Membongkar Kesesatan Sufi, Tarekat, Dan
Tasawuf
Muktamar Dhiror Shufiyyah Dan Syi’ah Di
Chechnya Membuat Mereka Busung Dada, Mengenang Makar Yahudi Pada Abad 3H Dengan
Menjamurnya Sekte-Sekte Sesat Di Irak (Tanduk Setan)
Dunia Diciptakan Karena Nur (Cahaya) Nabi
Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam? Apakah Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam
Diciptakan Dari Cahaya?
Syaikh 'Abdul Qadir Al-Jailani Berakidah
Salafush Soleh (Akidah Para Sahabat) Dalam Masalah Masalah Tauhid, Al-Asma` Wa
Ash-Shifat, Takdir, Hari Akhir, Dan Kesesatan Syi’ah. Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Tulen. Kitabnya Yang Terkenal, Al Ghunyah Li Thalibi Dan Futuh Al-Ghaib.
TINGKATAN WALI ALLAH (MENURUT SUFI)
1. Al Aqtab berasal dari kata tunggal Al Qutub yang memiliki arti penghulu.
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah derajat kewalian yang
tertinggi. Jumlah wali yang memiliki derajat tersebut hanya terbatas seorang
saja untuk setiap waktunya. Seperti Abu Yazid Al Busthami dan Ahmad Ibnu Harun
Rasyid Assity. Di antara mereka ada yang memiliki posisi di bidang
pemerintahan, meskipun tingkatan taqarrubnya juga mencapai derajat tinggi,
seperti para Khulafa? Ur Rasyidin, Al Hasan Ibnu Ali, Muawiyah Ibnu Yazid, Umar
Ibnu Abdul Aziz dan Al Mutawakkil.
2. Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang memiliki arti pemimpin. Setiap
waktunya hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai derajat Al Aimmah.
Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertuju ke alam
malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertuju di alam malaikat saja.
3. Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang memiliki arti pasak. Yang
memperoleh derajat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap waktunya. Kami
menemukan seorang di antara mereka dikota Fez di Morocco. Mereka tinggal di
utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di
setiap pelosok bumi.
hanya dengan ilmu bisa mengenal. kalau tidak musuh yang nyata dapat menyamar.
4. Al Abdal berasal dari kata Badal yang memiliki arti menggantikan. Yang
memperoleh derajat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap waktunya.
Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah untuk menjaga suatu wilayah di bumi
ini. Dikatakan di bumi ini memiliki tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh
seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan
digantikan oleh yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah
pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, praktek
apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Mu'adz Bin Asyrash:
"Para wali Abdal mendapatkan derajat tersebut dengan empat kebiasaan,
yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan
diri".
5. An Nuqaba? berasal dari kata tunggal Naqib yang memiliki arti kepala kaum.
Jumlah wali Nuqaba? dalam setiap waktunya hanya ada dua belas orang. Wali
Nuqaba? itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum
syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahasia yang tersembunyi di
hati seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang karakter dan
nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya
hal ini tidaklah aneh. Kalau anggota jejak dari Mesir bisa mengungkap rahasia
seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka
rahasia seseorang kepada seorang waliNya?
6. An Nujaba? berasal dari kata tunggal Najib yang memiliki arti bangsa yang
mulia. Wali Nujaba? pada umumnya selalu disukai orang. Dimana saja mereka
mendapatkan sambutan orang banyak. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak
merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahwa
mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi derajatnya.
Setiap zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari delapan orang.
7. Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang memiliki arti penolong.
Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang saja di setiap zamannya. Jika
seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan di-ganti orang lain. Di
zaman Nabi hanya sahabat Zubair bin Awwam saja yang mendapatkan derajat wali
Hawariy seperti yang dikatakan oleh sabda Nabi:
"Setiap Nabi memiliki Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam ".
Meskipun pada waktu itu Nabi memiliki cukup banyak sahabat yang setia dan
selalu berjuang di sisi beliau. Tetapi beliau saw berkata demikian, karena ia
tahu hanya Zubair saja yang meraih derajat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali
Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.
8. Ar Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajbiyun itu adanya hanya
di bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada.
Selanjutnya kondisi mereka kembali normal seperti semula. Setiap waktu, jumlah
mereka hanya ada empat puluh orang saja. Para wali Rajbiyun ini terpecah di
berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal, tapi kebanyakan
tidak. Disebutkan bahwa ada sebagian orang dari Wali Rajbiyun yang dapat
melihat hati orang-orang Syiah melalui kasyaf. Ada dua orang Syiah yang mengaku
sebagai Ahlu Sunnah dihadapan seorang wali Rajbiyun. Lalu keduanya diusir,
karena wali Rajbiyun itu melihat keduanya berupa dua ekor babi, sebab keduanya
membenci Abu Bakar, Umar dan sahabat-sahabat lain. Ke-duanya hanya mencintai
Ali dan sejumlah sahabatnya. Ketika keduanya bertanya padanya, maka si wali
tersebut berkata: "Aku lihat kamu berdua berupa dua ekor babi, karena kamu
menganut mazhab Syiah dan membenci para sahabat Nabi". Ketika berita itu disadari
kebenarannya oleh keduanya, maka keduanya mengaku benar dan cepat memohon ampun
kepada Allah. Demikianlah secebis kisah kasyaf seorang wali Rajbiyun.
Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita
sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan
Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian
mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya
bertahan di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka
kembali seperti semula.
9. Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang memiliki arti penutup atau
penghabisan. Maksudnya derajat Al Khatamiyun adalah sebagai penutup para wali.
Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada derajat kewalian umat Muhammad yang
lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa,
yaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.
Di antaranya, ada para Wali yang hatinya seperti Nabi Adam as. Jumlah mereka
hanya tiga ratus orang. Sabda Nabi saw: "Mereka berhati seperti hati Adam
as". Mereka diberi penghargaan tersendiri oleh Allah. Syeikh Muhyidin
berkata: "Jumlah wali jenis ini bukan hanya tiga ratus orang saja
dikalangan
umatnya, tetapi ada juga kalangan umat-umat lain. Tentang keberadaan mereka
hanya dapat diketahui secara kasyaf. Setiap waktunya dunia tidak pernah kosong
dari keberadaan mereka. Mereka memiliki budi pekerti Ilahi, mereka sangat dekat
disisi Allah. Doa mereka selalu diterima oleh Allah. Mereka senang dengan doa: "Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami suka menganiaya diri kami. Jika Engkau tidak
berkenan memberi ampunan dan kasih sayang kepada kami, pasti kami akan termasuk
orang-orang yang rugi ".
Di antara mereka ada pula yang berhati seperti hati Nuh as. Jumlah mereka hanya
empat puluh orang di setiap zamannya. Hati mereka seperti hatinya Nabi Nuh as.
Beliau adalah Nabi dan Rasul pertama. Mereka suka berdoa, seperti doa Nuh as
yang artinya: "Tuhan, ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan siapa saja
dari orang beriman, lelaki atau wanita yang masuk ke dalam rumahku dan jangan
Engkau tambahkan bagi orang-orang yang berbuat aniaya kecuali kebinasaan"
.
Tingkatan wali dari jenis ini sulit diraih orang, sebab fitur khusus mereka
sangat keras dalam menegakkan agama, seperti sifat Nabi Nuh as. Mereka selalu
memperhatikan sabda Nabi shallollohu'alaiji wasallm yang artinya:
"Barangsiapa yang beribadah selama empat puluh hari dengan penuh ikhlas,
maka akan terpancar ilmu hakikat dari lubuk hatinya ke lidahnya".
Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Ibrahim. Jumlah wali jenis ini
hanya ada tujuh orang dalam setiap zamamnya. Rasulullah saw pernah menceritakan
tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Mereka suka dengan doa Nabi Ibrahim
as yang artinya: "Tuhanku, berikan kepadaku kebijaksanaan, dan ikutkan aku
ke orang-orang saleh". Mereka diberi keistimewaan yang luar biasa, hati
mereka dibersihkan dari rasa ragu, rasa dengki dan rasa buruk sangka terhadap
Khalik maupun makhluk, mereka dilindungi dari segala perbuatan buruk.
Syeikh Muhyiddin mengatakan: "Aku pernah menemui salah seorang dari jenis
wali tersebut, aku kagum dengan kemuliaan budi pekertinya, luas pengetahuannya
dan kesucian hatinya, sampai aku beranggapan bahwa kese-nangan surga telah
dipercepat baginya".
Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Jibril. Jumlah wali
jenis ini hanya ada lima orang saja dalam setiap zamannya. Rasulullah saw
pernah menyebut tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Mereka diberi
kekuatan seperti yang diberikan kepada malaikat Jibril yang amat kuat. Di hari
kiamat, mereka akan dikumpulkan dengan malaikat Jibril. Dan malaikat Jibril
senantiasa membantu rohani mereka, sehingga mereka selalu terpimpin.
Diantaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Mikail as. Jumlah
mereka hanya ada tiga orang saja dalam setiap waktunya. Keistimewaan
mereka suka berlemah-lembut terhadap semua orang, dan mereka diberi kekuatan
seperti Malaikat Mikail.
Di antaranya pula ada yang berhati seperti hati Malaikat Israfil. Jumlah mereka
hanya ada satu orang saja dalam setiap zamannnya. Nabi saw pernah menyebut
tentang mereka dalam salah satu sabdanya. Menurut pengamatan kami, Syeikh Abu
Yazid Al Bustami termasuk salah seorang dari jenis wali ini. Termasuk juga Isa
as. Syeikh Al Muhyiddin mengatakan: "Diantara tokoh-tokoh sufi ada yang
diberi hati seperti hati Yesus, posisi mereka sangat tinggi di sisi
Allah".
Di antaranya pula ada yang diberi hati seperti hati Nabi Daud. Jumlah mereka di
setiap waktunya hanya terbatas beberapa orang saja. Mereka diberi berbagai
keistimewaan, posisi tinggi di dunia dan ketebalan iman.
10. Di antaranya pula ada yang diberi pangkat Rijalul Ghaib atau
manusia-manusia misterius. Jumlah wali jenis ini hanya sepuluh orang di setiap
masanya. Mereka orang-orang yang selalu khusyu?, Mereka tidak berbicara kecuali
dengan perlahan atau berbisik, karena mereka merasa bahwa Allah selalu
mengawasi mereka. Mereka sangat misterius, sehingga keberadaan mereka tidak
banyak dikenal kecuali oleh ahlinya. Mereka selalu rendah hati, malu dan mereka
tidak banyak mementingkan kesenangan dunia. Bisa dikata segala tindak tanduk
mereka selalu misteri.
Di antaranya pula ada yang selalu menegakkan agama Allah. Jumlah mereka hanya
delapan belas orang di setiap masanya. Fitur khusus mereka adalah selalu
menegakkan hukum-hukum Allah. Dan mereka bersikap keras terhadap segala
penyimpangan.
Syeikh Abu Madyan termasuk salah seorang di antara mereka. Ia berkata kepada
murid-muridnya: "Tampilkan ke manusia tanda redha kamu sebagaimana kamu
menampilkan rasa ketidaksenangan kamu, dan perlihatkan kepada manusia segala
nikmat yang diberikan Allah, baik yang zahiriyah maupun batiniyah seperti yang
dianjurkan Allah dalam firmanNya berikut:
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaknya engkau menyebut-nyebutnya
sebagai tanda bersyukur"
11. Di antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul
Ilahiyah artinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka
hanya delapan orang saja di setiap zamannya. Wali jenis ini memiliki keistimewaan,
yaitu sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang
suka menghargai agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di
kota Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Ia dikenal sebagai
seorang wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah.
Di antaranya pula ada jenis wali yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka
hanya ada 5 orang disetiap zamannya. Meskipun karakter mereka tegas, tetapi
sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang yang suka berbuat kebajikan.
12. Di antaranya pula ada jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani
Wal Athfil Illahi artinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah
mereka hanya ada lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu bersikap
kasih sayang terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang mukmin.
Mereka melihat manusia dengan pandangan kasih sayang, karena hati mereka
dipenuhi rasa insaniyah yang penuh rahmat.
13. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalul haibah Wal Jalali. Jumlah mereka
hanya empat orang di setiap masanya. Jenis wali tingkatan ini dikenal sebagai
orang-orang yang hebat dan mengagumkan, meskipun sifat mereka lemah lembut,
tetapi orang-orang yang menemukan mereka akan tunduk. Mereka tidak dikenal di
bumi, tapi mereka adalah orang-orang yang dikenal di langit. Di antara mereka
ada yang memiliki hati seperti Nabi Muhammad saw, ada pula yang memiliki hati
seperti Syuaib, Nabi Salleh dan Rasul itu. Sayyid Muhyiddin mengatakan:
"Aku pernah menemui wali kaum ini di kota Damaskus".
14. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Fathi. Artinya rahasia-rahasia
Allah selalu terbuka untuk mereka. Jumlah mereka hanya ada 24 orang di setiap
masanya. Jumlah mereka sama dengan jumlah jam, yaitu 24 orang. Meskipun
demikian, mereka tidak pernah berkumpul di satu tempat dalam jumlah sebanyak
itu. Adanya mereka menyebabkan terbukanya pintu-pintu pengetahuan, baik yang
nyata maupun yang rahasia.
15. Di antaranya pula ada yang termasuk dalam kelompok Rijalul Ma? Arij Al?
Ula. Jumlah mereka hanya tujuh orang di setiap masanya. Mereka termasuk
wali-wali tingkatan tinggi, hampir setiap saatnya mereka naik ke alam malakut,
mereka adalah orang-orang pilihan.
16. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalu Tahtil Asfal, yaitu mereka yang
berada di alam terbawah di bumi. Jumlah mereka tidak lebih dari 21 orang di
setiap masanya. Fitur khusus wali ini, hati mereka selalu hadir di depan Allah.
17. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Imdadil Ilahi Wal Kauni, yaitu
mereka yang selalu mendapat karunia Ilahi. Jumlah mereka tidak lebih dari tiga
orang di setiap masanya. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah untuk
menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati
penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anugerah Allah kepada
manusia. Pokoknya, adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang Allah
kepada makhlukNya.
18. Di antaranya pula ada yang termasuk Ilahiyun Rahmaniyun, yaitu
manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka
ini hanya tiga orang di setiap masanya. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal,
meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Favorit mereka suka mempelajari
firman-firman Allah.
19. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Istithaalah, yaitu
manusia-manusia yang selalu mendapat pertolongan Allah. Jumlah mereka hanya
seorang dalam setiap waktunya. Yang termasuk kelompok ini adalah Syeikh Abdul
Qadir Jailani. Mereka selalu menolong manusia dan mereka sangat ditakuti.
20. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Ghina Billah, yaitu orang-orang
yang tidak membutuhkan kepada manusia sedikit pun. Jumlah mereka hanya dua
orang di setiap masanya. Mereka selalu mendapat siraman rohani dari alam
malakut, sehingga kelompok ini tidak membutuhkan kepada bantuan siapa pun, selain
bantuan Allah.
21. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalu? AINUT Tahkim Waz Zawaid. Jumlah
mereka hanya sepuluh orang di setiap zamannya. Mereka senantiasa meningkatkan
keyakinannya terhadap masalah-masalah yang gaib. Seluruh hidup mereka terlihat
aktif di semua aktivitas ibadah.
22. Di antaranya pula ada yang termasuk Rijalul Isytiqaq, yaitu mereka yang
selalu rindu kepada Allah. Jumlah mereka hanya lima orang di setiap zamannya.
Favorit mereka hanya memperbanyak shalat di siang hari dan di malam hari.
23. Di antaranya, ada yang termasuk Al Mulamatiyah. Mereka tergolong dari wali
derajat yang tinggi, pimpinan tertingginya adalah Nabi Muhammad saw. Mereka
sangat berhati-hati dalam melaksanakan syariat Islam. Segala sesuatu mereka
tempatkan di tempatnya yang tepat. Tindak tanduk mereka selalu didasari rasa
takut dan hormat kepada Allah. Tentu saja keberadaan mereka sangat diperlukan,
meskipun mereka tidak terbatas. Ada kalanya jumlah mereka meningkat, tetapi ada
kalanya pula jumlah mereka berkurang.
24. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al fuqara?. Jumlah mereka ada kalanya
meningkat dan ada kalanya berkurang. Fitur khusus mereka ini selalu merendahkan
diri. Mereka merasa rendah di hadapan Allah.
25. Di antaranya, ada pula yang termasuk dalam kelompok As Sufiyyah. Jumlah
mereka tidak terbatas. Ada kalanya tumbuh dan terkadang pula berkurang. Mereka
dikenal sebagai wali yang sangat luhur budi pekertinya. Mereka selalu menghias
diri mereka dengan kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan ketinggian budi
pekerti mereka.
26. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al? Ibaad. Mereka dikenal sebagai
orang-orang yang suka beribadah. Pokoknya, ibadah merupakan kegiatan mereka
sehari-hari, mereka suka mengasingkan diri di gunung-gunung, di lembah-lembah
dan di pantai-pantai. Di antara mereka ada yang mau bekerja, tetapi kebanyakan
dari mereka meninggalkan semua kegiatan duniawi. Puasa sepanjang masa dan
beribadah di malam hari merupakan syiar mereka. Sebab, menurut mereka dunia ini
adalah tempat untuk menyuburkan amal-amal di akhirat.
Abu Muslim Al Khaulani adalah di antara wali tingkatan ini. Biasanya jika ia
merasa letih ketika beribadah di malam hari, maka ia memukul kedua kakinya
seraya berkata: "Kamu berdua lebih cepat dipukul dari binatang
ternakanku".
27. Di antaranya, ada pula yang termasuk Az Zuhaad. Mereka termasuk orang-orang
yang suka meninggalkan kesenangan duniawi. Mereka memiliki harta, tetapi mereka
tidak pernah menikmatinya sedikit, sebab, seluruh hartanya mereka nafkahkan
pada jalan Allah. Sayyid Muhyiddin mengatakan: "Di antara pamanku ada yang
tergolong dari wali tingkatan ini". Disebutkan bahwa Syeikh Abdullah At
Tunisi, seorang ahli ibadah di masanya, ia dikenal sebagai salah seorang wali
Az Zuhad. Pada suatu hari, penguasa kota Tilmasan menghampiri tempat Syeikh
Abdullah seraya berkata kepadanya: "Wahai Syeikh Abdullah, apakah aku bisa
shalat dengan pakaian kebesaranku ini?" Mendengar pertanyaan itu, Syeikh
Abdullah tertawa. Tanya si penguasa: "Mengapa engkau tertawa, wahai
Syeikh? Jawab Syeikh Abdullah: "Aku tertawa karena lucunya pertanyaanmu
tadi, sebab meng-apa engkau bertanya kepadaku seperti itu, padahal pakaianmu
dan makananmu dari harta yang haram?" Mendengar jawaban Syaikh Abdullah
seperti itu, maka si penguasa menangis dan menyatakan taubatnya kepada Syaikh,
selanjutnya ia meninggalkan kekuasaannya demi untuk mengabdikan diri kepada
Syeikh Abdullah, sehingga beliau berkata: "Mintalah doa kepada Yahya Bin
Yafan, sesungguhnya ia adalah seorang penguasa dan seorang anggota zuhud, andaikata
aku diuji sepertinya, mungkin aku tidak dapat melaksanakannya".
28. Di antaranya, ada pula yang termasuk Rijalul Maa? I. Mereka adalah para
wali yang senantiasa beribadah di pinggir-pinggir laut dan sungai. Mereka tidak
banyak dikenal, karena mereka suka mengasingkan diri. Disebutkan, bahwa Syeikh
Abu Saud Asy Syibly pernah berada di pinggir sungai Dajlah di Baghdad. Ketika
hatinya bergerak: "Apakah ada di antara hamba-hamba Allah yang beribadah
di dalam air?" Tiba-tiba ada seorang yang muncul dari dalam air seraya
berkata: "Ada, wahai Abu Saud. Di antara hamba-hamba Allah ada juga yang
beribadah di dalam air dan aku termasuk di antara mereka. Aku berasal dari
negeri Takrit, aku sengaja keluar, karena beberapa hari mendatang akan terjadi
musibah di negeri Baghdad ". Kemudian ia menghilang ke dalam air. Kata Abu
Saud: "Ternyata tidak lebih dari lima belas hari musibah memang
terjadi."
29. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al afrad. Mereka termasuk wali-wali
berkedudukan tinggi. Di antara mereka adalah Syeikh Muhammad Al? Awani, sahabat
karib Syeikh Abdul Qodir Al Jailani. Mereka ini jarang dikenal manusia publik,
karena posisi mereka terlalu tinggi. Jumlah mereka tidak terbatas. Ada kalanya
jumlah mereka meningkat dan ada kalanya pula berkurang.
30. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al umana? artinya orang-orang yang
dapat diberikan kepercayaan. Di antara mereka adalah Abu Ubaidah Ibnul Jarrah,
seperti yang disebutkan oleh Nabi saw: "Abu Ubaidah adalah orang yang
paling dapat dipercaya di antara umat ini". Jumlah mereka tidak terbatas.
Mereka jarang dikenal manusia, karena mereka tidak pernah menonjol ditengah
masyarakat.
31. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al Qurra?. Mereka anggota membaca Al
Quran. Menurut sebuah hadis, wali-wali ini termasuk orang-orang yang dekat
dengan Allah, karena mereka anggota Al Quran. Dan mereka harus dimuliakan.
Syeikh Sahal Bin Abdullah At Tusturi termasuk diantara mereka.
32. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al Ahbab, yaitu orang-orang yang
dikasihi. Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat, adakalanya pula
berkurang. Mereka mencapai tingkatan ini disebabkan mereka melakukan segala
ibadah dan takarrub karena cinta kepada Allah. Ibadah yang didasari cinta,
lebih baik dari ibadah yang berharap pahala dan surga. Maka sebagai imbalan
baik untuk mereka, mereka mendapat kasih sayang Allah yang luar biasa.
33. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al Muhaddathun, yaitu orang-orang yang
selalu diberi ilham oleh Allah. Menurut hadits Nabi, ada sebagian dari umatku
yang diberi ilham dari Allah. Maka Umar Bin Al Khattab termasuk salah satu dari
mereka. Sayyid Muhyiddin Ibnu Arabi ra berkata: "Dizaman kami ada pula
wali-wali Al Muhaddathun, di antaranya adalah Abul Abbas Al Khasyab dan Abu
Zakariya Al Baha-i".
Para wali yang tergolong dalam kaum ini senantiasa mendapat bisikan-bisikan
rohani dari penduduk alam malakut, misalnya dari Jibril, Mikail, Israfil dan
Izrail, sebab rohani mereka sudah dapat menembus alam arwah atau alam malakut.
34. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al Akhilla?. Mereka adalah orang-orang
yang dicintai Allah, sebab segala ibadah yang mereka lakukan selalu didasari
cinta kepada Allah. Jumlah mereka tidak terbatas, adakalanya meningkat dan
adakalanya berkurang.
35. Di antaranya, ada pula yang termasuk As Samra?. Kata As Samra? adalah
berkulit hitam manis. Jumlah mereka tidak terbatas. Mereka termasuk orang-orang
yang senantiasa berdialog dengan Allah, sebab hati mereka selalu dipenuhi rasa
ketuhanan yang tiada taranya.
36. Di antaranya, ada pula yang termasuk Al Wirathah, yaitu mereka yang
mendapat warisan dari Allah. Mereka adalah para ulama, pewaris para Nabi.
Kelompok ini termasuk orang-orang yang gemar beribadah sampai melebihi dari
batas kemampuannya. Mereka suka mengasingkan diri di tempat-tempat terpencil
demi untuk memenuhi kecintaannya kepada Allah.
37 PANGKAT WALI ALLAH
1.Qutub Atau Ghauts (1 abad 1 Orang)
Al Aqtab berasal dari kata tunggal Al Qutub yang memiliki arti penghulu. Dari
sini dapat kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah pangkat kewalian yang
tertinggi. Jumlah wali yang memiliki pangkat tersebut hanya terbatas seorang
saja untuk setiap waktunya.
2. Aimmah (1 Abad 2 orang)
Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang memiliki arti pemimpin. Setiap
waktunya hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai pangkat Al Aimmah.
Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertuju ke alam
malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertuju di alam malaikat saja.
3. Autad (1 Abad 4 Orang di 4 penjuru Mata Angin)
Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang memiliki arti pasak. Yang
memperoleh pangkat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap waktunya. Mereka
tinggal di utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan
penjaga di setiap pelosok bumi.
4. Abdal (1 Abad 7 Orang tidak akan bertambah & berkurang Bila ada wali
Abdal yg Wafat Alloh menggantinya dengan mengangkat Wali abdal Yg Lain (Abdal =
Pengganti) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya (Wanita).
Al Abdal berasal dari kata Badal yang memiliki arti menggantikan. Yang
memperoleh pangkat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap waktunya.
Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah untuk menjaga suatu wilayah di bumi
ini. Dikatakan di bumi ini memiliki tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh
seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan
digantikan oleh yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah
pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, praktek
apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Mu'adz Bin Asyrash:
"Para wali Abdal mendapatkan derajat tersebut dengan empat kebiasaan,
yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan
diri".
5. Nuqoba '(Naqib) (1 Abad 12 orang di wakilkan Alloh Masing2 pada setiap
Bulan).
An Nuqaba 'berasal dari kata tunggal Naqib yang memiliki arti kepala kaum.
Jumlah wali Nuqaba 'dalam setiap waktunya hanya ada dua belas orang. Wali
Nuqaba 'itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum
syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahasia yang tersembunyi di
hati seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang karakter dan
nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya
hal ini tidaklah aneh. Kalau anggota jejak dari Mesir mampu mengungkap rahasia
seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka
rahasia seseorang kepada seorang waliNya?
6. Nujaba '(1 Abad 8 Orang)
An Nujaba 'berasal dari kata tunggal Najib yang memiliki arti bangsa yang
mulia. Wali Nujaba 'pada umumnya selalu disukai orang. Dimana saja mereka
mendapatkan sambutan orang banyak. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak
merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahwa mereka
adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi derajatnya. Setiap
zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari delapan orang.
7. Hawariyyun (1 Abad 1 Orang) Wali Hawariyyun di beri kelebihan Oleh Alloh
dalam hal keberanian, Pedang (Zihad) di dalam menegakkan Agama Islam Di muka
bumi. Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang memiliki arti
penolong. Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang saja di setiap zamannya.
Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan diganti orang lain.
Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair bin Awwam saja yang mendapatkan derajat wali
Hawariy seperti yang dikatakan oleh Rasululloh: "Setiap Nabi memiliki
Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam ". Meskipun pada waktu itu
Nabi memiliki cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi
beliau. Karena beliau tahu hanya Zubair saja yang meraih pangkat wali Hawariy.
Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai
berhujjah.
8. Rojabiyyun (1 Abad 40 Orang Yg tidak akan bertambah & Berkurang Bila ada
salah satu Wali Rojabiyyun yg meninggal Alloh kembali mengangkat Wali
rojabiyyun yg lainnya, Dan Alloh mengangkatnya menjadi wali Khusus di bulan
Rajab dari Awal bulan sampai Akhir Bulan oleh karena itu Namanya Rojabiyyun. Ar
Rajbiyun berasal dari kata tunggal Rajab. Wali Rajbiyun itu adanya hanya di
bulan Rajab saja. Mulai awal Rajab hingga akhir bulan mereka itu ada.
Selanjutnya kondisi mereka kembali normal seperti semula. Setiap waktu, jumlah
mereka hanya ada empat puluh orang saja. Para wali Rajbiyun ini terbagi di
berbagai wilayah. Di antara mereka ada yang saling mengenal dan ada yang tidak
saling mengenal.
Pada umumnya, di bulan Rajab, sejak awal harinya, para wali Rajbiyun menderita
sakit, sehingga mereka tidak dapat menggerakkan anggota tubuhnya. Selama bulan
Rajab, mereka senantiasa mendapat berbagai pengetahuan secara kasyaf, kemudian
mereka memberitahukannya kepada orang lain. Anehnya penderitaan mereka hanya
bertahan di bulan Rajab. Setelah bulan Rajab berakhir, maka kesehatan mereka
kembali seperti semula.
9. Khotam (penutup Wali) (1 Alam dunia hanya 1 orang) Yaitu Isa AS ketika turun
kembali ke dunia Alloh Angkat menjadi Wali Khotam (Penutup).
Al Khatamiyun berasal dari kata Khatam yang memiliki arti penutup atau
penghabisan. Maksudnya pangkat AlKhatamiyun adalah sebagai penutup para wali.
Jumlah mereka hanya seorang. Tidak ada pangkat kewalian umat Muhammad yang
lebih tinggi dari tingkatan ini. Jenis wali ini hanya akan ada di akhir masa,
yaitu ketika Nabi Isa as.datang kembali.
10. Qolbu Adam A.S (1 Abad 300 orang)
11. Qolbu Nuh A.S (1 Abad 40 Orang)
12. Qolbu Ibrohim A.S (1 Abad 7 Orang)
13. Qolbu Jibril A.S (1 Abad 5 Orang)
14. Qolbu Mikail AS (1 Abad 3 Orang tidak kurang dan tidak lebih Alloh selau
mengangkat wali lainnya Bila ada salah satu dari Wali qolbu Mikail Yg Wafat)
15.Qolbu Isrofil A.S (1 Abad 1 Orang)
16. Rizalul 'Alamul Anfas (1 Abad 313 Orang)
17. Rizalul Ghoib (1 Abad 10 orang tidak bertambah dan berkurang)
tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yg Wafat seketika juga Alloh mengangkat Wali
Rizalul Ghoib Yg lain, Wali Rizalul Ghoib adalah Wali yang di sembunyikan oleh
Alloh dari penglihatannya Makhluq2 Bumi dan Langit tiap2 wali Rizalul Ghoib
tidak dapat mengetahui Wali Rizalul Ghoib yang lainnya, dan ada juga Wali
dengan pangkat Rijalul Ghoib dari kaum Jin Mu'min, Semua Wali Rizalul Ghoib
tidak mengambil sesuatu dari Rizqi Alam nyata ini tetapi mereka mengambil atau
menggunakan Rizqi dari Alam Ghaib.
18. Adz-Dzohirun (1 Abad 18 orang)
19. Rizalul Quwwatul Ilahiyyah (1 Abad 8 Orang)
Di antaranya pula ada wali yang dikenal dengan nama Rijalul Quwwatul Ilahiyah
artinya orang-orang yang diberi kekuatan oleh Tuhan. Jumlah mereka hanya
delapan orang saja di setiap zaman. Wali jenis ini memiliki keistimewaan, yaitu
sangat tegas terhadap orang-orang kafir dan terhadap orang-orang yang suka
mengecilkan agama. Sedikit pun mereka tidak takut oleh kritikan orang. Di kota
Fez ada seorang yang bernama Abu Abdullah Ad Daqqaq. Ia dikenal sebagai seorang
wali dari jenis Rijalul Quwwatul Ilahiyah. Di antaranya pula ada jenis wali
yang sifatnya keras dan tegas. Jumlah mereka hanya ada 5 orang disetiap zaman.
Meskipun karakter mereka tegas, tetapi sikap mereka lemah lembut terhadap orang-orang
yang suka berbuat kebajikan.
20. Khomsatur Rizal (1 Abad 5 orang)
21. Rizalul Hanan ( 1 Abad 15 Orang )
Ada jenis wali yang dikenal dengan nama Rijalul Hanani Wal Athfil Illahi
artinya mereka yang diberi rasa kasih sayang Allah. Jumlah mereka hanya ada
lima belas orang di setiap zamannya. Mereka selalu bersikap kasih sayang
terhadap manusia baik terhadap yang kafir maupun yang mukmin. Mereka melihat
manusia dengan pandangan kasih sayang, kerana hati mereka dipenuhi rasa
insaniyah yang penuh rahmat.
22. Rizalul Haybati Wal Jalal ( 1 Abad 4 Orang )
23. Rizalul Fath ( 1 Abad 24 Orang ) Alloh mewakilkannya di tiap Sa’ah ( Jam )
Wali Rizalul Fath tersebar di seluruh Dunia 2 Orang di Yaman, 6 orang di Negara
Barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat ( Arah Mata Angin )
23. Rizalul Ma’arijil ‘Ula ( 1 Abad 7 Orang )
24. Rizalut Tahtil Asfal ( 1 Abad 21 orang )
25. Rizalul Imdad ( 1 Abad 3 Orang )
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Rijalul Imdadil Ilahi Wal
Kauni, yaitu mereka yang selalu mendapat kurniaan Ilahi. Jumlah mereka tidak
lebih dari tiga orang di setiap abad. Mereka selalu mendapat pertolongan Allah
untuk menolong manusia sesamanya. Sikap mereka dikenal lemah lembut dan berhati
penyayang. Mereka senantiasa menyalurkan anugerah-anuger
ah Allah kepada manusia. Adanya mereka menunjukkan berpanjangannya kasih sayang
Allah kepada makhlukNya.
26. Ilahiyyun Ruhamaniyyun ( 1 Abad 3 Orang ) Pangkat ini menyerupai Pangkatnya
Wali Abdal
Di antaranya pula ada yang termasuk dalam golongan Ilahiyun Rahmaniyyun, yaitu
manusia-manusia yang diberi rasa kasih sayang yang luar biasa. Jumlah mereka
ini hanya tiga orang di setiap masa. Sifat mereka seperti wali-wali Abdal,
meskipun mereka tidak termasuk didalamnya. Kegemaran mereka suka mengkaji
firman-firman Allah.
27. Rozulun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
28. Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz ( 1 Abad 1 Orang )
Wali dengan Maqom Rozulun Wahidun Markab ini di lahirkan antara Manusia dan
Golongan Ruhanny( Bukan Murni Manusia ), Beliau tidak mengetahui Siapa Ayahnya
dari golongan Manusia , Wali dengan Pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis
yg berbeda, Pangkat Wali ini ada juga yang menyebut ” Rozulun Barzakh ” Ibunya
Dari Wali Pangkat ini dari Golongan Ruhanny Air INNALLOHA ‘ALA KULLI SAY IN
QODIRUN ” Sesungguhnya Alloh S.W.T atas segala sesuatu Kuasa.
29. Syakhsun Ghorib ( di dunia hanya ada 1 orang )
30. Saqit Arofrof Ibni Saqitil ‘Arsy ( 1 Abad 1 Orang )
31. Rizalul Ghina ( 1 Abad 2 Orang )
sesuai Nama Maqomnya ( Pangkatnya ) Rizalul Ghina ” Wali ini Sangat kaya baik
kaya Ilmu Agama, Kaya Ma’rifatnya kepada Alloh maupun Kaya Harta yg di jalankan
di jalan Alloh, Pangkat Wali ini juga ada Waliahnya ( Wanita ).
31. Syakhsun Wahidun ( 1 Abad 1 Orang )
32. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 Abad 10 Orang )
33. Budala’ ( 1 Abad 12 orang )
Budala’ Jama’ nya ( Jama’ Sigoh Muntahal Jumu’) dari Abdal tapi bukan Pangkat
Wali Abdal
34. Rizalul Istiyaq ( 1 Abad 5 Orang )
35. Sittata Anfas ( 1 Abad 6 Orang )
salah satu wali dari pangkat ini adalah Putranya Raja Harun Ar-Royid yaitu
Syeikh Al-’Alim Al-’Allamah Ahmad As-Sibty
36. Rizalul Ma’ ( 1 Abad 124 Orang )
Wali dengan Pangkat Ini beribadahnya di dalam Air di riwayatkan oleh Syeikh Abi
Su’ud Ibni Syabil ” Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di
Bagdad dan aku termenung dan terbersit dalam hatiku “Apakah ada hamba2 Alloh
yang beribadah di sungai2 atau di Lautan” Belum sampai perkataan hatiku tiba2
dari dalam sungai muncullah seseorang yang berkata “akulah salah satu hamba
Alloh yang di tugaskan untuk beribadah di dalam Air”, Maka akupun mengucapkan
salam padanya lalu Dia pun membalas salam aku tiba2 orang tersebut hilang dari
pandanganku.
37. Dakhilul Hizab ( 1 Abad 4 Orang )
Wali dengan Pangkat Dakhilul Hizab sesuai nama Pangkatnya , Wali ini tidak
dapat di ketahui Kewaliannya oleh para wali yg lain sekalipun sekelas Qutbil
Aqtob Seperti Syeikh Abdul Qodir Jailani, Karena Wali ini ada di dalam Hizab
nya Alloh, Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia,
Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia Seperti di riwayatkan
dalam kitab Nitajul Arwah bahwa suatu ketika Syeikh Abdul Qodir Jailani
Melaksanakan Towaf di Baitulloh Mekkah Mukarromah tiba2 Syeikh melihat seorang
wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang sehingga Syeikh
Abdul qodir Al-Jailani Mukasyafah ke Lauhil Mahfudz dilihat di lauhil mahfudz
nama Wanita ini tidak ada di barisan para Wali2 Alloh, Lalu Syeikh Abdul Qodir
Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Wanita ini dan apa
yang menjadi Amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat ,
Kemudian Alloh memerintahkan Malaikat Jibril A.S untuk memberitahukan kepada
Syeikh bahwa wanita tersebut adalah seorang Waliyyah dengan Maqom/ Pangkat
Dakhilul Hizab ” Berada di Dalam Hizabnya Alloh “, Kisah ini mengisyaratkan
kepada kita semua agar senantiasa Ber Husnudzon ( Berbaik Sangka ) kepada semua
Makhluq nya Alloh, Sebetulnya Masih ada lagi Maqom2 Para Aulia yang tidak
diketahui oleh kita, Karena Alloh S.W.T menurunkan para Aulia di bumi ini dalam
1 Abad 124000 Orang, yang mempunyai tugasnya Masing2 sesuai Pangkatnya atau
Maqomnya.
Firman Allah dalam Surat Al-Imron ayat 169:
“LA TAHSABANNAL LADZI QUTILUU FI SABILILLAHI AMWATAN, BAL AHYAUN INDA ROBBIHIM
YURZAQUNA ”
Terjemahnya sebagai berikut:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang2 yang gugur di jalan Alloh itu ‘MATI’ bahkan
mereka itu ‘HIDUP’ di sisi tuhannya dengan mendapat rezqi”.
HIDUP Yaitu hidup dalam alam yang lain yang bukan alam kita ini, di mana mereka
mendapat keni’matan2 di sisi Alloh, Dan hanya Alloh sajalah yang mengetahui
bagaimana keadaan HIDUP nya itu.
JUMLAH WALI MENURUT SYEKH MAHYUDDIN IBNU ARABI
Menurut Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi jumlah dan jenis kewalian ([1]) itu
berjumlah 589 jenis kewalian. Sebagaimana keterangannya berikut ini;
ﺍﻟﻤﺠﻤﻮﻉ ﻣﻦ ﺍﻷﻭﻟﻴﺂﺀ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﺫﻛﺮﻧﺎ ﺃﻋﺪﺍﺩﻫﻢ ﻓﻰ ﺃﻭﻝ
ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺒﺎﺏ ﻭﻣﺒﻠﻎ ﺫﻟﻚ ﺧﻤﺴﻤﺎﺋﺔ ﻧﻔﺲ ﻭﺗﺴﻌﺔ ﻭﺛﻤﺎﻧﻮﻥ ﻧﻔﺴﺎ ( 589 ) ﻣﻨﻬﻢ ﻭﺍﺣﺪ ﻻﻳﻜﻮﻥ ﻓﻰ
ﻛﻞ ﺯﻣﺎﻥ ﻭﻫﻮ ﺍﻟﺨﺘﻢ ﺍﻟﻤﺤﻤﺪﻯ ﻭﻣﺎ ﺑﻘﻰ ﻓﻬﻢ ﻓﻰ ﻛﻞ ﺯﻣﺎﻥ ﻻﻳﻨﻘﺼﻮﻥ ﻭﻻ ﻳﺰﻳﺪﻭﻥ . ﻭﺃﻣﺎ ﺍﻟﺨﺘﻢ
ﻓﻬﺬﺍ ﺯﻣﺎﻧﻪ ﻭﻗﺪ ﺭﺃﻳﻨﺎﻩ ﻭﻋﺮﻓﻨﺎﻩ ﺗﻤﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺳﻌﺎﺩﺗﻪ ﻋﻠﻤﺘﻪ ﺑﻔﺎﺱ ﺳﻨﺔ ﺧﻤﺲ ﻭﺗﺴﻌﻴﻦ
ﻭﺧﻤﺴﻤﺎﺋﺔ ( 595 ) 2]) ])
Artinya;
Keseluruhan dari wali-wali Allah yang kami sebutkan jumlahnya pada awal bab
mencapai 589 jenis. Satu diantara mereka yang tidak pada setiap zaman, yaitu AL
KHATMUL MUHAMMADY. Dan adapun selebihnya mereka itu ada disetiap masa tidak
berkurang dan tidak bertambah.
Maka adapun wali al Khatmi itu maka sekaranglah zamannya. Dan sesungguhnya kami
telah mengenalnya (maka) Allah sempurnakanlah akan kebahagiaannya, aku
mengenalnya dinegeri Fas pada tahun 595 H .
Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi dalam karya besarnya (Futuhatul Makiah) menyebutkan
jumlah / jenis kewalian itu mencapai 589 jenis kewalian. Dari jumlah tersebut,
yang termasuk dalam kategori wali terbesar adalah;
1. Wali Quthub,
2. Al-Aimmah,
3. Al-Autad,
4. Al-Abdal, Wali-wali yang memegang wilayah
5. An-Nuqaba,
6. An-Nujaba,
7. Al-Umana,
8. Al-Hawariyyun,
9. Ar-Rajabiyyun,
10. Rijalul-Ghaib
11. Rijalul-fath,
12. Rijalul- 'Ula,
13. Rijalul-Imdad,
14. Rijalul-Ma,
15. Rahmaniyyun,
16. Az-Zuhhad,
17. Al-Qurra,
18. Al-Ahbab,
19. Al-Muhaddatsun,
20. Al-Akhilla,
21. As-Samra,
22. Al-Waratsah,
23. Dan lain-lain
Kesemua wali-wali tersebut di atas dijelaskan dengan rinci oleh Syekh Yusuf
An-Nabhany dalam kitabnya yang berjudul;
( ﺟﺎﻣﻊ ﻛﺮﻣﺎﺕ ﺍﻷﻭﻟﻴﺂﺀ )
yang materi pembicaraannya khusus mengenai para wali-wali dan segala macam
jenis-jenisnya. Dari sekian banyak jumlah wali-wali tersebut diatas, ada satu
wali yang tidak bertambah, yaitu (jenis) wali Khatmul Muhammady (Wali Khatmi).
Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi mengaku sudah mengetahui tanda-tanda Wali Khatmi ini
sebagaimana pengakuannya berikut ini;
ﻭﺭﺃﻳﺖ ﺍﻟﻌﻼﻣﺔ ﺍﻟﺘﻰ ﻟﻪ ﻗﺪ ﺃﺧﻔﺎﻫﺎ ﺍﻟﺤﻖ ﻓﻴﻪ ﻋﻦ ﻋﻴﻮﻥ
ﻋﺒﺎﺩﻩ ﻭﻛﺸﻔﻬﺎ ﺍﻟﻰ ﺑﻤﺪﻳﻨﺔ ﻓﺎﺱ ﺣﺘﻰ ﺭﺃﻳﺖ ﺧﺎﺗﻢ ﺍﻟﻮﻻﻳﺔ ﻣﻨﻪ 3]) ])
Dan aku melihat tanda-tanda yang Allah sembunyikan pada dirinya dari pandangan
(kasyaf) kebanyakan hamba-hamba-Nya, dan Allah berkenan membukakan (tabir ini)
kepadaku dikota Fes Maroko sehingga aku melihat akan pangkat kewalian itu dari
dirinya”.
Dalam pengakuannya tersebut, Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi telah di bukakan oleh
Allah tabir hijab (sewaktu di kota Fez Maroko) sehingga dia mengetahui akan
figure dan tanda-tanda dari Khatmul Aulia itu yang tidak di ketahui oleh
kebanyakan dari hamba-hamba Allah lainnya.
Kita patut bersyukur kepada Allah karena Dia telah memilih di antara sekian
banyak hamba-Nya yang dianugerahi kasyaf seperti yang terjadi pada pribadi Ibnu
Arabi sehingga dengan perantaraan (karangan)nya jualah kita dapat mengetahui
akan gambaran Khatmul Aulia itu sebagaimana tersebut diatas.
Kitab-kitab yang menyebutkan tentang Khatmul Aulia antara lain adalah;
1. Futuhatul Makiah (Oleh Syekh Mahyuddin Ibnu Arabi, jilid 1-2-3)
2. ‘Anqa’u Magrib (Oleh Syekh Mahyuddin Ibnu ‘Araby, Pembahasan khusus tentang
Khatmul Aulia)
3. Insanul kamil (Oleh Syekh Abdul Karim Al-Jailani pada bagian akhir kitab)
4. Khatmul Aulia (Pembahasan khusus tentang Khatmul Aulia) Oleh Syekh Muhammad
Ali Al-Hakim At-Turmudzi.
Dll.
Semoga bermanfaat dan memberikan
pencerahan !
http://ungarans.blogspot.com/2018/11/sufi-kalau-tidak-dusta-rugi-dusta.html?m=1
http://ungarans.blogspot.com/2018/11/sufi-kalau-tidak-dusta-rugi-dusta.html?m=1
“Al Akhfiya” (Orang-Orang Yang Tidak Suka
Popularitas) Adalah Keanehan ! Banyak Digemari Monasiyun, Retorikayun,
Spandukiyun, Youtubiyun !
Antara Zuhud Sunni dan Zuhud Sufi
Apa Jadinya Jika Saudi Arabia Dikuasai
Oleh Sufi Dan Syiah, Serta Metode (Pemahaman) Nenek Moyang (Tradisi).
'Aqidah Ahlus-Sunnah Wal-Jama'ah Dalam
Sifat Allah Ta'ala, Siapakah Ahlus Sunnah Wal Jamaah Yang Sesungguhnya,
Mengenal Manhaj Salaf, Antara Zuhud Sunni Dan Zuhud Sufi.
Al-Muflis ( Bangkrut )
Borok-Borok Sufi
https://almanhaj.or.id/318-borok-borok-sufi.html
Benarkah Kelompok Shufiyyah Termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
https://almanhaj.or.id/318-borok-borok-sufi.html
Benarkah Kelompok Shufiyyah Termasuk Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
"Dhirar" Chechnya (Konferensi
Sufi Sesat)
Hakikat Shufiyyah di Mata Syi’ah
Ibadah Nyeleneh Sufi Di Indonesia Dan
Chechnya (Kebatilan Mazhab Sufi Berzikir Sambil Menari).
KH Afifuddin Muhajir: Pemikiran Said Aqil
Merusak NU, Imam Al-Ghazali Dicap Batil
Kesesatan Syiah Menurut Dr. Said Aqil
Siroj
K.H Said Aqil Siradj : Rajin Shalat
Jamaah Dimasjid, Tahajjud, Dluha, Puasa Senin Kamis Dan Semisalnya, Menghormati
Orang Tua, Menghormati Tamu/ Tetangga, Berprasangka baik, Menolong Orang,
Dermawan Menginfaqkan Harta Sebesar 100 Juta, Belum Tentu Dirinya Seorang Sufi
(Bukan Itu Ukuran Tasawuf ). Jadi Tasawwuf Itu Apa ? Secara Etimologi, Dicari
Akar Katanya Sangat Sulit. Menghujat, Fitnah Orang ( Kelompok ), Menghalalkan
Segala Cara ?
Konferensi “Bagaimana Cara Mengalahkan
Islam?” Rencana Mereka, Kyai-Kyai Kelompok Mayoritas Mengubah Tafsir Al-Qur`An
Dan Hadits-Hadits, Dengan Target Menghentikan Otoritas Ulama.
Kitab Al-Hikam Dalam Timbangan Islam
"Keteladanan Antara Wali Songo Vs
Wali Dollar" [untuk ulama "su/penghujat wali jenggot !"]
Kewajiban Mencintai Nabi. Mana Buktimu
Cinta Kepada Nabi? Tasawuf Dan Cinta Nabi ? Hakikat Tasawuf Dan Sufi
Klimaks Dari Muktamar Chechnya, Presiden
Chechnya Meminta Maaf Atas Kejahatan Muktamar Sufi Aswaja Sedunia Yang
Menghujat Salafiyyah !!
Hakikat Shufiyyah di Mata Syi’ah
Kitab-Kitab Ulama Syafi'iyyah Dalam
Memperjuangkan Sunnah Dan Mengingkari Bid'ah
Membongkar Kedok Sufisme Di Hadramaut (
Penulis Dan Kata Pengantarnya Para Ahlul Bait)
Pesta Tarekat Sufi (Tasawuf) Hilang
Kewarasan
Perbedaan Pokok Ajaran Islam Dan Tasawuf
Peran Dan Kontribusi Imam Al-Ghazali
Dalam Menghadang Pemikiran Dan Kejahatan Syiah. Benarkah Tasawuf Ajaran Nabi,
Perbedaan Pokoknya Dengan Ajaran Islam, Serta Taubatnya Dari Filsafat Dan
Tasawuf.
Penyakit Riya Dan Gila Popularitas.
Mengapa Kita Tak Perlu Terkenal ? Mereka Orang Yang Shalih, Tapi Tidak Mau
Dikenal
Prof DR Nasaruddin Umar (Penganut Sufi
Super Ilmiyyah) : Berguru Dengan Alam Ghaib Itu Dimungkinkan. Katanya, Imam
Ghazali Tidak Perlu Mencantumkan Sebuah Hadits Dalam Kitabnya (Shahih Atau
Tidak) Sebab Langsung Meminta Konfirmasi Ke Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa
Sallam. Begitupun Ibnu Arabi Dengan Kitab Fushus Al Hikam.
Pengrusak Umat
Perjanjian Faisal Bin Husein (Putra
Syarif Mekkah Husein Bin Ali, Penganut Sufisme, Keluarga Hasyimiyah) -Weizmann,
Pintu Masuk Yahudi Eropa Miliki Tanah Di Palestina. 'Arab Revolt',
Pemberontakan Keluarga Sufi Melawan Turki Utsmani
Syara' Menggalakkan Zuhud Bukan Tasawuf
Syi'ah Sufistis
Syeikh Abdul Qadir Jailani Dan Syiah
Siapa Wali Kutub Dan Wali Ghauts?
Siapakah Wali Allah Subhanahu wa Ta'ala
Siapakah Sufi ? Paham Sufi Dalam Timbangan
Al-Qur’an Dan Assunnah
Sufi, Benarkah Itu Ajaran Nabi?
Tafsir Orang Sufi Terhadap Al-Qur’an
Bukanlah Tafsir
Untuk "Ulama ?" Penghina "
Wali Jenggot" Baca Artikel ini : Perbedaan antara wali-wali Allah dan
wali-wali syaithon
Walisongo Sangat Gamblang Beberkan
"KEKAFIRAN" dan Perilaku Kategori "KAFIR"
Zuhud