Saturday, July 25, 2015

Ulama Syi'ah Terdahulu Menghina Abu Bakar dan 'Umar radhiyallaahu 'anhuma

Benarkah?
Tentu saja benar.
Berikut beberapa buktinya....

Pertama :
Ulama Syi’ah mengatakan bahwa dua mertua Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yakni Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu dan ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu adalah 2 berhala, dan mereka juga menyebutnya sebagai Al-Latta dan Al-Uzza sebagaimana nama 2 berhala Quraisy yang disembah di zaman Jahiliyah. 
Na’uudzubillah tsumma na’uudzubillah. 


Ash-Shaduq pernah meriwayatkan tentang Al-Mahdi versi Syi’ah :
فإذا دخل المدينة أخرج اللات والعزى فأحرقهما
“Apabila ia masuk ke Madinah, maka ia akan mengeluarkan Al-Latta dan Al-‘Uzza dan akan membakar keduanya.” (Kamaluddin wa tamamul-ni’mah hal 352 riwayat no.2)

Lalu, Al-Majlisi menjelaskan tentang siapa yang dimaksud dengan Al-Latta dan Al-‘Uzza ini dengan perkataannya :
يعني باللات والعزى صنمي قريش أبا بكر وعمر
“Yang dimaksud dengan al-Latta dan Al-‘Uzza dan dua berhala Quraisiy ini adalah Abu Bakar dan ‘Umar.” (Biharul-Anwar 52/283)
Kitab Biharul-Anwar ini bisa dibaca secara online di sini :
Na’uudzubillah tsumma na’uudzubillah.
Orang Syi’ah ini benar2 gila.

Kedua :
Ulama Syi’ah mengatakan bahwa dua mertua Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yakni Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu dan ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu akan masuk melalui dua pintu diantara pintu2 neraka Jahannam. Na’uudzubillah tsumma na’uudzubillah.

Al-Majlisi mengatakan :
عن أبي بصير قال: يؤتي بجهنم لها سبعة أبواب: بابها الأول للظالم وهو زريق، وبابها الثاني لحبتر، والباب الثالث للثالث، والرابع لمعاوية، والباب الخامس لعبد الملك، والباب السادس لعسكر بن هو سر، والباب السابع لأبي سلامة، فهم (فهي خ ل) أبواب لمن اتبعهم.
“Dari Abi Bashir, ia berkata : “Neraka Jahannam didatangkan dan ia memiliki 7 pintu. Pintu pertama untuk si zhalim dan ia adalah Zariq. Pintu kedua untuk Habtar. Pintu ketiga untuk yang ketiga. Pintu keempat untuk Mu’awiyah. Pintu kelima untuk ‘Abdul Malik. Pintu keenam untuk Askar bin Husr. Pintu ketujuh untuk Abu Salamah. Pintu-pintu itu juga diperuntukkan untuk pengikut-pengikut mereka.”
(Biharul-Anwar 8/301)

Kemudian, Al-Majlisi menjelaskan siapa yang dimaksud dengan Zariq dan Habtar ini dengan perkataannya :
الرزيق كناية عن أبي بكر لان العرب يتشأم بزرقة العين. والحبتر هو عمر
“Az-Zariq adalah kinayah untuk Abu Bakar……………. Dan al-Habtar, maka dia adalah ‘Umar
(Biharul-Anwar 8/301)

Kitab ini bisa dibaca di situs shiaonlinelibrary.com dengan alamat :
Orang Syi’ah ini benar2 tidak waras rupanya.

Ketiga :
Ulama Syi’ah mengatakan bahwa mertua Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yakni ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu adalah syetan. Na’uudzubillah tsumma na’uudzubillah.

Tentang firman Allah : “Dan orang-orang kafir berkata: "Ya Rabb kami perlihatkanlah kepada kami dua jenis orang yang telah menyesatkan kami (yaitu) sebagian dari jin dan manusia agar kami letakkan keduanya di bawah telapak kaki kami supaya kedua jenis itu menjadi orang-orang yang hina.”
(Q.S Fushilat ayat 29), maka Al-Majlisi mengatakan :
“Jin yang disebutkan dalam ayat ini adalah ‘Umar, dan hanyalah 'Umar disebut dengan jin karena ia adalah setan. Hal ini karena ia seperti setan, sebab ia adalah anak zina, atau karena ia adalah seperti setan dalam hal makar dan tipu daya.”
(Mir-atul-‘Uql 26/488)
Selanjutnya…
Sebagian Syi’ah awam atau yang jahil seringkali mengatakan bahwa apa yang dituduhkan kepada Syi’ah itu adalah fitnah, sebab jika ingin mengetahui Syi’ah yang sebenarnya hendaknya merujuk kepada sumber2 dari Syi’ah secara langsung.
Lalu, setelah kita menunjukan dari sumber2 rujukan mereka sendiri, adakah alasan lain yang akan mereka buat untuk mengingkarinya?

Duhai, Syi’ah, seperti inikah agama yang kalian pegang? Seperti inikah yang kalian katakan Islam?
Seperti inikah yang kalian anggap jalan yang lurus dan benar?
Betapa buruknya, betapa busuknya, betapa gelapnya agama kalian dan betapa sesatnya jalan yang kalian tempuh.

Tidakkah kalian mendengar firman Allah :
“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.”

Sedangkan Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu dan ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu termasuk diantaranya?

Tidakkah kalian tahu bahwa Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan jaminan surga untuk keduanya?
Tidakkah kalian mendengar sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu :
َبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada Abu Bakar dengan surga.”
(Shahih al-Bukhari 9/54 no.7097)

Tidakkah kalian mendengar sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu :
َبَشِّرْهُ بِالْجَنَّةِ
“Berikanlah kabar gembira kepada ‘Umar dengan surga.”
(Shahih al-Bukhari 9/54 no.7097)

Tidakkah kalian mendengar sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang Abu Bakar radhiyallaahu ‘anhu :
بَعَثَنِي إِلَيْكُمْ فَقُلْتُمْ كَذَبْتَ وَقَالَ أَبُو بَكْرٍ صَدَقَ وَوَاسَانِي بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَهَلْ أَنْتُمْ تَارِكُوا لِي صَاحِبِي مَرَّتَيْنِ فَمَا أُوذِيَ بَعْدَهَا
“Sesungguhnya Allah mengutus aku kepada kalian, namun kalian berkata : “Kamu dusta (Muhammad).”
Sedangkan Abu Bakar, maka dia berkata : “Dia (Muhammad) adalah orang yang jujur.”
Kemudian dia berjuang dengan mengorbankan diri dan hartanya.
Maka apakah kalian akan meninggalkan untukku sahabatku ini?” Beliau ulangi hal itu dua kali.
(Perawi berkata) : “Maka sejak saat itu Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi.”
(Shahih al-Bukhari 5/5 no.3661)

Tidakkah kalian mendengar sabda Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam tentang ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu :
بينا أنا نائم إذ رأيتني في الجنة فإذا امرأة توضأ إلى جانب قصر
فقلت لمن هذا ؟ فقالوا لعمر بن الخطاب
“Pada saat tidur, tiba-tiba aku melihat diriku berada di dalam surga dan menyaksikan seorang wanita sedang berwudhu di samping sebuah istana.
Maka akupun bertanya: “Milik siapakah istana ini?
Mereka menjawab: “Milik Umar bin al-Khaththab.”
(Shahih Muslim 4/1863 no. 2395)

Tidakkah kalian mendengar perkataan ‘Ali bin Abu Thalib radhiyallaahu ‘anhu pada saat wafatnya ‘Umar radhiyallaahu ‘anhu:
ما خلفت أحدا أحب إلي أن ألقى الله بمثل عمله منك وايم الله إن كنت لأظن أن يجعلك الله مع صاحبيك وذاك أني كنت أكثر أسمع رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول جئت أنا وأبو بكر وعمر ودخلت أنا وأبو بكر وعمر وخرجت أنا وأبو بكر وعمر فإن كنت لأرجو أو لأظن أن يجعلك الله معهما
"Tidaklah engkau tinggalkan seseorang yang lebih aku sukai agar aku menemui Allah dengan amal seperti amal yang engkau miliki.
Demi Allah aku merasa yakin bahwa Allah akan mengumpulkanmu dengan kedua sahabatmu (yakni Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam dan Abu Bakar radhiyallaahu 'anhu).
Sesungguhnya aku banyak mendengar Nabi shallalllaahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Aku berangkat bersama Abu Bakar dan Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan Umar."
(Shahih Muslim 4/1858 no. 2389)

Jika 'Ali radhiyallaahu 'anhu saja ridha kepada 'Umar radhiyallaahu 'anhu, mengapa kalian tidak ridha?
Lalu, siapa yang sebenarnya kalian ikuti?

Duhai Syi’ah, betapa gelap dan menyimpangnya jalan yang kalian tempuh....