Thursday, November 30, 2017

Abdullah Saleh Hadrami, Pengaku Salafiyyin (?) Yang Keblinger, Anda Mau Kemana ?


Menjawab Tuduhan ust Dzulqarnain, ust Muflih Safitra, ust Luqman ba'abduh - ust Abd sholeh Hadrami (ungkapan jahil tanpa ilmu)


Ustadz Ini Ngaku Mantan Salafi Tapi Kok Begini?? - Ustadz Muflih Safitra
Menanggapi Klarifikasi Abdullah Al-Hadromy | Ustadz Abul Faruq Hafizhahullah
Kritik Ilmiah Pendapat Ustadz 'Abdul Somad dan Ustadz 'Abdullah Sholeh Hadrami - Ustadz Dzulqarnain
Kritik Ilmiah Pendapat Ustadz 'Abdul Somad dan Ustadz 'Abdullah Sholeh Hadrami - Ustadz Dzulqarnain

Siapakah Golongan Yang Selamat (Al-Firqatun An-Najiyyah) ? Simak Dan Bandingkan Penjelasan Dua Doktor “UI Madinah” Dan “UIN Jakarta”
Untuk Pendengki Salafi Dan MPU Aceh, Bisa Jawab 5 (Lima) Pertanyaan Yang Paling Mendasar Dibawah Ini ? (lihat jawaban pertanyaan point 1)
Untuk Penuduh Salafi Mudah Mengkafirkan (Mati Ketawa Ala Buya Yahya)

Kritik Untuk Saudara-Saudaraku Sesama Salafy

Kita sering mendengar sebuah hadits yang sangat terkenal bahwa umat Islam terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka hanya satu golongan yang masuk surga.
Salafy mempenyai keyakinan bahwa satu golongan yang masuk surga itu hanya Salafy saja sedangkan yang lainnya masuk neraka.
Menurut keyakinan Salafy golongan seperti; Asy’ari, Maturidi, NU, Muhammadiyah, Haba’ib, Al-Irsyad, Persis, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin adalah termasuk 72 golongan yang masuk neraka.
Salafy yang tidak berkeyakinan seperti ini pasti dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi.
Apalah artinya kita berpura-pura baik dan dakwah lemah lembut serta akrab dengan tokoh-tokoh NU dan yang lainnya sementara kita berkeyakinan bahwa kelompok tersebut termasuk 72 golongan yang masuk neraka, bukankah ini adalah “taqiyah” mirip ajaran syi’ah, yaitu berpura-pura karena masih minoritas dan takut..?!
Saya Muslim Ahlus Sunnah Wal Jama’ah Salafy, ini adalah pilihan saya, semua umat Islam adalah saudara saya dan saya tidak setuju dan tidak sependapat dengan keyakinan seperti ini dan bertaubat serta memohon ampun kepada Allah atas kesalahan saya dimasa lalu dan harapan saya adalah kita semua sama-sama masuk Jannah.
Saya mengajak teman-teman untuk berpikir kembali dan tidak terus menerus berada dalam keyakinan yang seperti itu. Apalah artinya istiqamah dan kokoh tapi dalam keyakinan yang salah..?!
Kita harus jujur bahwa tidak ada kelompok yang sempurna dan kewajban kita adalah saling mengingatkan, saling menasehati, meluruskan dan melengkapi serta saling mendoakan.
Saudara-saudaraku yang saya cintai karena Allah, apabila terjadi perbedaan pendapat, ketimbang harus emosional dan vonis sesat serta neraka, alangkah baiknya jika pikiran masing-masing pihak dikomunikasikan dengan baik, lalu didiskusikan layaknya orang dewasa yang memiliki basis moral akhlakul karimah dan intelektual Islami.
Kita harus terus belajar, belajar, belajar dan jangan pernah berhenti dari belajar karena ilmu adalah ibarat lautan tidak bertepi.
Ya Allah, hanya kepadaMu hamba mengadu…
Semoga Bermanfaat.
Malang,
Sabtu 21 Rabi’ul Awwal 1437 / 02 Januari 2016
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya
Abdullah Sholeh Hadrami
@AbdullahHadrami

KeSuperannya, lihat disini :
Biografi: Ustadz Abdullah Sholeh Ali Hadrami
Kritikku Untuk Saudaraku Sesama Salafi | Membantah #UAS | Ustaz #Dzulqarnain #ManhajSalaf #Salafi
Kritik Ilmiah Pendapat Ustadz 'Abdul Somad dan Ustadz 'Abdullah Sholeh Hadrami - Ustadz Dzulqarnain
Dakwah salaf suka mantahdzir dan tidak tabayyun ? - Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi (108 Comments)
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz salafi Part 1_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz salafi Part 2_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz salafi Part 3_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz salafi Part 4_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz salafi Part 
5_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz salafi Part 6_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi

Kritik Untuk Saudaraku, Abdullah Hadrami

Umar bin Fauzi Baladraf
Tuduhan demi tuduhan tak henti-hentinya dihembuskan kepada Dakwah Salafiyah yang mubarokah ini dan para pengembannya. Tapi dengan izin Allah, Dakwah Salafiyah ini kan terus maju dan semakin menebarkan keharuman sunnah dan atsar di tengah umat. Dakwah Salafiyah kan selalu tegak diatas kebenaran, menampakkan yang benar dan tidak akan menyembunyikannya.
Di antara tuduhan yang dilontarkan kepada para pengemban dakwah ini adalah sebuah artikel yang berjudul “Kritik Untuk Saudara-Saudaraku Sesama Salafy” yang ditulis oleh saudara Abdullah Sholeh Hadrami.
Dalam artikel tersebut beliau berkata : Kita sering mendengar sebuah hadits yang sangat terkenal bahwa umat Islam terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka hanya satu golongan yang masuk surga.
Salafy berkata : Hadits yang beliau maksud adalah Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
وَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي
“Sesungguhnya bani Israel terpecah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan saja.” Para sahabat bertanya “Siapakah mereka wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab : “Yaitu mereka yang berada di atas jalanku dan para sahabatku” [HR. Tirmidzi dan yang lainnya]
Lalu beliau berkata : Salafy mempenyai keyakinan bahwa satu golongan yang masuk surga itu hanya Salafy saja sedangkan yang lainnya masuk neraka.
Salafy berkata : Sepertinya beliau masih kurang paham tentang siapa itu Salafiyyin. Salafiyyin (secara umum) adalah mereka yang mengikuti para salaf (sahabat, tabi’in dan tabiut tabiin) dalam memahami agama ini, atau yang lebih dikenal dengan Manhaj Salaf.[1]
Salah besar apabila ada yang menganggap bahwa Salafiyyin adalah sebuah kelompok/partai/golongan/organisasi yang memiliki ketua/wakil, pimpinan pusat/pimpinan cabang, dan lainnya. Maka, siapa saja yang menjalankan Islam sesuai dengan pemahaman para salaf otomatis menjadi Salafiy tanpa registrasi apapun.
Dengan demikian, sesuai dengan sabda Nabi di atas, siapa saja (secara umum) yang tidak menjalankan Islam sesuai dengan pemahaman para salaf, otomatis terancam sebagai golongan penghuni Neraka.
Beliau berkata : Menurut keyakinan Salafy golongan seperti; Asy’ari, Maturidi, NU, Muhammadiyah, Haba’ib, Al-Irsyad, Persis, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin adalah termasuk 72 golongan yang masuk neraka. Salafy yang tidak berkeyakinan seperti ini pasti dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi.
Salafy menjawab : Sepertinya beliau juga tidak faham perbedaan antara paham keyakinan dengan organisasi. Memang, Sesuai dengan dalil di atas bahwa Salafiyyin sangat anti dengan semua paham keyakinan selain keyakinan yang dianut oleh para salaf. Salafiyyin hanya akan mengambil paham yang dianut oleh para salaf saja.
Adapun organisasi, Salafiyyin tidak pernah anti dengan organisasi selama organisasi tersebut dibangun dengan dasar Tauhid dan Sunnah, bukan organisasi yang dibangun di atas Ta’asshub Hizbiyah (fanatik golongan) yang selalu taklid buta dengan pimpinan organisasi. Oleh karena itu, Salafiyyin memandang organisasi hanyalah sebuah kendaraan untuk berdakwah.[2]
Beliau juga sepertinya tidak paham antara Hukum Muthlaq dan Hukum Muqayyad. Hal ini terbukti ketika beliau menuduh Salafiyyin berkeyakinan bahwa semua orang yang di luar Salafiyyin adalah penghuni neraka.
Ketahuilah wahai saudaraku Abdullah, semoga Allah memberikanmu TaufiqNya.. Ketika Salafiyyin berkeyakinan bahwa semua golongan yang tidak mengikuti para Salaf termasuk 72 golongan yang masuk neraka, maka itu adalah hukum secara umum, tidak merujuk kepada individunya. Atau bisa dikatakan itu adalah sebuah ancaman, bukan vonis penetapan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah berkata :
أَنَّ التَّكْفِيرَ الْعَامَّ – كَالْوَعِيدِ الْعَامِّ – يَجِبُ الْقَوْلُ بِإِطْلَاقِهِ وَعُمُومِهِ . وَأَمَّا الْحُكْمُ عَلَى الْمُعَيَّنِ بِأَنَّهُ كَافِرٌ أَوْ مَشْهُودٌ لَهُ بِالنَّارِ : فَهَذَا يَقِفُ عَلَى الدَّلِيلِ الْمُعَيَّنِ فَإِنَّ الْحُكْمَ يَقِفُ عَلَى ثُبُوتِ شُرُوطِهِ وَانْتِفَاءِ مَوَانِعِهِ
“Sesungguhnya pengkafiran secara umum itu seperti ancaman secara umum, maka hendaknya sebuah ucapan itu dibawa secara lepas atau umumnya. Adapun hukum secara individu bahwa dia adalah seorang kafir atau dipastikan masuk neraka, maka ini berhenti pada dalil yang khusus. Karena hukum secara individu terhenti dengan terkumpulnya syarat-syarat pengkafiran dan hilangnya penghalang-penghalang pengkafiran. [3]
Salafiyyin bukan seperti para Teroris Khawarij yang mengobral murah vonis kafir kepada individu. Salafiyyin sangat berhati-hati dan tidak serampangan dalam mengkafirkan seseorang, mereka menganggap bahwa permasalahan ini adalah wewenang para ulama.
Beliau berkata : Apalah artinya kita berpura-pura baik dan dakwah lemah lembut serta akrab dengan tokoh-tokoh NU dan yang lainnya sementara kita berkeyakinan bahwa kelompok tersebut termasuk 72 golongan yang masuk neraka, bukankah ini adalah “taqiyah” mirip ajaran syi’ah, yaitu berpura-pura karena masih minoritas dan takut..?!
Salafy berkata : Husnuzhon saya, beliau mungkin menulis ini dalam keadaan lelah dan mengantuk karena aktifitas dakwah beliau yang sangat padat (Barakallahu fiih). Jika tidak demikian, bagaimana mungkin beliau menyamakan harumnya dakwah (mengajak semua manusia kepada tauhid) yang telah dijalankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan busuknya Taqiyah yang dijalankan oleh Rafidhah ??!!
Bukankah inti daripada dakwah adalah menunjukkan jalan kebenaran kepada orang-orang yang tersesat ??
Bukankah Allah sendiri yang memerintahkan untuk berdakwah secara lemah lembut ?
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah manusia kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan kebaikan, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik [QS. al-Nahl : 125]
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda
يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
Mudahkanlah, jangan kalian persulit, tenangkanlah, jangan membuat mereka lari [Muttafaq alaih]
Dan itupula yang dipraktekkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri dalam dakwahnya. Beliau sering menyampaikan tentang Neraka dan Adzab yang pedih kepada kaum Musyrikin Quraisy. Bahkan beliau menyakini bahwa semua orang yang musyrik adalah penghuni Neraka yang kekal abadi. Beliau bersabda
مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia akan masuk neraka” [HR. Muslim]
Meskipun demikian, mengapa beliau akrab dan berlemah lembut kepada pamannya yang musyrik (Abu Thalib), bahkan sampai menjelang wafatnya pun beliau masih berlemah lembut kepadanya dengan mengatakan
يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ
Wahai pamanku, katakanlah Laa Ilaaha Illallah, sebuah kalimat yang dengannya kelak akan aku persaksikan di hadapan Allah. [Muttafaq alaih]
Beranikah anda mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang melakukan taqiyah kepada pamannya ??
Dan perlu anda ketahui, Salafiyyin tidak akan pernah takut kepada siapapun selain Allah meskipun jumlah mereka minoritas. Salafiyyin sangat yakin dengan sabda Rasulullah
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ وَهُمْ كَذَلِكَ
Senantiasa ada sekelompok umatku yang nampak di atas kebenaran, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang memusuhinya sampai datang perkara Allah dan mereka masih tetap seperti itu [Muttafaq alaih]
Beliau berkata : Kita harus jujur bahwa tidak ada kelompok yang sempurna
Salafy berkata : Jika kesempurnaan yang dimaksud adalah kesempurnaan secara perorangan, maka memang demikian adanya. Karena tidak ada satupun manusia yang sempurna selain para Nabi dan Rasul. Selain para Nabi dan Rasul masuk dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Semua anak cucu Adam pasti berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang senantiasa bertaubat [HR. Ibnu Majah]
Demikian pula apabila yang beliau maksud adalah kesempurnaan kelompok berupa organisasi, partai, golongan, dan lainnya. Maka memang benar adanya bahwa semua kelompok organisasi itu tidak ada yang sempurna.
Namun apabila yang beliau maksud adalah kelompok berupa paham keyakinan (Salafy, Asy’ari, Maturidi, dan lainnya), maka hendaknya beliau merujuk kembali kepada al-Qur`an dan Hadits-hadits Nabi. Sungguh terlalu banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Allah menghendaki hanya ada satu jalan kelompok yang sempurna, yaitu jalannya kelompok yang berkeyakinan sebagaimana keyakinannya para salaf. Allah azza wa jalla berfirman
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang terdahulu lagi pertama (masuk islam) dari golongan muhajirin dan anshor dan orang-orang yang MENGIKUTI MEREKA dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [QS. al-Tawbah 100]
Abdullah ibnu Mas’ud pernah meriwayatkan akan hal ini, beliau mengatakan
خَطَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ مُسْتَقِيمًا قَالَ ثُمَّ خَطَّ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ السُّبُلُ وَلَيْسَ مِنْهَا سَبِيلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ { وَانَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah membuat sebuah garis dengan tangannya lalu berkata “Ini adalah Jalan Allah yang lurus”. Lalu beliau membuat garis lagi di kanan dan kirinya seraya berkata “Ini adalah Jalan yang banyak, tidaklah di setiap jalan itu melainkan ada setan yang mengajak ke sana.” Lalu beliau membaca firman Allah “Dan inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah, janganlah kalian mengikuti jalan yang banyak itu, niscaya kalian akan bercerai berai dari jalanNya.” [HR. Ahmad]
Dengan demikian, saya mengajak saudaraku, Abdullah, untuk berpikir kembali dan tidak terus menerus berada dalam keyakinan yang seperti itu. Apalah artinya istiqamah dan kokoh tapi dalam keyakinan yang salah..?!
[1] Syaikh Salim bin Id al-Hilaly, Limaadza Ikhtartu al-Manhaj al-Salafy, hal.33
[2] Penulis adalah seorang Salafy Mahasiswa Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Surabaya, dan Pengajar Tarbiyah Diniyah Al-Irsyad Al-Islamiyyah Surabaya.
[3] Syaikhul Islam, Majmu’ Fatawa 14/498
====================================
Surabaya, 24 Rabi’ al-Awwal 1437
Umar bin Fauzi Baladraf

Sekali Lagi Tentang Ustadz Abdullah Sholeh Hadrami, Anda Mau Kemana?

Suka menuduh ustadz yang mengoreksi ustadz lain yang keliru sebagai tukang mencari-cari kesalahan….. 

Sepertinya dia lebih suka ustadz yang keliru tersebut tidak usah dikoreksi dan diluruskan.
Lantas apa kesalahan yang ada dibiarkan begitu saja tanpa perlu dikoreksi?

Duh, kasihan umat…
ASH sendiri kerjaannya, suka mencari-cari kesalahan ustadz-ustadz  sunnah, tanpa tabayyun terlebih dahulu…

Akhirnya ia terjerumus terhadap tuduhannya sendiri yang sering ia lontarkan kepada orang lain…

Karena tidak tabayyun, akhirnya ia gagal paham tentang apa yang dipahami oleh para ustadz sunnah. Sehingga mengeluarkan tuduhan-tuduhan yang sangat tidak ilmiyah dan hanya berdasarkan perasaannya yang mudah emosi dan super baper.
Misalnya :
Dia menuduh salafy mengkafirkan kelompok di luarnya?
Dia menuduh salafy mengkavling surga untuk diri mereka sendiri?
Padahal, mengkritik orang atau kelompok atau organisasi tertentu tidak otomatis melazimkan vonis sesat… apalagi sampai mengkafirkan?
Bukankah para ulama sunnah pun sudah terbiasa saling mengkritik??

Logika berfikir ASH, kalau ada kesalahan dibiarkan saja.
Kalau ada organisasi yang jatuh pada kesalahan dan kekeliruan bahkan yang fatal sekalipun, maka tdk perlu dikritik.
Kalau ada habaib yang keliru, maka dibiarkan saja…
Dan ini semua dengan alasan demi umat?

Padahal, bisa jadi yang mengkritik lebih ikhlas dan lebih memikirkan umat.
Mereka tetap mengkritik meskipun resikonya harus dicela dan dituduh memecah belah umat.

ASH suka nuduh tanpa bukti, diantara contohnya ia menuduh negara Arab (termasuk saudi) membela Yahudi.

Tidakkah dia tahu, berapa trilyun bantuan Kerajaan Arab Saudi yang telah diberikan kepada rakyat palestina setiap tahunnya?

Tidakkah dia tahu bahwa Arab Saudi tidak membuka sama sekali hubungan diplomatik dgn israil?

ASH, anda mau kemana?
Oleh : DR Firanda Andirja, MA
Sumber: Fb Ustadz Badrus Salam

ABDULLAH HADRAMI MENISTA DAKWAH SALAFIYYAH (“MENJAGAL” TUKANG JAGAL DARI JAGALAN)

بسم الله الرحمن الرحيم

(Bagian 1)
:الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا عبده و رسوله، أما بعد
Berkedok sebagai seorang Salafy, dibalik punggung dakwah Salafiyyah, Abdullah Hadrami bermanuver layaknya virus kanker yang mematikan. Tapi sebenarnya itu adalah anggapan yang keliru, sama sekali dia bukanlah virus kanker yang mematikan. Dia hanyalah seekor laba-laba kecil yang bercita-cita bisa terbang seperti rajawali yang menguasai angkasa. Dia ingin menaklukan semua burung yang mampu terbang tinggi.
Mulailah ia membangun istana yang megah lagi kuat, menurutnya. Dan, berhasil juga ia membuat istana itu, sebagai perangkap atas siapa saja yang melewatinya. Tampil menantang siapapun yang mampu mengalahkan kuatnya istana yang dibangunnya. Namun, hanya isapan jaring yang ia dapatkan. Tidaklah ia makhluk yang kuat, tidak pula memiliki istana perangkap yang kokoh. Jaring laba-laba? Ohh.. alangkah rapuhnya istana yang kau buat. Hanya mampu menaklukan seekor laron di musim penghujan dan beberapa serangga kecil lainnya. Abdullah Hadrami, berkacalah dan penuhilah rumahmu dengan cermin. Engkau bukanlah makhluk yang kuat, lalu mengapa engkau berani dengan lancangnya menistakan dakwah Salafiyyah yang dibangun oleh Sang utusan Allah dan para sahabatnya. Hadits yang sangat tinggi kemuliaannya engkau tak membenarkannya ? kerugian bagimu wahai Abdullah.
Bagi anda yang tidak mengenal kebusukan manhaj Abdullah Hadrami, marilah kita ‘sedikit’ berkenalan dengan laba-laba kecil ini :
Gambar 1
Gambar 1. Tulisan Abdullah Hadrami, berlagak sebagai Salafy sedang mengritik Salafy
Selain disebarkan melalui akun facebooknya, tulisannya juga disebarkan via situsnya, http://www.kajianislam.net/2016/01/kritik-untuk-saudara-saudaraku-sesama-salafy/
Judul tulisan singkat yang cukup mengagumkan, “Kritik Untuk Saudara-Saudaraku Sesama Salafy“. Wahai Abdullah, mimpi apa engkau semalam? bertemu syaithan-kah? Sejak kapan engkau menjadi seorang Salafy? Berapa banyak orang yang menganggap dirinya Salafy tapi hanyalah pakaian tipuan yang ia kenakan untuk melariskan dagangan busuknya. Cukuplah kalimat-kalimat yang kau susun itu menunjukkan bukti bahwa engkau memusuhi dakwah Salafiyyah. Terlebih jika ditambah seabreg kebusukan lainnya.

Abdullah Hadrami berkata, “Kita sering mendengar sebuah hadits yang sangat terkenal bahwa umat Islam terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka hanya satu golongan yang masuk surga. Salafy mempunyai keyakinan bahwa satu golongan yang masuk surga itu hanya Salafy saja, sedangkan yang lainnya masuk neraka”.
Wahai Abdullah tidakkah anda paham makna kalimat yang engkau tulis? Artinya anda menentang esensi dan eksistensi dari hadits yang mulia di atas.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
ستفترق أمتي على ثلاثة و سبعين فرقة كلهم في النار إلا واحدة. قيل : من هي يا رسول الله ؟ قال :  ما أنا عليه و أصحابي
“Umatku akan terpecah-belah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan.” Beliau ditanya, “ Siapakah dia wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “(golongan) yang berada di atas apa yang aku dan para shahabatku berada.” (Hasan, HR. at-Tirmidzi dalam sunannya “Kitabul Iman Bab Iftiraqul Hadzihil Ummah”, dari sahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma)
Dengan lancangnya anda menyelisihi Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang membawa pesan mulia dari langit, dari Rabb semesta alam. Siapakah anda wahai laba-laba kecil? Rasulullah mengatakan “Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan”, lalu anda berani membantahnya?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda :
فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا. فعليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين. عضوا عليها بانواجذ
“Sesungguhnya siapa saja diantara kalian yang hidup sepeninggalku nanti, niscaya akan melihat perselisihan yang banyak (dalam memahami agama ini). oleh karena itu, wajib bagi kalian untuk berpegang teguh dengan sunnah (bimbinganku) dan Sunnah al-Khulafa’ ar-Rasyidin yang terbimbing. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian (berpegang teguhlah erat-erat dengannya)…(Shahih, HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, ad-Darimi, Ibnu Majah, dan yang lainnya dari sahabat al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu anhu. Lihat Irwa’ul Ghalil, hadits no. 2455)
Salafy memiliki keyakinan hanya satu yang masuk surga dari 73 golongan, itu adalah keyakinan yang ditegaskan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ditegaskan pula oleh para shahabatnya radhiyallahu anhum. Bukan keyakinan yang dipungut oleh Salafiyyin dari barak-barak pemberontak binaan Salman al-Audah dan tokoh khawarij lainnya wahai pengagum Salman al-Audah!

Apa itu As-Salafiyyah? dan siapakah itu Salafy?
Al-Qalsyani berkata : “ as-Salafus Shalih adalah generasi pertama umat ini yang mendalam keilmuannya, berpegang kepada hidayah (bimbingan) Nabi shallallahu alaihi wa sallam, menjaga sunnah beliau, yang Allah pilih mereka untuk menjadi Shahabat Nabi-Nya. Allah pilih mereka untuk menjadi para penegak Agama-Nya. Allah ridha mereka sebagai Imam bagi umat ini. mereka telah berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Mencurahkan segala upaya untuk memperbaiki dan memberikan kebaikan untuk ummat. Bahkan mereka mempertaruhkan jiwa mereka demi meraih ridha-Nya.”
Al-Bajuri berkata : “ Salaf adalah generasi yang hidup pada masa tiga kurun yang utama, yaitu para shahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in. merekalah yang disebut sebagai as-Salafus Shalih”
Al-Imam adz-Dzahabi berkata : “ As-Salafy adalah seseorang yang berjalan di atas metodologi (manhaj) Salaf.”

Apakah Abdullah Hadrami adalah Salafy?
Jawab : Jelas bukan, karena dia tidak meyakini bahwa hanya satu golongan yang dimasukkan ke dalam Surga. Dia menyelisihi manhaj Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Bahkan dia menentang makna kandungan hadits tentang perpecahan ummat ini menjadi 73 golongan. Dia juga meyakini dakwah Salafiyyah yang dibawa oleh Rasulullah ini tidak sempurna.

Abdullah berceloteh : “ Salafy yang tidak berkeyakinan seperti ini pasti dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi.”
Benar sekali wahai Abdullah Hadrami, barangsiapa yang telah sampai kepadanya hujjah dari Kitabullah dan Sunnah lalu dia menyelisihi dan menentangnya, tentu dia bukanlah seorang Salafy, dia adalah pengikut hawa nafsu. Persis sekali seperti kamu ini. Bagaimana mungkin ada seorang Salafy yang tidak meyakini sebuah hadits yang shahih dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam? Bagaimana mungkin ada seorang Salafy yang menentang Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nah, kalau orang mengaku salafy tapi menyelisihi dan menentang Sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam itu banyak, salah satunya adalah engkau wahai hadrami. Dan salah satu hadits yang paling dibenci oleh Ahlul ahwa’ sejak zaman dahulu adalah hadits tentang perpecahan ummat menjadi 73 golongan. Mereka menentang dengan bermacam-macam takwil bathil yang tidak dijelaskan oleh Salafus Shalih. Apakah orang seperti itu akan disebut sebagai Salafy?
Bukankah Allah berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيْرًا
(artinya) : “ Dan barangsiapa menentang Rasul setelah jelas baginya petunjuk, dan mengikuti selain jalan orang-orang yang beriman, kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan dan kami masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” ( an-Nisa’:115)

Celotehan Abdullah Hadrami : “ Menurut keyakinan salafy golongan seperti; Asy’ari, Maturidi, NU, Muhammadiyah, Habaib, Al-Irsyad, Persis, Jama’ah Tabilgh, Ikhwanul Musilmin adalah termasuk 72 golongan yang masuk neraka. Salafy yang tidak berkeyakinan seperti ini pasti dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi. Apalah artinya kita berpura-pura baik dan dahwah lemah lembut serta akrab dengan tokoh-tokoh NU dan yang lainnya sementara kita berkeyakinan bahwa kelompok tersebut termasuk 72 golongan yang masuk neraka, bukankah ini adalah “taqiyyah” mirip ajaran syia’ah, yaitu berpura-pura karena masih minoritas dan takut..?!”

Si Abdullah Hadrami sedang curhat tentang pengalaman diri sendiri, tentang kebiasaanya dekat dan bergaul dengan toko-tokoh ahlul ahwa’ dan ahlul bid’ah. Ia sedang berkeluh kesah tentang sikapnya yang tak ubah seperti Syi’ah dalam bertaqiyyah. Tak sadar ia sedang mempraktekan sebuah ucapan bijak “ Burung itu hanyalah hinggap bersama burung yang sejenis dengannya “. Kebanyakan bercampur baur dengan 72 golongan berakibat lumpuh, bisu, dan tuli. Virus 72 golongan sesat telah merasuki jantung dan darahnya. Pun tak mampu lagi bisa membedakan warna dan rasa. Lalu dia anggap 73 golongan semuanya adalah Salafy yang akan masuk surga.
Siapakah yang berpura-pura baik wahai Abdullah Hadrami?
Siapakah yang sedang bertaqiyyah wahai Abdullah Hadrami?
Siapa yang berpura-pura karena sebab masih minoritas?
Siapa yang takut wahai Abdullah Hadrami?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada Ummatnya dengan ajaran yang sempurna. Beliau mengajarkan etika dan budi pekerti dalam bergaul bersama beragam manusia. Bergaul bersama muslim, kafir dan munafik. Bergaul bersama tua dan muda. Bergaul bersama pria dan wanita. Bergaul bersama kerabat, tetangga, dan orang asing. Bergaul bersama masyarakat dan pemerintah. Semua itu diatur dalam ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan bukan “ kepura-puraan”. Itu adalah amalan shalih dan bukan taqiyyah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berbuat baik kepada Pamannya dan kerabat-kerabatnya yang kafir, apakah itu kepura-puraan dan taqiyyah?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berbuat baik kepada orang-orang munafik, apakah itu kepura-puraan dan taqiyyah?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berbuat baik kepada tetangganya yang kafir, apakah itu kepura-puraan dan taqiyyah?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melarang menumpahkan darah kafir dzimmi dan kafir mu’ahad kecuali  dengan hak atasnya, apakah itu kepura-puraan?
Wahai Abdullah Hadrami, agama Islam adalah agama yang haq dan bukan agama sandiwara dan pura-pura. Anda harus belajar dari TK lagi untuk mengulang pelajaran Sirah Nabawiyyah yang indah. Dan anda jangan pernah mengaku sebagai Salafy sebagaimana laba-laba merindukan bulan. Kecuali anda bertaubat dan kembali kepada jalan Salafus Shalih.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Allah Ta’ala berfirman,(artinya): “ Katakanlah, inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku menyeru (kalian) kepada Allah dengan ilmu yang nyata. Maha Suci Allah dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf : 108)
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ
(artinya): “ Serulah manusia kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bahtahlah mereka dengan cara yang baik.” (an-Nahl: 125)
Dakwah Salafiyyah adalah dakwah suci yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menyeru semua manusia ke jalan Allah dan memperingatkan mereka dari tipu daya Iblis dan para penolongnya. Dakwah Salafiyyah adalah dakwah bijak yang menempatkan segala sesuatu pada tempatnya. Ada kalanya bersikap lemah lembut dan ini merupakan pondasi dasar dalam berdakwah mengajak manusia kepada kebaikan. Ada kalanya bersikap keras dan tegas, seperti ketika menghadapi para penyeru-penyeru kepada kebathilan dan kesesatan seperti dalam menghadapimu wahai Abdullah Hadrami dan orang-orang yang semisal denganmu atau lebih buruk darimu.
Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang selalu menanamkan prinsip Tashfiyyah dan Tarbiyyah, pembersihan dan pengajaran. Dakwah Salafiyyah senantiasa menjaga kesucian ajaran Islam dari keyakinan dan pemahaman-pemahaman nyleneh yang beragam. Dakwah Salafiyyah tidak pernah kita biarkan terkotori dengan beragam keanehan-keanehan pemikiran yang datang dari 72 golongan yang menyimpang. Diantara golongan-golongan tersebut ada yg masih masuk dalam 72 golongan dan ada diantara mereka yang telah kafir keluar dari 72 golongan tersebut seperti Syia’ah Rafidhah dan Jahmiyyah.
Wahai Abdullah Hadrami, Tentu anda pasti dibuat bingung dengan siapakah 72 golongan yang menyimpang? dan siapakah satu golongan yang selamat? karena anda adalah salah satu tokoh diantara 72 golongan tersebut. Seandainya anda adalah seorang Salafy, pastilah tidak ada kebingungan dalam menentukan. Karena seorang Salafy terbimbing dengan keyakinan yang menghujam sebagaimana Kitabullah dan As-Sunnah yang senantiasa menemaninya.

Apakah Salafiyyah menghajr dan mentahdzir semua muslimin yang bukan Salafy ?
As-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhaly –hafidzahullahu- berkata, “Sesungguhnya ahlul bid’ah sekarang ini jumlahnya banyak, mereka memenuhi bumi wal ‘iyyadzubillah! Maka kita tidak menghajr manusia seluruhnya karena tiada lain merekalah sasaran dakwah kita. Kita dakwahi mereka kepada Allah dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik.
Dan adapun pimpinan-pimpinan yang memusuhi dakwah dan orang-orang yang menyeru kepada kebathilan, baik didalam bulletin, majalah, buku, kaset, muhadharah, pertemuan dan website-website mereka, maka mereka inilah yang diperangi. Diperingatkan umat dari mereka, tidak membaca tulisan mereka dan tidak pula mengambil faedah dari mereka.
Sedangkan orang-orang awwamnya yang masih sedikit ilmunya lagi tertipu oleh mereka, maka kita dakwahi mereka ini dengan hikmah dan nasehat yang baik. Ucapan ini dikuatkan pula oleh ucapan dan cara bermuamalah para Ulama Ahlussunnah. Mereka mendakwahi orang-orang awwam ini kepada Allah Tabaraka Wa Ta’ala. Para Ulama tidak menghajr orang-orang awwam ini sebagaimana mereka menghajr ulama yang jahat, jelek lagi sesat.
Pahamilah ini! Bahkan, jangan sampai sebagian kalian memahami bahwa setiap orang yang terjatuh kedalam bid’ah maka diterapkan pula hajr kepadanya, tidak ada perbincangan dengannya, tidak ada dakwah, dan tidak ada pula nasehat apapun! Tidak demikian ! Dakwah tetap harus ditegakkan, meskipun kepada orang-orang kafir, yahudi dan nashrani. Dakwah juga harus ditegakkan terhadap ahlul bid’ah, tapi seseorang tidak boleh lembek sehingga pergi keluar masuk kepada mereka, kemudian menjadi ramah dengan mereka, hingga akhirnya dia hilang binasa.” (Majmu’ Kutub wa Rasail wa Fatawa as-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhaly 2/351-352)
Alhasil, Abdullah Hadrami tidak bisa membedakan antara Dakwah Hikmah ‘ala Salafiyyah dengan Dakwah Taqiyyah ‘ala Syi’ah.
Celotehan palsu Abdullah Hadrami : “Saya Muslim Ahlus Sunnah Wal Jamaah Salafy, ini adalah pilihan saya, semua umat islam adalah saudara saya dan saya tidak setuju dan tidak sependapat dengan keyakinan seperti ini dan bertaubat serta memohon ampun kepada Allah atas kesalahan saya dimasa lalu dan harapan saya adalah kita semua sama-sama masuk Jannah. Saya mengajak teman-teman untuk berpikir kembali dan tidak terus menerus berada dalam keyakinan yang seperti itu. Apalah artinya istiqamah dan kokoh tapi dalam keyakinan yang salah”
Saya tegaskan wahai Abdullah, anda bukanlah Salafy, anda bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Anda adalah ahlul bid’ah yang menyeru kepada pemikiran yang sesat. Menyeru manusia untuk menyelisihi Sunnah Nabi. Anda membiarkan manusia diatas kesesatan dengan legalitas palsu yang anda serukan.
Dengan penegasan dari anda bahwa anda tidak sependapat dengan Rasulullah dan para Shahabat dalam hadits perpecahan umat, itu sudah sangat cukup menunjukkan hitamnya hidung anda. Mantap sekali kamu katakan, “ Saya tidak setuju dan tidak sependapat dengan keyakinan seperti ini.” Hebat sekali anda untuk tidak sependapat dengan Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabat-nya. Lebih hebat lagi ketika anda anggap itu adalah dosa lalu menggiring anda untuk bertaubat serta memohon ampun kepada Allah.
Apakah Rasulullah dan para Shahabatnya juga kamu anggap berdosa dan salah dengan keyakinan tersebut lalu anda pun memerintahkan mereka untuk bertaubat kepada Allah? Terus, sebenarnya yang menjadi utusan Allah itu adalah Muhammad bin Abdillah al-Qurasyi shallallahu alaihi wa sallam ataukah Abdullah Sholeh Hadrami hadahullah?
Harapan yang mulia, “ dan harapan saya adalah kita semua sama-sama masuk Jannah.” Wahai Abdullah, bahtera itu tidaklah berlayar di atas tanah yang gersang”. Allah telah menetapkan satu jalan yang benar lagi lurus menuju Jannah. Bukan kita yang menetapkan. Rasulullah telah menunjukkan jalan lurus yang mengantarkan kepada Jannah. Bukan kita yang menetapkan. Semua orang bisa berharap dan bercita-cita masuk surga, bahkan orang kafir juga demikian. Orang Nashrani yang paling jahat pun mereka meyakini sebagai penghuni surga meskipun membawa kejahatan sebesar bumi dan langit dengan Isa bin Maryam sebagai Anak Allah dan penebus dosa (Subhanallah ‘ala maa yasifun). Berapa banyak orang yang menghendaki kebaikan namun tidak berhasil menggapainya.
Bahkan dengan kalimat yang anda susun, tersirat padanya bahwa semua 72 golongan sesat juga dimasukkan kedalam surga. Syi’ah yang mencaci maki Rasulullah, istri, dan para Shahabatnya tidak sesat? Khawarij yang membunuhi Para Shahabat dan kaum muslimin tidak sesat? Tokoh-tokoh Liberal yang mendominasi pimpinan pusat ormas NU dan Muhammadiyah tidak sesat? Habaib yang menyeru manusia untuk beribadah kepada kubur, shalat, menyembelih, berdoa meminta kepada ahli kubur itu tidak sesat? Asy’ariyyah dan Maturidiyyah yang mengingkari sebagian sifat-sifat Allah tidak sesat? Ikhwanul Muslimin dengan Sayyid Qutubnya yang mengkafirkan seluruh muslimin kecuali pengikutnya tidak sesat? Jama’ah Tabligh yang tidak mempedulikan Tauhid Uluhiyyah tidak sesat? atau siapapun yang mendukung dan tidak menyalahkan keyakinan-keyakinan sesat diatas juga tidak dianggap sesat? Lalu semua 72 golongan sesat akan dimasukkan kedalam surga? Hebat sekali anda wahai Abdullah Hadrami yang sesat lagi menyesatkan.
“Apalah artinya istiqamah dan kokoh tapi dalam keyakinan yang salah..?!” Wahai Abdullah sepertinya anda sasarkan kalimat ini kepada Nabi dan junjungan kita Rasulullah shallallahu wa sallam beserta para Shahabatnya. Lalu menuduh semua pengikut Rasulullah salah dalam keyakinan ini. Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil Adzim. Maha Suci Allah atas apa yang kamu tuduhkan.
Celotehan Abdullah Hadrami, “Kita harus jujur bahwa tidak ada kelompok yang sempurna dan kewajiban kita adalah saling mengingatkan, saling menasehati, meluruskan dan melengkapi serta saling mendoakan.”
“Tidak ada kelompok yang sempurna”??? Dimanakah kelompok Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para Shahabatnya? Dimanakah golongan Allah yang beruntung? Dimanakah al-Firqah an-Najiyah (golongan yang selamat)? Dimanakah Ahlus Sunnah Wal Jamaah? Dimanakah pengikut Salafus Shalih yaitu Salafiyyin?
Allah berfirman, “Dan orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan shahabat Muhajirin dan Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga (al-Jannah) yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal didalamnya. Itulah keberuntungan yang agung.” (at-Taubah: 100)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Senantiasa ada dari Umatku sekelompok orang (thaifah) yang selalu menang diatas Al-Haq, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang menelantarkannya (tidak mau menolong) sampai datangnya keputusan Allah.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Al-Imam Ahmad berkata, “Jika mereka Thaifah yang selalu menang itu bukanlah Ahlul Hadits, maka aku tidak tahu lagi siapakah yang dimaksud”.
Al-Qadhi Iyadh berkata, “Maksud al-Imam Ahmad adalah bahwa ath-Thaifah al-Manshurah adalah Ahlus Sunnah dan orang-orang yang meyakini madzhab Ahlul Hadits.” ( Fathul Bari 1/164)
Namun jika yang dimaksud adalah perorangan dari Ahlus Sunnah, tentu sudah jelas tanpa adanya perselisihan di tengah Ahlus Sunnah bahwa yang Ma’shum dan terjaga dari kesalahan hanyalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Adapun selain dari Beliau shallallahu alaihi wa sallam bisa benar dan bisa salah. Dan Ahlus Sunnah tidak pernah mengkultuskan siapapun selain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Maka siapapun dari kalangan Ahlus Sunnah Salafiyyin yang salah, siapapun dia, maka harus diluruskan dan diingatkan. Tapi, sangat jelas sekali bukan ini yang dimaksud oleh Abdullah Hadrami yang sesat lagi menyesatkan.
Celotehan Hadrami, “Saudara-saudaraku yang saya cintai karena Allah. Apabila terjadi perbedaan pendapat, ketimbang harus emosional dan vonis sesat serta neraka, alangkah baiknya jika pikiran masing-masing pihak dikomunikasikan dengan baik, lalu didiskusikan layaknya orang dewasa yang memiliki basis moral akhlakul karimah dan intelektual islami.”
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“ Jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)
Al-Haq tidaklah pantas diperlakukan sebagaimana barang dagangan dengan system tawar-menawar. Al-Haq itu untuk menghukumi bukan dihukumi. Al-Haq itu yang memutuskan dan bukan diputusi. Maka semua perselisihan yang terjadi di tengah kita, wajib kita kembalikan kepada Kitabullah dan As-Sunnah dan tidak sebaliknya justru Kitabullah dan As-Sunnah yang mengikuti hasil diskusi tawar menawar manusia.
Jelek sekali prasangka anda wahai Abdullah Hadrami terhadap Rasulullah, Para Shahabatnya dan Salafiyyin. Engkau hukumi mereka sebagai orang-orang emosional, memvonis sesat, serta neraka. Lalu secara tersurat engkau mentazkiyah diri-diri yang rendah ini bisa berkomunikasi dengan baik, dewasa, dan berakhlaq karimah dan intelek. Sedangkan secara tersirat engkau menuduh hukum Rasulullah, para sahabat dan Salafiyyin pengikut mereka sebagai orang yang tak berbasis moral akhlaqul karimah? tak berintelektual Islami? Tak dewasa? Tak bisa berkomunikasi dengan baik? Subhanallah atas sifat yang kau tuduhkan meski ‘hanya’ tersirat.
Vonis-vonis sesat terhadap 72 golongan yang menyempal, bahkan vonis neraka bagi mereka, itu datang dari Nabi-mu wahai Abdullah. Vonis-vonis sesat terhadap Khawarij sebagai nenek moyang Ikhwanul Muslimin itu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Shahabat Nabi wahai Abdullah. Vonis-vonis sesat terhadap Shufiyyah, Jahmiyyah, Mu’tazilah, Asy’ariyyah, Maturidiyyah, Mulhidin (Liberalisme), Syi’ah Rafidhah, Qadariyyah, Jabriyyah, yang kemudian pada hari ini menjelma menjadi sekian banyak ormas dan sekte-sekte, itu semua adalah vonis dari para Ulama besar Ahli Hadits dari masa Shahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in wahai Abdullah Hadrami.
Lalu…? Lalu..?
Apakah para Ulama besar ahli hadits itu Emosional dalam memvonis sesat?
Apakah mereka tidak bisa berkomunikasi dengan baik?
Apakah mereka tidak dewasa?
Apakah mereka tidak berbasis moral akhlaqul karimah?
Apakah mereka bukan para Intelektual Islam?
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “ Sebaik-baik masa adalah generasiku (para shahabat), kemudian generasi setelahnya (Tabi’in), kemudian generasi setelahnya (Tabi’ut Tabi’in).” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah senantiasa menjaga kami untuk tetap istiqamah di atas jalannya Rasulullah dan Para Shahabatnya. Semoga Allah memerangi kalian wahai musuh-musuh Allah. Dan semoga Allah melimpahkan Taufiq serta hidayahnya kepada kaum muslimin yang kami cintai.
Wa Shalallahu ‘ala Muhammad wa Ala Alihi Wa Shahbihi Wa Sallam
Yogyakarta, Ahad 22 Rabi’ul Awwal 1437 H/ 03 Januari 2016
Al Faqir Ila Afwi Rabbihi
Hamzah Rifa’i

Mertua Saya Salafi, Dan Pemikiran nya Sempit - Ustadz Abdullah S.Hadrami
Permintaan maaf ustadz abdullah soleh hadrami karena telah membid'ahkan sholawat nariyah
Saya dulu SALAFI
72 Golongan Ahli Neraka - Ustadz Abdullah Hadrami (bukan bahasan ilmu, penghujatan)
Apa Itu Bid'ah?--Ustadz Abdullah Hadrami
Bandingkan dengan paparan dibawah :
Nasihat Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-'Utsaimin Dan Syaikh Ali Hasan Al Halabi Bagi Pelaku Bid'ah. Hakikat Bid’ah Oleh As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki, Habib Umar Bin Hafidz Dan Muti Mesir DR. Ali Jum'ah, DR. M. Quraish Shihab, Buya Yahya, Ust. Abdul Somad LC , Ust. Adi Hidayat, Habib Novel, Dan Habib Rizieq Sihab, Abdullah Hadromi.
Index "Bid'ah"