Saturday, July 25, 2015

Kalah Perang, Iran Marahi Syiah Hizbullat ( Marg Bar Syiah Majusi )

syiah galau
Sumber terkemuka dari militer Lebanon mengungkapkan fakta, dengan syarat kerahasiaan identitasnya terjaga ( anonim), bahwa pasukan Garda Nasional Republik Iran telah memasuki wilayah pertempuran seminggu sebelum pertempuran Zabadani dimulai dan telah memulai suatu ruang operasi untuk menjaga keadequatan pengawasan di wilayah perang.
Unit ini dikatakan telah bekerjasama dengan Hizbullat, rezim Suriah dan brigade Dhu al-Faqqar dari Iran yang dikirim ke daerah untuk mendukung Hizbullat sebelum terjadinya peperangan Qalamoun.

Sumber Middle East Update merelay temuan dari intelijen yang menguatkan bahwa adanya ketidaksenangan Iran terhadap kinerja Hizbullat dan kegagalannya untuk menghasilkan kemenangan di Qalamoun, suatu rancangan yang awalnya direncanakan untuk mengeksploitasi negosiasi nuklir, akhirnya mengalami kerugian besar di beberapa Front yang berperang untuk rezim Assad di Suriah.
Ketidakpuasan Teheran mendorong mereka meminta bantuan keuangan dan militer kepada Rusia, hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya ahli perang dan pilot Rusia yang bekerja untuk rezim Suriah.
Jumlah warga Iran yang ditugaskan ikut pertempuran di wilayah pegunungan Timur Lebanon antara 50 hingga 70 orang, sudah termasuk para pemimpin, para pakar (ahli perang), dan penasihat.
Ruang kontrol operasi lapangan juga telah diluncurkan di daerah Brital.
Sumber juga membenarkan terbunuhnya Kolonel Karim Goabsh, penasihat utama dari Garda Nasional Republik Iran di Zabadani.
Menurut media Orient, perkiraan rata-rata Pejuang Hizbullat yang ditugaskan di sepanjang pegunungan Timur Lebanon mencapai kurang lebih 5000 orang.
Sebanyak 300 pejuang lainnya, merupakan kelompok syiah impor dari Afghanistan dan Iraq, telah ditugaskan di wilayah sepanjang sisi timur, tetapi mereka tetap tidak berhak mengizinkan mobilitas orang yang keluar masuk wilayah Lebanon tanpa perintah dari otoritas Garda Nasional Republik Iran.
Sumber militer mengatakan bahwa intervensi tentara Lebanon di Arsal telah membantu melindungi warga desa Arsal (yang beraqidah syiah) terhadap perselisihan yang dikarang oleh Hizbullat melalui kedok suku yiah, berlabel “terrosism” yang merajalela.
Memang, pembantaian besar2an terhadap warga Suriah di camp2 pengungsian sudah dihindari, karena pembantaian tersebut memberikan tekanan berat kepada militer Lebanon bahwa hal itu akan menimbulkan konfrontasi terbuka dengan pemberontak Suriah.
Dilaporkan adanya penembakan yang dilakukan oleh tentara Lebanon untuk meredakan ketegangan pada saat itu, dan membenahi setiap upaya penyusupan, terutama di daerah Timur Bekaa, al-Kaa, dan di pinggiran utara Arsal, dimana terkonsentrasinya kelompok Daesh.