Thursday, May 21, 2015

Koplaknya Syi'ah

Ahlul Bait Juluki Syiah Ahmaq Dungu

Ahlul Bait Juluki Syiah Ahmaq Dungu


فقال أبو جعفر عليه السلام: لو كان الناس كلهم لنا شيعة لكان ثلاثة أرباعهم لنا شكاكا والربع الآخر أحمق
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٤٦ - الصفحة ٢٥١
Abu Ja’far ‘alaihi Salam berkata, “Seandainya seluruh manusia adalah Syiah, maka niscaya 3/4 (tiga perempat/75%)-nya adalah meragukan kami (Ahlul Bayt) dan 1/4 (seperempat/25%) lainnya adalah Ahmaq/Dungu.
[Bihar al-Anwar 46/251, al-Majlisi Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1477_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٤٦/الصفحة_0?pageno=251#top]

Salam Keplak Syiah Koplak Otak Somplak


Salam Keplak Syiah Koplak Otak Somplak


               
Syiah Koplak Otak Somplak
Menit 00:25 – 00:55
Ritual ibadah Syiah Koplak Keplak-Keplak Kepala hingga Otak Somplak.
[https://www.youtube.com/watch?v=cKmvY5qxG4k]

Pendeta Syiah Mengaku Anjing

Sebuah debat antara Sunni dan Syiah menghadirkan Syeikh Dr. Utsman Al-Khamis yang mewakili Ahlussunnah dan Dr. Muhammad At-Tijani mewakili Syiah dalam sebuah stasiun televisi dan ditayangkan secara live.
Pada menit 0:46 s/d 0:58, Dr. Muhammad At-Tijani mengucapkan perkataan berikut, 
 “Saya berpegang teguh dengan la ilaaha illallah dan cintaku kepada Ahmad (mungkin yang dimaksud adalah Nabi Muhammad saw) dan Ali. ......(perkataannya tidak jelas)......Saya mencintai Ahlul Bait Nabi, maka saya adalah Anjing Ahlul Bait!”
Mungkin hanya babi yang merupakan hewan yang lebih hina dari anjing. Padahal martabat manusia telah ditinggikan dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
Allah berfirman (yang artinya), 
"Sungguh Kami telah muliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan laut, juga Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik." (QS. Al-Isra': 70)
Allah berfirman (yang artinya),
"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yg sebaik-baiknya." (QS. At-Tiin: 4)
Namun sungguh cinta Dr. Muh. At-Tijani kepada Ahlul Bait Nabi yang berlebihan sampai pada taraf ghuluwmembuatnya rela dan tidak malu-malu memproklamirkan diri sebagai anjing. Wallahul Musta'an

Syiah adalah Anjing


                                      
Pendeta Syiah at-Tijani
Menit 00:28
Saya (Syiah Rafidhah) adalah anjingnya Ahlul Bait ‘alaihim Sallam.

[http://www.youtube.com/watch?v=NRseLce-teQ]



Buka Puasa Syiah al Yahudi Makan Tanah Kuburan


Buka Puasa Syiah al Yahudi Makan Tanah Kuburan


أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيامِ الرَّفَثُ إِلى نِسائِكُمْ هُنَّ لِباسٌ لَكُمْ وَأَنْتُمْ لِباسٌ لَهُنَّ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَخْتانُونَ أَنْفُسَكُمْ فَتابَ عَلَيْكُمْ وَعَفا عَنْكُمْ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيامَ إِلَى اللَّيْلِ وَلا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنْتُمْ عاكِفُونَ فِي الْمَساجِدِ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلا تَقْرَبُوها كَذلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آياتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ
Dihalalkan bagimu pada malam hari (di bulan) puasa untuk bercampur dengan isteri-isterimu. Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampunimu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang, campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam, (tetapi) janganlah kamu mencampuri mereka sedang kamu beri’tikaf di dalam masjid. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia supaya mereka bertakwa. [QS. Al-Baqarah : 178]


ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيامَ إِلَى اللَّيْلِ يَقْتَضِي الْإِفْطَارَ عِنْدَ غُرُوبِ الشَّمْسِ حُكْمًا شَرْعِيًّا، كَمَا جَاءَ في الصَّحِيحَيْنِ عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai malam.” Berbuka puasa pada saat matahari terbenam merupakan tuntunan hukum syar’i, sebagaimana tercantum di dalam kitab Shahihain dari Amirul Mukminin ‘Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam pernah bersabda :

«إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ مِنْ هَاهُنَا، وَأَدْبَرَ النَّهَارُ مِنْ هَاهُنَا فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ»
Jika malam telah tiba dari sini dan siang pun telah berakhir dari sini, maka orang yangberpuasa hendaklah berbuka[Bukhari no.1818 & Muslim no.1842]

وَعَنْ سَهْلِ بْنِ سَعْدٍ السَّاعِدِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dan dari Sahl bin Sa’ad as-Sa’idi Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :

«لَا يَزَالُ النَّاسُ بخير ما عجلوا الفطر»
Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.[Bukhari no.1821 & Muslim no.1838]

[Tafsir Ibnu Katsir 1/381-382, al-Hafizh Ibnu Katsir]

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَقْبَلَ اللَّيْلُ وَأَدْبَرَ النَّهَارُ وَغَابَتْ الشَّمْسُ فَقَدْ أَفْطَرَ الصَّائِمُ
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda, “Jika malam telah tiba dan siang pun telah berakhir, dan matahari telah terbenam, maka orang yang berpuasa hendaklahberbuka[Muslim no.1841]

2110 - " كان لا يصلي المغرب وهو صائم حتى يفطر، ولو على شربة من ماء ".
(Nabitidak melaksanakan shalat Maghrib pada saat berpuasa hingga berbuka terlebihdahuluwalaupun hanya dengan meminum air.
[Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no.2110, Syaikh al-Albani]

عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَزَالُ الدِّينُ ظَاهِرًا مَا عَجَّلَ النَّاسُ الْفِطْرَ لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ
Dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “Agama ini senantiasa nampakselama manusia menyegerakan berbuka, karena Yahudi dan Nashrani mengakhirkan(berbuka).”
[Abu Daud no.2006, Hasan : Shahih Abu Daud no.2353, Syaikh al-Albani]

زَادَ أَبُو هُرَيْرَةَ فِي حَدِيثِهِ لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ أَخْرَجَهُ أَبُو دَاوُدَ وبن خُزَيْمَةَ وَغَيْرُهُمَا
Abu Hurairah menambahkan di dalam haditsnya [لِأَنَّ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى يُؤَخِّرُونَ] “Karena Yahudidan Nashrani mengakhirkan (berbuka).” Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah serta lainnya.

وَتَأْخِيرُ أَهْلِ الْكِتَابِ لَهُ أَمَدٌ وَهُوَ ظُهُور النَّجْم وَقد روى بن حِبَّانَ وَالْحَاكِمُ مِنْ حَدِيثِ سَهْلٍ أَيْضًا بِلَفْظِ لَا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِي مَا لَمْ تَنْتَظِرْ بِفِطْرِهَا النُّجُومَ وَفِيهِ بَيَانُ الْعِلَّةِ فِي ذَلِكَ
Perbuatan Ahlul Kitab dalam mengakhirkan tersebut berlangsung hingga beberapa waktu, yaitu hingga munculnya bintang-bintang. Ibnu Hibban dan al-Hakim meriwayatkan dari hadits Sahl juga, dengan lafazh [لَا تَزَالُ أُمَّتِي عَلَى سُنَّتِي مَا لَمْ تَنْتَظِرْ بِفِطْرِهَا النُّجُومَ] “Umatku senantiasa berada di atas sunnahku selama mereka tidak menunggu munculnya bintang-bintanguntuk berbuka puasa.” Pada hadits ini terdapat penjelasan tentang alasan tersebut.

قَالَ الْمُهَلَّبُ وَالْحِكْمَةُ فِي ذَلِكَ أَنْ لَا يُزَادَ فِي النَّهَارِ مِنَ اللَّيْلِ وَلِأَنَّهُ أَرْفَقُ بِالصَّائِمِ وَأَقْوَى لَهُ عَلَى الْعِبَادَةِ وَاتَّفَقَ الْعُلَمَاءُ عَلَى أَنَّ مَحَلَّ ذَلِكَ إِذَا تَحَقَّقَ غُرُوبُ الشَّمْسِ بِالرُّؤْيَةِ أَوْ بِإِخْبَارِ عَدْلَيْنِ وَكَذَا عدل وَاحِد فِي الارجح
Al-Muhallab berkata, “Dan hikmah pada masalah ini adalah agar waktu siang tidak ditambah (dengan mengambil) dari waktu malam, selain karena hal tersebut lebih mengasihi terhadap orang yang sedang berpuasa dan lebih menguatkannya untuk beribadah.” Para ulama telah bersepakat bahwa waktu berbuka tersebut adalah ketika matahari benar-benar terbenam, baik melalui penglihatan mata ataupun berita yang disampaikan oleh dua orang yang adil. Demikian pula halnya dengan berita yang disampaikan oleh seorang yang adil, berdasarkan pendapat yang rajih.

قَالَ بن دَقِيقِ الْعِيدِ فِي هَذَا الْحَدِيثِ رَدٌّ عَلَى الشِّيعَةِ فِي تَأْخِيرِهِمُ الْفِطْرَ إِلَى ظُهُورِ النُّجُومِ وَلَعَلَّ هَذَا هُوَ السَّبَبُ فِي وُجُودِ الْخَيْرِ بِتَعْجِيلِ الْفِطْرِ لِأَنَّ الَّذِي يُؤَخِّرُهُ يَدْخُلُ فِي فِعْلِ خِلَافِ السُّنَّةِ اه وَمَا تَقَدَّمَ مِنَ الزِّيَادَةِ عِنْدَ أَبِي دَاوُدَ أَوْلَى بِأَنْ يَكُونَ سَبَبَ هَذَا الْحَدِيثِ فَإِنَّ الشِّيعَةَ لَمْ يَكُونُوا مَوْجُودِينَ عِنْدَ تَحْدِيثِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Ibnu Daqiq al-‘Ied berkata, “Dalam hadits ini terdapat bantahan terhadap Syiah yangmengakhirkan berbuka puasa hingga bintang-bintang terlihat. Dan mungkin ini merupakan penyebab adanya kebaikan di balik menyegerakan berbuka puasa. Karena mereka yang mengakhirkannya berarti telah melakukan perbuatan yang menyelisihi sunnah.” Namun, lafazh tambahan yang terdapat pada riwayat Abu Dawud di atas kiranya lebih tepat untuk dijadikan alasan bagi hadits ini, karena Syiah sendiri belum ada ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyampaikan hadits tersebut.

[Fathul Baari 4/199, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani]

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ عَجِّلُوا الْفِطْرَ فَإِنَّ الْيَهُودَ يُؤَخِّرُونَ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Manusia senantiasa dalam kebaikanselama mereka menyegerakan berbuka. Maka segerakanlah berbuka, karena orang-orangYahudi mengakhirkan (berbuka).”
[Ibnu Majah no.1688, Hasan Shahih : Shahih Ibnu Majah no.1387, Syaikh al-Albani]

Namun ada sebuah agama yang mengakhirkan berbuka puasa hingga bintang-bintang terlihat pada waktu malam hari, ia adalah agama Syiah Rafidhah al-Yahudi.

سألت أبا جعفر عليه السلام عن وقت إفطار الصائم, قال: حين يبدو ثلاثة أنجم الحديث. أقول: هذا محمول على من خفي عليه المشرق فلم يعلم ذهاب الحمرة إلا بظهور النجوم كما مر في مواقيت الصلوات, أو على استحباب تقديم الصلوات على الافطار, وحينئذ يبدو ثلاثة أنجم ذكره بعض المتأخرين
وسائل الشيعة (الإسلامية) - الحر العاملي - ج ٧ - الصفحة ٨٩
Aku bertanya kepada Abu Ja’far ‘alaihi Salam mengenai waktu berbuka bagi orang yangberpuasa, beliau menjawab: “Ketika telah terbit 3 (tigabintang.” Al-Hadits.
Aku (al-Hurr al-‘Amiliy) berkata : “Hal ini dipahami bahwa orang yang tidak mengetahui arah timur sehingga tidak mengetahui hilangnya warna merah (di langit) kecuali dengan munculnya bintang-bintang sebagaimana penjelasan mengenai waktu-waktu shalat, atau dianjurkan untuk mendahulukan shalat (Maghribatas berbuka (puasa) hingga setelahterbit 3 (tigabintang. Demikianlah yang dijelaskan oleh sebagian Muta’akhirin (Pendeta Syiah Rafidhah al-Yahudi)
[Wasail asy-Syiah 7/89, al-Hurr al-‘Amiliy Pendeta Syiah Rafidhah al-Yahudi]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1223_وسائل-الشيعة-الإسلامية-الحر-العاملي-ج-٧/الصفحة_89]

إني أفطرت اليوم على تمر وطين القبر, فقال عليه السلام: جمعت السنة والبركة
بحار الأنوار - العلامة المجلسي - ج ٧٥ - الصفحة ٣٤٢
Sesungguhnya aku berbuka (puasa) pada suatu hari dengan kurma dan tanah kuburan. Berkata ‘alaihi Salam: “Engkau telah menggabungkan sunnah dan berkah.”
[Bihar al-Anwar 75/342, al-Majlisi Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1506_بحار-الأنوار-العلامة-المجلسي-ج-٧٥/الصفحة_344]


Makan Eek Imam Syiah Masuk Surga

Makan Eek Imam Syiah Masuk Surga

فليس في بول المعصومين ودمائهم وأبوالهم وغائطهم استخباث و قذارة يوجب الاجتناب في الصلاة ونحوها كما هو معنى النجاسة ، ولا نتن في بولهم وغائطهم بـل هـــمــا كالمــسك الأذفـــــــر ، بــــــــــل مــــن شـــــرب بولهم وغائطهم ودمهم يـــــحـرم الله عليه الـــنــار واســتــوجــب دخول الجنّة 
Tidak ada pada air kencing para Imam ma'shumdarah, dan juga eek mereka suatu kebusukan ataupun kekotoran....Air kencing dan eek mereka tidak baumalah baunya bagaikan bau misik yang semerbak.

Bahkan barangsiapa yang meminum air kencing para imammemakan eek mereka, juga darah mereka, maka Allah mengharamkan Neraka baginya dan wajib baginya masuk Surga.”

[Al-Anwar Al-Wilayah oleh Al-'Allamah Al-Hujjah Al Akhunid Mulla Zaenal Abidin Al Kalbayakani halaman 440]
[jaser-leonheart.blogspot.com/2012/05/apa-makanan-kaum-syiah.html]


Perawi Khamenei Rahbar Syiah Keledai

Perawi Khamenei Rahbar Syiah Keledai

وروي أن أمير المؤمنين عليه السلام قال: إن ذلك الحمار كلم رسول الله صلى الله عليه وآله فقال: بأبي أنت وأمي إن أبي حدثني, عن أبيه, عن جده, عن أبيه أنه كان مع نوح في السفينة فقام إليه نوح فمسح على كفله ثم قال: يخرج من صلب هذا الحمار حمار يركبه سيد النبيين وخاتمهم, فالحمد لله الذي جعلني ذلك الحمار.
الكافي - الشيخ الكليني - ج ١ - الصفحة ٢٣٧
Dan diriwayatkan bahwasanya Amirul Mukminin ‘alaihi Salam berkata : Sesungguhnya keledai itu berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi : Demi ayahku dan ibuku sebagai tebusanmu, sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku dari ayahnya dari kakeknya dari ayahnya. Bahwasanya ia pernah bersama Nuh di dalam perahu, lalu berdirilah Nuh dan mengusap pantatnya kemudian bersabda : “Akan keluar dari sulbi keledai ini seekor keledai yang akan dikendarai oleh pemimpin dan penutup para Nabi.” Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku keledai tersebut.
[Al-Kafiy 1/237, al-Kulayniy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1122_الكافي-الشيخ-الكليني-ج-١/الصفحة_0?pageno=237#top]

الاسم: طالب علم
السؤال: هل تجوز الرواية عن الحمير؟ كما ورد في في بعض الكتب والمراجع ما روي عن أمير المؤمنين: إن غُفيراً -حمار رسول الله صلى الله عليه وآله- قال له: بأبي أنت وأمي -يا رسول الله- إن أبي حدثني عن أبيه عن جده عن أبيه: (أنه كان مع نوح في السفينة, فقام إليه نوح فمسح على كفله ثم قال: يخرج من صلب هذا الحمار حمار يركبه سيد النبيين وخاتمهم, فالحمد لله الذي جعلني ذلك الحمار)
(أصول الكافي ۱/۲۳۷)
المرجع: سماحة السيد القائد الخامنئي
الأجابة: الغرابة الموجودة في هذه الرواية تنتفي عندما تراجع النصوص القرآنية من كون الحيوانات تتكلم وتتصرف كما في قصة الهدهد والنمل و....
وعلى كل حال لا يوجد في الروايات ما يتنافى مع العقل أو الشرع أو ما يتنافى مع احترام الرسول (صلى الله عليه وآله وسلم) فلماذا ترفضها
Nama : Penuntut ilmu
Pertanyaan : Apakah diperbolehkan meriwayatkan dari keledai? Sebagaimana perkataan yang terdapat di sebagian kitab dan Maraji’ mengenai apa yang diriwayatkan dari Amirul Mukminin : Sesungguhnya Ghufiran yang merupakan keledai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa aalihi, berkata : Demi ayahku dan ibuku sebagai tebusanmu wahai Rasulullah, sesungguhnya ayahku telah menceritakan kepadaku dari ayahnya dari kakeknya dari ayahnya : (Sesungguhnya ia pernah bersama Nuh di dalam perahu, lalu berdirilah Nuh dan mengusap pantatnya, kemudian bersabda : “Akan keluar dari sulbi keledai ini seekor keledai yang akan dikendarai oleh pemimpin para Nabi dan penutupnya.” Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku keledai tersebut)
(Ushul al-Kafiy 1/237)
Al-Marji’ : Samahatus Sayyid al-Qaid al-Khaminiy [Khamenei Rahbar Iran Syiah Rafidhah]
Jawaban : Keanehan yang nampak dalam riwayat ini tidak bertentangan dengan nash-nash al-Qur’an yang dalam kenyataannya hewan-hewan dapat berbicara dan bertindak sebagaimana yang terdapat di dalam kisah hud-hud dan semut....
Dan dalam setiap hal, tidak ada riwayat yang bertentangan dengan akal dan syari’at atau yang bertentangan dengan kehormatan Rasul (Shallallahu ‘alaihi wa aalihi wa Sallam), lalu kenapa harus menolaknya.
[arabic.irib.ir/index.php?option=com_estefta&task=show&id=434&Itemid=49]



                       

                                     
                                                                [http://www.youtube.com/watch?v=IlS_NTewfzQ]