Wednesday, June 17, 2015

Lecehkan ABG Iran, 2 Warga Arab Saudi Dihukum Cambuk 1.000 Kali ( Inilah Keadilan Saudi, Di Iran Ahlus Sunnah digantung-gantungin )

Saudi tetap menegakkan keadilan thd WN nya sendiri, meskipun mereka bermusuhan dg Iran. pesan moralnya adalah : keadilan tegak disegala situasi ! persis spt perintah Al Qur'an "janganlah sekali-kali kebencianmu thd suatu kaum membuatmu berlaku tidak adil"
Riyadh - Dua pekerja bandara Arab Saudi divonis 4 tahun penjara terkait pelecehan seks terhadap dua remaja putra asal Iran. Selain divonis penjara, kedua pekerja bandara ini juga dihukum cambuk 1.000 kali. 


Menurut situs berita Saudi, Sabq seperti dilansir AFP, Kamis (11/6/2015), vonis ini dijatuhkan oleh pengadilan di kota Jeddah pada pekan ini. 

Otoritas Saudi memulai penyelidikan kasus ini pada April lalu, terhadap dua petugas keamanan bandara yang dituding melakukan pelecehan seksual terhadap dua remaja Iran ini di bandara Jeddah. Pelecehan ini dilaporkan terjadi saat pemeriksaan keamanan di bandara.

Kasus ini memicu Menteri Kebudayaan Iran untuk menghentikan pengiriman jamaah umrah dan haji ke Saudi. "Hingga para kriminal itu diadili dan dihukum," demikian pernyataan Menteri Kebudayaan Iran beberapa waktu lalu.

Media Iran melaporkan bahwa insiden ini terjadi ketika kedua remaja itu hendak pulang ke Iran setelah menjalani umrah ke Makkah dan Madina pada akhir Maret lalu. Sekitar 500 ribu warga Iran melakukan umrah atau ziarah ke Saudi setiap tahunnya.

Menanggapi kasus ini, Kementerian Dalam Negeri Saudi bersumpah bahwa sistem hukum negaranya akan memberikan hukuman berat bagi pelaku kejahatan semacam ini. Otoritas Saudi menyebut kejahatan ini dikecam oleh seluruh lapisan masyarakat Saudi.

Ketegangan antara Saudi yang menganut Sunni dengan Iran yang menganut Syiah, semakin meningkat sejak akhir Maret lalu, ketika Saudi memimpin koalisi negara-negara Arab membombardir pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Sebagai dampak kasus ini, ratusan demonstran beraksi di depan Kedutaan Besar Saudi di Teheran pada April lalu untuk memprotes hal tersebut.