingat, meskipun tidak ada umat yang ikut, tapi tetap disebut Nabi
Bukan lalu gelar Nabi dicopot karena
gagal mengajak umat, dan datang sendirian di hari kiamat.
Kita harus menyesuaikan diri dengan
definisi Allah, ini adalah bagian dari ketaatan dan ketundukan kita.
Jangan kita memaksakan mindset kita
sendiri dengan menyimpang dari definisi Allah.
Jangan kita melawan arus, kita memiliki
paradigma yang berbeda atau berlawanan dengan paradigma dari Allah
Salah paradigma, bisa salah sikap dan
tindakan. O iya ada satu hal yang disebutkan dalam Al Qur’an ttg Nabi Zakaria
Dalam surat Ali Imran disebutkan bahwa
Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria ketika sedang shalat.
Disebutkan sedang shalat, sebagai tanda
bahwa shalat adalah bagian hidup yang tak terpisahkan dari Nabi Zakaria
Allah tidak menyebutkan bagian ini
sia-sia tanpa ada pelajaran. Ada pelajaran berharga terkait shalat.
Shalat menjadi bagian dari hidup para
Nabi. Shalat adalah sarana yang membawa mereka sukses.
Shalat adalah amalan sukses para Nabi
Allah. Juga amalan yang akan membawa kita menuju sukses.
Para Nabi adalah teladan sukses bagi
kita. Tapi kenapa kita masih mencari figur lain?
Betapa kita berani, Allah yang
menciptakan kita, tapi kita tak menghormati perintahNya sebagaimana seharusnya.
Janji Allah, setiap amal kebaikan tidak
pernah akan sia-sia, akan ada balasan yang lebih baik. Sudahkah kita yakin?
Ayat Al Fatihah semuanya dahsyat,
ayat-ayat yang luar biasa. Semuanya luar biasa. G abis-abis dibahas juga.
Saya ingin bahas satu ayat saja dengan
singkat, yaitu ayat keempat, Maliki Yaumiddin. Ayat yang mengerikan.
Maliki Yaumiddin, Penguasa hari
pembalasan.
Apa itu hari pembalasan? Hari di mana
amal manusia dibalas
Pada hari itu amal semua manusia akan
dibalas. Semua,
baik yang kecil maupun yang besar. Semua
akan dibalas.
Tidak ada yang bisa menghindar dari
perhitungan dan pertanggungjawaban amal.
Semua akan kena. Pada hari kiamat, semua
yang dulunya raja, jadi orang biasa.
Tidak ada pejabat dan raja. Semua orang sama.
Yang dulunya memerintah orang, sekarang tidak lagi. Dia menjadi orang biasa.
Tidak punya kuasa.
Perbuatan buruk akan dibalas di hari
kiamat. Akan dimintai pertanggungjawaban.
Nah ketika kita sadar bahwa perbuatan
buruk akan dibalas, ini membuat kita takut untuk berbuat buruk. Ayat Maliki
Yaumiddin Apa yang salah dengan kita?
Mengapa kita banyak membaca ayat Maliki
Yaumiddin, tapi kita masih tak takut maksiat?
ini kita baca minimal 17 kali sehari.
Tapi, sudahkah membuat kita takut berbuat
buruk? Mari kita bertanya:
Sudahkah kita membaca ayat2 Al Fatihah
dengan penuh penghayatan?
Sudahkah kita shalat dengan penuh
penghayatan, atau kita shalat hanya sekedar membaca saja?
Nah sebelum tidur, jangan lupa shalat
witir, dan ketika membaca Al Fatihah, hayati ayat Maliki Yaumiddin.
Semoga besok diberi kesempatan untuk
beramal shaleh, memperbaiki diri, dan menebus dosa-dosa
janganlah dengar pendapat orang ttg
dirimu, tp tanyakanlah bgmn posisimu di sisi Allah, apakah Allah ridha padamu /
tidak?
Rezeki sesuai dengan pembagian Allah,
bukan kepantasan. Atau ada referensi dalil?
Jatahnya sdh ditentukan sedari awal,
Allah lapangkan/sempitkan jalannya dgn bbrp sabab. Dan usaha manusia adlh salah
satunya.
1.Kita lanjut lagi perbincangan kita
tentang sukses dunia, kita berbincang tentang sukses dunia yang sejati.
2.Kita sudah membahas bahwa sukses bukan
terkait dengan harta, banyak mereka yang miskin tapi sukses.
3.Nabi Zakaria adalah Nabi yang miskin,
tapi beliau sukses meskipun miskin.
4.Begitu juga sukses dunia tidak terkait
dengan banyaknya pengikut. Ada Nabi yang tidak membawa pengikut
6.Apakah karena sedikitnya pengikut,
mereka dibilang gagal?
5.Mereka membawa risalah Allah, mereka
mendakwahkan ajaran Allah, tapi tidak ada yang ikut.
7.Nabi Muhammad -alaihisshalatu wassalam-
bermimpi melihat para Nabi di hari kiamat. Tidak ada Nabi yang dihukum.
8.Ada Nabi yang membawa banyak umat, ada
Nabi yang bersama 10-20 orang umatnya
9.Ada Nabi yang hanya bersama 1 atau 2
orang umat. Mereka sukses, Allah tidak menghukum mereka.
10.Jika memang Nabi yang membawa satu
umat gagal, maka Allah akan menghukum mereka.
11.Nabi yang tidak bersama banyak umat
tidaklah gagal. Karena tugas Nabi adalah menyampaikan.
12.Bukan tugas Nabi untuk memberi hidayah
kepada pengikut. Hidayah adalah di tangan Allah.
13.Tugas para Nabi adalah menyampaikan
sesuai apa yang dikehendaki Allah.
14.Ketika seorang Nabi mengurangi atau
menambah, atau memodifikasi ajaran Allah, itulah penyimpangan
15.Ketika seorang Nabi menyelewengkan
ajaran Allah demi merekrut banyak umat, itulah penyimpangan.
17.Kegagalan adalah ketika kita tidak
seperti yang diinginkan Allah. Ketika kita menyimpang.
16.Ketika sudah menyimpang dari apa yang
diinginkan Allah, itulah jalan menuju kegagalan.
18.Apakah kita lebih mulia dari para
Nabi, hingga kita harus menghalalkan segala cara agar banyak pengikut?
19.Apakah hidayah manusia ada di tangan
kita? Hidayah bukan di tangan para Nabi, apalagi kita.
20.Tugas para Nabi, juga tugas kita,
adalah menyampaikan ajaran Allah apa adanya.
21.Maka sukses bukan diukur dengan
banyaknya pengikut . Jangan kita bangga dengan banyaknya fans.
23.Ketika kita berbangga dengan banyaknya
pengikut, ingat, pengikut Iblis lebih banyak. Tapi Iblis gagal.
24.Nabi Zakaria sukses, meski mati
dibunuh umatnya. Nabi Nuh juga sukses, meski sedikit pengikutnya
22.Pengikut iblis adalah amat banyak,
tapi banyaknya pengikut tidak menjadikan Iblis sebagai sukses.
25.Kita mesti fokus kepada apa yang kita
sampaikan, juga cara kita menyampaikan.
26.Apakah yang kita sampaikan kepada umat
diridhoi Allah atau tidak?
27.Apakah kita menyampaikan kepada umat
dengan cara yang diridhoi Allah atau tidak?
28.Berada di jalan yang diridhoi Allah,
inilah tugas dari Allah kepada kita. Bukan memperbanyak pengikut.
Sungguh kasihan kepada mereka yang
menggunakan jabatan untuk memperbanyak dosa, dan membuat murka Allah.
Jangan dikira Allah diam saja. Dia
sendiri yang paling rugi. Dunia ini ujian. Ujian buat mereka dan kita.
Di akhirat nanti ada hisab khusus menteri
dan rakyat jelata? Atau semua nanti akan sama?
Ketika mendidik anak dengan pendidikan
sekuler, menghasilkan manusia yang tidak utuh. Karena mengabaikan akhirat.
Padahal manusia pasti mati, jika pendidikan
mengabaikan kehidupan setelah mati, maka itu pendidikan yang kurang utuh.
Ketika pendidikan mengabaikan akhirat,
anak didik yang jadi korban. Mereka jadi tak bersiap untuk akhirat.
Memang diupayakan untuk mendidik anak
Indonesia menjadi manusia Indonesia yang Islam. Bukan Islam yang Indonesia.
Pertanyaannya, apakah ada perhitungan
akhirat khusus Indonesia, atau Malaysia? Kita harus berpikir panjang.
Akhirat adalah masa depan yang pasti kita
hadapi. Kita tidak bisa menghindari akhirat.
Nah apakah segenap aparat dan
pemerintahan bisa melindungi kita di akhirat nanti?
Berusaha menjauhkan manusia dari
kehidupan akhirat, adalah melalaikan hakekat manusia seutuhnya.
Nyatanya tidak bisa. Akhirat adalah
domain masing-masing manusia. Tidak ada orang menanggung urusan orang di
akhirat.
Lanjut lagi bincang sukses yah, kali ini
tentang Nabi Dawud dan Sulaiman.
Nabi Dawud adalah seorang Nabi dari Bani
Israil yang diberi kekuasaan oleh Allah.
1. Konon, pada suatu hari Nabi Sulaiman
berjalan menaiki angin. Ada petani yang melihat, dan kagum
2. Petani tadi kagum kepada kekuasaan
Nabi Sulaiman, dan berkata : Demi Allah, sungguh engkau diberi kekuasaan.
3. Sungguh engkau diberi kekuasaan yang
besar. Lalu angin menyampaikan ucapan itu kpd Nabi Sulaiman.
4. Nabi Sulaiman berhenti, dan turun
menemui petani tadi. Nabi Sulaiman mengucapkan perkataan yang luar biasa.
5. Kira-kira apa kata Nabi Sulaiman
kepada petani tadi?
6. Apakah Nabi Sulaiman berterima kasih
atas pujian si petani?
7. Atau Nabi Sulaiman memotivasi petani tadi
agar bekerja lebih giat?
8. Apakah Nabi Sulaiman memberikan
kiat-kiat kepada si petani agar bisa sukses? Bukan. Bukan itu yang dikatakan.
9. Apakah Nabi Sulaiman mengatakan kepada
petani miskin itu bahwa kamu gagal?
10. Bukan. Simaklah perkataan Nabi Sulaiman
kepada petani itu.
11. Satu kali ucapan tasbih yang diterima
oleh Allah, lebih baik daripada pemberian Allah kpd keluarga Dawud.
12. Ya, satu ucapan SubhanAllah yg
diterima oleh Allah, lebih baik daripada kekuasaan & harta keluarga Dawud.
14. Karena kekuasaan dan harta keluarga
Dawud akan sirna, tapi pahala tasbih kekal sampai akhirat.
15. Dan yang kekal adalah lebih baik dari
yang fana dan sirna. Inilah pesan Nabi Sulaiman.
16. Pesan ini masih berlaku untuk kita
juga. Satu kali tasbih yang diterima Allah lebih baik daripada harta.
17. Nabi Sulaiman tidak menganggap harta
sebagai tanda sukses dunia.
18. Maka Nabi Sulaiman mengarahkan si
petani kepada hal yang membuatnya meraih sukses sejati.
19. Sukses sejati bukan dengan sukses
harta, sukses sejati adalah dg perbanyak amal yg berkualitas.
20. Sukses sejati adalah ketika hidup di
dunia membawa kepada sukses akhirat, kepada sukses yang abadi.
21. Nabi Sulaiman menganggap kekuasaan
yang ada padanya hanyalah pemberian Allah, sebagai ujian.
22. Pemberian Allah hanyalah sebagai
ujian, apakah kita kufur atau bersyukur.
23. Pemberian Allah tidak berarti
petunjuk bahwa hamba itu mulia di sisiNya. Bukan.
24. Betapa banyak mereka yang tak pernah
bersujud, tapi diberi kekuasaan dan keluasan harta.
25. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita
menganut paradigma sukses yang benar? Hati2, keliru paradigma bisa fatal.
26. Semua orang diuji dengan kondisi
masing-masing. Segala kondisi adalah ujian.
27. Mereka yg sukses adalah yg lulus
ujian, berhasil melakukan apa yg diinginkan Allah dlm segala kondisinya.
28. Kisah Nabi Sulaiman adalah bukti
bahwa sukses dunia g harus miskin. Sukses tergantung sikap kita.
29. Tugas utama kita adalah beribadah
kepada Allah, dalam kondisi apa pun.
Hidupkan Shalatmu, maka hidupmu akan semakin
hidup
Menghidupkan hidup, adalah dengan dzikir.
Kata hadits: perumpamaan orang yang
berdzikir dan tidak, seperti orang hidup dan mati. HR Bukhari Muslim.
Persoalannya, bagaimana cara berdzikir
yang menghidupkan? Kita sudah berdzikir, tapi hidup kita belum hidup. Kenapa?
Mengapa dzikir masih belum bisa membuat
hidup kita menjadi hidup? Karena hati kita belum berdzikir.
Ketika yang berdzikir baru lisan kita,
maka dzikir tidak membuat hidup menjadi hidup.
Yang membuat hidup menjadi hidup adalah
hati. Ketika hati hidup, maka hidup akan menjadi hidup.
Umrah, meneladani sejarah Nabi Ibrahim,
mengulang sejarah memurnikan ibadah hanya kepada Allah.
Memurnikan ibadah kepada Allah adalah
dengan menolak seluruh ibadah dan keyakinan keliru tentang Allah.
Pengetahuan tentang cara berdzikir yang
benar, lebih penting daripada tahu cara mencari uang.
Ketika berdzikir sudah benar, uang akan
datang dengan semakin mudah.
Dzikir yang benar: hati ikut fokus ke
makna dzikir yang diucapkan oleh lisan.
Kalimat pertama yang diucapkan oleh Nabi
Isa saat berbicara di waktu bayi: قَالَ ٳِنِّيْ
عَبْدُاللهِ Nabi Isa...
Saya ingin bahas tentang definisi sukses
diambil dari ayat-ayat yang mengisahkan Qarun.
Intinya sukses adalah ketika kita
menggunakan apa yang ada demi meraih sukses akhirat. Ini pesan ayat-ayat ttg
Qarun.
Jangan fokus kepada mencari yang tidak
ada. Tapi fokus kepada menggunakan yang ada untuk sukses akhirat.
Ternyata banyak dari kita salah fokus,
mengejar yang tidak semestinya dikejar.
Sabtu pagi yang indah, buatlah pagi ini
lebih indah dengan dzikir yang mengisi hati, menguatkan iman.
Sabtu pagi yang indah, semoga hari ini
menjadi wadah bagi amal baik kita. Penuhi hari dengan amal baik
Semoga hari ini menjadi anak tangga yang
membuat kita lebih baik, lebih dekat dengan Allah.
Semakin banyak berdzikir, maka setan akan
semakin jauh dari kita. Semakin kurang berdzikir, setan makin dekat.
Semakin banyak kita berdzikir di pagi
hari, maka hari akan semakin efektif. Pengalaman pribadi seorang syekh.
Tapi bukan sembarang dzikir yang
menghidupkan hidup kita. Dzikir yang berkualitas.
Dzikir membuat hari menjadi efektif,
karena bantuan Allah, karena kasih Allah yang membimbing kita menuju hari yang
efektif.
Ketika hari-hari kita efektif, maka hidup
kita pun menjadi efektif. Di bawah bimbingan kasih Allah.
Beda antara dzikir berkualitas dan tidak,
pasti ada perbedaan yang besar.
Dzikir berkualitas = selaras antara
pikiran, hati dan lisan. Sama-sama berdzikir.
Dzikir mana yang kita pilih? Yang
berkualitas atau yang tidak?
01. Kita lanjut lagi bincang kita tentang
sukses. Salah satu tokoh yang dianggap sukses adalah Qarun.
02. Qarun adalah seorang yang kaya,
sedangkan banyak orang menganggap sukses adalah kaya.
03. Kisah Qarun sudah begitu terkenal,
maka tidak kita bahas semuanya. Ada dalam surat Al Qashash 75-84
04. Ada nasehat dari kaum Qarun
kepadanya, yang nasehat itu amat berguna buat kita. Mari kita simak.
05. Ketika Qarun berbangga dengan
hartanya, kaumnya memberi nasehat: jangan berbangga dan gembira karena harta.
06. Di sini Allah hendak mengajarkan
kepada kita bahwa harta bukan untuk berbangga-bangga, bukan untuk bergembira.
08. Sombong karena harta, berbangga hati
dan merasa lebih kaya dari orang lain, adalah sikap menyalahgunakan harta.
07. Jangan bangga dan tinggi diri karena
ada banyak harta di tangan kita. Jangan bangga, sombong dan lupa akhirat.
09. Pesan ini ada pada ayat 76 surat Al
Qashash. Lalu bagaimana sikap yang benar terhadap harta?
10. Ada di lanjutan ayat ini, yaitu 77,
petunjuk untuk menggunakan harta dengan benar. Apa kegunaan harta sebenarnya?
11. “Gunakan apa yang diberikan Allah
kepadamu untuk mencari sukses akhirat. Jangan lupakan bagian duniamu.”
12. Inilah kegunaan harta sebenarnya.
Tapi ada yang menarik di sini, yaitu tidak ada kata harta dalam nasehat ini.
13. Tapi yang ada adalah apa yang
diberikan Allah kepadamu. Ada dua hikmah dan pelajaran dari pilihan kata ini.
14. Yang pertama; sebagai pengingat bagi
Qarun, bahwa harta miliknya adalah pemberian Allah.
15. Karena apa pun yang dimiliki manusia,
itu bukan murni dari usahanya sendiri, tapi merupakan pemberian Allah.
16. Yang kedua, pemberian Allah untuk
manusia bukan hanya harta, dan tetap ada potensi bangga diri dan sombong.
17. Misalnya ada orang diberi kepandaian
berbicara oleh Allah, kepandaian itu bisa membuat orang menjadi sombong.
18. Ada orang yang diberi ilmu oleh
Allah, dan ilmu itu bisa membuat orang menjadi sombong dan bangga hati.
19. Ilmu, harta, kepandaian berbicara,
dan segala kelebihan lainnya, itulah pemberian dari Allah.
20. Allah memberi petunjuk kepada kita
fungsi kelebihan kita yang sebenarnya, yaitu untuk mencari akhirat.
21. Gunakan apa yang ada untuk mencari
kesuksesan akhirat. Jangan gunakan untuk yang lainnya.
22. Jangan gunakan kelebihanmu untuk
berbangga diri di hadapan mereka yang kekurangan.
23. Sungguh Allah telah memilihmu untuk
sebuah kelebihan, jangan sia-siakan kelebihanmu untuk berdosa.
24. Ketika pemberian Allah membuat orang
berbangga diri dan sombong, maka ia hanya mendapatkan dosa.
25. Ketika orang menggunakan pemberian
Allah untuk mencari sukses akhirat, maka dia dapat pahala.
26. Ada potensi mendapatkan dosa besar,
yaitu sombong, dan sombong merupakan dosa yang amat besar.
27. Ada potensi mendapatkan pahala dan
meraih tingkatan tinggi di sisi Allah, dg menggunakan pemberianNya.
1. Kita sambung lagi perbincangan kita
tentang sukses, kita lanjutkan pembahasan tentang pelajaran dari Qarun.
4. Kita harus punya keinginan yang kuat
untuk menggunakan nikmat ini sebagai pengangkat derajat di akhirat.
4. Kita harus punya keinginan yang kuat
untuk menggunakan nikmat ini sebagai pengangkat derajat di akhirat.
5. Adakah keinginan dalam hati kita untuk
menjadikan kelebihan kita untuk meraih sukses abadi di akhirat?
2. Kultwit kemarin adalah tentang
bagaimana penggunaan karunia Allah dengan benar, yaitu untuk mencari sukses
akhirat.
6. Atau yang menjadi puncak impian kita
selama ini hanyalah sukses di dunia?
7. Sungguh rugi jika nikmat yang ada
menjadi jalan untuk menambah dosa kita.
8. Menggunakan pemberian Allah untuk meraih
sukses akhirat, artinya menggunakan untuk ibadah dan amal
9. Menggunakan pemberian untuk meraih
sukses akhirat, artinya menggunakan untuk kemaslahatan umat.
11. Mereka yang cerdas bisa belajar lebih
jauh untuk kepentingan orang banyak. Bisa menjadi amal jariyah.
10. Mereka yang diberi kelebihan akal
yang cerdas, gunakan kecerdasanmu untuk kemaslahatan umat.
13. Semua kelebihan bisa digunakan untuk
meraih tingkatan yang tinggi di akhirat, bisa digunakan untuk meraih sukses
akhirat.
12. Begitu juga orang yang memiliki
kelebihan harta, bisa menggunakan hartanya untuk kemaslahatan orang banyak.
14. Semua kelebihan bisa digunakan untuk
meraih kegagalan dan bencana di akhirat.
15. Mana yang kita pilih? Meraih sukses
akhirat, atau malah meraih bencana?
16. Menggunakan pemberian Allah untuk
sukses akhirat, artinya tidak menggunakannya sebagai sarana maksiat.
17. Sudahkah kita sadar, bahwa ketika
kita melakukan maksiat, kita melakukannya dengan menggunakan nikmat Allah?
18. Sudahkah kita sadar, bahwa ketika
kita melakukan maksiat, kita melakukannya dengan pemberian Allah?
19. Mulut yang kita gunakan untuk
menghibah dan mencaci, adalah juga pemberian Allah.
20. Demikian pula dengan seluruh maksiat,
semua menggunakan pemberian Allah.
21. Apa yang harus kita lakukan agar kita
bisa menggunakan pemberian Allah untuk mengejar akhirat?
23. Ketika orang memiliki keinginan
mengejar akhirat, maka dia akan mengejarnya
22. Yang pertama, adalah menimbulkan
keinginan mengejar akhirat dalam diri kita. Ini harus ada.
24. Bagaimana orang bisa mengejar
akhirat, ketika dia tidak menginginkannya?
26. Meresapi ayat2 tentang sorga dan
neraka, membuat kita ingin menggapai ridha ilahi, dan menjauh dari murkaNya.
27. Ketika kita sudah menginginkan
akhirat, maka kita akan menggunakan apa yang ada untuk mengejarnya.
28. Maka keinginan mengejar akhirat ini
harus kita tumbuhkan, dan kita jaga agar tetap menggelora.
Pahala sesuai dengan efek dari suatu
perbuatan. Ketika berefek baik, maka ikut mendapat pahala.
Di hari kiamat nanti masing-masing
dihisab sendirian. Tidak ada manusia yang bisa membela orang lain.
Kita lupa dan melupakan kematian, bukan
berarti kita akan terhindar.
Mengingat mati, bukan berarti lari dari
hidup. Mengingat mati adalah pendorong untuk menjalani hidup yang terbaik.
Mengingat mati, memacu kita untuk
menjalani hidup yang terbaik. Karena mati kita adalah bergantung kepada hidup
kita.
Mereka yang menganggap ingat mati adalah
demotivasi, kesalahan ada pada kepala mereka.
Salah satu musibah, ketika orang tidak
memahami batas kemampuan dirinya. Akhirnya dia mengira dirinya besar,..
Ayat-ayat tentang Qarun mengandung
pelajaran yang luar biasa bagi kita. Pelajaran penting bagi kita untuk
menghadapi dunia.
Ayat-ayat ini tercantum dalam surat Al
Qur'an, yang sudah berdebu di rak buku rumah kita, karena jarang disentuh.
Akibatnya kita seperti ayam yang mati di
lumbung. Ada pelajaran berharga tapi kita tidak mau belajar.
Qarun menjadi jalan menuju inspirasi
tentang kegunaan harta bagi kita. Allah memberi pelajaran sambil bercerita.
Inilah hebatnya Al Qur'an, memberi
pelajaran dan inspirasi dengan cara yang amat indah.
Memberi pelajaran sambil bercerita, maka
cerita Al Qur'an bukan sembarang cerita. Ada banyak pelajaran di sana.
Tapi kisah Al Qur'an hari ini kurang
menarik banyak orang. Lebih menarik bagi mereka kisah inspirasi dari buku
motivasi.
Akibatnya kisah-kisah Al Qur'an dipandang
sebelah mata. Kalah dari kisah sukses orang di barat sana.
Perhatikan kata jalan. Kisah Qarun jadi
inspirasi. Bukan Qarun nya, tapi nasehat-nasehat kaumnya.
Allah menegaskan bahwa fungsi utama harta
dan pemberian Allah lainnya, adalah untuk mengejar sukses akhirat.
Ketika kita tidak menggunakannya untuk
sukses akhirat, maka kita menyalahgunakan harta dan pemberian Allah.
Ketika sesuatu kita salahgunakan maka
kita sendiri yang rugi, kehilangan fungsi sebenarnya, kehilangan sukses
akhirat.
Baru kemudian kita tidak lupakan bagian
dunia kita yang mubah, yang tidak berlebihan.
Artinya dunia ini bukan tujuan utama,
tapi hanya sekedar jangan lupa. Bukan tujuan utama. Jangan kita salah fokus.
Mengapa dunia bukan menjadi tujuan utama?
Karena kita tinggal di dunia hanya sebentar.
Kita tinggal di dunia sebentar. Kita
tinggal di akhirat lebih lama, bahkan selamanya.
Jika kita memang tinggal di dunia hanya
sebentar, mengapa dunia menjsdi fokus tujuan utama bagi kita?
Jika kenikmatan akhirat adalah selamanya,
mengapa tidak menjadi fokus utama tujuan kita?
Mengapa kita memilih fokus ke dunia yang
akan kita tinggalkan, dan meninggalkan akhirat yang abadi?
Dunia ini indah, dan bisa kita indera
dengan panca indera kita. Maka kita yang gembira dan cinta dunia.
Sedangkan akhirat hanya bisa kita
pikirkan dan bayangkan. Tapi Allah menyuruh kita cinta akhirat.
Tapi manusia adalah mahluk berakal, yang
bisa membebaskan dirinya dari penjara panca indera.
Tapi ketika kita tidak menggunakan
pikiran, kita selamanya akan terpenjara panca indera. Tak bisa menjangkau
lebih.
Pikiran dan akal bisa membuat kita
melampaui panca indera, kita menjadi bebas.
Manusia memiliki pikiran dan akal, Al
Qur’an mengajak kita berpikir, agar kita tidak mencintai dunia yang nyata.
Al Qur’an memberitahukan kepada kita
tentang indahnya sorga, beserta bidadari yang cuantik sekali.
Allah memberitahukan tentang siksa neraka
yang luar biasa pedih dan menyakitkan.
Ketika kita beriman kepada hari akhir,
maka kita bisa terbebas dari cinta dunia, meski akhirat tak nampak.
Ada pertempuran dalam pribadi dan pikiran
kita, pertempuran antara yang nampak dan tak nampak.
Ketika kita jarang memikirkan akhirat,
maka kita akan terpenjara dunia. Dan yang terpenjara bukan badan kita.
Yang terpenjara di dunia adalah hati
kita. Hati yang terpenjara lebih berbahaya daripada penjara fisik.
Ketika hatinya terpenjara, dia menjadi
tahanan dan budak dunia. Meski nampaknya dia bebas kesana kemari.
Maka kita harus sering-sering mengingat
akhirat, mentadabburi ayat-ayat akhirat dalam Al Qur’an, agar tak ditawan
dunia.
Ketika kita lengah dari memikirkan
akhirat, maka dunia menguasai kita. Dan kita kalah, hati kita ditawan.
Dan kita terjebak pada salah fokus,
mestinya kita fokus utama ke akhirat, kita malah fokus dunia.
Ayat-ayat Al Qur’an banyak sekali
membahas akhirat. Kita renungi dan kita gali maknanya. Kita pikirkan
Al Qur'an berisi petunjuk, salah satu petunjuk
Al Qur'an adalah keyakinan-keyakinan yang harus diyakini.
Bagaimana dengan kita, sudahkah kita
menganggap Al Qur'an sebagai sumber petunjuk? Atau hanya dibaca saja?
Meskipun Al Qur'an adalah petunjuk, tapi
pengaruh Al Qur'an kepada kita bergantung pada sikap kita kepada Al Qur'an.
Meski Al Qur'an adalah petunjuk, jika
kita cuek, kita tidak bisa mendapat petunjuk
Keyakinan-keyakinan yang harus kita
yakini, ibarat rambu petunjuk jalan yang membawa arah yang benar.
Keyakinan-keyakinan ini menjadi dasar
utama bagi agama Islam. Mereka yang tidak meyakini, keislamannya runtuh.
Keyakinan-keyakinan ini menjadi petunjuk
dan rujukan kita untuk menilai sesuatu. Maka bisa dibilang tidak netral.
Tidak netral karena memang berpihak
kepada keyakinan Islam. Bukan bebas. Kenapa kita memilih paradigma dan
keyakinan Islam?
Karena paradigma dan keyakinan Islam
berasal dari wahyu Allah, bukan dari pikiran dan pendapat manusia. Camkan ini.
Apakah dalam Al Qur'an ada bahasan
mengenai kesempitan hidup manusia? Mengenai kesulitan yang melanda kehidupan
rakyat saat ini?
Bacalah Al Qur'an, resapi maknanya, gali
hikmahnya, pahami pelajaran-pelajarannya, dengan niat untuk mencari petunjuk,
semoga Allah menerima
Hidup adalah menulis catatan amal.
Tulislah catatan yang baik. Buku itu untuk kita sendiri.
Al Qur'an, nikmat terbesar dalam hidup
manusia, sudahkah kita menikmatinya? Sudahkah kita menganggapnya sebagai
nikmat?
Shalat adalah upaya pembebasan diri, dari
penjara hawa nafsu menuju kemerdekaan diri dengan ibadah pada Allah.
Semakin mencari hikmah dan pelajaran
hidup dari buku-buku motivasi, semakin enggan mencari petunjuk dari Al Qur'an.
Hati tak bisa mendua.
Sering kita mendengar kata kerja keras,
man jadda wajada, no pain no gain, tapi kita jarang mendengar kata shalat
keras.
Semakin kita gandrung pada lagu religi,
semakin jauh hati kita dari Al Qur'an. Semakin jauh hati dari Al Qur'an, makin
dekat pada kesesatan
Pikirkan mata kita, apa jadinya kalo kita
tidak diberi mata? Apa jadinya jika kita tidak bisa melihat? Coba pikirkan dan
renungkan.
Seluruh organ tubuh kita adalah rahmat
Allah. Kalo mau mikirin rahmat Allah, g usah jauh-jauh, pikirin organ tubuh
sendiri aja. G susah.
Seringkali, dinding yg menjulang mencegah
langkah maju kita ternyata hanya tabir dari kain, hanya perlu melangkahkan kaki
untuk menembusnya.
Akal adalah pemberian dari Allah
terkhusus bagi manusia. Ketika tidak kita gunakan, maka kita sama dengan
makhluk2 yang tak berakal.
Sudahkah hari ini kita mengingat-ingat
rahmat Allah yang tercurah pada kita? Sudahkah kita memikirkan nikmat-nikmatNya
hari ini?
Ketika kita punya sesuatu tapi tidak kita
gunakan, sama dg kita tidak punya sesuatu itu. Seperti org punya mobil tapi
kemana2 naik sepeda
Jika ditanya apakah kamu berakal? Pasti
orang menjawab ya. Tapi saat ditanya apkh akalmu kamu gunakan untuk berpikir?
Blm tentu jawabnya ya
banyak ayat berbunyi: afalaa ta'qiluuun?
Apakah engkau tidak menggunakan akal? Mungkin ada yang memahami: apakh kalian
tidak berakal?
Berpikir adalah menggunakan akal untuk
mengolah informasi, untuk mencapai pengetahuan baru. Dalam Islam, berpikir
adalah jalan menuju Iman.
Justru itu pekerja laki2 harus dipisahkan
dari pekerja wanita. Emmmm kalo di Indonesia gimana?
Di tempat kerja itu karena ada
pelanggaran, mestinya pekerja laki2 dipisah dengan pekerja wanita
Semakin bersih, maka hati semakin haus
akan Al Qur'an. Apa kabar hati kita?
Sudahkah kita mengamati keindahan Allah
dalam takdirNya? Sudahkah kita mengamati keindahan kalam Allah? Allah itu
indah.
Kita jarang mengamati keindahan yang ada
di dunia ini, keindahan yang menunjukkan keindahan Allah.
Sudahkah kita mengamati keindahan Al
Qur'an, yang merupakan kalam Allah?
Al Qur'an memaparkan keindahan kalamNya. Tapi
apakah kita sudah menyelami Al Qur'an?
Mendapati keindahan kalamNya adalah
dengan menyelami Al Qur'an. Tanpa itu, kita tak kan mendapatkannya.
Akhirnya kita lupa, Nabi dan para sahabat
menjadi mulia di sisi Allah bukan karena harta. Tapi harta itulah yang selalu
kita ulang-ulang.
Kita ekspos sahabat fulan memiliki
peninggalan sekian. Sahabat fulan memiliki harta sekian. Sahabat fulan memiliki
uang sekian
Betapa uang merasuk sampai ke dalam
neuron otak kita, sehingga ketika kita melihat sejarah Nabi dan sahabat, yang
kita lihat adalah uangnya.
Itulah rahasia sukses sahabat dalam
hidup. Tapi bukan shalat para sahabat yang kita ekspos, tapi harta para
sahabat. Bukan tahajjudnya
Metode bisnis jaman Abdurrahman bin Auf
berbeda dengan zaman sekarang. Tapi Allah Sang Razzaq tetap satu.
Yang memberi rezeki Abdurrahman bin Auf
bukanlah metode bisnis. Tapi kehendakNya yang memudahkan rezeki tiba
Tengoklah ke sejarah, bgmn para sahabat memperlakukan
Al Qur'an dalam hidup mereka. Teliti lagi apa yg dilakukan sahabat trhdp Al
Qur'an
Ampuni kami duhai Allah, kalamMu begitu
kami sia-siakan... Berilah kami kekuatan untuk memperlakukan Al Qur'an
sebagaimana seharusnya.AMIN
Al Qur'an, sumber ilmu yang sangat
berharga, mengantar kita sukses akherat. Lebih berharga dari emas berkilo-kilo
beratnya.
ibnul Qayyim berkata: Tadabburi Al Qur'an
jika engkau inginkan hidayah, sesungguhnya di dalam tadabbur Al Qur'an terdapat
ilmu.
Tapi sudahkah kita menganggap Al Qur'an
sebagai sesuatu yang penting? Al Qur'an adalah ruh bagi hati, ibarat ruh bagi
badan kita
Jika shalatmu masih seperti shalatmu hari
ini, jika engkau masih belum memahami bacaan shalat, apakah engkau sudah merasa
sampai di puncak?
Wahai diri, sudahkah engkau mensikapi
Islam sebagai ajaran dari Allah, sudahkah engkau mensikapi Al Qur'an sebagai
wahyuNya yang sempurna?
Jika tahajudmu sudah mendekati Ibnu
Abbas, jika tadabburmu sudah mendekati Imam Syafii, engkau akan merasakan apa
yang mereka rasakan
Wahai diri, sudahkah shalatmu seperti
para sahabat? Sudahkah khusyu'mu menyamai imam Hasan Al Bashri? Mereka
merasakan bahagia dg Islam.
Kita sdh merasa berada di puncak Islam.
Kita merasa sederajat dengan malaikat dan para Nabi. Akhirnya kita memvonis
bahwa Islam belum cukup.
Kita saja yang tidak belajar Islam meski
sudah jadi muslim. Akhirnya kita mencari bahagia di luar sana. Jangan2 iman
kita ikut keluar juga.
Ketika kita berenang di lautan nikmat
Allah, dan kita lupa dan lalai, kita amat merugi, sungguh kita rugi,
benar-benar rugi.
Apakah Islam bagi kita sudah tidak mampu
membuat kita bahagia lagi? Tidak. Kita saja yang tidak tahu bagaimana berIslam
yang benar
Ingat selalu bahwa Allah selalu
bersamamu, melihat dan mendengarmu. Allah lebih tahu tentang dirimu, daripada
dirimu sendiri.
"Janganlah takut, Aku berada bersama
kalian berdua, Aku mendengar dan Aku melihat...." Kata Allah pada Nabi
Musa. QS Toha
Popularitas tanpa ikhlash, pengikut
banyak tanpa iman, gelar berderet tanpa taqwa; tak ada manfaatnya.
Sadarlah engkau, ketika engkau bertasbih,
Allah Yang Maha Kaya, Yang Maha Kuat, Yang Maha Memberi Petunjuk, mendengar
bisikan tasbihmu.
Dua ucapan yg ringan di lisan, berat di
timbangan amal, & dicintai Ar Rahman, Subhanallahi Wabihamdihi, Subhanallahil
Azhiim. HR Bukha
Coba luangkan waktu setiap hari untuk
memikirkan nikmat-nikmat Allah yang telah kita nikmati.
Allah membolehkan kita berdoa agar Allah
membalas kezhaliman orang kepada kita. Allah membolehkan, jangan kita melarang.
Kita larang mereka mendoakan agar Allah
membalas. Tapi kita tidak berani menegur orang yang menzhalimi
Orang harus membiasakan diri husnuzhan
pada sesama muslim, tidak bertumpu pada prasangka. Harus dibiasakan.
Intinya taat itu dimulai dari hati, baru
kemudian laksanakan perintah. Bagaimana hati kita? Apakah sudah taat?
Kalo lagi butuh duit, tahajud, dhuha,
shalat jamaah, semua dikerjain untuk dapet duit. Tapi begitu dapet, lupa dia
sama amalannya.
Jika kamu tidak bisa mengatakan yang
benar, maka jangan ucapkan perkataan batil. "Janganlah menjadi pembela
para pengkhianat".
Kematian adalah akhir semua makhluk yang
hidup. Kita semua akan mati. Tapi, apakah kita sudah bersikap seolah kita akan
mati?
Dia dikembalikan ke asalnya, dimasukkan
ke liang lahat ukuran 1x2 m, untuk menghadap Allah. Hidupnya sudah selesai.
Riwayatnya sudah tamat.
Hari itu dia mengantar jenazah ke
kuburan, keesokan harinya, dia yang diantar, dia dishalatkan, lalu dibawa ke
pekuburan.
Hati adalah penentu amal, jika hati baik,
amalan akan baik. Jika hati buruk, amalan akan menjadi buruk.
Hati akan ditanya tentang niat dan
tujuan-tujuan, periksa kembali Al Isra' : 36
Sering membaca ayat2 ttg rahmat Allah,
tapi jiwa ini tak berhasrat mengejarnya. Apa masalahnya?
Sering membaca ayat2 tentang neraka tapi
masih tidak takut neraka. Apa yang salah?
Umar bin Khattab: kesombongan dalam diri
seseorang adalah karena adanya kehinaan dalam dirinya.
Sadarlah kawan, sombong adalah tanda
kehinaan. Semakin sombong, semakin hina.
Yang membuat kita hidup adalah ruh, yang
asalnya dari langit. maka yang menghidupkan jiwa kita adalah kata-kata dari
langit pula.
Jangan-jangan ada yang salah ketika
kata-kata langit tidak bisa menghidupkan jiwa, tidak membuat jiwa kita kuat.
Apakah benar kata2 langit tidak lagi bisa
menghidupkan jiwa? Bisa. Hanya kita yang salah sangka.
Kita sudah pesimis pada kata-kata langit,
karena tidak ada efeknya pada kita. Tapi kita tidak mau berkaca dan melihat ke
dalam diri.
Ketika orang merasa bahwa semua ini tidak
bisa berubah, maka jiwa akan putus asa. tapi Allah bisa mengubah segalanya.
Wahai diri! Jaga hatimu! Jangan sampai
keinginan dunia melebihi keinginanmu terhadap akherat!
Bukan, harta dan kekuasaan bukan ukuran
sukses. Harta menenggelamkan Qarun di bumi. Kekuasaan menenggelamkan Fir’aun di
lautan.
Allah membagi harta pada hambaNya sesuai
keinginanNya, bukan keinginan kita. Sesuai kehendakNya, bukan kehendak kita
Siapa pun dia, selama masih muslim dan
tidak kafir, maka dia saudara saya. Meski berbeda pendapat dan twitwar sama
saya.
Sesiapa memperbagus hal - hal
tersembunyinya, niscaya Allaah akan jelitakan apa yang tampak darinya
Saat masih hidup, Nabi ﷺ bisa memaafkan. Hak
beliau ketika memaafkan. Tapi Nabi ﷺ sudah wafat, tahu
dari mana beliau memaafkan?
Jika harta menjadi ukuran sukses, Qarun
lebih sukses dari Musa. Jika kekuasaan menjadi ukuran sukses, Fir’aun lebih
sukses dari Musa.
Mengapa kita membaca Al Fatehah 17 kali
sehari, sedangkan kita hanya makan sehari 3 kali? Al Fatehah lbh penting
daripada makan!
Lagu-lagu yang ada, berapa lama umurnya?
Setahun orang sudah bosan. Al Fatehah, tiap hari baca berkali2, tapi tidak
pernah bosan bacanya ;)
Siapa yang mengejar dunia, belum tentu
dia dapat. Terserah Allah, mau memberi atau tidak. Berapa yang didapat juga
terserah Allah.
Allah lah yang mengatur kita, bukan kita
yang memaksa Allah agar sesuai keinginan kita
Langkah pertama menuju sukses adalah tahu
apa itu sukses, tahu definisi sukses.
Ilmu bahwa harta dunia adalah nikmat
sementara, yang bisa didapatkan oleh orang shaleh maupun penjahat.
Ilmu bahwa amalan ibadah untuk meraih
pahala lebih layak untuk dikejar dari sekedar harta dunia.
Ilmu yang tertanam dalam jiwa, yang akan
mengarahkan hidup kita, bukan ilmu yang hanya dipahami di kepala
Memahami dan mengerti bukanlah tujuan
utama dalam belajar. Tapi meresapi hingga ke dalam jiwa
Ilmu yang menyelamatkan kita, yang
menjadi cahaya dalam hidup kita, agar hidup kita tak salah arah.
Ilmu yang menjaga penentang Qarun dari
kagum kepada hartanya, itulah yang menjaga kita.
Memang hidup di arah yang benar
seringkali membuat kita terasing dan berbeda dengan trend kebanyakan.
Sufyan At Tsauri berkata: saya tidak
pernah menangani sesuatu yang lebih sulit daripada niat saya sendiri.
Aisyah ditanya tentang #akhlak Nabi:
akhlaknya adalah Al Qur'an. Akhlak yang baik adalah melaksanakan Al Qur'an.
Inilah akhlak Nabi.
Tapi apa kata Ibnu Abbas tentang ayat
ini? Engkau berada dalam agama yang besar. Ya, #akhlak yang
baik adalah Islam yang baik.
Agama Islam adalah #akhlak .
Orang yang baik akhlaknya adalah orang yang berIslam dengan baik dan benar.
Definisi akhlak adalah Islam.
Allah memuji #akhlak RasulNya:
sungguh engkau berada di atas akhlak yang besar. Al Qalam ayat 4. Banyak orang memaknai
ayat ini dg perilaku.
Maka ukuran #akhlak yang
baik adalah menurut standar dan kerangka yang sudah digariskan dalam panduan
Islam, yaitu Al Qur'an dan sunnah
Tapi berbuat baik pada Allah tetap harus
kita dahulukan daripada manusia. Allah tetap harus diutamakan di atas manusia.
#akhlak
Kita berakhlak baik pada sesama adalah
dalam rangka mencari keridhoan Allah, karena Allah menyuruh kita untuk berbuat
baik. #akhlak
Akhlak pada sesama haruslah di dalam
kerangka #akhlak kita kepada Allah. Ini bentuk mendahulukan akhlak
pada Allah di atas sesama
Akhlak pada Allah harus lebih
diperhatikan daripada #akhlak pada sesama. Akhlak utama pada Allah adalh
menyembahNya, dan menolak tuhan lain.
Ketika bicara akhlak, harus mulai dari #akhlak kepada
Allah. Bagaimana sikap dan perilaku kita pada Allah? Apa kewajiban2 kita pada
Allah?
Ujian iman, ketika hati nurani dan
perasaan bertentangan dengan sunnah Nabi ﷺ, mana yang kita
dahulukan?
Pantaskah kita berbuat baik kepada sesama
manusia tapi berperilaku buruk kepada Allah? Tidak pantas, sungguh tidak
semestinya
Dan Rahmat RabbMu lebih baik daripada apa
yang mereka kumpulkan. Az Zukhruf 32
Ketika kita sadar bahwa tujuan hidup
adalah untuk mengejar rahmat Allah, maka yg dibilang sukses adlh mereka yg bisa
mendapatkannya.
Jangan-jangan yang kita anggap sebagai
nikmat Allah adalah pemberian berupa materi, terkhusus berupa uang. Lainnya
tidak kita anggap nikmat.
Hingga kesehatan dan keselamatan tidak
kita anggap sebagai anugerah. Begitu juga dengan Islam dan Iman, kita anggap
hal yang biasa.
Jangan lupa, jantung lebih kecil dari
piring yang kita gunakan untuk makan. Banyak organ tubuh kita yang kecil, tapi
begitu berguna.
Bukankah nikmat sehat harus kita syukuri?
Sekecil apa pun pemberian Allah, harus kita berterimakasih. Apalagi nikmat yang
luarbiasa besar
Ketika menjenguk orang di rumah sakit,
terasalah nikmat Allah yang luar biasa, yang kita sebut sebagai sehat.
Sehat ini sering kita anggap sebagai
kondisi seharusnya, dan tidak kita sikapi sebagai sebuah anugerah. Sungguh
sehat adalah anugerah besar.
Sesungguhnya setan adalah musuhmu, maka sikapilah
dia sebagai musuh, anggaplah dia sebagai musuh .. QS Fathir ayat 6.
Berjalanlah di belakang Al Qur'an, ikuti
ke mana Al Qur'an mengarah, jangan jadikan Al Qur'an di belakang anda, harus
ikut kemana anda pergi
Jangan tundukkan Al Qur'an pada keinginan
anda, anda meyakini sesuatu, lalu anda cari2 ayat atau hadits yang cocok.
Sepertinya definisi rahmatan lil alamin
menurut banyak orang berbeda dg definisi Al Qur’an. Mana yang benar?
Dan bertobatlah kalian semua pada Allah,
wahai orang-orang beriman, agar kalian beruntung. An Nur 51. Tobat = beruntung.
Apa yang engkau bisa lakukan hari ini
untuk bisa lebih dekat dengan Allah?
Apakah setiap yang menginginkan dan
mengejar dunia pasti mendapatkannya? Renungkan!
Bisakah kita bisa berjalan di jalan
lurus, namun sekaligus berjalan di jalan sesat? Berada di jalan lurus berarti
meninggalkan jalan sesat
Banyak harta tapi di akherat dapat siksa,
apa bisa dibilang sukses?
Segala Sesuatu Jika Ditinggalkan Pasti
Ada Gantinya, kecuali Allah
Sekecil apa pun, pasti ada peran orang
lain, bahkan dalam kehidupan kita sehari2, tak lepas dari peran orang lain yang
membantu kita.
Bersyukur, berterimakasih= mengakui
adanya peran orang lain, pihak lain, dalam pencapaian kita. Tapi sering kita
diajak melihat diri.
Permata tidak berubah menjadi kaca karena
disembunyikan di tempat yang aman. Uang tidak berubah jadi kertas koran karena
disimpan di bank.
Jika menikah itu tak penting, tidak
mungkin Nabi Musa mau menghabiskan waktu 10 tahun sebagai mahar nikah.
Jika menikah itu tak penting, tidak
mungkin Nabi Musa mau menghabiskan waktu 10 tahun sebagai mahar nikah.
Jangan silau oleh gelar dan almamater.
Teliti isi omongannya. Kadang almamater dan gelar sengaja ditulis untuk
menyilaukan pandangan
Perlu kekuatan untuk menaklukkan diri agar
bisa ikhlas, mencari keridhoan Allah semata.
Untuk mendekat dengan Allah, untuk ibadah
pada Allah dengan semestinya, apakah harus menunggu datangnya ujian?
Barangkali salah satu hikmah dari
keterlambatan memulai sesuatu adalah adanya kesempatan untuk meninjau kembali
NIAT kita.
Hatiku bukan tempat penimbunan sampah
beracun, bukan tempat nongkrong bisikan2 negatif. Hanya tempat bagi kenangan
manis dan harapan positif
Shalat adalah ukuran kualitas hubunganmu
dengan Allah. Jagalah shalat dan perbaiki shalatmu.
Materialisme sudah menguasai pikiran ,
bahkan saat melihat sejarah sahabat Nabi -shallu alaih-, yang kita lihat adalah
DUITnya saja.
Allah mengajarkan untuk memujiNya dalam
shalat. Sudahkah kita memujiNya dari lubuk hati terdalam?
Bersihkan pikiran, sucikan hati, agar
bisa berbaik sangka dan melihat sisi positif.
Siapa yang enggan menolong Allah, maka
jangan harap Allah akan menolongnya. QS Muhammad : 7
Siapa tidak membela agama Allah, maka
jangan harap Allah akan menolongnya. QS Muhammad : 7.
Sudahkah shalat menjadi sesuatu yang
mengasyikkan bagi kita?
Siapa menolong seorang muslim, maka Allah
akan menolongnya. Apalagi membela Nabi ﷺ.
Siapa ingin ditolong Allah, hendaknya
menolong Nabi ﷺ.
Sudahkah shalat membuat kita bahagia? Ada
Hadits: "dijadikan shalat sebagai penyejuk mataku"=shalat sbg hal yg
mengasyikkan. Bgmn dg kita?
Dalam perjalanannya, Nabi-shallu alaih-
beristirahat dengan shalat. Merasa segar setelah shalat. Kita? Sudahkah kita
merasakannya?
Setelah shalat, orang akan merasa segar
bagai sehabis mandi. Barangkali begitu ibaratnya. Sudahkah shalat membuat dosa2
kita berguguran?
Hadits Nabi mengibaratkan shalat wajib 5
waktu bagaikan orang yang mandi 5 kali sehari, membuat orang bersih dari dosa.
Jika setiap anjing menggonggong kau lempari
batu, maka harga batu akan menjadi mahal, bisa seharga uang dinar. -pepatah
arab-
Saat kita shalat, Setan membisikkan
kata-katanya dalam hati kita, agar hati kita lalai dari bacaan2 shalat yang
kita baca.
Saat pikiran dan hati kita lalai dari
makna bacaan shalat yang kita baca, saat itulah setan sudah mengalahkan kita.
Shalat kita jadi buruk
Mengapa setan selalu mengganggu dalam
shalat? Karena setan tidak ingin kita shalat dengan baik. Setan akan makin
susah menggoda kita.
Saat shalat jadi buruk, maka amalan dan
akitivitas kita akan berkualitas buruk, maka hidup pun akan menjadi buruk.
Berjuanglah untuk mengusir gangguan setan
dalam hidup anda, khususnya gangguan setan dalam shalat. Inilah jihad yang
paling susah.
Shalat adalah amalan terbaik yang membuat
hamba dekat dengan Allah. Shalat membuat Allah cinta pada hamba.
Sedih ketika ketinggalan ibadah, tdk bisa
bersama Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam. Kita masih bisa gembira meski
ketinggalan shalat jamaah
Singkaplah inti hatimu setiap saat, agar
bisa menemukan penyimpangan sedini mungkin, lalu memperbaiki. Hati lah yang
dilihat Allah.
Al Qur'an adalah satu-satunya cahaya.
Yang mencari cahaya selain dari Al Qur'an, akan tersesat di dalam gelap.
Para sahabat Nabi yang tidak bisa ikut
perang tabuk, mereka menangis sampai air mata mengalir di pipi. Sedih ketika
tidak bisa berbuat baik
Apakah kita benar-benar mengejar ridha
Allah? Atau apa yang sebenarnya kita kejar?
Apakah diri ini shalat, dzikir dan
mengaji dalam rangka berjalan menuju Allah, dalam rangka mencari ridhoNya, atau
ada tujuan-tujuan lain?
Semakin mencari hikmah dan pelajaran
hidup dari buku-buku motivasi, semakin enggan mencari petunjuk dari Al Qur'an.
Hati tak bisa mendua.
Kerja keras = sukses. Mengapa tidak ada
shalat keras? Kenapa shalat keras dianggap teroris?
Seringkali, dinding yg menjulang mencegah
langkah maju kita ternyata hanya tabir dari kain, hanya perlu melangkahkan kaki
untuk menembusnya
betapa bersyukurnya orang-orang yang
tidak diberi penglihatan namun tetap bersabar pak. Allah melindungi banyak hal
darinya.
Mereka ingin memadamkan cahaya Allah
dengan mulut. Ingin memadamkan cahaya matahari dengan ditiup. Apakah bisa?
Akhirnya kita lupa, Nabi dan para sahabat
menjadi mulia di sisi Allah bukan karena harta. Tapi harta itulah yang selalu
kita ulang-ulang.
Kita ekspos sahabat fulan memiliki
peninggalan sekian. Sahabat fulan memiliki harta sekian. Sahabat fulan memiliki
uang sekian.
Betapa uang merasuk sampai ke dalam
neuron otak kita, sehingga ketika kita melihat sejarah Nabi dan sahabat, yang
kita lihat adalah uangnya
Itulah rahasia sukses sahabat dalam
hidup. Tapi bukan shalat para sahabat yang kita ekspos, tapi harta para
sahabat. Bukan tahajjudnya.
Tengoklah ke sejarah, bgmn para sahabat
memperlakukan Al Qur'an dalam hidup mereka. Teliti lagi apa yg dilakukan
sahabat trhdp Al Qur'an
Tapi sudahkah kita menganggap Al Qur'an
sebagai sesuatu yang penting? Al Qur'an adalah ruh bagi hati, ibarat ruh bagi
badan kita.
Sudahkah kita menghinakan diri di hadapan
kalam ilahi? Atau kita membacanya dengan penuh rasa tak perlu?
Kita membaca Al Qur’an sambil sesekali
melihat notifikasi hp kita
Kita belum membaca Al Qur’an dengan sikap
yang semestinya, yang semestinya kita lakukan dg ucapan Allah.
Kita membaca Al Kahfi dengan cepat, tanpa
sadar bahwa kita sedang membaca firman Allah, pencipta langit dan bumi.
Jika shalatmu masih seperti shalatmu hari
ini, jika engkau masih belum memahami bacaan shalat, apakah engkau sudah merasa
sampai di puncak?
Ibnul Qayyim berkata: Tadabburi Al Qur'an
jika engkau inginkan hidayah, sesungguhnya di dalam tadabbur Al Qur'an terdapat
ilmu.
Wahai diri, sudahkah engkau mensikapi
Islam sebagai ajaran dari Allah, sudahkah engkau mensikapi Al Qur'an sebagai
wahyuNya yang sempurna?
Jika tahajudmu sudah mendekati Ibnu
Abbas, jika tadabburmu sudah mendekati Imam Syafii, engkau akan merasakan apa
yang mereka rasakan.
Kita saja yang tidak belajar Islam meski
sudah jadi muslim. Akhirnya kita mencari bahagia di luar sana. Jangan2 iman
kita ikut keluar juga.
Apakah Islam bagi kita sudah tidak mampu
membuat kita bahagia lagi? Tidak. Kita saja yang tidak tahu bagaimana berIslam
yang benar
Wahai diri, sudahkah shalatmu seperti
para sahabat? Sudahkah khusyu'mu menyamai imam Hasan Al Bashri? Mereka
merasakan bahagia dg Islam.
Ingat selalu bahwa Allah selalu
bersamamu, melihat dan mendengarmu. Allah lebih tahu tentang dirimu, daripada
dirimu sendiri.
Sadarlah engkau, ketika engkau bertasbih,
Allah Yang Maha Kaya, Yang Maha Kuat, Yang Maha Memberi Petunjuk, mendengar
bisikan tasbihmu.
Dua ucapan yg ringan di lisan, berat di
timbangan amal, & dicintai Ar Rahman, Subhanallahi Wabihamdihi,
Subhanallahil Azhiim. HR Bukhari
Ketika teringat akan musuh, doakan agar
dapat hidayah, agar jiwa selamat dari dengki, setan pun takut mengingatkan
kita.
Allah membolehkan kita berdoa agar Allah
membalas kezhaliman orang kepada kita. Allah membolehkan, jangan kita melarang.
Kita lemah, karena kita ada di dunia ini
bukan atas kehendak kita, tapi kehendak Allah semata. Begitu pula kita mati
bukan kehendak kita.
Allah, Maha Perkasa, Maha Kuat, tapi juga
Maha Mengampuni hambaNya yang mau bertobat dan kembali padaNya. Mengapa kita
menjauh dariNya?
Agar kita benar-benar mengenal Allah,
kita harus menelaah dan merenungi Asma'ul Husna, bukan hanya hafal saja tanpa
paham maknanya.
Kita pelajari makna dari setiap nama
Allah, berikut dampak2 dari nama itu, kemudian kita pelajari ayat2 Qur'an yang
terkait dengan nama itu.
Kita takut serangan stroke, diabetes dan
jantung. Sudahkah kita takut pada sengatan api neraka??
Jangan puas hanya hafal Asma'ul Husna,
harus diresapi dan dihayati sampai ke dalam hati, itulah yang membentuk pribadi
kita.
Kesombongan Qarun Akan Prestasinya Karena
Kemampuannya"
Karena takut stroke, diabetes dan
serangan jantung, kita mau diet dan berolahraga. Sudahkah kita mau bertindak
untuk selamat dari neraka?
Menuntut ilmu dalam shalat, dengan
mencerna bacaan2nya, terutama bacaan Al Qur'an. Maka setan selalu berusaha
menggoda agar kita tdk fokus.
Shalat adalah sarana terbesar untuk
mencari ilmu, yaitu dengan mengambil kesimpulan2 dari bacaan shalat. Sadarkah
kita?
Dalam sujudmu, mohonlah kemajuan dalam
penghambaanmu pada Allah, mohonlah untuk jadi hamba Allah yang lebih baik.
Dalam sujudmu, adukan kelemahanmu pada
Allah, mintalah perubahan menuju yang lebih baik. Inilah awal dari perubahan,
dimulai dari sajadah
Berdoa adalah ekspresi kerendahan,
kelemahan dan ketidakberdayaan. Berlawanan dengan afirmasi kita: aku bisa,
pasti bisa, the power is you
Akhirnya kita tahu mengapa tidak ada
dorongan jiwa kita untuk berdoa, karena kita sudah merasa kuat, merasa mampu,
merasa bisa segalanya.
Afirmasi-afirmasi percaya diri sudah
begitu merasuk ke jiwa kita, akhirnya kita merasa maha kuasa. Tapi hanya
merasa, bukan sebenarnya.
Afirmasi-afirmasi percaya diri sudah mengalahkan
makna takbir yang kita baca lebih 100 kali sehari. kita bertakbir, tapi hanya
dengan mulut.
Matahari dan bulan, terbit dan tenggelam
setiap hari, menegur kita setiap hari, bahwa hidup ini tak abadi. Suatu saat
bisa berakhir.
Yakinlah, tanpa Al Qur'an, jiwa kita
mati, mata kita buta, kita akan sesat.
Pondasi keimanan adalah keyakinan dan
perasaan dalam hati, jika tidak ada, amalan fisik tidak akan berguna. Ibnu
Taimiyah
Rasulullah mengadu pada Allah perihal
kaumnya yang menjauhi Al Qur'an .Lihat Al Furqan 30. Apakah kita termasuk?
Umar bin Abdul Aziz: Berpikir tentang
nikmat2 Allah adalah salah satu amalan ibadah yang terbaik.
Berpikir tentang nikmat2 Allah, tentang
keagungan Allah, ibadah paling mudah. Tanpa menggerakkan badan :) G bikin
capek.
Ibnul Qayyim: Membaca Al Qur'an sambil
memikirkan maknanya adalah pokok dari lurusnya hati. --> apa kabar hati
kita?
Ibnul Qayyim: membaca satu ayat sambil
memikirkan dan memahami maknanya, lebih baik dari membaca 30 juz tanpa
pemahaman makna dan tadabbur.
Ibnul Qayyim: sebaik2 penggunaan waktu
adalah untuk memikirkan ayat2 Allah dan keajaiban makhlukNya.
Dunia menjadi remeh bagi hati yang
mendamba akherat. Jika hati tidak mendamba akherat, maka dunia yang jadi besar
di matanya.
Tadabbur=merenungi, memikirkan,
menghayati, mncari hikmah&pelajaran dari sebuah text, situasi, dlm konteks
ini ayat2 Al Qur'an
Coba bersihkan pikiran dari prasangka
buruk. Ketika ada bias, biasakan selalu husnuzhan. Tidak ada ruginya.
Ketika anda su'uzhan, dan ternyata tidak
seperti su'uzhan kita, maka kita rugi.
Tujuan makan sudah bergeser, bukan lagi
agar tubuh sehat dan kuat ibadah, tapi untuk menuruti lidah kita, menuruti
syahwat dan hawa nafsu.
Program hidup orang kafir: makan
(kuliner) dan bersenang-senang. Lihat QS Muhammad (47) ayat 12.
Makan bukan lagi kebutuhan, tapi sudah
menjadi tujuan. Bagi muslim, makan adalah sarana untuk sehat, agar kuat ibadah.
Sebuah pelecut semangat, agar bisa hidup
sehat tanpa terbebani penyakit yang merongrong tubuh, sampai tua nanti. Tak
membebani siapa pun.
Jihadnya hati, memaksa hati agar selalu
berdzikir. Kalo tidak, hati akan diisi yang lain, lamunan, pikiran yang
tidak-tidak, yang jelek2.
Baru buka halaman sampul, nemu nukilan
Ibnul Qayyim: siapa yang mengenal Allah dengan seluruh Nama & SifatNya,
pasti akan mencintaiNya.
Memaksa hati berdzikir adalah dengan
memaksa lisan berdzikir. Dengan lisan yang berdzikir, hati akan mudah
berdzikir.
Tanpa dzikir lisan, susah dzikir hati.
Maka bacaan shalat tidak boleh dibaca dg hati. Dibaca dg mulut, hati memaknai
dan memikirkan.
Siapa yang diberi hidayah oleh Allah,
tidak ada siapa pun bisa menyesatkan. Siapa disesatkan Allah, tiada yang mampu
memberi hidayah.
Siapa yang tergesa2 ingin mendapatkan
sesuatu sebelum waktunya, maka dia akan terhalang mendapatkannya. -kaedah
fiqhiyyah-
Membaca Al Qur’an dalam shalat tidak bisa
ditandingi manfaatnya dengan membaca Al Qur’an dalam kondisi yang lain.
Sekedar tahu Allah tidak membuat kita
selamat. Iblis juga kenal Allah, tapi tidak membuatnya selamat.
Maksudnya org baca Al Qur’an dalam
shalat, mendapatkan manfaat lebih dibandingkan dg si luar shalat
Ketika dalam shalat, orang berada dalam
kondisi "on air", seperti penyiar yang sedang on air. Seolah memasuki
alam lain.
Maka bacaan Al Qur’an yang dibaca dalam shalat
memiliki efek berbeda. Tapi ada syaratnya. Ketika dibaca dg penuh pemahaman.
Ketika dibaca dengan penuh fokus dan
tadabbur, maka baru ada efeknya. Jika tidak, maka tidak ada cahaya.
Kita melewatkan kesempatan berharga dalam
hidup kita untuk menyerap cahaya Al Qur’an dalam shalat. Karena kebodohan kita.
Ketika jiwa kita tidak diterangi cahaya
Al Qur’an, maka kita akan hidup dalam gelap. Gelap, meski matahari bersinar
terang.
Apakah mereka tidak percaya bahwa mereka
akan dibangkitkan di hari yang agung? Hari manusia bangkit menuju Rabbul
Alamin. Mutafifin:4
Apakah kalian mengira Allah menciptakan
kalian sia-sia tanpa tujuan? Dan kalian tidak akan dibangkitkan di hari kiamat?
QS Al Mukminun.
Ada banyak faktor bagi kesuksesan kita.
Sedikit sekali faktor itu yang ada dalam pengaruh kita. Lainnya, bukan dari
upaya kita.
23/1/15, 6:30
Ketika orang memahami bahwa definisi
sukses adalah kaya, maka dia belum bisa dibilang sukses jika dia belum kaya.
Dia kira kaya adalah sukses, hidupnya
adalah untuk mengejar kaya. Tak beramal untuk akherat. Jika dia beramal, tujuan
amalnya adalah kaya
Tapi seberapa pun dia menikmati
suksesnya, hidupnya akan berakhir di kuburan. Semua hartanya ditinggal
Salah definisi sukses membuat kita
celaka. Di mana kita temukan definisi sukses? Di Al Qur'an.
Tidak ada yang salah dg kaya. Yang salah
adalah ketika kaya jadi tujuan utama, menjadi obsesi yg dikejar lebih dari
segalanya.
Wahai diri! Hartamu tidak akan berguna
ketika engkau binasa. Selamatkan dirimu! Baru harta akan berguna.
Saat kita shalat, Setan membisikkan
kata-katanya dalam hati kita, agar hati kita lalai dari bacaan2 shalat yang
kita baca.
Kalo istri berpenghasilan, dia tidak
wajib untuk memberi nafkah keluarga
Tapi alangkah baiknya istri meringankan
beban suami, atau membantu untuk kemajuan rumah tangga.
Ketika ada uang lebih, maka lebih banyak
yang bisa dilakukan untuk kemajuan rumah tangga, dan anak-anak
Nabi Sulaiman memohon pada Allah, agar
bisa mensyukuri nikmat-nikmatNya. Tanpa bantuanNya, Nabi Sulaiman tak mampu bersyukur.
Bagaimana dengan kita? Kapan kita
terakhir kali berdoa kepada Allah agar diberi kemampuan untuk bersyukur?
Benar-benar kita ini lemah, bersyukur
saja kita tak mampu, jika tidak ada bantuan dari Allah
Kita tidak ingat syukur, bahkan sampai
nikmat itu hilang. Kita malah merasa tak bersalah, merasa terzhalimi.
Kita terlalu gembira akan nikmat, terlalu
menikmati hingga lupa mensyukuri.
Syukur kita takkan pernah sebanding
dengan nikmat yang kita terima.
Banyak nikmat yang tak terasa, baru
terasa ketika hilang.
Ketika nikmat sudah hilang, kita meratap
dan menyesal. Tapi selalu ada jalan. Allah Maha Baik.
Masalahnya kita kurang percaya kepada
Allah. Kurang yakin kepada kekuasaanNya.
1. Allah meluaskan rezeki dan
menyempitkannya bagi siapa yg Dia kehendaki. Mereka bergembira dg kehidupan di
dunia
Allah mampu memberi kita nikmat yang
lebih besar dari nikmat yang hilang karena kita kurang bersyukur.
2. padahal kehidupan dunia itu (dibanding
dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit). Ar Ra'd ayat 26
Innama yarhamuLlahu min 'ibaadihi ar
ruhamaa'"Allah hanya akan menyayangi orang-orang yang penyayang".
Hadits Bukhari
Yang menyedihkan, ada yang mengira bahwa
mengajak untuk mencari akherat adalah ajakan untuk miskin. Astaghfirullah.
Ada lagi yang mengira kita tidak boleh
minta uang pada Allah. Kalo tidak minta pada Allah, kemana lagi?
Jiwa kita lapar, lapar akan cahaya Al
Qur'an. Tapi kita tetap mencoba kuat menahan lapar, meski Al Qur'an ada di
depan mata.
Sebagian masih salah paham, mengira bahwa
ikhlas adalah miskin. Mengira bahwa ikhlas tidak boleh kaya. Ini salah paham.
Nabi shalat sampai bengkak kakinya,
berjam-jam lamanya. Tidak hanya sedekah saja. Kita? Kita mencari yang enak2
Lihatlah bagaimana Nabi dan para sahabat
bersyukur. Mereka mensyukuri nikmat dengan shalat. Lihatlah shalat mereka.
Jika memang kaya itu dilarang, pasti Nabi
sudah marah pada Abubakar, Umar, Usman, dan mengutuk Abdurrahman bin Auf.
Para sahabat Nabi yang kaya raya, mereka
bukan hidup untuk menjadi kaya. Uang bukan jadi tujuan mereka.
Nabi Sulaiman menganggap kaya adalah
karunia dan ujian: hadza min fadzli Rabbi, liyabluwani... Lihat surat An Naml:
40.
Jagalah Allah, artinya jagalah
perintah2Nya, jangan ditinggal, jagalah larangan2Nya, jangan dilanggar.
Tugas kita adalah takwa, bukan jadi kaya.
Tujuan kita adalah ridha Allah, bukan mengumpulkan harta.
Ibadah kita sampingkan, syareat kita
singkirkan, kita tidak taat padaNya, tapi selalu meminta uang.
Iyyaka Na'budu, wa Iyyaka Nasta'iin,
hanya padaMu kami mengabdi, hanya padaMu pula kami meminta pertolongan.
Ingatlah tugas utama kita adalah ibadah.
Ibadah pun tak sempurna tanpa meminta. Meminta termasuk ibadah.
Mana yang kita dahulukan? Meminta atau
mengabdi? Meminta atau bersyukur?
Kita hanya minta, tapi lupa pada tugas
utama, yaitu mengabdi, beribadah, taat, tunduk padaNya.
Akhirnya kita malah merasa Allah lah yg
berhutang budi pada kita karena sedekah kita.
Hingga kita memperlakukan Allah seperti
jin lampu aladin. Minta ini, minta itu. Seolah tugas kita hanya minta.
Padahal satu saja pemberianNya, lebih
baik dari harta. Contohnya mata. Ada yg mau jual matanya seharga 5 milyar?
Kita tidak merasa perlu bersyukur atas
pemberianNya. Padahal pemberianNya lebih baik dari harta melimpah.
Kita lancang pada Allah, seakan Allah
tidak pernah memberi pada kita. Hingga kita tak merasa hutang budi padaNya.
Sayangnya, yang ada di kepala kita cuma
minta, minta dan minta.
Jika memang harta pertanda ridho Allah,
maka Allah telah ridho pada Qarun, Fir'aun dan kaum Aad.
Jika memang harta pertanda ridho Allah,
maka orang yang shaleh adalah orang yang kaya.
Allah memberi harta berlimpah, bukan
berarti Allah sayang. Harta adalah ujian, bukan tanda cinta.
Apakah jika Allah ridho pada kita, pasti
kita akan miskin dan sengsara di dunia?
Apakah jika seseorang diberi harta
melimpah, berarti Allah ridho padanya? Itu pikiran Qarun.
Apakah sorga sudah tidak menarik lagi
bagi kita? Apakah kenikmatan uang sudah melebihi sorga?
Kita shalat dhuha, tahajud, sedekah,
bukan agar Allah ridho dan merahmati kita, tapi untuk minta uang.
Apakah rahmat Allah sudah tidak menarik
lagi buat kita? Apakah kita tidak lagi perlu kasih sayang Allah?
Jika kita menginginkan harta lebih dari
ridho Allah, ini pertanda bahaya. Pertanda bahaya besar.
Kalo yang g ikhlas aja dibalas di dunia
dg ditambah hartanya, masa yang ikhlas mencari ridho Allah g dibalas?
Allah Maha Berterima Kasih, Allah akan
menjaga para penyembahNya di dunia dan akhirat.
Apakah harta benda lebih menarik bagi
kita daripada ridho Allah?
Apakah Allah memberi harta kepada Qarun,
tapi tidak memberi rizki kepada orang yang menyembahNya?
Apakah yang bersedekah mencari ridho
Allah g akan dapat balasan dunia? Hehe, siapa bilang? Jangan su'uzhon pada
Allah.
Ibnul Qayyim: Siapa yang menyangka bahwa
kebenaran akan kalah oleh kebatilan, maka dia telah bersu'uzhan kepada Allah.
Orang yang sedekah, baik yang ikhlas
maupun tidak, akan mendapat balasan dari Allah di dunia. Maka ikhlaslah.
Niat utama sedekah adalah mentaati Allah,
memperoleh kebaikan di sisiNya. Kalo niatnya harta ya mungkin dapat harta saja.
Apakah yang bersedekah untuk dunia pasti
mendapat balasan segera? Bisa jadi. Tapi yang jelas dia g dapat pahala
Tapi dia g dapat keridhoan dan balasan di
sisiNya. Tdk dpt pahala. Malah dosa, krn beramal untk dunia.
Pertanyaan besar: apakah Allah tidak
mengajarkan cara untuk sukses dalam hidup?
Orang akan mendapat kemudahan menuju
takdir jalan hidupnya. Tapi kemudahan itu bisa dicari, lihat surat Al Lail ayat
5 - 10.
Siapa yang menempuh jalanNya, Allah akan
memberi kemudahan lebih, untuk menuju kemudahan hidup di dunia dan akherat.
Kalo sudah ditakdirkan, akan selalu ada
jalan, jika tidak ditakdirkan, takkan ada jalan
Maka hidup ini pilihan, Allah membebaskan
kita memilih. Tapi Allah memberi kemudahan pada sebagian orang untk memilih yg
terbaik
Takwa= melaksanakan perintah Allah, dan
menjauhi larangannya. Tapi jadi wali bukan berarti sakti, Nabi aja ditombak
berdarah
Ingin jadi wali? Caranya mudah, hanya
dengan takwa. Para wali Allah hanyalah orang bertakwa. Al Anfal 34.
Membenci kemungkaran, itulah
selemah-lemah iman. Benteng pertahanan terakhir dari iman. Benci dan cinta ada
di kontrol kita sepenuhnya.
Bedanya adalah kekayaan membuat Qarun
menjadi ingkar kepada Allah. Berbeda dengan Utsman bin Affan.
Bedanya adalah Utsman memiliki iman yang
kuat di dalam dadanya, hingga tetap bisa beribadah kepada Allah.
Sama dengan kaum Qarun yang tak silau
oleh gemerlap harta Qarun. Mereka memiliki iman.
Mereka yakin bahwa pahala Allah lebih
baik daripada sekedar harta milik orang lain.
Nah pertanyaannya, dari mana Utsman dan
Abdurrahman bin Auf mendapatkan keyakinan ini?
Dari mana kaum Qarun mendapatkan
keyakinan bahwa pahala Allah lebih baik daripada harta dunia?
Keyakinan ini yang membuat mereka tegar
di tengah gemerlap dunia, keyakinan yang sudah merasuk dalam dada.
Keyakinan ini sudah terhunjam di dalam
dada, hingga menyertai mereka dalam segala situasi dan kondisi.
Dari mana kaum Qarun mendapatkan
keyakinan ini, hingga mereka tetap tegar ketika godaan melanda?
Keyakinan ini adalah datang dari wahyu
Allah yang turun dari langit. Wahyu Allah yang menghidupkan jiwa kita.
Wahyu Allah pada kaum Qarun adalah kitab
Taurat yang dibawa Nabi Musa.
Wahyu Allah untuk umat Islam hari ini
tertulis dalam kitab Al Qur’an. Sudahkah kita pelajari?
Bagaimana caranya isi Al Qur’an bisa
merasuk ke dalam jiwa kita, dan hadir setiap saat dalam hidup kita?
Caranya adalah dengan tadabbur Al Qur’an,
yaitu membaca Al Qur’an sambil dihayati maknanya.
Artinya proses membaca Al Qur’an harus disertai
dengan penghayatan, tidak sekedar membaca saja.
Inilah yang harus dilakukan agar isi Al
Qur’an hadir di dalam dada, menjaga diri kita dari godaan gemerlap dunia.
Tadabbur adalah dengan membaca ayat Al
Qur’an, lalu merenungi dan memikirkan maknanya.
Jika sudah mengerti makna Al Qur’an,
misalnya ketika sudah mampu berbahasa arab, inilah yang ideal.
Musuh sudah berhasil menjauhkan umat
Islam Indonesia dari Al Qur’an, agar mereka makin jauh
Yaitu dengan memisahkan umat Islam dengan
bahasa arab, hingga semakin tak mudah memahami AL Qur’an.
Al Qur’an turun dengan bahasa arab, ini
adalah isyarat bahwa setiap muslim mesti bisa berbahasa arab.
Jika tidak bisa berbahasa arab, masih ada
jalan untuk bisa bertadabbur, tapi perlu usaha lebih.
Yaitu dengan membaca ayat, lalu dibaca
terjemahannya. Lebih baik lagi jika sambil baca tafsirnya.
Lalu ulangi membaca ayat dan
terjemahan/tafsirnya berkali-kali, hingga hati ini kenyang.
Apakah sorga sudah tidak menarik lagi
bagi diri ini?
Khusyu = tunduknya hati pada kebesaran,
keagungan dan kekuasaan Allah. Khusyu tidak hanya terkait dengan shalat.
Menangisi diri, jangan2 diri ini termasuk
orang jahil yang sok pandai bicara dan menulis, yang membuat orang tersesat.
Auzubillah
Sudahkah kita benar-benar menginginkan
keselamatan di akhirat?
Sudahkah kita benar-benar ingin
menyelamatkan diri? Tanya lagi diri kita
Benarkah kita menginginkan sorga?
Memuji Allah, atas kesempurnaanNya, dan
kesempurnaan nikmat-nikmatNya.
Sudahkah kita merindu Allah? Atau kita
tak ingin bertemu dan melihat Allah?
Atau kita lebih merindu dunia daripada
rindu melihat Allah?
Renungan malam. Sudahkah kita menganggap
Al Qur’an penting bagi hidup kita? Sudahkah kita merasa tak nyaman..
Rindu memandang WajahNya, rindu akan
ridhoNya, rindu rahmatNya. Yaa Rabb!
Kita takut akan uban. Bukan karena takut
tak cantik/ganteng lagi, tapi takut menghadapi kenyataan bahwa waktu sudah
menjelang habis
Kita ingin muda terus, bukan karena apa,
tapi kita masih kerasan di dunia. Masih ingin mereguk kenikmatan dunia.
Kita sering mengantar kawan, tetangga dan
saudara ke kuburan. Tapi kita selalu melupakan kematian.
Kematian menyergap orang di sekitar kita,
tapi kita selalu menganggap diri kita sebagai perkecualian.
Semua yang terjadi, atas kehendak Allah
dan izinnya semata. Ada rahasia besar di sana.
Semua yang terjadi, atas kehendak Allah
dan izinnya semata. Ada rahasia besar di sana.
Seorang ikhwan pernah berkata: kita hidup
cuma sekali, rugi kalo tidak hafal AlQur'an.
Semakin kuat iman di dada, semakin bagus
amalan kita. Semakin kuat iman, semakin Allah ridha dan cinta pada kita.
Ketika kita membaca dengan tartil dan
tadabbur, maka Al Qur'an akan memperkuat iman di dada.
As Syaukani: bacalah pelan-pelan sambil
tadabbur-> tadabbur masuk dalam makna tartil. Tidak tadabbur= tidak tartil.
Baca Al Qur’an pelan2, agar bisa
tadabbur, bisa mencerna makna ayat, bisa meresapi makna ayat. Sudahkah kita?
Allah berfirman: wa rattilil qur'aana
tartiilaa. Al Muzammil: 4. Bacalah Al Qur'an dengan tartil. Sudahkah kita?
Apakah kita sudah membaca Al Qur'an
dengan cara yang benar? Seperti yang diajarkan Allah pada kita?
Ibnu Katsir: bacalah dengan pelan-pelan,
karena akan sangat membantu untuk memahami dan tadabbur-> mencerna makna
bacaan saat membaca.
Apa yang menghalangi jiwa kita dari pengaruh
Al Qur'an?
Pertanyaan besar, yang harus ada
jawabannya. Pertanyaan penting dalam hidup kita. Bagi yang masih peduli dengan
dirinya.
Lihatlah lagi pada diri kita, sudahkah Al
Qur'an mengisi hati kita? Atau apa yang sebenarnya bercokol dalam hati kita?
Mengapa Al Qur'an tidak membuat kita
"powerfull" dalam hidup? Apakah karena Al Qur'an tidak lagi
berkhasiat?
Mengapa Al Qur'an tidak bisa mengubah
kita? Apakah Al Qur'an tidak lagi berkhasiat? Atau kita yang salah cara?
Atau diri kita sudah begitu "keras
dan kuat" hingga Al Qur'an tidak lagi bisa mengubah diri kita?
Atau kita yang tidak tahu bagaimana cara
mengubah diri dengan Al Qur'an?
Mengapa Al Qur'an tak mampu meluluhkan
jiwa? Tetap jiwa ini kaku, tak melembut meski selalu membaca Al Qur'an.
Mengapa Al Qur'an tidak membuat jiwa kita
kuat mengarungi tantangan kehidupan? Jiwa kita lemah, mudah loyo dan menyerah.
Mengapa Al Qur'an tak mampu menembus
kerasnya hati? Tetap keras meski terus membaca Al Qur'an.
Bebas menghujat Allah dapat mendorong
kemajuan? Freesex dapat mendorong kemajuan? Narkoba mendorong kemajuan?
Sufyan Ats Tsauri senang jika ada
peminta2 datang, katanya: selamat datang orang yang mencuci dosaku.
Sayangi iman anda, melepaskan diri
dari aturan Allah adalah melepas iman dari diri anda. Hati2 resikonya, neraka.
Audzubillah.
Jika seorang menganggap halal apa yg
haram, maka dia melepaskan iman dari dirinya, seperti orang melepas baju.
Hilanglah imannya.
Minum khamr dan berjudi tidak membuat
orang jadi kafir, tapi menganggap khamr adalah halal membuat orang jadi kafir,
meski dia tak minum.
Repotnya, meski sudah kafir, orang tidak
mau dibilang kafir, masih merasa muslim, dan masih nampak sebagai muslim. Tapi
hanya nampaknya saja
Hati2, ketika imanmu batal, maka amalmu
tidak berguna. Seperti orang shalat, dia kentut, tapi tetap meneruskan shalat.
Ibnu Abbas: dua rakaat yang sedang,
dengan penuh pemikiran, lebih baik dari tahajud semalam suntuk, dengan hati
yang lalai.
Rupanya salah satu yang harus
direncanakan adalah akhir hidup kita, seperti apakah?
Teringat cerita Ibnul Qayyim, seorang
yang sedang sekarat disuruh syahadat, tapi malah menyanyi.
Tujuan dari semua ajaran sesat, yaitu
menghambat manusia untuk kembali kepada Al Qur’an.
Di akherat, segalanya akan dibalas. Orang
mendapat balasan seluruh perbuatannya. Dibalas dengan setimpal. Takutlah akan
akherat.
Ketika kita makin asyik, saat itulah maut
datang. Hukuman menanti kita di akherat. Atau kita dibiarkan hidup sampai tua
dan mati "wajar".
Kita kita asyik dengan dosa, tak ingat
lagi ancaman Allah, kita bisa dibiarkan terus berbuat dosa, tak dihukum di
dunia, dibiarkan terlena
Allah memberi tenggang, bukan melupakan
dosa kita. Jika kita pahami sebaliknya, kita kira Allah lupa, akhirnya kita
asyik dengan dosa.
Bersyukurlah, tapi jangan sampai terlena,
karena ini artinya Allah memberi kesempatan tobat. Jangan menunggu teguran yang
lebih keras.
Bersyukurlah, jantung masih berdetak,
paru2 masih bisa mengolah oksigen, lambung bisa memproses makanan, meski kita
banyak berdosa.
Bersyukurlah, Allah tak menghentikan
nikmatNya meski kita banyak maksiat, banyak meninggalkan perintahNya, meski
kita kurang bersyukur.
Bersyukurlah, Allah masih menutupi
dosa-dosa kita. Sebuah nikmat yang besar, sudahkah kita syukuri
Melangkah, atau menyerah. Itu pilihan.
Keduanya sakit. Tapi menyerah lebih sakit.
Hendak melangkah, tapi tak ada tenaga.
Seolah jiwa ini bagai kayu tersandar. Tidak memiliki akar yang kokoh.
Mungkin tak ada lagi kekuatan untuk
melawan diri ini dari menyerah. Tapi selalu ada kekuatan untuk mengayunkan
langkah kecil
Jika tak ada kekuatan sama sekali untuk
melangkah, masih ada kekuatan untuk doa dan berharap kepada Allah.
Ketika sudah tak ada lagi kekuatan untuk
berdoa dan berharap, maka tubuhmu bagai kuburan bagi hatimu yang mati.
Allah Maha Mengabulkan Doa. Jaga hati
jangan sampai su'uzhan
Mari baca lagi dengan teliti ayat 4 surat
Al Mumtahanah. Nabi Ibrahim benci kpd org kafir.
Kelebihan orang berilmu adalah memiliki
pandangan luas, bisa melihat sisi yang tidak kita lihat. Para ahli ilmu.
Apa yang membuat orang tidak merasakan
bahagia dalam hidup?
Untuk kembali kepada wahyu, harus yakin
dulu bahwa Allah satu2nya pengurus alam semesta.
Apa yang membuat orang bahagia?
Sahabat Nabi ﷺ tidak pernah
mengenal apa yang disebut orang sbg: hakekat, tarekat dan makrifat.
Alhamdulillah
Jomblo, apakah merupakan sebuah
kejahatan?
Boleh jomblo di dunia, asal jangan jomblo
di akhirat.
Yang sudah menikah di dunia, jangan
dikira tidak ada peluang untuk jomblo di akhirat. Masih terancam jomblo di
akhirat.
Kalo di neraka apa ada kesempatan ngurus
istri dan menikah?
Apakah kebatilan akan mengalahkan
kebenaran? Apakah kita hendak berburuk sangka kepada Allah?
Semua adalah kehendak Allah. Jika Allah
menghendaki maka semua akan selesai. Tapi Dunia adalah negeri ujian.
Ingat firman Allah dalam surat Muhammad
ayat 4. Jika Allah berkehendak, maka Allah akan mengalahkan mereka.
Tetapi memang Allah menguji kita semua.
Menguji orang beriman dengan orang kafir, juga sebaliknya
Allah menutup ayat 4 surat Muhammad dg
indah: Mereka yg terbunuh di jalan Allah, maka Allah takkan menyia-nyiakan amal
mereka.
Ketika nyawa terpisah dari jasad,
nampaklah segalanya. Bahwa dunia ini hanyalah permainan semata.
Maka mohonlah bantuan Allah agar bisa
lulus ujian, meraih ridhoNya.
Semua sendiri. Mati sendiri. Dikubur
sendirian. Menghadapi hisab amal perbuatan juga sendirian
Nanti kita juga melewati jembatan Shirath
sendirian. Maka selamatkan dirimu, ajak orang untuk selamat.
"Dunia adalah perhiasan, dan sebaik2
perhiasan dunia adalah wanita shalihah", potongan khotbah nikah,
mengingatkan kita semua
Pelajaran bagi kita, jangan mudah silau
dengan kata-kata yang indah. Jangan mudah terbuai. Buka mata.
Dalam
seluruh kitab hadits syiah, tidak ada satu hadits shahih -menurut definisi dan kriteria
syiah sendiri- yang... http://t.co/KZTR6PFbUN
Apa tujuanmu membaca Al Qur’an? Ada yang
membaca Al Qur’an cuma sekedar membaca. Ada yang membaca untuk..
Apa tujuanmu membaca Al Qur’an?
Ada yang membaca Al Qur’an cuma sekedar
membaca.
Ada yang membaca untuk memahami pesan Al
Qur’an.
Ada yang membaca Al Qur’an untuk
menanamkan cahaya Al Qur’an di dalam dada, agar bisa mengubah jiwa.
Ada cara baca yang berbeda untuk
masing-masing tujuan.
Ketika kita membaca Al Qur’an, jangan
puas dengan sekedar membaca, tanpa hati kita diterangi oleh cahaya Al Qur’an.
Yakin pada kekuatan Allah bukan kekuatan
diri.
Saat kita membaca Al Qur’an, adakah
keinginan untuk mencari obat bagi hati kita?
Keterjaminan rezeki mendahului sarana dan
ikhtiar. Bukankah Allah Ta'ala gariskan saat kita masih dalam kandungan?
Adakalanya Allah Ta'ala menguji hamba-Nya
dengan memutus asbab rezeki. Tapi sesudahnya Allah Ta'ala limpahi rezeki sangat
besar.
Sudahkah kita membaca Al Qur’an dengan
penuh rasa cinta?
Sudahkah kita beranjak shalat dengan
penuh cinta kepada Allah?
Apa pun yang kita lakukan, hidup kita
hanya berisi dua kategori amalan, yaitu amalan baik dan amalan buruk.
Dan hukum alam pun berlaku: teko berisi
air putih tidak akan mengeluarkan madu.
Pepatah arab: كُلُّ
ٳِنَاءٍ بِمَا فِيْهِ يَنْضِحُ Bejana akan mengeluarkan
isinya. Jika isinya madu, maka yang keluar adalah madu
Tulisan dan mulut mereka membuat kita
tahu bagaimana isi pikiran mereka.
Sudahkah Al Qur'an menghilangkan gundah
hatimu dan memupus penat jiwamu? Sudahkah Al Qur'an menjadi penghibur hatimu,
menjadi cahaya hatimu?
Al Qur'an adalah cahaya hati, Al Qur'an
adalah ruh bagi hati. Tanpa Al Qur'an, hati gelap gulita, hati akan mati, bagai
tubuh tanpa ruh.
Cahaya Al Qur'an makin menerangi jiwa
kita jika kita membacanya sambil meresapi maknanya.
Al Qur'an adalah cahaya bagi jiwa. Tanpa
Al Qur'an, jiwa jadi kering dan gersang, hidup jadi tak tenang, hati jadi loyo
dan letih.
Sudahkah kita menelaah Al Qur'an karena
ingin mencari petunjuk-petunjuk untuk menghadapi kehidupan?
Atau kita sudah terjangkit virus
sekularisme dalam pikiran kita, hingga kita anggap Al Qur'an tidak membahas
kehidupan manusia?
Kita anggap buku-buku motivasi sebagai
kitab suci, Al Qur'an kita anggap tak berguna lagi. Duhai sungguh celaka diri
kita ini!
Apakah dalam Al Qur'an ada bahasan
mengenai kesempitan hidup manusia? Mengenai kesulitan yang melanda kehidupan
rakyat saat ini?
Bacalah Al Qur'an, resapi maknanya, gali
hikmahnya, pahami pelajaran-pelajarannya, dengan niat untuk mencari petunjuk,
semoga Allah menerima
Hidup adalah menulis catatan amal.
Tulislah catatan yang baik. Buku itu
untuk kita sendiri.
Al Qur'an, nikmat terbesar dalam hidup
manusia, sudahkah kita menikmatinya? Sudahkah kita menganggapnya sebagai
nikmat?
Semakin mencari hikmah dan pelajaran
hidup dari buku-buku motivasi, semakin enggan mencari petunjuk dari Al Qur'an.
Hati tak bisa mendua.
Sering kita mendengar kata kerja keras,
man jadda wajada, no pain no gain, tapi kita jarang mendengar kata shalat
keras.
Sudahkah kita mengamati keindahan Al
Qur'an, yang merupakan kalam Allah?
Al Qur'an memaparkan keindahan kalamNya.
Tapi apakah kita sudah menyelami Al Qur'an?
Mendapati keindahan kalamNya adalah
dengan menyelami Al Qur'an. Tanpa itu, kita tak kan mendapatkannya.
Akhirnya kita lupa, Nabi dan para sahabat
menjadi mulia di sisi Allah bukan karena harta. Tapi harta itulah yang selalu
kita ulang-ulang.