Wednesday, March 8, 2017

Mati Ketawa Ala Syi’ah Koplak (Salafinews) : Ternyata DN Aidit ‘PKI’ Berfaham Wahabi ?!

Dn Aidit

Salafynews.com (media syi’ah), Jakarta– Masalah PKI adalah sebuah momok menakutkan bangsa Indonesia ini, dan mengiris hati para anak bangsa ketika menyebut PKI maka yang akan muncul dibenak kita adalah sebuah kebengisan tiada tara kepada para Jendral kita, akan tetapi kita tidak banyak tahu mengapa PKI sadis seperti itu ? berikut ada ulasan menarik dari salahsatu media padhang-mbulan.org yang menguak misteri kebengisan PKI.
Kalian tahu DN. Aidit, ketua PKI yang mengkhianati Tan Malaka? Ideologi komunisme yang diusung Tan Malaka tidak sama dengan ideologi komunisme yang dibawa oleh DN. Aidit. Ketika Tan Malaka tewas terbunuh oleh pengkhianatan yang dilakukan pengikutnya sendiri, lalu DN. Aidit menggantikan kepemimpinan PKI.
Mengapa PKI pada masa itu sampai berlaku sadis, kejam, membunuh para ulama, dan menghalalkan segala cara sejak DN. Aidit memimpin? Jawabannya karena DN. Aidit adalah keturunan Arab non-Sayyid yang keluarganya berfaham Wahabi! Sejarah mencatat ideologi pemahaman Wahabi telah menorehkan sejarah berdarah, mereka membunuh para ulama yang tidak mendukung mereka, kejam, sadis dan menghalalkan segala cara. Makanya tak usah heran sejak DN. Aidit meraih tampuk kepemimpinan PKI berubah tindakannya seperti gerakan Wahabi, sebab pemimpinnya sendiri seorang berfaham Wahabi. Apa jadinya bila PKI sekarang ini tak lagi memakai “I” tapi malah memakai “S”?
“Yang bikin NU marah bukan PKI macam Alimin yang mati minta ditahlili. Tapi PKI macam Aidit, keluarga Arab (non Sayyid, berbeda dengan Aidid: Red) berfaham Wahabi, yang di semua lini sering membid’ahkan, mengkurafatkan, memusyrikkan dan mengkafirkan amaliah NU sebagai Setan Desa. Jadi, melihat PKI dan gegap-gempita aksi sepihaknya pada 1964-1965 persis seperti gerakan awal Wahabi di jazirah Arab 1798-1803.” Ungkap Ken Sujatmiko.
Silakan kalian cek sejarah sendiri, Tan Malaka lahir tahun berapa dan meninggal tahun berapa? Lalu tahun berapa pemberontakan G30S/PKI? G30S/PKI terjadi setelah Tan Malaka wafat. Setelah Tan Malaka wafat tampuk kepempimpinan diambil dan diraih oleh DN. Aidit. Artinya sepeninggal Tan Malaka PKI telah berubah haluan.
Presiden Soekarno sendiri menetapkan Tan Malaka sebagai Pahlawan Nasional. Soekarno merestui partai Komunis karena tertarik pada gagasan komunisme yang disusun Tan Malaka. Tan Malaka walaupun berideologi komunis namun dia adalah orang yang religius. Dalam gagasan komunisme Tan Malaka sendiri menyatakan “Agama tak dapat dipisahkan dalam komunisme itu”. Di Sumatera sendiri banyak yang tertarik pada Partai Komunis Indonesia sebab gagasan ideologi yang dituangkan Tan Malaka. Makanya pemberontakan G30S/PKI hanya terjadi di Jawa dan tidak di Sumatera. Sebab penganut komunis di Sumatera adalah mereka yang setia pada ideologi Tan Malaka.
Sudah kubilang PKI jadi kejam dan memberontak hingga menewaskan 7 pahlawan revolusi sejak dipimpin oleh DN. Aidit. Akibat ulah PKI pimpinan DN. Aidit akhirnya penganut komunisme Tan Malaka di Sumatera jadi kena imbasnya. Mereka yang tak tahu menahu dan tidak terlibat pemberontakan G30S/PKI yang terjadi di Jawa akhirnya ada yang ditangkap, diintimidasi, dikucilkan bahkan ada yang dibunuh. Almarhum Gus Dur mencabut undang-undang tentang pelarangan PKI agar kita mengkoreksi kembali sejarah bangsa ini, mencari tahu di mana letak kesimpangsiurannya, mencari tahu biang keladinya dan siapa pengkhianatnya. Tan Malaka adalah Pahlawan Nasional yang terlupakan.
Jika Presiden Jokowi ingin meminta maaf pada korban PKI maka pada korban yang mana? Pada penganut PKI yang mana? Apakah pada penganut PKI yang setia pada Tan Malaka, atau pada penganut PKI yang mengikuti DN. Aidit? Catat, Tan Malaka adalah salah satu putera bangsa berdarah Sumatera Barat. (SFA/MM/padhang-mbulan)

Bahaya Syiah Dan Komunis !!

Syiah Dan Komunis Dua Saudara Kandung Dari Rahim Bernama Yahudi
Oleh: Fazel J. Haitamy
Beberapa waktu terakhir topik kebangkitan PKI (Partai Komunis Indonesia) telah berhasil menyita perhatian publik tanah air. 
Tak tanggung-tanggung, topik ini seakan berhasil menyatukan seluruh elemen umat Islam. Berbagai ormas Islam dan tokoh Islam bersatu dan bereaksi keras mewanti-wanti bahaya kebangkitan PKI. 
Seluruh ulama menyatakan sikap dengan lantang bahwa ideologi komunis sesat dan menyesatkan.
Seandainya saja euforia yang sama juga berlaku dalam upaya menghadapi bahaya kebangkitan Syi’ah yang semakin merajalela di tanah air. Seandainya saja seluruh elemen umat Islam menyadari bahwa ancaman yang dibawa oleh Syi’ah tidak kalah berbahaya dari ancaman kebangkitan PKI. Karena sesungguhnya Syi’ah dan Komunis adalah dua saudara yang lahir dari satu induk semang yang sama bernama Yahudi.
Sebagai dua saudara kandung, keduanya memiliki banyak sekali kesamaan sifat genetik. 
Disini, penulis berusaha mengurai beberapa kesamaan antara Syi’ah dan Komunis berdasarkan catatan sejarah kedua gerakan ini, diantaranya:
1. Lahir Dari Rahim Yahudi
Syi’ah adalah sekte sesat dan menyimpang yang dicetuskan oleh seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ yang menyusup dalam tubuh kaum muslimin setelah Nabi Muhammad SAW wafat. 
Abdullah bin Saba’ berhasil menciptakan sebuah gerakan paling berbahaya dan paling merusak sepanjang sejarah umat Islam sampai hari ini.
Sedangkan Komunis dikonsep oleh seorang filsuf Yahudi bernama Karl Marx. Perkembangan gerakan ini juga dipenuhi dengan catatan yang kelam bagi sejarah umat manusia. 
Seluruh negara yang dikuasai oleh rezim Komunis pasti telah atau sedang mengalami tragedi pembantaian, pelanggaran HAM berat dan berbagai kejahatan kemanusian lainnya.
2. Dibangun diatas dendam dan ketidakpuasaan terhadap keadaan
Prinsip dasar Syi’ah dibangun diatas klaim pembelaaan terhadap Ahlu Bait yang mereka anggap telah dikhianati dandidhalimi oleh sebagian besar Sahabat Nabi radhiyallahu anhum. Syi’ah menolak kekhalifahan kaum muslimin pada umumnya dan mengklaim bahwa hanya para Imam dari kalangan Ahlu Bait yang paling berhak menjadi Khalifah.
Adapun Komunis merupakan gerakan yang dibangun untuk melawan ketidakadilan dan keserakahan sistem Kapitalis yang mencekik kaum buruh danpetani. 
Ide-ide komunisme dianggap sebagai respon terhadap kegagalan sistem Kapitalis yang telah gagal menyeratakan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat.
3. Revolusi dan kudeta
Syi’ah terkenal lihai dalam menjalankan operasi senyap dan gerakan underground. Mereka memiliki kemampuan kaderisasi yang militan dan misterius. 
Syi’ah akan terus bergerak halus dalam senyap dan nyaris tidak tercium publik. 
Hingga suatu saat mereka telah kuat dan besar, maka mereka akan melakukan pemberontakandan revolusi untuk dapat menguasai suatu negeri.
Komunis juga memiliki pola yang serupa, membangun kekuatan dengan strategi yang halus. 
Pergerakan mereka kerap kali menggunakan kedok komunitas pembela hak-hak buruh atau petani, dan juga berupa perhimpunan mahasiswa ataupun aktivis-aktivis sosial. Dan suatu saat ketika jumlah mereka telah banyak dan telah memiliki kekuatan, maka mereka akan mengkudeta pemerintahan suatu negeri untuk memaksakan penerapan sistem komunis.
Contoh terdekat untuk pembahasan dalam poin ini adalah peristiwa pemberontakan Syi’ah Houthi di Yaman dan pengkhianatan G30S/PKI di Indonesia.
4. Haus Darah Kaum Muslimin
Syi’ah:Pada tahun 100 H Syi’ah Rafidah membunuh 500.000 kaum muslimin di Khorasan. 
Pada tahun 280 H Syi’ah Zaidiah membunuh 50.000 kaum muslimin di Yaman. 
Pada tahun 317 H Syi’ah Qurmutiah menyerang Masjidil Haram Mekah, mencuri dan merusak Hajarul Aswad dengan 8 cukilan serta membunuh 400.000 jamaah haji.
Pada tahun 483 H Syi’ah Hashasheen (Assasens) membunuh Imadud Dien Zinki dan 200.000 kaum muslimin di Mesir.
Pada tahun 656 H Syi’ah Alawiah bersama Hulagu menyerag Baghdad membunuh lebih 800.000 orang di Iraq dan lebih 2 juta orang di Suriah, Lebanon,Jordan dan Palestina.
Pada tahun 907 H Syi’ah Safawiah membunuh 1 juta Sunni di Iran.
Pada tahun 1407 H Syi’ah Iraq membunuh 402 warga Saudi selama haji, 85 di antaranyaadalah polisi.
Pada tahun 1982 M Syi’ah Alawiah membunuh 40.000 kaum muslimin di Homs Suriah.
Pada tahun 2011 M hingga detik ini Syiah ‘Alawiah Nushairiyah telah membunuh lebih dari 450,000 kaum muslimin di Suriah.
Dan belasan ribu lainnya yang sedang dibantai oleh Syi’ah di Iraq dan Yaman hari ini.
Komunis:
Jutaan jiwa kaum muslimin telah menjadi korban pembantaian sepanjang masa penjajahan Uni Soviet atas wilayah Chechnya, Dagestan, Uzbekistan, Turkmenistan, Azerbaijan, Kazakhtan dan lain-lain.
Penderitaan terberat dirasakan oleh kaum muslimin di wilayah Kaukasia. 
Dan jutaan lainnya juga telah menjadi korban akibat invasi militer Uni Soviet di Afghanistan dalam rentang 1979 hingga 1989.
Ratusan ribu kaum muslimin Uighur dibantai oleh rezim Komunis China hingga hari ini. 
Mereka dilarang menjalankan ibadah dan bahkan dilarang berpenampilan muslim.
Belasan ribu lainnya terpaksa mengungsi melarikan diri ke negara-negara yang mau menampung mereka.
Ribuan kaum Muslimin Kamboja telah syahid dibantai oleh rezim Komunis Khmer Merah. Para muslimat diperkosa dan diperlakukan layaknya hewan.
Berbagai penderitaan dan tekanan masih menghantui hidup kaum muslimin disana hingga hari ini.
Kaum muslimin Indonesia juga tidak asing dengan kebiadaban dan kekejaman Komunis.
Partai Komunis Indonsia (PKI) telah membantai ribuan kaum muslimin sepanjang sejarah ia berdiri hingga akhirnya dibubarkan.
Peritiwa Madiun 1948 adalah salah satu contoh kejahatan PKI yang tidak akan terlupakan.
Penutup
Hendaknya umat Islam Indonesia bisa belajar dari sejarah untuk bangkit menolak Syi’ah sebagaimana hari ini mereka bersatu menolak Komunis. Karena sesungguhnya Komunis dan Syi’ah adalah dua kakak beradik yang sama-sama telah menorehkan tinta kelam dalam sejarah kaum muslimin. Kejahatan dua bersaudara ini di masa lalu hendaknya menjadi pelajaran bagi generasi hari ini.
Jika mereka diberi peluang dan dibiarkan dengan dalih toleransi dan kebhinekaan, maka bukan tidak mungkin suatu hari nanti kita atau anak cucu kita akan mengalami nasib yang sama sebagaimana para pendahulu kita dahulu tidak sempat mengantisipasi kebangkitan dua bersaudara ini.
Wallahu a’lam.
Barakallahu Fiikum.