Menjawab Tuduhan ust Dzulqarnain, ust Muflih Safitra, ust Luqman ba'abduh - ust Abd sholeh Hadrami (ungkapan jahil tanpa ilmu)
Ustadz
Ini Ngaku Mantan Salafi Tapi Kok Begini?? - Ustadz Muflih SafitraMenanggapi
Klarifikasi Abdullah Al-Hadromy | Ustadz Abul Faruq HafizhahullahKritik Ilmiah Pendapat Ustadz 'Abdul Somad dan Ustadz
'Abdullah Sholeh Hadrami - Ustadz DzulqarnainKritik Ilmiah Pendapat Ustadz 'Abdul Somad dan Ustadz
'Abdullah Sholeh Hadrami - Ustadz Dzulqarnain
Siapakah
Golongan Yang Selamat (Al-Firqatun An-Najiyyah) ? Simak Dan Bandingkan
Penjelasan Dua Doktor “UI Madinah” Dan “UIN Jakarta”
Untuk
Pendengki Salafi Dan MPU Aceh, Bisa Jawab 5 (Lima) Pertanyaan Yang Paling
Mendasar Dibawah Ini ? (lihat jawaban pertanyaan point 1)
Untuk
Penuduh Salafi Mudah Mengkafirkan (Mati Ketawa Ala Buya Yahya)
Kritik Untuk Saudara-Saudaraku Sesama
Salafy
Kita sering mendengar sebuah hadits yang
sangat terkenal bahwa umat Islam terpecah menjadi 73 golongan, semuanya masuk
neraka hanya satu golongan yang masuk surga.
Salafy mempenyai keyakinan bahwa satu
golongan yang masuk surga itu hanya Salafy saja sedangkan yang lainnya masuk
neraka.
Menurut keyakinan Salafy golongan
seperti; Asy’ari, Maturidi, NU, Muhammadiyah, Haba’ib, Al-Irsyad, Persis,
Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin adalah termasuk 72 golongan yang masuk
neraka.
Salafy yang tidak berkeyakinan seperti
ini pasti dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi.
Apalah artinya kita berpura-pura baik dan
dakwah lemah lembut serta akrab dengan tokoh-tokoh NU dan yang lainnya
sementara kita berkeyakinan bahwa kelompok tersebut termasuk 72 golongan yang
masuk neraka, bukankah ini adalah “taqiyah” mirip ajaran syi’ah, yaitu
berpura-pura karena masih minoritas dan takut..?!
Saya Muslim Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Salafy, ini adalah pilihan saya, semua umat Islam adalah saudara saya dan saya
tidak setuju dan tidak sependapat dengan keyakinan seperti ini dan bertaubat
serta memohon ampun kepada Allah atas kesalahan saya dimasa lalu dan harapan
saya adalah kita semua sama-sama masuk Jannah.
Saya mengajak teman-teman untuk berpikir
kembali dan tidak terus menerus berada dalam keyakinan yang seperti itu. Apalah
artinya istiqamah dan kokoh tapi dalam keyakinan yang salah..?!
Kita harus jujur bahwa tidak ada kelompok
yang sempurna dan kewajban kita adalah saling mengingatkan, saling menasehati,
meluruskan dan melengkapi serta saling mendoakan.
Saudara-saudaraku yang saya cintai karena
Allah, apabila terjadi perbedaan pendapat, ketimbang harus emosional dan vonis
sesat serta neraka, alangkah baiknya jika pikiran masing-masing pihak
dikomunikasikan dengan baik, lalu didiskusikan layaknya orang dewasa yang
memiliki basis moral akhlakul karimah dan intelektual Islami.
Kita harus terus belajar, belajar,
belajar dan jangan pernah berhenti dari belajar karena ilmu adalah ibarat
lautan tidak bertepi.
Ya Allah, hanya kepadaMu hamba mengadu…
Semoga Bermanfaat.
Malang,
Sabtu 21 Rabi’ul Awwal 1437 / 02 Januari 2016
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya
Abdullah Sholeh Hadrami
Hamba Allah yang selalu berharap petunjuk, ampunan dan kasih sayangNya
Abdullah Sholeh Hadrami
@AbdullahHadrami
KeSuperannya, lihat disini :
Biografi: Ustadz Abdullah Sholeh
Ali Hadrami
Kritikku Untuk Saudaraku Sesama Salafi |
Membantah #UAS |
Ustaz #Dzulqarnain #ManhajSalaf #Salafi
Kritik Ilmiah Pendapat Ustadz 'Abdul Somad dan
Ustadz 'Abdullah Sholeh Hadrami - Ustadz Dzulqarnain
Dakwah salaf suka mantahdzir dan tidak tabayyun
? - Ustadz Dzulqarnain bin Muhammad Sunusi (108 Comments)
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz
salafi Part 1_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz
salafi Part 2_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz
salafi Part 3_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz
salafi Part 4_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz salafi Part
5_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
5_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Muhammad Abdullah Soleh Hadrami bukan Ustadz
salafi Part 6_Ustadz Dzulqarnain Muhammad Sunusi
Kritik Untuk Saudaraku, Abdullah Hadrami
Umar bin Fauzi Baladraf
Tuduhan demi tuduhan tak henti-hentinya
dihembuskan kepada Dakwah Salafiyah yang mubarokah ini dan para pengembannya.
Tapi dengan izin Allah, Dakwah Salafiyah ini kan terus maju dan semakin
menebarkan keharuman sunnah dan atsar di tengah umat. Dakwah Salafiyah kan
selalu tegak diatas kebenaran, menampakkan yang benar dan tidak akan
menyembunyikannya.
Di antara tuduhan yang dilontarkan kepada
para pengemban dakwah ini adalah sebuah artikel yang berjudul “Kritik Untuk
Saudara-Saudaraku Sesama Salafy” yang ditulis oleh saudara Abdullah Sholeh
Hadrami.
●Dalam artikel tersebut beliau berkata : Kita
sering mendengar sebuah hadits yang sangat terkenal bahwa umat Islam terpecah
menjadi 73 golongan, semuanya masuk neraka hanya satu golongan yang masuk
surga.
●Salafy berkata : Hadits yang beliau maksud
adalah Sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
وَإِنَّ بَنِي إِسْرَائِيلَ تَفَرَّقَتْ عَلَى
ثِنْتَيْنِ وَسَبْعِينَ مِلَّةً وَتَفْتَرِقُ أُمَّتِي عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ
مِلَّةً كُلُّهُمْ فِي النَّارِ إِلَّا مِلَّةً وَاحِدَةً قَالُوا وَمَنْ هِيَ يَا
رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَا أَنَا عَلَيْهِ وَأَصْحَابِي
“Sesungguhnya bani Israel terpecah
menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah menjadi 73 golongan, semuanya
masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan saja.” Para sahabat bertanya
“Siapakah mereka wahai Rasulullah?”. Beliau menjawab : “Yaitu mereka yang
berada di atas jalanku dan para sahabatku” [HR. Tirmidzi dan yang lainnya]
●Lalu beliau berkata : Salafy mempenyai
keyakinan bahwa satu golongan yang masuk surga itu hanya Salafy saja sedangkan
yang lainnya masuk neraka.
●Salafy berkata : Sepertinya beliau masih
kurang paham tentang siapa itu Salafiyyin. Salafiyyin (secara umum) adalah
mereka yang mengikuti para salaf (sahabat, tabi’in dan tabiut tabiin) dalam
memahami agama ini, atau yang lebih dikenal dengan Manhaj Salaf.[1]
Salah besar apabila ada yang menganggap
bahwa Salafiyyin adalah sebuah kelompok/partai/golongan/organisasi yang
memiliki ketua/wakil, pimpinan pusat/pimpinan cabang, dan lainnya. Maka, siapa
saja yang menjalankan Islam sesuai dengan pemahaman para salaf otomatis menjadi
Salafiy tanpa registrasi apapun.
Dengan demikian, sesuai dengan sabda Nabi
di atas, siapa saja (secara umum) yang tidak menjalankan Islam sesuai dengan
pemahaman para salaf, otomatis terancam sebagai golongan penghuni Neraka.
●Beliau berkata : Menurut keyakinan Salafy
golongan seperti; Asy’ari, Maturidi, NU, Muhammadiyah, Haba’ib, Al-Irsyad,
Persis, Jama’ah Tabligh, Ikhwanul Muslimin adalah termasuk 72 golongan yang
masuk neraka. Salafy yang tidak berkeyakinan seperti ini pasti dikeluarkan dari
Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi.
●Salafy menjawab : Sepertinya beliau juga tidak
faham perbedaan antara paham keyakinan dengan organisasi. Memang, Sesuai dengan
dalil di atas bahwa Salafiyyin sangat anti dengan semua paham keyakinan selain
keyakinan yang dianut oleh para salaf. Salafiyyin hanya akan mengambil paham
yang dianut oleh para salaf saja.
Adapun organisasi, Salafiyyin tidak
pernah anti dengan organisasi selama organisasi tersebut dibangun dengan dasar
Tauhid dan Sunnah, bukan organisasi yang dibangun di atas Ta’asshub Hizbiyah
(fanatik golongan) yang selalu taklid buta dengan pimpinan organisasi. Oleh
karena itu, Salafiyyin memandang organisasi hanyalah sebuah kendaraan untuk
berdakwah.[2]
Beliau juga sepertinya tidak paham antara
Hukum Muthlaq dan Hukum Muqayyad. Hal ini terbukti ketika beliau menuduh Salafiyyin
berkeyakinan bahwa semua orang yang di luar Salafiyyin adalah penghuni neraka.
Ketahuilah wahai saudaraku Abdullah,
semoga Allah memberikanmu TaufiqNya.. Ketika Salafiyyin berkeyakinan bahwa
semua golongan yang tidak mengikuti para Salaf termasuk 72 golongan yang masuk
neraka, maka itu adalah hukum secara umum, tidak merujuk kepada individunya.
Atau bisa dikatakan itu adalah sebuah ancaman, bukan vonis penetapan. Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah pernah berkata :
أَنَّ التَّكْفِيرَ الْعَامَّ – كَالْوَعِيدِ
الْعَامِّ – يَجِبُ الْقَوْلُ بِإِطْلَاقِهِ وَعُمُومِهِ . وَأَمَّا الْحُكْمُ
عَلَى الْمُعَيَّنِ بِأَنَّهُ كَافِرٌ أَوْ مَشْهُودٌ لَهُ بِالنَّارِ : فَهَذَا
يَقِفُ عَلَى الدَّلِيلِ الْمُعَيَّنِ فَإِنَّ الْحُكْمَ يَقِفُ عَلَى ثُبُوتِ
شُرُوطِهِ وَانْتِفَاءِ مَوَانِعِهِ
“Sesungguhnya pengkafiran secara umum itu
seperti ancaman secara umum, maka hendaknya sebuah ucapan itu dibawa secara
lepas atau umumnya. Adapun hukum secara individu bahwa dia adalah seorang kafir
atau dipastikan masuk neraka, maka ini berhenti pada dalil yang khusus. Karena
hukum secara individu terhenti dengan terkumpulnya syarat-syarat pengkafiran
dan hilangnya penghalang-penghalang pengkafiran. [3]
Salafiyyin bukan seperti para Teroris
Khawarij yang mengobral murah vonis kafir kepada individu. Salafiyyin sangat
berhati-hati dan tidak serampangan dalam mengkafirkan seseorang, mereka
menganggap bahwa permasalahan ini adalah wewenang para ulama.
●Beliau berkata : Apalah artinya kita
berpura-pura baik dan dakwah lemah lembut serta akrab dengan tokoh-tokoh NU dan
yang lainnya sementara kita berkeyakinan bahwa kelompok tersebut termasuk 72
golongan yang masuk neraka, bukankah ini adalah “taqiyah” mirip ajaran syi’ah,
yaitu berpura-pura karena masih minoritas dan takut..?!
●Salafy berkata : Husnuzhon saya, beliau
mungkin menulis ini dalam keadaan lelah dan mengantuk karena aktifitas dakwah
beliau yang sangat padat (Barakallahu fiih). Jika tidak demikian, bagaimana
mungkin beliau menyamakan harumnya dakwah (mengajak semua manusia kepada
tauhid) yang telah dijalankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
dengan busuknya Taqiyah yang dijalankan oleh Rafidhah ??!!
Bukankah inti daripada dakwah adalah
menunjukkan jalan kebenaran kepada orang-orang yang tersesat ??
Bukankah Allah sendiri yang memerintahkan
untuk berdakwah secara lemah lembut ?
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ
وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
Serulah manusia kepada jalan Rabbmu
dengan hikmah dan kebaikan, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik [QS.
al-Nahl : 125]
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
juga bersabda
يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا
تُنَفِّرُوا
Mudahkanlah, jangan kalian persulit,
tenangkanlah, jangan membuat mereka lari [Muttafaq alaih]
Dan itupula yang dipraktekkan oleh
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri dalam dakwahnya. Beliau sering
menyampaikan tentang Neraka dan Adzab yang pedih kepada kaum Musyrikin Quraisy.
Bahkan beliau menyakini bahwa semua orang yang musyrik adalah penghuni Neraka
yang kekal abadi. Beliau bersabda
مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا
دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan
tidak berbuat syirik pada Allah dengan sesuatu apa pun, maka ia akan masuk
surga. Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik pada Allah, maka ia
akan masuk neraka” [HR. Muslim]
Meskipun demikian, mengapa beliau akrab
dan berlemah lembut kepada pamannya yang musyrik (Abu Thalib), bahkan sampai
menjelang wafatnya pun beliau masih berlemah lembut kepadanya dengan mengatakan
يَا عَمِّ قُلْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
كَلِمَةً أَشْهَدُ لَكَ بِهَا عِنْدَ اللَّهِ
Wahai pamanku, katakanlah Laa Ilaaha
Illallah, sebuah kalimat yang dengannya kelak akan aku persaksikan di hadapan
Allah. [Muttafaq alaih]
Beranikah anda mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sedang melakukan taqiyah kepada
pamannya ??
Dan perlu anda ketahui, Salafiyyin tidak
akan pernah takut kepada siapapun selain Allah meskipun jumlah mereka
minoritas. Salafiyyin sangat yakin dengan sabda Rasulullah
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي ظَاهِرِينَ
عَلَى الْحَقِّ لَا يَضُرُّهُمْ مَنْ خَذَلَهُمْ حَتَّى يَأْتِيَ أَمْرُ اللَّهِ
وَهُمْ كَذَلِكَ
Senantiasa ada sekelompok umatku yang
nampak di atas kebenaran, tidak akan membahayakan mereka orang-orang yang
memusuhinya sampai datang perkara Allah dan mereka masih tetap seperti itu
[Muttafaq alaih]
●Beliau berkata : Kita harus jujur bahwa tidak
ada kelompok yang sempurna
●Salafy berkata : Jika kesempurnaan yang
dimaksud adalah kesempurnaan secara perorangan, maka memang demikian adanya.
Karena tidak ada satupun manusia yang sempurna selain para Nabi dan Rasul.
Selain para Nabi dan Rasul masuk dalam sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam
كُلُّ بَنِي آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ
الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
Semua anak cucu Adam pasti berbuat salah,
dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah mereka yang senantiasa
bertaubat [HR. Ibnu Majah]
Demikian pula apabila yang beliau maksud
adalah kesempurnaan kelompok berupa organisasi, partai, golongan, dan lainnya.
Maka memang benar adanya bahwa semua kelompok organisasi itu tidak ada yang
sempurna.
Namun apabila yang beliau maksud adalah
kelompok berupa paham keyakinan (Salafy, Asy’ari, Maturidi, dan lainnya), maka
hendaknya beliau merujuk kembali kepada al-Qur`an dan Hadits-hadits Nabi.
Sungguh terlalu banyak bukti-bukti yang menunjukkan bahwa Allah menghendaki
hanya ada satu jalan kelompok yang sempurna, yaitu jalannya kelompok yang
berkeyakinan sebagaimana keyakinannya para salaf. Allah azza wa jalla berfirman
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ
الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا
الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Orang-orang terdahulu lagi pertama (masuk
islam) dari golongan muhajirin dan anshor dan orang-orang yang MENGIKUTI MEREKA
dengan baik, Allah ridho kepada mereka dan mereka ridho kepada Allah dan Allah
menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya
selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. [QS.
al-Tawbah 100]
Abdullah ibnu Mas’ud pernah meriwayatkan
akan hal ini, beliau mengatakan
خَطَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ خَطًّا بِيَدِهِ ثُمَّ قَالَ هَذَا سَبِيلُ اللَّهِ مُسْتَقِيمًا قَالَ
ثُمَّ خَطَّ عَنْ يَمِينِهِ وَشِمَالِهِ ثُمَّ قَالَ هَذِهِ السُّبُلُ وَلَيْسَ
مِنْهَا سَبِيلٌ إِلَّا عَلَيْهِ شَيْطَانٌ يَدْعُو إِلَيْهِ ثُمَّ قَرَأَ {
وَانَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ
فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ}
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam
pernah membuat sebuah garis dengan tangannya lalu berkata “Ini adalah Jalan
Allah yang lurus”. Lalu beliau membuat garis lagi di kanan dan kirinya seraya
berkata “Ini adalah Jalan yang banyak, tidaklah di setiap jalan itu melainkan
ada setan yang mengajak ke sana.” Lalu beliau membaca firman Allah “Dan inilah
jalanKu yang lurus, maka ikutilah, janganlah kalian mengikuti jalan yang banyak
itu, niscaya kalian akan bercerai berai dari jalanNya.” [HR. Ahmad]
Dengan demikian, saya mengajak saudaraku,
Abdullah, untuk berpikir kembali dan tidak terus menerus berada dalam keyakinan
yang seperti itu. Apalah artinya istiqamah dan kokoh tapi dalam keyakinan yang
salah..?!
[1] Syaikh Salim bin Id al-Hilaly,
Limaadza Ikhtartu al-Manhaj al-Salafy, hal.33
[2] Penulis adalah seorang Salafy
Mahasiswa Pascasarjana Univ. Muhammadiyah Surabaya, dan Pengajar Tarbiyah
Diniyah Al-Irsyad Al-Islamiyyah Surabaya.
[3] Syaikhul Islam, Majmu’ Fatawa 14/498
====================================
Surabaya, 24 Rabi’ al-Awwal 1437
Umar bin Fauzi Baladraf
Sekali Lagi Tentang Ustadz Abdullah
Sholeh Hadrami, Anda Mau Kemana?
Suka menuduh ustadz yang mengoreksi
ustadz lain yang keliru sebagai tukang mencari-cari kesalahan…..
Sepertinya dia lebih suka ustadz yang
keliru tersebut tidak usah dikoreksi dan diluruskan.
Lantas apa kesalahan yang ada dibiarkan
begitu saja tanpa perlu dikoreksi?
Duh, kasihan umat…
ASH sendiri kerjaannya, suka mencari-cari
kesalahan ustadz-ustadz sunnah, tanpa tabayyun terlebih dahulu…
Akhirnya ia terjerumus terhadap
tuduhannya sendiri yang sering ia lontarkan kepada orang lain…
Karena tidak tabayyun, akhirnya ia gagal
paham tentang apa yang dipahami oleh para ustadz sunnah. Sehingga mengeluarkan
tuduhan-tuduhan yang sangat tidak ilmiyah dan hanya berdasarkan perasaannya
yang mudah emosi dan super baper.
Misalnya :
Dia menuduh salafy mengkafirkan kelompok
di luarnya?
Dia menuduh salafy mengkavling surga
untuk diri mereka sendiri?
Padahal, mengkritik orang atau kelompok
atau organisasi tertentu tidak otomatis melazimkan vonis sesat… apalagi sampai
mengkafirkan?
Bukankah para ulama sunnah pun sudah
terbiasa saling mengkritik??
Logika berfikir ASH, kalau ada kesalahan
dibiarkan saja.
Kalau ada organisasi yang jatuh pada
kesalahan dan kekeliruan bahkan yang fatal sekalipun, maka tdk perlu dikritik.
Kalau ada habaib yang keliru, maka dibiarkan
saja…
Dan ini semua dengan alasan demi umat?
Padahal, bisa jadi yang mengkritik lebih
ikhlas dan lebih memikirkan umat.
Mereka tetap mengkritik meskipun
resikonya harus dicela dan dituduh memecah belah umat.
ASH suka nuduh tanpa bukti, diantara
contohnya ia menuduh negara Arab (termasuk saudi) membela Yahudi.
Tidakkah dia tahu, berapa trilyun bantuan
Kerajaan Arab Saudi yang telah diberikan kepada rakyat palestina setiap
tahunnya?
Tidakkah dia tahu bahwa Arab Saudi tidak
membuka sama sekali hubungan diplomatik dgn israil?
ASH, anda mau kemana?
Oleh : DR Firanda Andirja, MA
Sumber: Fb Ustadz Badrus Salam
ABDULLAH HADRAMI MENISTA DAKWAH
SALAFIYYAH (“MENJAGAL” TUKANG JAGAL DARI JAGALAN)
بسم الله الرحمن الرحيم
(Bagian 1)
:الحمد
لله و الصلاة و السلام على رسول الله و أشهد أن لا إله إلا الله و أشهد أن محمدا
عبده و رسوله، أما بعد
Berkedok sebagai seorang Salafy, dibalik
punggung dakwah Salafiyyah, Abdullah Hadrami bermanuver layaknya virus kanker
yang mematikan. Tapi sebenarnya itu adalah anggapan yang keliru, sama sekali
dia bukanlah virus kanker yang mematikan. Dia hanyalah seekor laba-laba kecil
yang bercita-cita bisa terbang seperti rajawali yang menguasai angkasa. Dia
ingin menaklukan semua burung yang mampu terbang tinggi.
Mulailah ia membangun istana yang megah
lagi kuat, menurutnya. Dan, berhasil juga ia membuat istana itu, sebagai
perangkap atas siapa saja yang melewatinya. Tampil menantang siapapun yang
mampu mengalahkan kuatnya istana yang dibangunnya. Namun, hanya isapan jaring
yang ia dapatkan. Tidaklah ia makhluk yang kuat, tidak pula memiliki istana
perangkap yang kokoh. Jaring laba-laba? Ohh.. alangkah rapuhnya istana yang kau
buat. Hanya mampu menaklukan seekor laron di musim penghujan dan beberapa
serangga kecil lainnya. Abdullah Hadrami, berkacalah dan penuhilah rumahmu
dengan cermin. Engkau bukanlah makhluk yang kuat, lalu mengapa engkau berani
dengan lancangnya menistakan dakwah Salafiyyah yang dibangun oleh Sang utusan
Allah dan para sahabatnya. Hadits yang sangat tinggi kemuliaannya engkau tak
membenarkannya ? kerugian bagimu wahai Abdullah.
Bagi anda yang tidak mengenal kebusukan
manhaj Abdullah Hadrami, marilah kita ‘sedikit’ berkenalan dengan laba-laba
kecil ini :
Gambar 1. Tulisan Abdullah Hadrami,
berlagak sebagai Salafy sedang mengritik Salafy
Selain disebarkan melalui akun
facebooknya, tulisannya juga disebarkan via situsnya, http://www.kajianislam.net/2016/01/kritik-untuk-saudara-saudaraku-sesama-salafy/
Judul tulisan singkat yang cukup
mengagumkan, “Kritik Untuk Saudara-Saudaraku Sesama Salafy“. Wahai Abdullah,
mimpi apa engkau semalam? bertemu syaithan-kah? Sejak kapan engkau menjadi
seorang Salafy? Berapa banyak orang yang menganggap dirinya Salafy tapi
hanyalah pakaian tipuan yang ia kenakan untuk melariskan dagangan busuknya.
Cukuplah kalimat-kalimat yang kau susun itu menunjukkan bukti bahwa engkau
memusuhi dakwah Salafiyyah. Terlebih jika ditambah seabreg kebusukan lainnya.
Abdullah Hadrami berkata, “Kita sering
mendengar sebuah hadits yang sangat terkenal bahwa umat Islam terpecah menjadi
73 golongan, semuanya masuk neraka hanya satu golongan yang masuk surga. Salafy
mempunyai keyakinan bahwa satu golongan yang masuk surga itu hanya Salafy saja,
sedangkan yang lainnya masuk neraka”.
Wahai Abdullah tidakkah anda paham makna
kalimat yang engkau tulis? Artinya anda menentang esensi dan eksistensi dari
hadits yang mulia di atas.
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda,
ستفترق أمتي على ثلاثة و سبعين فرقة كلهم في
النار إلا واحدة. قيل : من هي يا رسول الله ؟ قال : ما أنا عليه و أصحابي
“Umatku akan terpecah-belah menjadi
73 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan.” Beliau ditanya, “
Siapakah dia wahai Rasulullah ?” Beliau menjawab, “(golongan) yang berada di
atas apa yang aku dan para shahabatku berada.” (Hasan, HR. at-Tirmidzi dalam
sunannya “Kitabul Iman Bab Iftiraqul Hadzihil Ummah”, dari sahabat Abdullah bin
Amr bin al-Ash radhiyallahu ‘anhuma)
Dengan lancangnya anda menyelisihi Sabda
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang membawa pesan mulia dari
langit, dari Rabb semesta alam. Siapakah anda wahai laba-laba kecil? Rasulullah
mengatakan “Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan”, lalu anda berani membantahnya?
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam juga bersabda :
فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا.
فعليكم بسنتي و سنة الخلفاء الراشدين المهديين. عضوا عليها بانواجذ
“Sesungguhnya siapa saja diantara kalian
yang hidup sepeninggalku nanti, niscaya akan melihat perselisihan yang banyak
(dalam memahami agama ini). oleh karena itu, wajib bagi kalian untuk berpegang
teguh dengan sunnah (bimbinganku) dan Sunnah al-Khulafa’ ar-Rasyidin yang
terbimbing. Gigitlah ia dengan gigi geraham kalian (berpegang teguhlah
erat-erat dengannya)…(Shahih, HR. Abu Dawud, at-Tirmidzi, ad-Darimi, Ibnu
Majah, dan yang lainnya dari sahabat al-Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu anhu.
Lihat Irwa’ul Ghalil, hadits no. 2455)
Salafy memiliki keyakinan hanya satu yang
masuk surga dari 73 golongan, itu adalah keyakinan yang ditegaskan oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ditegaskan pula oleh
para shahabatnya radhiyallahu anhum. Bukan keyakinan yang dipungut oleh
Salafiyyin dari barak-barak pemberontak binaan Salman al-Audah dan tokoh
khawarij lainnya wahai pengagum Salman al-Audah!
Apa itu As-Salafiyyah? dan siapakah itu
Salafy?
Al-Qalsyani berkata : “ as-Salafus Shalih
adalah generasi pertama umat ini yang mendalam keilmuannya, berpegang kepada
hidayah (bimbingan) Nabi shallallahu alaihi wa sallam, menjaga sunnah
beliau, yang Allah pilih mereka untuk menjadi Shahabat Nabi-Nya. Allah pilih
mereka untuk menjadi para penegak Agama-Nya. Allah ridha mereka sebagai Imam
bagi umat ini. mereka telah berjihad di jalan Allah dengan sebenar-benar jihad.
Mencurahkan segala upaya untuk memperbaiki dan memberikan kebaikan untuk ummat.
Bahkan mereka mempertaruhkan jiwa mereka demi meraih ridha-Nya.”
Al-Bajuri berkata : “ Salaf adalah
generasi yang hidup pada masa tiga kurun yang utama, yaitu para shahabat,
tabi’in, tabi’ut tabi’in. merekalah yang disebut sebagai as-Salafus Shalih”
Al-Imam adz-Dzahabi berkata : “ As-Salafy
adalah seseorang yang berjalan di atas metodologi (manhaj) Salaf.”
Apakah Abdullah Hadrami adalah Salafy?
Jawab : Jelas bukan, karena dia tidak
meyakini bahwa hanya satu golongan yang dimasukkan ke dalam Surga. Dia
menyelisihi manhaj Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Bahkan dia
menentang makna kandungan hadits tentang perpecahan ummat ini menjadi 73 golongan.
Dia juga meyakini dakwah Salafiyyah yang dibawa oleh Rasulullah ini tidak
sempurna.
Abdullah berceloteh : “ Salafy yang tidak
berkeyakinan seperti ini pasti dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan
Salafy lagi.”
Benar sekali wahai Abdullah Hadrami,
barangsiapa yang telah sampai kepadanya hujjah dari Kitabullah dan Sunnah lalu
dia menyelisihi dan menentangnya, tentu dia bukanlah seorang Salafy, dia adalah
pengikut hawa nafsu. Persis sekali seperti kamu ini. Bagaimana mungkin ada
seorang Salafy yang tidak meyakini sebuah hadits yang shahih dari
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam? Bagaimana mungkin ada seorang
Salafy yang menentang Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nah,
kalau orang mengaku salafy tapi menyelisihi dan menentang Sabda
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam itu banyak, salah satunya
adalah engkau wahai hadrami. Dan salah satu hadits yang paling dibenci oleh
Ahlul ahwa’ sejak zaman dahulu adalah hadits tentang perpecahan ummat menjadi
73 golongan. Mereka menentang dengan bermacam-macam takwil bathil yang tidak
dijelaskan oleh Salafus Shalih. Apakah orang seperti itu akan disebut sebagai
Salafy?
Bukankah Allah berfirman,
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُوْلَ مِنْ بَعْدِ مَا
تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيْلِ الْمُؤْمِنِيْنَ نُوَلِّهِ
مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيْرًا
(artinya) : “ Dan barangsiapa menentang
Rasul setelah jelas baginya petunjuk, dan mengikuti selain jalan orang-orang
yang beriman, kami biarkan ia leluasa bergelimang dalam kesesatan dan kami
masukkan ia kedalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
( an-Nisa’:115)
Celotehan Abdullah Hadrami : “ Menurut
keyakinan salafy golongan seperti; Asy’ari, Maturidi, NU, Muhammadiyah, Habaib,
Al-Irsyad, Persis, Jama’ah Tabilgh, Ikhwanul Musilmin adalah termasuk 72
golongan yang masuk neraka. Salafy yang tidak berkeyakinan seperti ini pasti
dikeluarkan dari Salafy dan dianggap bukan Salafy lagi. Apalah artinya kita
berpura-pura baik dan dahwah lemah lembut serta akrab dengan tokoh-tokoh NU dan
yang lainnya sementara kita berkeyakinan bahwa kelompok tersebut termasuk 72
golongan yang masuk neraka, bukankah ini adalah “taqiyyah” mirip ajaran
syia’ah, yaitu berpura-pura karena masih minoritas dan takut..?!”
Si Abdullah Hadrami sedang curhat tentang
pengalaman diri sendiri, tentang kebiasaanya dekat dan bergaul dengan
toko-tokoh ahlul ahwa’ dan ahlul bid’ah. Ia sedang berkeluh kesah tentang
sikapnya yang tak ubah seperti Syi’ah dalam bertaqiyyah. Tak sadar ia sedang
mempraktekan sebuah ucapan bijak “ Burung itu hanyalah hinggap bersama burung
yang sejenis dengannya “. Kebanyakan bercampur baur dengan 72 golongan
berakibat lumpuh, bisu, dan tuli. Virus 72 golongan sesat telah merasuki
jantung dan darahnya. Pun tak mampu lagi bisa membedakan warna dan rasa. Lalu
dia anggap 73 golongan semuanya adalah Salafy yang akan masuk surga.
Siapakah yang berpura-pura baik wahai
Abdullah Hadrami?
Siapakah yang sedang bertaqiyyah wahai
Abdullah Hadrami?
Siapa yang berpura-pura karena sebab
masih minoritas?
Siapa yang takut wahai Abdullah Hadrami?
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam telah mengajarkan kepada Ummatnya dengan ajaran yang sempurna.
Beliau mengajarkan etika dan budi pekerti dalam bergaul bersama beragam
manusia. Bergaul bersama muslim, kafir dan munafik. Bergaul bersama tua dan
muda. Bergaul bersama pria dan wanita. Bergaul bersama kerabat, tetangga, dan
orang asing. Bergaul bersama masyarakat dan pemerintah. Semua itu diatur dalam
ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan bukan “
kepura-puraan”. Itu adalah amalan shalih dan bukan taqiyyah.
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam berbuat baik kepada Pamannya dan kerabat-kerabatnya yang kafir,
apakah itu kepura-puraan dan taqiyyah?
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam berbuat baik kepada orang-orang munafik, apakah itu kepura-puraan
dan taqiyyah?
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam berbuat baik kepada tetangganya yang kafir, apakah itu
kepura-puraan dan taqiyyah?
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam melarang menumpahkan darah kafir dzimmi dan kafir mu’ahad
kecuali dengan hak atasnya, apakah itu kepura-puraan?
Wahai Abdullah Hadrami, agama Islam
adalah agama yang haq dan bukan agama sandiwara dan pura-pura. Anda harus
belajar dari TK lagi untuk mengulang pelajaran Sirah Nabawiyyah yang indah. Dan
anda jangan pernah mengaku sebagai Salafy sebagaimana laba-laba merindukan
bulan. Kecuali anda bertaubat dan kembali kepada jalan Salafus Shalih.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ هَٰذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ ۚ
عَلَىٰ بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي ۖ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا
مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Allah Ta’ala berfirman,(artinya): “
Katakanlah, inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
menyeru (kalian) kepada Allah dengan ilmu yang nyata. Maha Suci Allah dan aku
tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (Yusuf : 108)
ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ
وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ
رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ
بِٱلْمُهْتَدِينَ
(artinya): “ Serulah manusia kepada jalan
Rabb-mu dengan hikmah dan pengajaran yang baik dan bahtahlah mereka dengan cara
yang baik.” (an-Nahl: 125)
Dakwah Salafiyyah adalah dakwah suci yang
dibawa oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam untuk menyeru
semua manusia ke jalan Allah dan memperingatkan mereka dari tipu daya Iblis dan
para penolongnya. Dakwah Salafiyyah adalah dakwah bijak yang menempatkan segala
sesuatu pada tempatnya. Ada kalanya bersikap lemah lembut dan ini merupakan
pondasi dasar dalam berdakwah mengajak manusia kepada kebaikan. Ada kalanya
bersikap keras dan tegas, seperti ketika menghadapi para penyeru-penyeru kepada
kebathilan dan kesesatan seperti dalam menghadapimu wahai Abdullah Hadrami dan orang-orang
yang semisal denganmu atau lebih buruk darimu.
Dakwah Salafiyyah adalah dakwah yang
selalu menanamkan prinsip Tashfiyyah dan Tarbiyyah, pembersihan dan pengajaran.
Dakwah Salafiyyah senantiasa menjaga kesucian ajaran Islam dari keyakinan dan
pemahaman-pemahaman nyleneh yang beragam. Dakwah Salafiyyah tidak pernah kita
biarkan terkotori dengan beragam keanehan-keanehan pemikiran yang datang dari
72 golongan yang menyimpang. Diantara golongan-golongan tersebut ada yg masih
masuk dalam 72 golongan dan ada diantara mereka yang telah kafir keluar dari 72
golongan tersebut seperti Syia’ah Rafidhah dan Jahmiyyah.
Wahai Abdullah Hadrami, Tentu anda pasti
dibuat bingung dengan siapakah 72 golongan yang menyimpang? dan siapakah satu
golongan yang selamat? karena anda adalah salah satu tokoh diantara 72 golongan
tersebut. Seandainya anda adalah seorang Salafy, pastilah tidak ada kebingungan
dalam menentukan. Karena seorang Salafy terbimbing dengan keyakinan yang
menghujam sebagaimana Kitabullah dan As-Sunnah yang senantiasa menemaninya.
Apakah Salafiyyah menghajr dan mentahdzir
semua muslimin yang bukan Salafy ?
As-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhaly
–hafidzahullahu- berkata, “Sesungguhnya ahlul bid’ah sekarang ini jumlahnya
banyak, mereka memenuhi bumi wal ‘iyyadzubillah! Maka kita tidak menghajr
manusia seluruhnya karena tiada lain merekalah sasaran dakwah kita. Kita
dakwahi mereka kepada Allah dengan hikmah dan nasehat-nasehat yang baik.
Dan adapun pimpinan-pimpinan yang
memusuhi dakwah dan orang-orang yang menyeru kepada kebathilan, baik
didalam bulletin, majalah, buku, kaset, muhadharah, pertemuan dan
website-website mereka, maka mereka inilah yang diperangi. Diperingatkan
umat dari mereka, tidak membaca tulisan mereka dan tidak pula mengambil faedah
dari mereka.
Sedangkan orang-orang awwamnya yang
masih sedikit ilmunya lagi tertipu oleh mereka, maka kita dakwahi mereka ini
dengan hikmah dan nasehat yang baik. Ucapan ini dikuatkan pula oleh ucapan dan
cara bermuamalah para Ulama Ahlussunnah. Mereka mendakwahi orang-orang awwam
ini kepada Allah Tabaraka Wa Ta’ala. Para Ulama tidak menghajr orang-orang
awwam ini sebagaimana mereka menghajr ulama yang jahat, jelek lagi sesat.
Pahamilah ini! Bahkan, jangan sampai
sebagian kalian memahami bahwa setiap orang yang terjatuh kedalam bid’ah
maka diterapkan pula hajr kepadanya, tidak ada perbincangan dengannya, tidak
ada dakwah, dan tidak ada pula nasehat apapun! Tidak demikian ! Dakwah
tetap harus ditegakkan, meskipun kepada orang-orang kafir, yahudi dan nashrani.
Dakwah juga harus ditegakkan terhadap ahlul bid’ah, tapi seseorang tidak
boleh lembek sehingga pergi keluar masuk kepada mereka, kemudian menjadi ramah
dengan mereka, hingga akhirnya dia hilang binasa.” (Majmu’ Kutub wa Rasail wa
Fatawa as-Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkhaly 2/351-352)
Alhasil, Abdullah Hadrami tidak bisa
membedakan antara Dakwah Hikmah ‘ala Salafiyyah dengan Dakwah Taqiyyah ‘ala
Syi’ah.
Celotehan palsu Abdullah Hadrami : “Saya
Muslim Ahlus Sunnah Wal Jamaah Salafy, ini adalah pilihan saya, semua umat
islam adalah saudara saya dan saya tidak setuju dan tidak sependapat dengan
keyakinan seperti ini dan bertaubat serta memohon ampun kepada Allah atas
kesalahan saya dimasa lalu dan harapan saya adalah kita semua sama-sama masuk
Jannah. Saya mengajak teman-teman untuk berpikir kembali dan tidak terus menerus
berada dalam keyakinan yang seperti itu. Apalah artinya istiqamah dan kokoh
tapi dalam keyakinan yang salah”
Saya tegaskan wahai Abdullah, anda
bukanlah Salafy, anda bukanlah Ahlus Sunnah Wal Jama’ah. Anda adalah ahlul
bid’ah yang menyeru kepada pemikiran yang sesat. Menyeru manusia untuk
menyelisihi Sunnah Nabi. Anda membiarkan manusia diatas kesesatan dengan
legalitas palsu yang anda serukan.
Dengan penegasan dari anda bahwa anda
tidak sependapat dengan Rasulullah dan para Shahabat dalam hadits perpecahan
umat, itu sudah sangat cukup menunjukkan hitamnya hidung anda. Mantap sekali
kamu katakan, “ Saya tidak setuju dan tidak sependapat dengan keyakinan seperti
ini.” Hebat sekali anda untuk tidak sependapat dengan Sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dan para Shahabat-nya. Lebih hebat lagi ketika anda
anggap itu adalah dosa lalu menggiring anda untuk bertaubat serta memohon ampun
kepada Allah.
Apakah Rasulullah dan para Shahabatnya
juga kamu anggap berdosa dan salah dengan keyakinan tersebut lalu anda pun
memerintahkan mereka untuk bertaubat kepada Allah? Terus, sebenarnya yang
menjadi utusan Allah itu adalah Muhammad bin Abdillah al-Qurasyi shallallahu
alaihi wa sallam ataukah Abdullah Sholeh Hadrami hadahullah?
Harapan yang mulia, “ dan harapan saya
adalah kita semua sama-sama masuk Jannah.” Wahai Abdullah, bahtera itu tidaklah
berlayar di atas tanah yang gersang”. Allah telah menetapkan satu jalan yang
benar lagi lurus menuju Jannah. Bukan kita yang menetapkan. Rasulullah telah
menunjukkan jalan lurus yang mengantarkan kepada Jannah. Bukan kita yang
menetapkan. Semua orang bisa berharap dan bercita-cita masuk surga, bahkan
orang kafir juga demikian. Orang Nashrani yang paling jahat pun mereka meyakini
sebagai penghuni surga meskipun membawa kejahatan sebesar bumi dan langit
dengan Isa bin Maryam sebagai Anak Allah dan penebus dosa (Subhanallah ‘ala maa
yasifun). Berapa banyak orang yang menghendaki kebaikan namun tidak berhasil
menggapainya.
Bahkan dengan kalimat yang anda susun,
tersirat padanya bahwa semua 72 golongan sesat juga dimasukkan kedalam surga.
Syi’ah yang mencaci maki Rasulullah, istri, dan para Shahabatnya tidak sesat?
Khawarij yang membunuhi Para Shahabat dan kaum muslimin tidak sesat?
Tokoh-tokoh Liberal yang mendominasi pimpinan pusat ormas NU dan Muhammadiyah
tidak sesat? Habaib yang menyeru manusia untuk beribadah kepada kubur, shalat,
menyembelih, berdoa meminta kepada ahli kubur itu tidak sesat? Asy’ariyyah dan
Maturidiyyah yang mengingkari sebagian sifat-sifat Allah tidak sesat? Ikhwanul
Muslimin dengan Sayyid Qutubnya yang mengkafirkan seluruh muslimin kecuali
pengikutnya tidak sesat? Jama’ah Tabligh yang tidak mempedulikan Tauhid
Uluhiyyah tidak sesat? atau siapapun yang mendukung dan tidak menyalahkan
keyakinan-keyakinan sesat diatas juga tidak dianggap sesat? Lalu semua 72
golongan sesat akan dimasukkan kedalam surga? Hebat sekali anda wahai Abdullah
Hadrami yang sesat lagi menyesatkan.
“Apalah artinya istiqamah dan kokoh tapi
dalam keyakinan yang salah..?!” Wahai Abdullah sepertinya anda sasarkan kalimat
ini kepada Nabi dan junjungan kita Rasulullah shallallahu wa sallam beserta
para Shahabatnya. Lalu menuduh semua pengikut Rasulullah salah dalam keyakinan
ini. Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil Adzim. Maha Suci Allah atas
apa yang kamu tuduhkan.
Celotehan Abdullah Hadrami, “Kita harus
jujur bahwa tidak ada kelompok yang sempurna dan kewajiban kita adalah saling
mengingatkan, saling menasehati, meluruskan dan melengkapi serta saling
mendoakan.”
“Tidak ada kelompok yang sempurna”???
Dimanakah kelompok Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan para
Shahabatnya? Dimanakah golongan Allah yang beruntung? Dimanakah al-Firqah
an-Najiyah (golongan yang selamat)? Dimanakah Ahlus Sunnah Wal Jamaah?
Dimanakah pengikut Salafus Shalih yaitu Salafiyyin?
Allah berfirman, “Dan orang-orang yang
terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan shahabat Muhajirin dan
Anshar, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Allah ridha kepada
mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka
surga-surga (al-Jannah) yang mengalir dibawahnya sungai-sungai, mereka kekal
didalamnya. Itulah keberuntungan yang agung.” (at-Taubah: 100)
Rasulullah Shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “Senantiasa ada dari Umatku sekelompok orang (thaifah)
yang selalu menang diatas Al-Haq, tidak akan membahayakan mereka orang-orang
yang menelantarkannya (tidak mau menolong) sampai datangnya keputusan Allah.” (HR.
al-Bukhari dan Muslim)
Al-Imam Ahmad berkata, “Jika mereka
Thaifah yang selalu menang itu bukanlah Ahlul Hadits, maka aku tidak tahu lagi
siapakah yang dimaksud”.
Al-Qadhi Iyadh berkata, “Maksud al-Imam
Ahmad adalah bahwa ath-Thaifah al-Manshurah adalah Ahlus Sunnah dan orang-orang
yang meyakini madzhab Ahlul Hadits.” ( Fathul Bari 1/164)
Namun jika yang dimaksud adalah
perorangan dari Ahlus Sunnah, tentu sudah jelas tanpa adanya perselisihan di
tengah Ahlus Sunnah bahwa yang Ma’shum dan terjaga dari kesalahan hanyalah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Adapun selain dari Beliau shallallahu
alaihi wa sallam bisa benar dan bisa salah. Dan Ahlus Sunnah tidak pernah
mengkultuskan siapapun selain Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Maka siapapun dari kalangan Ahlus Sunnah Salafiyyin yang salah, siapapun dia,
maka harus diluruskan dan diingatkan. Tapi, sangat jelas sekali bukan ini yang
dimaksud oleh Abdullah Hadrami yang sesat lagi menyesatkan.
Celotehan Hadrami, “Saudara-saudaraku
yang saya cintai karena Allah. Apabila terjadi perbedaan pendapat, ketimbang
harus emosional dan vonis sesat serta neraka, alangkah baiknya jika pikiran
masing-masing pihak dikomunikasikan dengan baik, lalu didiskusikan layaknya
orang dewasa yang memiliki basis moral akhlakul karimah dan intelektual islami.”
Allah Ta’ala berfirman,
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
“ Jika kalian berlainan pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnah-nya),
jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian
itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (an-Nisa’: 59)
Al-Haq tidaklah pantas diperlakukan
sebagaimana barang dagangan dengan system tawar-menawar. Al-Haq itu untuk
menghukumi bukan dihukumi. Al-Haq itu yang memutuskan dan bukan diputusi. Maka
semua perselisihan yang terjadi di tengah kita, wajib kita kembalikan kepada
Kitabullah dan As-Sunnah dan tidak sebaliknya justru Kitabullah dan As-Sunnah
yang mengikuti hasil diskusi tawar menawar manusia.
Jelek sekali prasangka anda wahai
Abdullah Hadrami terhadap Rasulullah, Para Shahabatnya dan Salafiyyin. Engkau
hukumi mereka sebagai orang-orang emosional, memvonis sesat, serta neraka. Lalu
secara tersurat engkau mentazkiyah diri-diri yang rendah ini bisa berkomunikasi
dengan baik, dewasa, dan berakhlaq karimah dan intelek. Sedangkan secara
tersirat engkau menuduh hukum Rasulullah, para sahabat dan Salafiyyin pengikut
mereka sebagai orang yang tak berbasis moral akhlaqul karimah? tak
berintelektual Islami? Tak dewasa? Tak bisa berkomunikasi dengan baik?
Subhanallah atas sifat yang kau tuduhkan meski ‘hanya’ tersirat.
Vonis-vonis sesat terhadap 72 golongan
yang menyempal, bahkan vonis neraka bagi mereka, itu datang dari Nabi-mu wahai
Abdullah. Vonis-vonis sesat terhadap Khawarij sebagai nenek moyang Ikhwanul
Muslimin itu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
Shahabat Nabi wahai Abdullah. Vonis-vonis sesat terhadap Shufiyyah, Jahmiyyah,
Mu’tazilah, Asy’ariyyah, Maturidiyyah, Mulhidin (Liberalisme), Syi’ah Rafidhah,
Qadariyyah, Jabriyyah, yang kemudian pada hari ini menjelma menjadi sekian
banyak ormas dan sekte-sekte, itu semua adalah vonis dari para Ulama besar Ahli
Hadits dari masa Shahabat, Tabi’in, dan Tabi’ut Tabi’in wahai Abdullah Hadrami.
Lalu…? Lalu..?
Apakah para Ulama besar ahli hadits itu
Emosional dalam memvonis sesat?
Apakah mereka tidak bisa berkomunikasi
dengan baik?
Apakah mereka tidak dewasa?
Apakah mereka tidak berbasis moral
akhlaqul karimah?
Apakah mereka bukan para Intelektual
Islam?
Rasulullah shallallahu alaihi wa
sallam bersabda, “ Sebaik-baik masa adalah generasiku (para shahabat),
kemudian generasi setelahnya (Tabi’in), kemudian generasi setelahnya (Tabi’ut
Tabi’in).” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Semoga Allah senantiasa menjaga kami
untuk tetap istiqamah di atas jalannya Rasulullah dan Para Shahabatnya. Semoga
Allah memerangi kalian wahai musuh-musuh Allah. Dan semoga Allah melimpahkan
Taufiq serta hidayahnya kepada kaum muslimin yang kami cintai.
Wa Shalallahu ‘ala Muhammad wa Ala Alihi
Wa Shahbihi Wa Sallam
Yogyakarta, Ahad 22 Rabi’ul Awwal 1437 H/
03 Januari 2016
Al Faqir Ila Afwi Rabbihi
Hamzah Rifa’i
Mertua Saya Salafi, Dan Pemikiran nya Sempit -
Ustadz Abdullah S.Hadrami
Permintaan maaf ustadz abdullah soleh hadrami
karena telah membid'ahkan sholawat nariyah
Saya dulu SALAFI
72 Golongan Ahli Neraka - Ustadz Abdullah
Hadrami (bukan bahasan ilmu, penghujatan)
Apa Itu Bid'ah?--Ustadz Abdullah Hadrami
Bandingkan dengan paparan dibawah
:
Nasihat Syaikh Muhammad Bin Shalih Al-'Utsaimin
Dan Syaikh Ali Hasan Al Halabi Bagi Pelaku Bid'ah. Hakikat Bid’ah Oleh
As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al Maliki, Habib Umar Bin Hafidz Dan Muti Mesir
DR. Ali Jum'ah, DR. M. Quraish Shihab, Buya Yahya, Ust. Abdul Somad LC , Ust.
Adi Hidayat, Habib Novel, Dan Habib Rizieq Sihab, Abdullah Hadromi.
Index "Bid'ah"