Penghancuran Ghouta hasil
konspirasi Busuk Rusia-Turki-Iran sebagai barter "Licence to kill"
serangan Turki ke Afrin. Mereka "New Tar-tar" hanya memerangi
Mujahidin Suni yang bertekad mengusir Bangsa Asing dari Bumi Syam !! Mereka
buat konspirasi dg Komunis Rusia & Majusi Syi'ah Iran kelompok Mana yg
harus dibinasakan. Di Ghouta semua Mujahidin Muslim ahlus sunnah memerangi
Bashar, Komunis Rusia, MajuSyi'ah Iran, USA dan Turki !! mereka semua bukan
Bangsa Syam (Arab) , yang dipuji Nabi.
Perang Suriah : “Hari Kiamat Tengah
Berlangsung di Ghouta Timur”
2018-03-06
Konvoi truk bantuan kemanusiaan telah
gagal membongkar pasokan untuk warga yang terperangkap di dalam Ghouta Timur
Suriah, saat pesawat tempur Rezim Assad kembali membombardir wilayah tersebut,
seperti dilansir dari Al Jazeera, Selasa, (6/3/18).
Ghouta Timur saat ini lebih tepat
digambarkan seperti “Hari Kiamat” sejak pasukan rezim Assad dan sekutunya terus
membombardir wilayah tersebut tanpa henti sejak pertengahan Februari lalu
hingga hari ini yang sudah memakan waktu tiga minggu berturut-turut.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi
Manusia (SOHR) mengatakan pemboman di wilayah tersebut telah menewaskan lebih
dari 70 warga sipil sejak Senin malam, sehingga total 700 warga sipil di
Ghouta Timur telah kehilangan nyawa akibat pembantaian massal yang dilakukan
rezim Assad sejak 18 Februari lalu.
Warga Ghouta Timur, yang terletak di
sebelah timur Damaskus, sebelumnya telah menyuarakan ketakutan terhadap
serangan udara dan darat pasukan rezim Assad. Namun, seruan gencatan senjata
PBB tidak mampu menghentikan pembantaian tersebut.
Serangan udara rezim Assad kembali
dilancarkan saat 46 truk yang dikirim oleh Komite Internasional untuk Palang
Merah (ICRC), Bulan Sabit Merah dan PBB berhasil melewati pos pemeriksaan yang
dijaga rezim Assad.
Namun pekerja bantuan kemanusiaan
mengatakan bahwa tentara Suriah menyita banyak pasokan di truk tersebut.
Konvoi tersebut membawa perlengkapan bedah dan obat-obatan, serta 5.500 kantong
makanan dan tepung untuk warga sipil Ghouta Timur.
Pejabat dari organisasi bantuan internasional
mengkonfirmasi bahwa Rezim Assad telah mencegah sekitar 70 persen pasokan medis
untuk disalurkan dan mencegah masuknya pasokan bantuan kemanusiaan ke wilayah
tersebut. (DH/MTD)
Sumber : Al Jazeera
Rusia: 2018, Prioritas Kami Hancurkan
Mujahidin Islam di Suriah
28 Desember 2017
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov
menegaskan bahwa prioritas utama Rusia di Suriah saat ini adalah menghancurkan
Hai’ah Tahrir Al-Syam (HTS). Strategi ini digulirkan setelah perang terhadap
Daulah Islamiyah (ISIS) selesai.
“Pertempuran menghadapi ISIS di Suriah
telah selesai. Upaya utama dalam hal ini sudah berlalu. Maka, misis utama di
Suriah saat ini adalah menghancurkan Jabhah Nusrah,” ujar Lavrov seperti
dilansir kantor berita Rusia.
Sebelumnya, Kepala Staf Rusia Valery
Girasimov mengklaim bahwa tentaranya telah membunuh enam puluh ribu elemen ISIS
di Suriah sejak tahun 2015. Girasimov menekankan bahwa tujuan Rusia untuk tahun
2018 adalah untuk mengalahkan HTS.
Girasimov menambahkan bahwa pasukan HTS
juga hadir di wilayah-wilayah zona de-eskalasi. Mereka dengan tegas menolak
kesepakatan gencatan senjata.
Dalam proses politik, Lavrov mengatakan
bahwa Moskow yakin bahwa konferensi nasional Suriah yang akan diadakan di Sochi
pada akhir Januari nanti akan membantu Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk
mengadakan dialog langsung di Jenewa antara oposisi dan pemerintah. Konferensi
itu, imbuhnya, untuk membentuk delegasi yang real dalam perundingan
internasional.
Di sisi lain, faksi-faksi oposisi Suriah
menolak adanya konferensi Sochi. Konferensi itu sendiri digelar dan
difasilitasi oleh Rusia. Moskow berupaya menekan faksi-faksi oposisi melalui
konferensi untuk masuk ke dalam sekenarionya.
Perlu diketahui, Rusia telah membentuk
perkumpulan kelompok oposisi Suriah. Kelompok-kelompok ini dipimpin oleh para
mantan perwira dan pejabat rezim Assad yang berafiliasi dengan Syiah. (Ki/Ram)
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
menelepon rekannya dari Rusia Vladimir Putin hari Senin (19/2), membahas
konflik di Suriah.
Anadolu Agency melaporkan, kedua
pemimpin sepakat mengenai kerja sama dan koordinasi dalam memerangi
“terorisme.” (siapa
terorisnya ? jahatnya si agan)
Mereka juga berbicara tentang kesepakatan
tripartit bersama dengan Iran untuk mengurangi ketegangan di Provinsi Idlib di
Suriah, demikian Kurdistan 24 melaporkan.
Perbincangan kedua pemimpin terjadi di
saat tercapai kesepakatan antara Pemerintah Suriah dengan milisi Kurdi tentang
situasi di Afrin, Suriah utara.
Kesepakatan itu mengenai penyebaran
pasukan pemerintah Suriah di daerah kantong Afrin yang dikuasai Kurdi.
Sebulan lalu, militer Turki melancarkan
Operasi Ranting Zaitun untuk memberantas milisi Kurdi yang oleh Pemerintah
Ankara dianggap sebagai “teroris”.
Kesepakatan yang dicapai antara Kurdi dan
Damaskus memiliki potensi untuk menghentikan operasi Turki di Afrin. Pasukan
Turki didukung oleh faksi oposisi Tentara Suriah Merdeka (FSA). (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Pasca
Pembicaraan Erdogan-Putin, Suriah Batalkan Pengiriman Tentara ke Afrin (Barter dengan Goutha)
Selasa, 20 Februari 2018
Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan
bahwa pemerintah Suriah telah membatalkan rencana mereka untuk mengirimkan
tentara ke wilayah Afrin. Erdogan mengakui pembatalan rencana Damaskus ini
terjadi setelah dia melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir
Putin.
"Penyebaran tentara Suriuah
dihentikan dengan serius kemarin, dihentikan," kata Erdogan kepada
wartawan setelah menyampaikan pidato di parlemen, seperti dilansir Reuters pada
Selasa (20/2).
Ketika ditanya apakah pengerahan tersebut
dihentikan setelah dirinya melakukan pembicaraan dengan Putin, Erdogan
mengatakan pembatalan rencana itu dilakukan setelah dia berbicara dengan Putin.
"Ya, itu dihentikan setelah pembicaraan tersebut," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Turki,
Bekir Bozdag menuturkan jika Suriah mengirimkan tentara mereka ke Afrin, maka
malapetaka akan menimpa tentara Suriah tersebut.
"Berita tentang kesepakatan antara
YPG (milisi Kurdi) dan pemerintah Suriah untuk mengirim pasukan ke Afrin telah
muncul. Kami mengikuti laporan ini. Informasi
tersebut belum dikonfirmasi kepada kami
melalui jalur resmi. Sejauh yang kami Ketahuilah, tidak ada yang membicarakan
pengiriman pasukan pemerintah Suriah ke sana saat ini," ucap Bozdag.
"Jika pemerintah Suriah masuk (Afrin)
untuk mendukung YPG, ini akan membuka jalan bagi sebuah malapetaka menghampiri
mereka," sambungnya.
Presiden Erdogan Bahas Ghouta Timur
dengan Rouhani dalam Panggilan Telepon (dengan penjahat perang ???)
2018-03-07
Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan
melakukan panggilan telepon dengan Presiden Iran Hassan Rouhani untuk membahas
krisis Suriah yang sedang berlangsung dan upaya untuk menerapkan gencatan
senjata di Ghouta timur.
Kedua pemimpin tersebut menggarisbawahi
bahwa kesepakatan bersama antara Turki, Iran dan Rusia sangat diperlukan untuk
pelaksanaan gencatan senjata di Suriah, seperti dilansir dari media
Turki, Daily Sabah, Rabu, (7/3/1
Presiden Erdoğan dan Rouhani juga
membicarakan tentang kebutuhan mendesak akan bantuan kemanusiaan di wilayah
Ghouta Timur dan menyerukan penyelesaian secepatnya untuk mengakhiri krisis
tersebut.
Kedua pemimpin tersebut juga membahas
rencana pertemuan tiganegara di Istanbul, yang rencananya akan diadakan antara
Turki, Iran dan Rusia pada 4 April mendatang.
Turki, Rusia dan Iran adalah negara
penjamin yang menerapkan zona de-eskalasi di Suriah pada Desember 2016, yang
mengusulkan perundingan Astana, di Kazakhstan disaat bersamaan dengan
perundingan Jenewa, Swiss untuk perdamaian di Suriah pada akhir 2017 lalu.
Ketiga negara tersebut sepakat untuk
menetapkan zona de-eskalasi di provinsi utara Idlib dan sebagian wilayah
tetangga Latakia, Hama dan Aleppo. Namun pada saat itu tidak membahas Ghouta
Timur, yang baru ditargetkan oleh rezim Assad sejak 18 Februari lalu. (DH/MTD)
Sumber : Daily Sabah
Presiden
Turki, Rusia, Iran Siap Bertemu, Bahas Apa?
Kamis, 08 Feb 2018
Presiden Turki dan Rusia sepakat untuk
mengadakan pertemuan trilateral dengan Iran mengenai Syria di Istanbul. Ini
menurut sumber kepresidenan Turki.
Sejauh ini belum ada informasi
mengenai waktu akan diadakannya pertemuan tersebut. Melalui telepon, Recep
Tayyip Erdogan dan Vladimir Putin membahas Syria terutama Afrin dan Idlib.
Erdogan juga memberikan informasi
mengenai Operasi Ranting Zaitun yang diluncurkan untuk membasmi teroris PYD/PKK
dan Daesh dari Afrin, Syria pada 20 Januari lalu.
Kedua pemimpin sepakat untuk mempercepat
pembentukan titik pengamatan baru di zona deeskalasi Idlib.
Seperti dilansir Anadolu Agency,
Kamis, (8/2), Idlib yang berada di utara Syria dan dekat dengan perbatasan
Turki dinyatakan sebagai zona deeskalasi. Ini berdasarkan kesepakatan gencatan
senjata yang dicapai tahun lalu di Astana, Ibu Kota Kazakhstan.
Namun, rezim Syria telah berulang kali
melanggar kesepakatan tersebut dan terus menargetkan daerah pemukiman di zona
yang dikuasai oleh oposisi seperti Idlib.
Erdogan dan Putin juga membicarakan
situasi kemanusiaan di Ghouta Timur. Mereka menegaskan tekad untuk bekerja sama
dalam hal-hal yang berkaitan dengan Syria.
Pada 22 November, Erdogan, Putin, dan
Presiden Iran Hassan Rouhani bertemu di Kota Sochi, Rusia untuk membahas
kemajuan yang dicapai dalam perundingan damai Astana dan perubahan pada zona
deeskalasi di seluruh Syria.(ina/ce1/iml/met/JPC)
Menteri Luar Negeri Iran, Rusia dan Turki
mengadakan pembicaraan mengenai Suriah di ibu kota Kazakhstan, Astana, Jumat
(16/3).
Perundingan itu diadakan hampir sebulan
sejak pasukan Pemerintah Suriah yang didukung Rusia menggempur Ghouta Timur,
daerah kantong oposisi yang terkepung di pinggiran Damaskus.
Situasi kemanusiaan yang mengerikan di
Ghouta Timur kemungkinan akan menjadi agenda pembicaraan oleh Menteri Mohammad
Javad Zarif dari Iran, Sergei Lavrov dari Rusia, dan Mevlut Cavusoglu dari
Turki.
Sebuah pernyataan Kementerian Luar Negeri
Rusia mengatakan ,situasi di lapangan akan dipertimbangkan dalam pembicaraan,
serta keberhasilan dan kesulitan dalam proses deeskalasi, demikian Nahar
Net melaporkan.
Pertemuan ketiga negara diperkirakan akan
membahas Suriah untuk terakhir kalinya pada pertemuan puncak yang melibatkan
presiden ketiga negara di Istanbul 4 April mendatang. (T/RI-1/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Rusia
Percepat Pengiriman Sistem Rudal S-400 ke Turki
(untuk perang dengan siapa ? KSA ?)
Kamis, 15 Maret 2018
Moskow siap mempercepat pengiriman sistem
rudal pertahanan udara S-400 ke Ankara seperti yang diminta Turki. Hal ini
disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov usai menyambut kunjungan
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.
”Sebagai tanggapan atas permintaan mitra
Turki kami untuk mempercepat pengiriman yang direncanakan semula, kami bereaksi
positif,” kata Lavrov mengatakan kepada wartawan di Ibu Kota Rusia, Moskow,
pada hari Rabu.
Namun diplomat top Moskow itu menolak
mengumumkan tanggal pasti pengiriman sistem rudal pertahanan udara mutakhir
itu. ”Pelaksanaan kesepakatan S-400 adalah salah satu isu yang sekarang dibahas
secara praktis oleh para spesialis,” ujarnya. Dengan demikian, dia merasa tak
berhak mengungkapkannya kepada publik.
Moskow dan Ankara menandatangani sebuah
kesepakatan senilai USD2,5 miliar untuk pengadaan S-400 Triumph Rusia—yang oleh
NATO dinamai sebagai SA-21 Growler—pada bulan Desember.
Vladimir Kozhin, ajudan Presiden Vladimir
Putin untuk kerja sama industri pertahanan mengatakan bahwa penyerahan pertama
sistem pertahanan udara canggih itu kepada Turki dijadwalkan dimulai pada awal
2020. Kozhin seperti dikutip Rossiya 24, mencatat bahwa Rusia telah
mengakomodasi keinginan Turki untuk mempercepat pelaksanaan kontrak.
”Semakin cepat Turki menerima (sistem
rudal S-400) semakin baik. Pekerjaan berlanjut sampai akhir ini,” kata
Cavusoglu dalam sebuah pertanyaan, seperti dikutip Hurriyet Daily
News, Kamis (15/3/2018).
Kesepakatan itu memicu ketegangan antara
Turki dan sekutu NATO-nya, Amerika Serikat. Washington dengan gigih menentang
kesepakatan tersebut, memperingatkan Ankara pada bulan Oktober bahwa
keputusannya membeli sistem pertahanan Rusia akan menghadapi konsekuensi.
Militer AS memperingatkan sistem
pertahanan buatan Rusia yang dibeli Ankara tidak dapat dioperasikan dengan
infrastruktur NATO.
Dalam skenario terburuk, Washington telah
mengancam akan menjatuhkan sanksi kepada sekutunya di Timur Tengah tersebut.
Sanksi merujuk pada Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act
(CAATSA), yang ditandatangani pada bulan Agustus dan ditujukan untuk menghambat
ekspor senjata Rusia.
Tapi, pemerintah Presiden Tayyip Erdogan
bersumpah untuk tetap teguh pada kesepakatan tersebut meski mendapat tekanan
dari AS.
Pada hari Selasa lalu, Cavusoglu
menekankan bahwa keanggotaan Turki di NATO tidak menjadikannya sebagai bawahan
AS.
”Turki adalah anggota NATO, tapi kami
adalah negara merdeka, kami bukan negara satelit,” kata Cavusoglu. ”Turki
memiliki hak dan kebebasan yang sama seperti anggota NATO lainnya yang membeli
senjata dari pihak ketiga.”
Dia juga menepis kekhawatiran bahwa
sistem tersebut dapat digunakan dalam operasi militer Turki melawan Kurdi.
Menurutnya, S-400 hanya akan dikerahkan sebagai sistem pertahanan jika Turki
diserang.
Ekpansi Asing Pengacau Negara Arab (Timur
Tengah) : Rafidhah Majusi Iran, Turki, Komunis Rusia, Kufar Barat.
UEA Ingatkan Erdogan : “Turki Seharusnya
Menghormati Kedaulatan Negara-negara Arab”
2018-03-10
Uni Emirat Arab (UEA) mengingatkan
Presiden Erdogan untuk menghormati kedaulatan negara-negara Arab di tengah semakin
memanasnya krisis Teluk antara Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Qatar yang sudah
memasuki bulan ke-9 sejak awal juni 2017 lalu.
“Harus diakui bahwa hubungan Arab dan
Turki saat ini tidaklah dalam kondisi yang baik. Kami mengingatkan Ankara untuk
kembali pada posisi netral sebagaimana semula. Turki harus mempertimbangkan
kembali kebijakannya dan menghormati kedaulatan negara-negara Arab,” ungkap Dr.
Anwar Gargash, Menteri Luar Negeri UEA, seperti dilansir dari Al
Arabiya,Sabtu, (10/3/18).
Gargash juga mengingatkan kepada Ankara
untuk berhubungan dengan negara-negara saudaranya di dunia Arab dengan bijak
dan rasional. “Dukungan yang diberikan kepada mereka-mereka yang menyebabkan
kekacauan di kawasan ini bukanlah merupakan pendekatan yang rasional,” ungkap Gargash
menyoroti kedekatan Turki-Iran dan Qatar.
“Dunia Arab tidak akan membiarkan
siapapun berusaha untuk ikut campur dalam situasi yang tidak permanen ini.
Dengan demikian, kami memperingatkan tetangga-tetangga kami di kawasan ini
ketika berurusan dengan Arab untuk membedakan antara fakta dan mitos,” tegas
Gargash.
Saat ini, hubungan antara Arab Saudi dan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dilaporkan sedang berada pada posisi
terendah, seperti dikutip dari Al Jazeera. Turki memberikan dukungan penuh
terhadap Qatar saat Arab Saudi dan tiga negara Arab lainnya memberlakukan
blokade terhadap Qatar. (DH/MTD)
Sumber : Al Arabiya
Hadits Shahih Tentang Peperangan Besar Di
Negeri Syaam Dan Keutamaannya, Terutama Damaskus Dan Ghuuthah. Nabi Nabi ﷺ : ‘Benteng
Kaum Muslimin Pada Hari-Hari Peperangan Dahsyat/Besar Adalah Damaskus”
http://lamurkha.blogspot.co.id/2018/03/hadits-shahih-tentang-peperangan-besar.html?m=0
Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
http://lamurkha.blogspot.co.id/2018/03/hadits-shahih-tentang-peperangan-besar.html?m=0
Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
Kejahatan Keji Mengerikan Ali Khamenei
Dan Hassan Rouhani Terhadap Ahlus Sunnah Di Suriah, Irak, Yaman Dan Iran, Serta
Destruktif Disetiap Musim Haji. Mereka Gerombolan Qum Kelompok Takfiri Tulen.
Bersama Erdogan (Turki) Dan Putin (Komunis Rusia), Mengisolasi Dan Membantai
Mujahidin Sunni Terkuat Syam.
Subhanallah Walhamdulillah, Mujahidin
Ahlus Sunnah (Non-Sekuler) Syam Bisa Bertahan Tujuh Tahun Menghadapi Ekpansi
Bangsa Asing Adi Kuasa Komunis Rusia- Kufar Barat- Majusyi’ah Iran- Tentara
Rezim Bengis Syiah Nushairiyah Bashar Al-Assad- Turki.
Konferensi Sochi, Manifestasi Kesepakatan
Busuk Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia), Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk
Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir Kekuatan Oposisi Paling Dominan
(Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang
Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter Serangan Ke Afrin.
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh,
Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam
Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus
Sunnah Syam !
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al
Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir
Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa Dipercaya
?
Kepada Ikatan Alumni Syam Indonesia
(Alsyami), Arrahmahnews Dan Media Rafidhah Lainnya , Silahkan Bantah Ratusan
Artikel Dibawah Ini Secara Ilmiyah, Sistematis Dengan Counter Data Yang
Rasional ! Propaganda Pendukung Rafidhah Bashar Assad Dimedsos Tidak
Berkualitas (Sampah).
Raja Yordania : Memuji Kepemimpinan Raja
Salman Bin Abdul Aziz ,Yang Belum Pernah Kita Lihat Sebelumnya Di Timur Tengah,
Berhasil Membatasi Gerak Iran Di Timur Tengah.