1. Ulama-ulama yang dituduh
sebagai wahabi justru telah mengeluarkan fatwa bahwa mujassim adalah kafir
keluar dari Islam
2. Firman Allah “ما
منعك أن تسجد لما خلقت بيدي” disini ba’ apabila
bertemu dengan perintah atau sifat apakah untuk majaz atau hakiki?
3. Syaikh menuduh wahabi
sebagai mujassim padahal di kitab-kitab syiah sendiri yang banyak riwayat
tajsim seperti riwayat “Allah turun mengunjungi kuburan Husain, di malam jumat
dan malam arofah dan meletakkan tangannya di kepala Husain”, riwayat “para imam
adalah wajah Allah, mata Allah”
4. Harun ibn Muslim perawi
Syiah yang dinilai tsiqah mengatakanأن الله
جسم صمدي نوري معرفته ضرورة Allah itu jisim shamadi
yang bersifat cahaya, mengenalnya adalah wajib. apakah syiah mengkafirkannya?
karena jelas-jelas mengatakan Allah itu jisim.yang benar, Ahlussunnah mengimani
sifat Allah yang ada di dalam al-Quran dan dalam Sunnah dan mensucikannya ,
mereka menetapkan seperti dalam al-Quran dan sunnah lalu mengatakan “Allah,
tidak sesuatu yang serupa dengannya, Dia Maha mendengar dan melihat.”
http://www.gensyiah.com/syiah-menuduh-wahabi-sebagai-kelompok-mujassim.html
Aqidah Syiah: Ahlussunnah akan Disiksa Lebih
Berat Daripada Orang Kafir
Pujaan para Syi'ah, Hamba
Mut'ah, Sekutu Yahudi, Berkedok Cinta Ahlul Bayt, Ayatusy-Syaithan Khomeini
Al-Hindi Az-Zindiq berkata dalam Kitab Ath-Thaharah sbb :
Jalaludin Rahmat, Dedengkot
Syiah Imamiyah di Indonesia
وأما سائر الطوائف من النصاب بل الخوارج فلا دليل
على نجاستهم وإن كانوا أشد عذابا من الكفار، فلو خرج سلطان على أمير المؤمنين عليه
السلام لا بعنوان التدين بل للمعارضة في الملك أو غرض آخر كعائشة وزبير وطلحة
ومعاوية وأشباههم أو نصب أحد عداوة له أو لأحد من الأئمة عليهم السلام لا بعنوان
التدين بل لعداوة قريش أو بني هاشم أو العرب أو لأجل كونه قاتل ولده أو أبيه أو
غير ذلك لا يوجب ظاهرا شئ منها نجاسة ظاهرية. وإن كانوا أخبث من الكلاب والخنازير
لعدم دليل من إجماع أو أخبار عليه
"Adapun
golongan-golongan dari Nashibi dan Khawarij, maka tidak terdapat dalil yg
mengatakan tentang kenajisan mereka, MESKIPUN MEREKA ITU SIKSANYA LEBIH BERAT
DARIPADA ORANG-ORANG KAFIR, maka apabila seorang Sulthon keluar (untuk
memerangi) kepada Amir Al-Mukminin a.s, tidak atas nama agama, tetapi untuk
menghalangi di dalam suatu pemerintahan/ kekuasaan, atau tujuan yg lain seperti
'Aisyah, Thalhah, Zubair dan Mu'awiyah dan Orang-Orang yang serupa dengan
mereka atau seseorang yg menampakkkan sikap perlawanan kepadanya ( Amirul
Mukminin) atau salah seorang dari Para Imam as yang tidak atas nama agama,
bahkan untuk memusuhi Qurays atau Bani Hasyim atau orang Arab, atau dikarenakan
orang tersebut bertujuan untuk memerangi anaknya atau ayahnya atau selain
demikian, Maka secara zhahir, tidak wajib suatu kenajisan yang bersifat zhahir,
MESKIPUN MEREKA ITU LEBIH BURUK DARIPADA ANJING-ANJING DAN BABI-BABI, karena
tidak adanya dalil baik dari ijma’ atau khabar-khabar mengenainya."[1]
[1] Kitab Ath-Thaharah,
3/457. Terb. Muassasah Tanzhim wa Nasyr Atsar Al-Imam Al-Khumainiy.
Diambil dari ebook Himpunan
Fatwa Ulama Syi'ah, edisi: Takfir, oleh: Muhammad Jasir Nashrullah.
(nisyi/jurnalmuslim.com)