Seorang ulama Syiah terkenal abad ke-3H,
Hasan bin Musa al-Nawbakhti menulis sebuah karya penting berjudul Firaq
al-Shia. Ulama rijal Syiah, al-Najashi berkomentar tentangnya “Syaikh kami,
Sang Mutakallim yang unggul di masanya sebelum tahun 300H dan setelah itu”,
kemudian dia menyebutkan 40 karyanya. al-Tusi juga berkomentar bahwa
al-Nawbakhti adalah seorang Syiah taat.
Dalam kitab Firaq al-Shia, termuat
sejarah perselisihan demi perselisihan yang terjadi antara pengikut imam Syiah,
mulai dari pengikut imam ke-1 sampai imam ke-11. Tapi di artikel ini kami hanya
akan mengutip sejarah perselisihan para pengikut imam ke-11, Hasan al-Askari
yang terjadi setelah dia wafat.
Setelah wafatnya Hasan al-Askari, Syiah
terpecah menjadi 14 kelompok berbeda dan mayoritas percaya bahwa dia tidak
punya anak.
Bahkan Ja’far, saudara kandungnya juga
percaya Hasan al-Askari tidak punya keturunan dan percaya Mahdi gaib hanyalah
dongeng syiah yang ingin memanfaatkan nama Ahlulbait sehingga akhirnya Syiah
menghina dia dengan sebutan Ja’far Si Pendusta
Sebagian dari mereka bahkan ada yang lalu
tidak percaya dia adalah imam asli karena tidak punya anak. Dari 14 kelompok
itu:
●9 kelompok percaya dia tidak punya anak
●1 kelompok ragu-ragu apakah dia punya
anak atau tidak
●4 kelompok percaya dia punya anak
Dari 4 kelompok yang percaya dia punya
anak pun terpecah menjadi:
1.percaya anaknya lahir SEBELUM dia wafat
2.percaya anaknya lahir SETELAH dia wafat
3.percaya anaknya lahir, tapi kemudian WAFAT & nanti
akan kembali bangkit
4.percaya anaknya lahir kemudian gaib & MASIH HIDUP
sampai sekarang (inilah kelompok yang sekarang dikenal dengan syiah 12 imam
seperti di Iran & diikuti Syiah di Indonesia)
Dari 14 kelompok pecahan itu, singkatnya memiliki
kepercayaan sbb:
1.Hasan hidup, dia adalah Mahdi (dia ngga punya anak)
2.Hasan wafat (dia ngga punya anak) kemudian hidup kembali,
lalu gaib. Dia adalah Mahdi
3.Hasan wafat (dia ngga punya anak) & dia menunjuk
Ja’far sebagai imam berikutnya
4.Hasan wafat (dia ngga punya anak), imam sebenarnya bukan
Hasan atau Muhammad (saudaranya yang wafat terlebih dulu), tapi imam adalah
Ja’far (saudara imam ke-11) yang ditunjuk bapaknya.
5.Hasan wafat (dia ngga punya anak), karena itu pengikutnya
berubah dan berkata imam sebenarnya bukan Hasan ataupun Ja’far, tapi saudara
mereka, Muhammad yang ditunjuk bapaknya sebelum dia wafat.
6.Hasan wafat (punya anak lahir sebelum dia wafat), anaknya
adalah Mahdi & bersembunyi karena takut kepada Ja’far dan penguasa.
7.Hasan wafat (punya anak lahir setelah dia wafat), anaknya
adalah Mahdi
8.Hasan wafat (dia ngga punya anak), yang percaya dia punya
anak hanya mengada-ada
9.Hasan wafat (dia ngga punya anak) dan imamah akan
disambung lagi setelah nanti Mahdi terlahir dari keturunannya.
10.Hasan wafat (dia ngga punya anak) dan Abu Ja’far bin Ali
adalah imam, bukan Hasan, Muhammad atau Ja’far
11.Hasan wafat, tapi tidak tahu apakah imam berikutnya dari
keturunan Hasan atau keturunan saudaranya yang lain
12.Hasan wafat (punya anak), anaknya adalah Mahdi [inilah
kelompok syiah 12 imam yang mayoritas saat ini di Iran]
13.Hasan wafat (dia ngga punya anak), imam berikutnya adalah
Ja’far
14.Hasan wafat (punya anak), tapi anaknya wafat dan akan
bangkit nanti [al-Nawbakhti tidak menulis kelompok ke-14 di kitabnya, tapi
keterangan kelompok terakhir ini bisa ditemukan di kitab Fushul al Mukhtara
karya Sharif Murtadha]
Jadi ternyata kepercayaan yang menurut Syiah teramat sangat
penting untuk membimbing & menjaga umat dari kesesatan ternyata justru
menjadi sumber kebingungan, perpecahan & sesatnya pengikut imam Syiah
(artikel lain tentang bingungnya pengikut imam juga bisa disimak di artikel “Syiah Punya Banyak
Mahdi")
Untuk lebih lengkap silakan baca Firaq al-Shia karya al
Hasan bin Musa al-Nawbakhti.