Kekejaman Syiah terhadap umat Islam telah terbukti di berbagai negara
di Timur Tengah. Mereka tega membantai ulama dan kaum muslimin, seperti yang
terjadi di Iraq dan Suriah, dan Yaman. Karenanya, umat Islam dihimbau untuk
menangkal Syiah di Indonesia mengaku sebagai minoritas, yang secara tidak
langsung menyatakan bukan bagian dari Islam.
Hal itu
diutarakan oleh pengamat gerakan Syiah, Ustadz Farid Oqbah saat menyampaikan
kekejaman Syiah yang terjadi di berbagai negara, dalam Kajian Umum Mengenal
& Mewaspadai Bahaya Syiah di Islamic Centre Bekasi, Kamis (19/02). Milisi
Syiah bersama penguasa di Suriah, Iraq, Lebanon dan Yaman melakukan pembantaian
terhadap umat Islam.
“Lihatlah yang
ada di Iraq. Ulama-ulama kita dibantai oleh mereka, umat Islam dibantai oleh
mereka. Kekejaman yang luar biasa,” kata Ustadz Farid.
Dia juga
menghimbau kepada ribuan umat Islam yang memadati Aula KH Noer Ali untuk
menangkal Syiah. Dengan demikian peristiwa pembantaian sebagaimana yang terjadi
di Timur Tengah tidak terjadi di Indonesia.
“Untuk itu kita
harus menangkal mereka ini (Syiah),” imbuhnya.
“Mereka harus
jauh dari umat Islam, karena mereka sendiri telah menyatakan diri sebagai
kelompok minoritas. Maknanya apa? Mereka bukan dari bagian umat Islam yang mayoritas,”
ujar Pimpinan Yayasan Al-Islam ini.
Ustadz Farid
menambahkan, selama ini orang-orang Syiah mengaku bagian dari Islam. Namun
kenyataannya dalam banyak hal mereka berbeda dengan kaum muslimin, baik
termasuk dalam hal-hal pokok seperti rukun Iman dan rukun Islam. Itu
menandaskan bahwa Syiah bukan Islam.
“Mereka
memisahkan diri, mereka menyatakan kelompok minoritas. Maknanya mereka orang
lain. Mengatasnamakan Islam, mengatasnamakan Ahlul Bait, tetapi sebenarnya
mereka menipu kita,” pungkas Ustadz Farid.
Abu Jibriel Heran, Syiah Mengaku Islam Tapi
Juga Mengaku Minoritas
Wakil Amir Majelis Mujahidin, Ustadz Abu Muhammad Jibriel mengaku
heran dengan sikap orang Syiah di Indonesia, di satu sisi mereka mengaku
sebagai Islam. Namun , di satu sisi mereka mengaku sebagai kelompok minoritas.
“Islam
itu di Indonesia mayoritas, kalau mereka mengaku Islam kenapa mengaku minoritas
dan minta perlindungan kepada undang-undang,” katanya saaat Rapat Dengar
Pendapat antara Aliansi Nasional Anti Syiah (ANNAS) dengan Komisi
VIII DPR-RI, pada Rabu (04/02).
Syiah
berdiri untuk menghancurkan Islam, saat ini di Yaman ada upaya dari kalangan
Syiah Houtsi untuk menghapuskan surah An-Nur dari dalam Al-Qur’an.
“Karena
di dalam surah An-Nur terdapat firman Allah yang membantah tuduhan zina
terhadap ummul mukminin Aisyah radhiallahu anhu,” ujar Abu Jibriel.
Jika
peristiwa ini difahami dengan baik dapat dikatakan bahwa Syiah itu bukan Islam.
Meski, menurutnya mungkin MUI masih segan mengatakannya. Padahal, syahadat,
rukun islam, dan Al-Quran nya Syiah berbeda dengan Islam.
“Lantas
atas dasar apa kita segan mengatakan Syiah Bukan Islam. karena itu, diusulkan
kepada MUI agar membuat fatwa bahwa Syiah Bukan Islam,” tegasnya.
Seperti
diketahui, para ulama lintas ormas dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Persis
melalui Aliansi Nasional Anti Syiah mengunjungi Komisi VIII untuk Rapat Dengar
Pendapat (RDP) terkait maslah Rancangan Undang-Undang Perlindungan Umat
Beragama (RUU PUB) dan penyebaran paham sesat Syiah di berbagai daerah yang
dianggap mengancam keutuhan bangsa.