Akhir-akhir ini muncul fenomena
demonstrasi dikalangan Umat Muslim, mereka mengumpulkan banyak orang dalam satu
majelis dan menganggap hal demikian dapat membuat orang kafir takut, padahal
tidak sama sekali, banyaknya orang tidak membuat orang kafir takut sedikitpun,
karena jumlah orang tidak menunjukkan kekuatan sebenarnya dalam Islam.
Fenomena ini sudah disampaikan jauh hari, lebih dari 1400 tahun yang lalu oleh
Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam, bahwa Umat Islam ketika jumlahnya
sangat banyak justru tidak ditakuti oleh orang kafir, disebabkan penyakit cinta
dunia dan takut mati.
Lalu kemudian pertanyaannya apa yang membuat orang kafir takut?
Seorang Syaikh ketika ditanya seseorang kenapa dijaman Nabi dan para sahabat
sangat ditakuti orang kafir padahal jumlah mereka sangat sedikit pada saat itu
jika dibandingkan jumlah Umat Islam saat ini yang berjumlah lebih satu milyar
orang, menurut beliau itu disebabkan dijaman generasi emas Islam itu soal
Aqidah Tauhid dan juga amalan ibadah mereka sangat murni, agama mereka jauh
dari bercampur dengan kemaksiatan, kebid'ahan dan juga kesyirikan. Sementara
Umat Islam saat ini kebanyakan keIslaman mereka baru dalam tingkatan pengakuan
saja.
Dengan keadaan agama para sahabat nabi yang masih murni bersih dari kekotoran
menjadikan mereka Zuhud terhadap dunia, dan tidak takut mati, dengan demikian
ketika nama-nama mereka di sebut dikalangan orang kafir membuat orang kafir
tubuhnya gemetaran karena takutnya.
Sementara dijaman ini meskipun jumlah Umat Islam sangat besar namun justru
menjadi permainan kaum kafirin.
Dijaman ini apa yang paling ditakutkan oleh orang kafir?
Mungkin ada beberapa penulis sampaikan, diantaranya yakni:
1. Orang kafir paling takut jika Umat Muslim berpegang teguh kepada Aqidah
Tauhid yang benar, karena dengan keadaan Umat Muslim memurnikan Tauhid,
mengesakan Allah Ta'ala diatas semua perkara dengan demikian tentu sulit bagi
orang kafir memurtadkan Umat Muslim.
Dalam keadaan kelaparan dan kekurangan
sekalipun tidak membuat seorang Muslim menjadi murtad jika berpegang tegung
kepada pemahaman Tauhid yang benar, bahkan sampai nyawa taruhannya sekalipun.
Hal ini sangat ditakuti oleh kaum kafirin.
Namun lihat dihari ini seperti di negri kita Umat Muslim jumlahnya terus
menurun drastis akibat pemurtadan yang dilakukan kaum kafirin secara masiv,
jika ditahun 80an Umat Muslim di Indonesia hampir dominan, sekitar 95% dari
jumlah penduduk negri ini, namun disaat ini jumlahnya hanya sekitar 88% dan
akan terus menurun jumlahnya seiring waktu.
Kadang dalam usaha memurtadkan kaum Muslimin mereka tidak perlu usaha terlalu
keras, cukup dengan sekotak Mie Instan atau uang SPP maka sebuah keluarga sudah
menjadi murtad. Penyebab utamanya karena cinta dunia dan kebodohan.
2. Kaum kafirin paling takut jika Umat Muslim meninggalkan Riba.
Cara penghancuran Umat Muslim salah
satunya dari sisi ekonomi, yakni dengan riba, seperti misal di Indonesia ini,
seperti dilansir Bank Indonesia pertahun di negri ini total transaksi kredit
sekitar 451 trilyunan rupiah, mirisnya ini terjadi di negri yang mayoritas
penduduknya beragama Islam, dimana riba jelas diharamkan secara syariat.
Mungkin karena ilmu bahaya riba belum sampai kepada kebanyakan orang Islam di
negri ini.
Andai saja Umat Muslim yang berjumlah lebih dari 260 juta orang itu sepakat
meninggalkan segala bentuk riba maka lembaga-lembaga keuangan Ribawi seperti
bank konvensional, asuransi Ribawi, leasing kredit dan seterusnya yang
mayoritas dikuasai oleh kaum kafirin akan gulung tikar, tutup dengan
sendirinya.
Hal demikian tentu sangat ditakuti oleh kaum kafirin.
3. Orang kafir paling takut jika Umat Muslim tidak mengikuti mereka dalam hal
gaya hidup.
Salah satu penghancuran umat Muslim paling efektif adalah dengan gaya hidup,
seperti musik, pacaran, riba, suka nonton konser, nonton film porno, gay,
lesbian dan seterusnya.
Dan semua itu melibatkan jumlah perputaran uang yang sangat besar, mencapai
puluhan trilyunan rupiah setahun.
Andai Umat Muslim sepakat meninggalkan segala bentuk maksiat yang dilarang oleh
Allah Ta'ala dan RasulNya dan mengerjakan perintah Allah Ta'ala dan RasulNya,
maka usaha mereka menyesatkan Umat Muslim menjadi sangat sulit, dan
Periuk/penghasilan mereka dari maksiat juga ludes, dan gulung tikar.
Namun sayang yang terjadi sebaliknya, jika dilihat dalam angka dan fakta
mungkin dominan Umat Muslim saat ini justru mengikuti gaya hidup kaum kafirin.
Dan mungkin banyak hal lain yang sangat ditakuti oleh kaum kafirin namun tidak
pernah menjadi perhatian Kaum Muslimin, disebabkan sedikitnya ilmu dan amalan
agama yang benar seperti yang dipahami dan diamalkan generasi emas Islam yakni
generasi Salaf, tiga generasi terbaik Umat Islam.
Maka menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita mengembalikan Umat Islam kepada
cara beragama yang benar seperti generasi Salaf baik Aqidah dan syariat nya,
hanya dengan cara demikian Umat Islam kembali ditakuti oleh kaum kafirin.
Waalahua'lam.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti dalam hadits beliau yang
dikenal dan shahih sudah menyampaikan keadaan umat Islam saat ini jauh hari.
ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﺍْﻷُﻣَﻢُ ﻛَﻤَﺎ ﺗَﺪَﺍﻋَﻰ
ﺍﻟْﺄَﻛَﻠَﺔُ ﺇِﻟَﻰ ﻗَﺼْﻌَﺘِﻬَﺎ ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ : ﺃَﻣَﻦْ ﻗِﻠَّﺔٍ ﻧَﺤْﻦُ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻳَﺎ
ﺭَﺳُﻮْﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ : ﻻَ، ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﻳَﻮْﻣَﺌِﺬٍ ﻛَﺜِﻴﺮٌ ﻭَﻟَﻜِﻨَّﻜُﻢْ ﻏُﺜَﺎﺀٌ
ﻛَﻐُﺜَﺎﺀِ ﺍﻟﺴَّﻴْﻞِ، ﻭَﻟَﻴُﻨﻨَﺰِّ ﻋَﻦَّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﺮَّﻫْﺒَﺔَ ﻣِﻦْ ﺻُﺪُﻭﺭِ
ﻋَﺪُﻭِّﻛُﻢْ ﻟَﻜُﻢْ، ﻭَﻟَﻴُﻘْﺬِ ﻓَﻦَّ ﻓِﻲ ﻗُﻠُﻮﺑِﻜُﻢْ ﺍﻟْﻮَﻫْﻦَ، ﻗَﺎﻟُﻮْﺍ :
ﻭَﻣَﺎ ﺍﻟْﻮَﻫْﻦُ ﻳَﺎ ﺭَﺳُﻮﻝَ ﺍﻟﻠَّﻪِ؟ ﻗَﺎﻝَ ﺣُﺐُّ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻛَﺮَﺍﻫِﻴَﺔُ
ﺍﻟْﻤَﻮْﺕِ
“Telah berkumpul umat-umat untuk menghadapi kalian, sebagaimana orang-orang
yang makan berkumpul menghadapi piringnya’. Mereka berkata : Apakah pada saat
itu kami sedikit wahai Rasulullah ? Beliau menjawab : ‘Tidak, pada saat itu
kalian banyak, tetapi kalian seperti buih di lautan, dan Allah akan
menghilangkan rasa takut dari dada-dada musuh kalian kepada kalian, dan Allah
akan menimpakan pada hati kalian penyakit Al-Wahn’. Mereka berkata : Apakah
penyakit Al-Wahn itu wahai Rasulullah?. Beliau menjawab :’Cinta dunia dan takut
akan mati”.
[Hadits Shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud (4297), Ahmad (5/287), dari hadits
Tsaubah Radhiyallahu anhu, dan dishahihkan oelh Al-Albani dengan dua jalannya
tersebut dalam As-Shahihah (958).
Oleh Siswo Khusyudhanto