Seperempat juta anak di daerah yang terkepung di Suriah
sangat kekurangan makanan, obat-obatan dasar, dan air bersih, menurut sebuah
laporan baru oleh Save the Children.
Dalam
laporan yang dinamai “Childhood Under Siege”, kelompok bantuan internasioal
juga mengecam dampak psikologis perang pada anak-anak di daerah yang terkepung,
yang disebut penjara terbuka.
“Dalam setiap kelompok yang diwawancarai, anak-anak
mengatakan mereka hidup dalam ketakutan serangan, dan orang tua mengatakan
perilaku anak-anak mereka telah berubah -menjadi lebih menarik diri, agresif,
atau tertekan,” kata laporan tersebut.
Petugas
kesehatan juga dilaporkan beroperasi hanya dengan cahaya lilin. Mereka
kehabisan obat dan bayi sakit menjadi sekarat di pos pemeriksaan karena
keterlambatan dalam mencapai perawatan medis.
“Ketakutan
telah menguasai. Anak-anak sekarang menunggu giliran mereka untuk dibunuh.
Bahkan orang dewasa hidup hanya untuk menunggu giliran mereka untuk mati. Kapan
giliran saya akan datang?” ujar Rihab, seorang ibu di Ghouta Timur, dalam
laporan tersebut, sebagaimana dilansir Anadolu Agency (9/3/2016).
Dalam
laporan tersebut, anak-anak terpaksa makan daun rebus dan pakan ternak untuk
satu kali makan sehari-hari mereka.
“Anak-anak
meninggal akibat kekurangan makanan dan obat-obatan di bagian Suriah hanya
beberapa kilometer dari gudang yang dipenuhi dengan bantuan. Mereka ‘membayar’
kelambanan dunia,” kata Tanya Steele, CEO Save the Children. (fath/arrahmah.com)
http://www.syiahindonesia.com/2016/03/kekejaman-syiah-di-suriah-anak-anak.html
http://www.syiahindonesia.com/2016/03/kekejaman-syiah-di-suriah-anak-anak.html
Tiga Tahun Dikepung Rezim Suriah, Wanita & Anak-Anak di Kota
Darya Minta Bantuan
Sabtu, 2 Jumadil Akhir 1437 H / 12 Maret 2016 06:40
Perempuan
dan anak-anak di Kota Darya, Suriah wilayah selatan dari ibu kota Damaskus
meminta PBB untuk segera mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada mereka, Middleeastmonitormengutip
kantor berita Anadolu, melaporkan Kamis (10/3).
Kesepakatan telah diambil oleh PBB pada bulan lalu untuk segera
menghentikan peperangan di wilayah yang dikepung oleh rezim Basyar Asad. Kota
Darya berada di bawah pengepungan rezim Suriah dan sekutunya selama tiga tahun
terakhir dan belum menerima bantuan langsung dari PBB.
Direktur Pusat Informasi di Darya, Hussam Al-Ahmad, mengatakan
perempuan dan anak-anak turun ke jalan untuk membantah klaim yang dikeluarkan
oleh rezim Suriah. Rezim membantah adanya warga sipil di kota itu yang
terkepung.
“Para wanita dan anak-anak mengungkapkan kekecewaan mereka
kepada PBB dengan turun ke jalan, mereka protes meminta bantuan kepada PBB,”
ujar Hussam.
Dia mencatat bahwa Darya belum menerima bantuan kemanusiaan
sejak awal pengepungan tiga tahun lalu.
Hussam mengatakan orang-orang di Darya bergantung pada bantuan
yang diselundupkan sejak awal pengepungan hingga sekitar satu setengah bulan
yang lalu, ketika rezim Suriah memperketat pengepungan melalui pelacakan rute
penyelundupan.
Dia mengatakan bahwa 12.000 warga di Darya tidak menerima
bantuan kemanusiaan apapun. Mereka, warga sipil, hanya bergantung pada
barang-barang yang mereka telah simpan. (EZ/salam-online)
Sumber: Middleeastmonitor
Buka Kekejaman Majusyiah
Iran Terhadap Ahlus Sunnah. Putera Mahkota Saudi: Dunia Islam Tengah Menghadapi
Ancaman Bahaya Teroris Syiah. Tuduhan Keji Duta Besar Indonesia Di Suriah
Terhadap Muslim Madaya Sangat Jelas Keberpihakannya Pada Rezim Syiah Bashar
Assad Laknatullah 'Alaihi
http://lamurkha.blogspot.co.id/2016/03/politik-luar-negeri-indonesia-bebas.html