[Goresan Pena Tanya Syiah Part 23]
Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran, selama ini telah melakukan propaganda dan tipu daya terhadap kaum Muslimin dengan mengklaim bahwasanya merekalah (Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran) adalah generasi penerus Salman al-Farisiy Radhiyallahu ‘anhu dalam meraih Iman dan Islam yang penuh dengan pengorbanan dan hujjah (ilmu).
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَوْ كَانَ الدِّينُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَذَهَبَ بِهِ رَجُلٌ مِنْ فَارِسَ أَوْ قَالَ مِنْ أَبْنَاءِ فَارِسَ حَتَّى يَتَنَاوَلَهُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Seandainya agama (Islam) itu berada di (bintang) Tsurayya, niscaya seorang laki-laki yang berasal dari Persia akan pergi ke sana.” Atau beliau bersabda, “Yang berasal dari anak laki-laki Persia hingga meraihnya.” [Muslim no.4618]
فَضِيلَةٌ ظَاهِرَةٌ لَهُمْ وَجَوَازُ اسْتِعْمَالِ الْمَجَازِ وَالْمُبَالَغَةِ فِي مواضعها
(Hadits ini) menunjukkan keutamaan yang dimiliki oleh mereka (Persia) dan (juga menunjukkan) bolehnya menggunakan majaz yang berlebihan dalam penggunaannya.
[Syarah Shahih Muslim 16/100, Imam an-Nawawi]
Bahkan, terdapat seorang Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi, yakni Khomeini yang melakukan perjalanan dari Paris Perancis menuju Iran melalui maskapai Air France, mengklaim bahwasanya Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran saat ini adalah generasi terbaik melebihi para Shahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang berada di Hijaz (Makkah & Madinah) dan sahabat-sahabatnya ‘Aliy dan Husain Radhiyallahu ‘anhuma yang berada di Kufah Irak.
Saya (Khomeini Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi) berani (Baca: Sotoy, Songong, Senga’, Lancang, serta Dungu) menyatakan bahwa bangsa Iran saat ini lebih baik daripada bangsa Hijaz pada masa Rasulullah SAWW atau masyarakat Kufah pada masa Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib dan Husain bin Ali a.s. [IRIB Media Propaganda Syiah Rafidhah Iran Persia al-Majusi]
Namun sungguh, propaganda dan tipu daya yang diklaim oleh Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran tersebut hanyalah bualan semata, yang tidak memiliki sejengkal pun dalam menapaki kisah perjalanan panjang Salman al-Farisiy Radhiyallahu ‘anhu. Beliau (Salman al-Farisiy) melakukan perjalanannya bermula dari Ishfahan Persia menuju negeri Syam, kemudian berpindah-pindah ke Maushil, Nashibin, Amuriyyah dan berakhir di Madinah.
Ishfahan : Asbahan : Ramahurmuz
Ramahurmuz adalah sebuah kota yang masyhur di tepian Khuzastan (‘Arbastan), yang merupakan negerinya Salman al-Farisiy Radhiyallahu ‘anhu. Di sanalah ia (Salman) mengawali perjalanannya dan berakhir di Madinah al-Munawarah.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 44, Dr. Syauqi Abu Khalil]
سلمَان عرج بِهِ دَلِيل التَّوْفِيق عَن طَرِيق آبَائِهِ فِي التمجس فَأقبل يناظر أَبَاهُ فِي دين الشّرك فَلَمَّا علاهُ بِالْحجَّةِ لم يكن لَهُ جَوَاب إِلَّا الْقَيْد
Salman (al-Farisiy) telah memisahkan (diri) dari jalan para leluhurnya dalam (menganut) agama Majusi menuju jalan (hidayah) taufiq, lalu ia pun berdebat dengan ayahnya mengenai agama kesyirikan tersebut (Majusi). Tatkala ia (Salman) berhasil mengalahkannya dengan hujjah, maka tidaklah diberikan kepadanya (Salman) sebuah jawaban melainkan rantai (yang membelenggunya).
[Al-Fawaid 1/40, Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah]
فَسمع أَن ركبا على نِيَّة السّفر فَسرق نَفسه من أَبِيه وَلَا قطع فَركب رَاحِلَة الْعَزْم يَرْجُو إِدْرَاك مطلب السَّعَادَة فغاص فِي بَحر الْبَحْث ليَقَع بدرّة الْوُجُود فَوقف نَفسه على خدمه الأدلاء وقُوف الأذلاء
Ketika ia (Salman) mendengar bahwasanya terdapat suatu kafilah (dagang) yang hendak melakukan perjalanan, lantas ia pun mencuri dirinya (melarikan diri) dari ayahnya, yakni (pencurian) tanpa (hukuman) potongan (tangan). Akhirnya ia (Salman) ikut bersama kafilah (dagang) tersebut dengan berkendara (berbekal) tekad seraya berharap agar dapat meraih kebahagiaan yang dicarinya. Lalu ia (Salman) menyelami samudera pencarian untuk menemukan sebuah purnama, sehingga ia mewakafkan dirinya untuk melayani dengan segala kerendahan.
[Al-Fawaid 1/40, Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyyah]
قَوْلُهُ بَابُ إِسْلَامِ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ
أَنَّهُ أَسْلَمَ بَعْدَ أَنْ تَدَاوَلَهُ جَمَاعَةٌ بِالرِّقِّ وَبَعْدَ أَنْ هَاجَرَ مِنْ وَطَنِهِ وَغَابَ عَنْهُ هَذِهِ الْمُدَّةَ الطَّوِيلَةَ حَتَّى مَنَّ اللَّهُ عَلَيْهِ بِالْإِسْلَامِ
Bab Ke-Islaman Salman al-Farisiy
Bahwasanya ia (Salman al-Farisiy) masuk Islam setelah berpindah-pindah sebagai sahaya, dan (setelah) hijrah dari negerinya dalam waktu yang cukup lama, hingga Allah memberikan nikmat kepadanya dengan agama Islam.
[Fathul Baariy Syarah Shahih al-Bukhariy 7/277-278, al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani]
عبد الله بن عباس قال:
حدثني سلمان الفارسي حديثه من فيه قال:
‘Abdullah bin ‘Abbas berkata, “Salman al-Farisiy telah menceritakan kepadaku mengenai kisah (hidup)-nya, ia (Salman) menuturkan,”
كنت رجلا فارسيا من أهل أصبهان من أهل قرية يقال لها (جي) وكان أبي دهقان قريته، وكنت أحب خلق الله إليه، فلم يزل به حبه إياي حتى حبسني في بيته، أي ملازم النار كما تحبس الجارية وأجهدت في المجوسية حتى كنت قطن النار التي يوقدها لا يتركها تخبو ساعة،
“Aku (Salman al-Farisiy) adalah seorang laki-laki Persia yang berasal dari penduduk Ashbahan (Isfahan) dari daerah yang bernama Jayyi, sedangkan ayahku merupakan kepala daerah, sementara aku adalah makhluk Allah yang paling dicintainya. Ia senantiasa mencintaiku hingga mengurungku di dalam rumahnya, yakni untuk menjaga api (agar tetap menyala) sebagaimana seorang budak wanita yang dipingit. Aku sangat bersungguh-sungguh dalam (menjalankan) agama Majusi tersebut hingga aku menjadi pelayan api yang menyalakannya dan tidak membiarkannya redup walaupun sesaat.”
قال: وكانت لأبي ضيعة عظيمة، قال: فشغل في بنيان له يوما، فقال لي: يا بني إني قد شغلت في بنيان هذا اليوم عن ضيعتي، فاذهب فاطلعها
(Salman) melanjutkan, “Ayahku memiliki kebun yang luas. Pada suatu hari, ia disibukkan dengan bangunan miliknya, lantas ia berkata kepadaku, “Wahai anakku, sesungguhnya aku telah disibukkan dengan (pengerjaan) bangunan hari ini, sehingga (tidak sempat mengurus) kebunku. Maka pergilah dengan meninjaunya.”
وأمرني فيها ببعض ما يريد، فخرجت أريد ضيعته، فمررت بكنيسة من كنائس النصارى، فسمعت أصواتهم فيها وهم يصلون وكنت لا أدري ما أمر الناس لحبس أبي إياي في بيته، فلما مررت بهم وسمعت أصواتهم دخلت عليهم أنظر ما يصنعون. قال: فلما رأيتهم أعجبتني صلاتهم ورغبت في أمرهم، وقلت: هذا والله خير من الدين الذي نحن عليه، فو الله ما تركتهم حتى غربت الشمس وتركت ضيعة أبي ولم آتها،
Ia memerintahkanku dengan beberapa urusan yang ia inginkan, lantas aku pun pergi menuju kebunnya. Lalu aku melewati sebuah gereja yang merupakan gerejanya kaum Nashrani, kemudian aku mendengar suara-suara mereka di dalam (gereja) yang sedang melakukan sembahyang. Pada saat itu aku tidak mengetahui (berbagai) perkara (yang berkembang) di masyarakat dikarenakan ayahku (selalu) mengurungku di dalam rumahnya. Tatkala aku melewati (gereja) tersebut dan mendengar suara-suara mereka, lantas aku pun masuk ke dalamnya serta melihat apa yang mereka kerjakan. Ketika aku melihat mereka, maka aku merasa kagum dengan sembahyang mereka dan menyukai dengan apa yang mereka kerjakan seraya berkata, “Demi Allah, (agama) ini lebih baik daripada agama yang kami (menganutnya).” Maka demi Allah, aku tidak beranjak dari mereka hingga matahari terbenam. Hingga akhirnya, aku meninggalkan kebun ayahku dan tidak jadi mendatanginya.
فقلت لهم: أين أصل هذا الدين؟ قالوا: بالشام، قال: ثم رجعت إلى أبي، وقد بعث في طلبي وشغلته عن عمله كله، قال: فلما جئته قال: أي بني أين كنت؟ ألم أكن عهدت إليك ما عهدت ؟ قال: قلت: يا أبت مررت بناس يصلون في كنيسة لهم فأعجبني ما رأيت من دينهم، فو الله ما زلت عندهم حتى غربت الشمس، قال: أي بني ليس في ذلك الدين خير، دينك ودين آبائك وأجدادك خير منه، قال: قلت: كلا والله إنه خير من ديننا،
Aku (Salman) bertanya kepada mereka, “Dari mana asal agama ini?” Mereka menjawab, “Dari negeri Syam.” Salman pun (melanjutkan kisahnya), “Kemudian aku kembali kepada ayahku, dan ternyata ia telah mengutus (seseorang) untuk mencariku, sehingga aku telah menyibukkannya dengan seluruh pekerjaannya.” Tatkala aku tiba, ia bertanya, “Wahai anakku, engkau dari mana saja? Bukankah aku memerintahkanmu dengan (berbagai perkara)?” Aku (Salman) menjawab, “Wahai ayah, tadi aku melewati sejumlah manusia yang sedang sembahyang di dalam gereja milik mereka yang telah membuatku kagum dengan apa yang aku lihat di dalam agama mereka. Maka demi Allah, aku tetap bersama mereka hingga terbenamnya matahari.” Lantas ia pun berkata, “Wahai anakku, tidaklah terdapat di dalam agama tersebut sebuah kebaikan, sedangkan agamamu dan agama leluhurmu lebih baik darinya,” lalu aku (Salman) berkata, “Sekali-kali tidak, demi Allah sesungguhnya ia lebih baik daripada agama kita.”
قال: فخافني، فجعل في رجلي قيدا، ثم حبسني بيته. قال: وبعثت إلى النصارى فقلت لهم: إذا قدم عليكم ركب من الشام تجار من النصارى فأخبروني بهم، قال فقدم عليهم ركب من الشام تجار من النصارى، قال: فأخبروني بهم، فقلت لهم : إذا قضوا حوائجهم وأرادوا الرجعة إلى بلادهم فآذنوني بهم، فلما أرادوا الرجعة إلى بلادهم أخبروني بهم، فألقيت الحديد من رجلي، ثم خرجت معهم حتى قدمت الشام،
Lantas ia pun mengkhawatirkan diriku dengan membelenggu kakiku, kemudian mengurungku di rumahnya. Lalu aku mengirimkan utusan kepada orang-orang Nashrani tersebut dengan mengatakan, “Jika telah datang kepada kalian sebuah kafilah pedagang Nashrani dari negeri Syam, maka beritahukanlah aku mengenainya.” Tatkala telah datang kepada mereka sebuah kafilah pedagang Nashrani dari negeri Syam, lantas mereka pun memberitahukan kepadaku mengenainya. Aku berkata (melalui utusan) kepada mereka, “Jika mereka (para pedagang) telah selesai dari berbagai urusan mereka dan hendak kembali menuju negeri mereka, maka izinkanlah aku (untuk bertemu) dengan mereka.” Tatkala mereka (para pedagang) hendak kembali menuju negeri mereka, mereka (orang-orang Nashrani) memberitahukan kepadaku mengenainya. Lantas aku pun melepaskan (belenggu) besi di kakiku, kemudian aku pergi bersama mereka hingga aku sampai di negeri Syam.
فلما قدمتها قلت: من أفضل أهل هذا الدين؟ قالوا: الأسقف في الكنيسة. قال: فجئته، فقلت: إني قد رغبت في هذا الدين وأحببت أن أكون معك أخدمك في كنيستك وأتعلم منك وأصلي معك، قال: فادخل،
Tatkala aku tiba di (Syam), aku bertanya, “Siapakah penganut agama (Nashrani) ini yang paling utama?” Mereka menjawab, “Uskup yang berada di gereja.” Lantas aku mendatanginya seraya berkata, “Sesungguhnya aku menyukai agama ini dan ingin tinggal bersamamu untuk melayanimu di dalam gerejamu, belajar darimu serta sembahyang bersamamu.” Lalu ia berkata, “Kalau begitu, masuklah.”
فدخلت معه، قال: فكان رجل سوء، يأمرهم بالصدقة ويرغبهم فيها، فإذا جمعوا إليه منها أشياء اكتنزه لنفسه ولم يعطه المساكين حتى جمع سبع قلال من ذهب وورق، قال: وأبغضته بغضا شديدا لما رأيته يصنع،
Maka aku masuk bersamanya, ternyata ia adalah seorang laki-laki yang jahat, ia memerintahkan mereka untuk bersedekah dan memotivasi mereka. Namun, jika mereka mengumpulkan berbagai barang dan harta (sedekah) kepadanya, maka ia menyimpannya untuk dirinya sendiri, ia tidak memberikannya kepada orang-orang miskin hingga terkumpul sebanyak 7 tempayan yang berisi emas dan uang. Sehingga aku pun sangat marah terhadapnya dengan perbuatannya yang aku saksikan.
ثم مات، فاجتمعت إليه النصارى ليدفنوه، فقلت لهم: إن هذا كان رجل سوء يأمركم بالصدقة ويرغبكم فيها، فإذا جئتموه بها اكتنزها لنفسه ولم يعط المساكين منها شيئا، قالوا: وما علمك بذلك؟ قال: قلت: أنا أدلكم على كنزه، قالوا: فدلنا عليه،
Kemudian (uskup) tersebut mati, lalu berkumpullah kaum Nashrani kepadanya untuk menguburkannya. Aku (Salman) berkata kepada mereka, “Sesungguhnya orang ini adalah laki-laki yang jahat, ia memerintahkan kalian untuk bersedekah serta memotivasi kalian, namun jika kalian mengumpulkan kepadanya harta sedekah, maka ia menyimpannya untuk dirinya sendiri, ia tidak memberikannya kepada orang-orang miskin. Lantas mereka pun bertanya, “ Dari mana engkau mengetahuinya?” (Salman) menjawab, “Akan aku tunjukkan harta simpanannya.” Mereka berkata, “Maka tunjukkanlah kepada kami.”
قال: فأريتهم موضعه، قال: فاستخرجوا منه سبع قلال مملوءة ذهبا وورقا، فلما رأوها قالوا: والله لا ندفنه أبدا، فصلبوه، ثم رجموه بالحجارة. ثم جاؤا برجل آخر فجعلوه بمكانه
(Salman) berkata, “Lalu aku memperlihatkan kepada mereka tempatnya.” Maka tampaklah 7 tempayan yang berisi penuh dengan emas dan uang. Ketika mereka melihatnya, mereka berkata, “Demi Allah, kami tidak akan menguburkannya selama-lamanya. Kemudian, mereka menyalibnya serta merajamnya dengan batu. Selanjutnya mereka mendatangkan seorang laki-laki lainnya, dan menjadikannya sebagai penggantinya (sebagai uskup).
قال يقول سلمان: فما رأيت رجلا لا يصلي الخمس أرى أنه أفضل منه، أزهد في الدنيا ولا أرغب في الآخرة ولا أدأب ليلا ونهارا منه، قال: فأحببته حبا لم أحبه من قبله
Salman melanjutkan (kisahnya), “Tidak pernah aku melihat seorang laki-laki yang sembahyang lima (kali), aku melihatnya bahwasanya ia lebih utama darinya (uskup sebelumnya). Ia paling zuhud terhadap dunia dan paling cinta kepada akhirat, giat (ibadah) malam dan siang. Sehingga aku mencintainya (dengan cinta) yang belum pernah aku mencintai seseorang sebelumnya.”
وأقمت معه زمانا ثم حضرته الوفاة، فقلت له: يا فلان إني كنت معك، وأحببتك حبا لم أحبه من قبلك، وقد حضرك ما ترى من أمر الله، فإلى من توصي بي وما تأمرني؟ قال: أي بني! والله ما أعلم أحدا اليوم على ما كنت عليه، لقد هلك الناس وبدلوا وتركوا أكثر ما كانوا عليه إلا رجلا بالموصل وهو فلان، فهو على ما كنت عليه فالحق به.
Aku pun menyertainya selama beberapa masa, kemudian tibalah masa wafatnya. Aku berkata kepadanya, “Wahai fulan, sesungguhnya aku telah menyertaimu dan aku mencintaimu dengan kecintaan yang belum pernah aku (berikan) cinta kepada seseorang sebelum engkau. Sekarang telah tiba (kondisi)-mu yang sebagaimana engkau lihat yang telah Allah (takdirkan). Kepada siapakah engkau wasiatkan untukku dan apa yang akan engkau perintahkan kepadaku?” ia menjawab, “Wahai anakku, Demi Allah, tidaklah aku mengetahui seorang pun hari ini yang seperti aku. Sungguh telah binasa manusia, mereka telah mengganti-ganti dan meninggalkan sebagian besar (syariat yang diperintahkan) kepada mereka, kecuali seorang laki-laki yang berada di Maushil yang bernama fulan. Ia sama seperti aku, maka temuilah ia.
قال: فلما مات وغيب لحقت بصاحب الموصل، فقلت له: يا فلان إن فلانا أوصاني عند موته أن ألحق بك وأخبرني أنك على أمره. قال : فقال لي: أقم عندي،
Ketika ia mati meninggalkanku, maka aku menemui sahabatnya di Maushil, aku berkata kepadanya, “Wahai fulan, sesungguhnya fulan telah mewasiatkan kepadaku di penghujung kematiannya untuk menemuimu dan memberitahukan kepadaku bahwasanya engkau sepemahaman dengannya.” Lantas ia berkata kepadaku, “Kalau begitu, tinggallah bersamaku.”
فأقمت عنده فوجدته خير رجل على أمر صاحبه، فلم يلبث أن مات فلما حضرته الوفاة قلت له: يا فلان إن فلانا أوصى بي إليك وأمرني باللحوق بك، وقد حضرك من الله عز وجل ما ترى، فإلى من توصي بي وما تأمرني؟ قال: أي بني والله ما أعلم رجلا على مثل ما كنا عليه إلا رجلا بنصيبين وهو فلان، فالحق به.
Lalu aku pun tinggal di sisinya, aku mendapatinya sebagai orang yang baik sebagaimana yang dilakukan oleh sahabatnya. Akhirnya ia mati, dan pada saat menjelang wafatnya, aku berkata kepadanya, “Wahai fulan, sesungguhnya fulan telah mewasiatkanku kepadamu dan memerintahkanku untuk menemuimu. Sungguh (takdir) Allah ‘Azza wa Jalla telah tiba sebagaimana yang engkau lihat, kepada siapakah engkau wasiatkan aku dan apa yang akan engkau perintahkan kepadaku?” Ia berkata, “Wahai anakku, Demi Allah, tidaklah aku mengetahui seorang pun yang semisal diriku, kecuali seorang laki-laki yang berada di Nashibin yang bernama fulan, maka temuilah ia.”
فلما مات وغيب، لحقت بصاحب نصيبين فجئته، فأخبرته بخبرى، وما أمرني به صاحبي،
Ketika ia mati meninggalkanku, maka aku menemui sahabatnya di Nashibin dan berjumpa dengannya. Lalu aku khabarkan kepadanya perihalku dan apa-apa yang diperintahkan sahabatnya kepadaku.
قال: فأقم عندي، فأقمت عنده، فوجدته على أمر صاحبيه، فأقمت مع خير رجل، فو الله ما لبث أن نزل به الموت، فلما حضر، قلت له: يا فلان! إن فلانا كان أوصى بي إلى فلان، ثم أوصى بي فلان إليك، فإلى من توصي بي وما تأمرني؟ قال: أي بني! والله ما نعلم أحدا بقي على أمرنا آمرك أن تأتيه إلا رجلا بعمورية، فإنه بمثل ما نحن عليه، فإن أحببت فأته، قال: فإنه على أمرنا.
Ia berkata, “Kalau begitu, tinggalah di sisiku.” Lantas aku pun tinggal di sisinya dan mendapatinya sepemahaman dengan sahabatnya, aku tinggal bersama seorang laki-laki yang baik. Demi Allah, tidak lama kemudian datanglah kematiannya. Ketika menjelang (wafatnya), aku berkata kepadanya, “Wahai fulan! Sesungguhnya fulan telah mewasiatkanku kepada fulan, kemudian fulan tersebut mewasiatkanku kepada engkau. Kepada siapakah engkau wasiatkan kepadaku dan apa yang akan engkau perintahkan kepadaku?” Ia berkata, “Wahai anakku! Demi Allah, tidaklah kami mengetahui seorang pun yang tersisa yang sepemahaman dengan kami, aku perintahkan engkau untuk mendatangi seorang laki-laki yang berada di ‘Amuriyyah. Sesungguhnya ia seperti kami dalam pemahaman, jika engkau mau, maka datangilah ia. Sesungguhnya ia sepemahaman dengan kami.”
قال: فلما مات وغيب لحقت بصاحب عمورية وأخبرته خبري، فقال: أقم عندي، فأقمت مع رجل على هدي أصحابه وأمرهم. قال: واكتسبت حتى كان لي بقرات وغنيمة، قال: ثم نزل به أمر الله،
Tatkala ia mati meninggalkanku, maka aku menemui sahabat tersebut di ‘Amuriyyah dengan mengkhabarkan perihalku. Lantas ia berkata, “tinggallah di sisiku.” Lalu aku tinggal bersama laki-laki tersebut yang berada di atas petunjuk sahabatnya dan pemahaman mereka. Kemudian aku (bekerja) mendapatkan hasil hingga memiliki beberapa sapi dan kambing, akhirnya datanglah ketentuan Allah.
فلما حضر، قلت له: يا فلان إني كنت مع فلان، فأوصى بي فلان إلى فلان، وأوصى بي فلان إلى فلان، ثم أوصى بي فلان إليك، فإلى من توصي وما تأمرني؟
Tatkala menjelang (wafatnya), aku berkata kepadanya, “Wahai fulan, sesungguhnya aku bersama fulan, lantas fulan tersebut mewasiatkanku kepada fulan. Lalu fulan itu mewasiatkanku kepada fulan. Kemudian fulan tersebut mewasiatkanku kepada engkau. Kepada siapakah engkau wasiatkan kepadaku dan apa yang akan engkau perintahkan kepadaku?”
قال: أي بني ما أعلم أصبح على ما كنا عليه أحد من الناس آمرك أن تأتيه ولكنه قد أظلك زمان نبي هو مبعوث بدين إبراهيم، يخرج بأرض العرب، مهاجرا إلى أرض بين حرتين، بينهما نخل به علامات لا تخفى، يأكل الهدية ولا يأكل الصدقة، بين كتفيه خاتم النبوة، فإن استطعت أن تلحق بتلك البلاد فافعل.
Ia berkata, “Wahai anakku, tidaklah aku mengetahui seorang pun yang seperti kami hingga aku memerintahkan engkau untuk mendatanginya. Namun, zaman Kenabian telah menaungimu. Ia telah diutus dengan agama Ibrahim, keluar di negeri ‘Arab, yang akan berhijrah ke negeri di antara dua harrah (tanah berbatu hitam) yang ditumbuhi dengan kurma. Ciri-cirinya tidaklah tersembunyi, ia memakan hadiah dan tidak memakan sedekah, di antara kedua pundaknya terdapat tanda Nubuwwah. Jika engkau mampu untuk menemuinya dengan (pergi) ke negeri tersebut, maka lakukanlah.”
قال: ثم مات وغيب، فمكثت بعمورية ما شاء الله أن أمكث، ثم مر بي نفر من كلب تجار، فقلت لهم: تحملوني إلى أرض العرب وأعطيكم بقراتي هذه وغنيمتي هذه؟ قالوا: نعم،
Kemudian ia mati meninggalkanku, akan tetapi aku masih tetap tinggal di ‘Amuriyyah atas kehendak Allah. Lalu melintaslah di hadapanku sekelompok pedagang (bani) Kilab, lantas aku pun bertanya kepada mereka, “Maukah kalian membawaku ke negeri ‘Arab, dan aku akan memberikan sapi-sapi dan kambing-kambingku ini?” Mereka menjawab, “Baiklah.”
فأعطيتموها وحملوني حتى إذا قدموا بي وادي القرى ظلموني، فباعوني من رجل من اليهود عبدا فكنت عنده ورأيت النخل، ورجوت أن تكون البلد الذي وصف لي صاحبي ولم يحق لي في نفسي، فبينما أنا عنده قدم عليه ابن عم له من المدينة من بني قريظة، فابتاعني منه واحتملني إلى المدينة، فو الله ما هو إلا أن رأيتها فعرفتها بصفة صاحبي، فأقمت بها.
Kemudian aku berikan (sapi dan kambing) tersebut kepada mereka, selanjutnya mereka membawaku pergi hinga mereka meninggalkanku di lembah Qura dengan menzhalimiku. Lalu mereka menjualku kepada seorang laki-laki Yahudi sebagai sahaya, lantas aku pun tinggal bersamanya dan aku melihat pohon kurma di sana. Aku berharap inilah negeri yang telah (diceritakan) ciri-cirinya kepadaku oleh sahabatku, namun aku masih belum yakin. Tatkala aku tinggal bersamanya, maka datanglah anak pamannya kepadanya dari kota Madinah yang berasal dari bani Quraizhah, ia membeliku darinya dan membawaku ke kota Madinah. Demi Allah, (negeri) yang aku saksikan tersebut telah aku kenali dengan ciri-ciri yang (diceritakan) oleh sahabatku. Kemudian akhirnya aku tinggal di (Madinah).
وبعث الله رسوله، فأقام بمكة ما أقام لا أسمع له بذكر، مع ما أنا فيه من شغل الرق، ثم هاجر إلى المدينة، فو الله إني لفي رأس عذق لسيدي أعمل فيه بعض العمل، وسيدي جالس إذ أقبل ابن عم له حتى وقف عليه فقال: فلان! قاتل الله بني قيلة، والله إنهم الآن لمجتمعون بقباء على رجل قدم عليهم من مكة اليوم، يزعمون أنه نبي،
Dan Allah mengutus Rasul-Nya dengan tinggal di Makkah beberapa waktu, aku tidak pernah mendengar kabar mengenainya, dikarenakan aku disibukkan sebagai sahaya. Kemudian beliau hijrah ke Madinah. Demi Allah, (waktu itu) aku sedang berada di atas (pohon) milik majikanku untuk melakukan beberapa pekerjaan. Tatkala majikanku sedang duduk, maka datanglah anak pamannya kepadanya hingga berdiri di hadapannya seraya berkata, “Fulan! Semoga Allah membinasakan Bani Qailah. Demi Allah, sesungguhnya mereka saat ini sedang berkumpul di Quba’ dalam menyambut seorang laki-laki yang datang kepada mereka yang berasal dari Makkah hari ini. Mereka mengklaim bahwasanya ia adalah seorang Nabi.”
قال: فلما سمعتها أخذتني العرواء حتى ظننت أني سأسقط على سيدي، قال: ونزلت عن النخلة فجعلت أقول لابن عمه ذلك: ماذا تقول ماذا تقول ؟ قال: فغضب سيدي فلكمني لكمة شديدة، ثم قال: مالك ولهذا؟ ! أقبل على عملك. قال: قلت: لا شيء إنما أردت أن أستثبت عما قال.
(Salman) melanjutkan, “Ketika aku mendengarnya, maka aku gemetaran hingga aku mengira bahwasanya aku akan jatuh menimpa majikanku. Lalu aku turun dari pohon kurma seraya berkata kepada anak pamannya tersebut, “Apa yang engkau katakan tadi, apa yang engkau katakan tadi?” Lantas majikanku marah dan memukulku dengan pukulan yang sangat keras. Kemudian ia berkata, “Apa urusanmu dengan perkara ini? Kembalilah kepada pekerjaanmu.” Aku menjawab, “Aku tidak bermaksud apa-apa, sesungguhnya aku hanya ingin memastikan perkataannya saja.”
وقد كان عندي شيء قد جمعته، فلما أمسيت أخذته، ثم ذهبت به إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو بقباء، فدخلت عليه فقلت له: إنه قد بلغني أنك رجل صالح، ومعك أصحاب لك غرباء ذوو حاجة وهذا شيء كان عندي للصدقة، فرأيتكم أحق به من غيركم،
Aku memiliki sesuatu (makanan) yang telah aku kumpulkan, tatkala sore hari aku mengambilnya dan kemudian aku pergi membawanya menuju Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang sedang berada di Quba’. Lalu aku pun masuk menemui beliau seraya berkata, “Sesungguhnya telah sampai (kabar) kepadaku bahwasanya engkau adalah seorang laki-laki yang shalih, dan engkau memiliki Shahabat-Shahabat yang merupakan orang-orang asing yang membutuhkan (bantuan). Ini, aku memiliki sesuatu (makanan) yang untuk disedekahkan, aku melihat kalian adalah yang paling berhak (diberikan sedekah) daripada yang lain.”
قال: فقربته إليه، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم لأصحابه: كلوا، وأمسك يده فلم يأكل، قال: فقلت في نفسي: هذه واحدة،
(Salman) melanjutkan (kisahnya), “Lalu aku menyodorkan (sedekah) tersebut kepada beliau. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepada para Shahabatnya, “Kalian, makanlah.” Namun beliau menahan tangannya untuk tidak memakannya. Aku berkata di dalam hatiku, “Ini adalah (ciri-ciri) yang pertama.”
ثم انصرفت عنه، فجمعت شيئا، وتحول رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى المدينة، ثم جئت به فقلت: إني رأيتك لا تأكل الصدقة وهذه هدية أكرمتك بها، قال: فأكل رسول الله صلى الله عليه وسلم منها وأمر أصحابه فأكلوا معه، قال: فقلت في نفسي: هاتان اثنتان،
Kemudian aku pergi meninggalkan beliau. Lalu aku kumpulkan lagi beberapa (makanan), sedangkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pindah menuju Madinah. Selanjutnya aku mendatangi beliau dengan membawanya seraya berkata, “Sesungguhnya aku melihat engkau tidak memakan sedekah, ini adalah hadiah sebagai pemuliaanku terhadap engkau.” Lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memakannya dan memerintahkan para Shahabatnya untuk memakan bersama beliau. Aku berkata di dalam hatiku, “Ini adalah (ciri-ciri) yang kedua.”
ثم جئت رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو ببقيع الغرقد قال: وقد تبع جنازة من أصحابه عليه شملتان له وهو جالس في أصحابه، فسلمت عليه، ثم استدرت أنظر إلى ظهره هل أرى الخاتم الذي وصف لي صاحبي، فلما رآني رسول الله صلى الله عليه وسلم استدرته عرف أني أستثبت في شيء وصف لي،
Kemudian aku mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam lagi yang sedang berada di Baqi’ al-Gharqad. Beliau baru saja mengiringi jenazah Shahabatnya. Beliau memakai 2 lapis mantel dan sedang duduk bersama para Shahabatnya, lantas aku mengucapkan salam kepada beliau. Selanjutnya aku berputar ke belakang untuk melihat punggung beliau, akankah terlihat tanda-tanda yang ciri-cirinya (sesuai dengan yang telah diceritakan) kepadaku oleh sahabatku. Tatkala Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melihatku berputar ke belakang beliau, maka beliau mengetahui bahwasanya aku sedang membuktikan ciri-ciri yang telah (diceritakan) kepadaku.
قال: فألقى رداءه عن ظهره، فنظرت إلى الخاتم، فعرفته، فانكببت عليه أقبله وأبكي،
Lalu beliau menurunkan pakaian beliau dengan memperlihatkannya, Lantas aku pun melihat tanda-tandanya dan mengenalinya. Kemudian aku mendekat serta menciumnya dan menangis.
فقال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: تحول، فتحولت، فقصصت عليه حديثي - كما حدثتك يا ابن عباس - قال: فأعجب رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يسمع ذلك أصحابه.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadaku, “Pindahlah (menghadapku).” Lalu aku pindah (menghadap beliau). Kemudian aku menceritakan kisah (hidup)-ku ini kepada beliau, sebagaimana aku menceritakannya kepada engkau wahai Ibnu ‘Abbas. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ingin memperdengarkan (kisahku) kepada para Shahabatnya.
ثم شغل سلمان الرق حتى فاته مع رسول الله صلى الله عليه وسلم بدر وأحد، قال: ثم قال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: كاتب يا سلمان! فكاتبت صاحبي على ثلاثمائة نخلة أحييها له بالفقير، بأربعين أوقية،
Kemudian Salman disibukkan sebagai sahaya hingga tidak ikut bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam perang Badar dan Uhud. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadaku, “(Tebuslah dirimu) dengan mencicil wahai Salman!” Setelah itu aku (menebus diriku) dengan mencicil kepada majikanku dengan 300 pohon kurma yang aku tanam untuknya di galian lubangnya beserta 40 uqiyyah.
فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " أعينوا أخاكم " فأعانوني بالنخل، الرجل بثلاثين ودية والرجل بعشرين والرجل بخمس عشرة والرجل بعشر. يعني الرجل بقدر ما عنده - حتى اجتمعت لي ثلاثمائة ودية،
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Bantulah saudara kalian.” Lantas mereka (para Shahabat) membantuku dengan (memberikan) pohon kurma. Terdapat seorang laki-laki yang (memberi) 30, ada yang (memberi) 20, 15 serta 10 tunas. Yakni tiap-tiap orang (memberikan) sebanyak yang ia miliki, hingga terkumpullah sebanyak 300 tunas.
فقال لي رسول الله صلى الله عليه وسلم: اذهب يا سلمان ففقر لها، فإذا فرغت فأتني أكون أنا أضعها بيدي، ففقرت لها وأعانني أصحابي حتى إذا فرغت منها جئته، فأخبرته، فخرج رسول الله صلى الله عليه وسلم معي إليها، فجعلنا نقرب له الودي، ويضعه رسول الله صلى الله عليه وسلم بيده، فوالذي نفس سلمان بيده ما ماتت منها ودية واحدة، فأديت النخل وبقي على المال،
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam berkata kepadaku, “Pergilah wahai Salman dan galilah lubangnya untuk (tunas kurma), jika engkau telah selesai (menggalinya) maka temuilah aku agar aku yang menanamnya dengan tanganku.” Maka aku pun menggali lubang dengan dibantu oleh beberapa orang sahabatku hingga aku menyelesaikannya, sehingga aku dapat menemui serta memberitahukan beliau. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam keluar bersamaku menuju tempatnya. Kemudian kami memberikan tunas (pohon kurma) kepada beliau, selanjutnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menanamnya dengan tangannya. Demi Dzat yang jiwa Salman berada di Tangan-Nya, tidak ada satu pun tunas (pohon kurma) yang mati. Sehingga aku telah memenuhi (tebusan diriku) dengan pohon kurma, dan yang tersisa hanyalah (tebusan) dalam bentuk harta.
فأتى رسول الله صلى الله عليه وسلم بمثل بيضة الدجاجة من ذهب من بعض المغازي، فقال: ما فعل الفارسي المكاتب؟ . قال: فدعيت له، فقال: خذ هذه فأد بها ما عليك يا سلمان! فقلت: وأين تقع هذه يا رسول الله مما علي؟ قال: خذها، فإن الله عزوجل سيؤدي بها عنك،
Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menerima sebuah emas yang seperti telur ayam yang berasal dari sebagian (harta rampasan) perang. Lantas beliau berkata, “Apa yang sedang dilakukan oleh orang Persia tersebut yang sedang (menebus dirinya) dengan mencicil?” Lalu aku pun dipanggil menghadap beliau. Beliau berkata, “Ambillah ini dan tebuslah dirimu dengannya wahai Salman!” Kemudian aku berkata, “Berapa (banyakkah emas) ini wahai Rasulullah, sehingga aku dapat (tertebus)?” Beliau pun menjawab, “Ambillah, sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla yang akan menebus dirimu dengannya.”
قال: فأخذتها فوزنت لهم منها - والذي نفس سلمان بيده - أربعين أوقية، فأوفيتهم حقهم وعتقت، فشهدت مع رسول الله صلى الله عليه وسلم الخندق ثم لم يفتني معه مشهد ".
(Salman) berkata, “Lalu aku mengambilnya dan menimbangnya untuk mereka. Demi Dzat yang jiwa Salman berada di Tangan-Nya, (ternyata nilainya sebanyak) 40 uqiyyah. Aku pun langsung melunasi hak mereka, sehingga aku merdeka. Kemudian aku ikut bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam perang Khandaq (parit), selanjutnya aku tidak pernah luput bersama beliau dalam peperangan.”
[Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah no.894 2/555-560, Syaikh al-Albani]
لَمَّا أَمَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَفْرِ الْخَنْدَقِ عَرَضَتْ لَهُمْ صَخْرَةٌ حَالَتْ بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ الْحَفْرِ فَقَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَخَذَ الْمِعْوَلَ وَوَضَعَ رِدَاءَهُ نَاحِيَةَ الْخَنْدَقِ وَقَالَ تَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ فَنَدَرَ ثُلُثُ الْحَجَرِ وَسَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ قَائِمٌ يَنْظُرُ فَبَرَقَ مَعَ ضَرْبَةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَرْقَةٌ ثُمَّ ضَرَبَ الثَّانِيَةَ وَقَالَ تَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ فَنَدَرَ الثُّلُثُ الْآخَرُ فَبَرَقَتْ بَرْقَةٌ فَرَآهَا سَلْمَانُ ثُمَّ ضَرَبَ الثَّالِثَةَ وَقَالَ تَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا لَا مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ فَنَدَرَ الثُّلُثُ الْبَاقِي وَخَرَجَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَخَذَ رِدَاءَهُ وَجَلَسَ قَالَ سَلْمَانُ يَا رَسُولَ اللَّهِ رَأَيْتُكَ حِينَ ضَرَبْتَ مَا تَضْرِبُ ضَرْبَةً إِلَّا كَانَتْ مَعَهَا بَرْقَةٌ قَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا سَلْمَانُ رَأَيْتَ ذَلِكَ فَقَالَ إِي وَالَّذِي بَعَثَكَ بِالْحَقِّ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ فَإِنِّي حِينَ ضَرَبْتُ الضَّرْبَةَ الْأُولَى رُفِعَتْ لِي مَدَائِنُ كِسْرَى وَمَا حَوْلَهَا وَمَدَائِنُ كَثِيرَةٌ حَتَّى رَأَيْتُهَا بِعَيْنَيَّ قَالَ لَهُ مَنْ حَضَرَهُ مِنْ أَصْحَابِهِ يَا رَسُولَ اللَّهِ ادْعُ اللَّهَ أَنْ يَفْتَحَهَا عَلَيْنَا وَيُغَنِّمَنَا دِيَارَهُمْ وَيُخَرِّبَ بِأَيْدِينَا بِلَادَهُمْ فَدَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِذَلِكَ
Tatkala Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memerintahkan untuk menggali Khandaq (parit), lalu terlihatlah sebuah batu besar yang menghalangi dalam penggalian, lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun bangkit mengambil cangkul dan meletakkan mantelnya di sisi parit seraya bersabda, “Telah sempurnalah kalimat Rabb-mu yang benar dan adil, serta tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Maka pecahlah sepertiga batunya, dan Salman al-Farisiy berdiri serta melihat kilatan cahaya bersamaan dengan pukulan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Kemudian beliau memukulnya untuk kali kedua seraya bersabda, “Telah sempurnalah kalimat Rabb-mu yang benar dan adil, serta tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Maka pecahlah sepertiga lainnya dan Salman melihat kilatan cahaya. Kemudian beliau memukulkannya kembali untuk kali ketiga seraya bersabda, “Telah sempurnalah kalimat Rabb-mu yang benar dan adil, serta tidak ada yang dapat merubah-rubah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” Maka pecahlah sepertiga sisanya. Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam keluar dengan mengambil mantelnya dan kemudian beliau duduk. Salman bertanya, “Wahai Rasulullah, aku telah melihatmu tatkala engkau memukul, tidaklah engkau memukul dengan sebuah pukulan kecuali (keluar) bersamanya sebuah kilatan cahaya.” Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bertanya, “Wahai Salman, apakah engkau melihatnya?” (Salman) menjawab, “Iya wahai Rasulullah, Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran.” Kemudian beliau bersabda, “Sesungguhnya ketika aku memukul sebuah pukulan yang pertama kali, maka diperlihatkanlah kepadaku kota-kota Kisra dan wilayah sekitarnya serta kota-kota yang banyak hingga aku melihatnya dengan kedua mataku.” Para Shahabat yang hadir berkata kepada beliau, “Wahai Rasulullah, berdoalah kepada Allah untuk menaklukkannya untuk kita dan memberikan ghanimah rumah-rumah mereka untuk kita, serta menghancurkan negeri-negeri mereka dengan tangan-tangan kami.” Lantas Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam pun berdoa (untuk penaklukkan kota-kota Kisra tersebut).
[An-Nasai no.3125, Hasan : Sunan an-Nasa’iy no.3176, Syaikh al-Albani]
Salman al-Farisiy Radhiyallahu ‘anhu merupakan salah seorang Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang menaklukkan Daulah Persia al-Majusi, sehingga membuat Yazdjird bin Syahryar bin Kisra benci dan dendam terhadap bangsa Arab dengan meninggalkan Istana al-Iwan seraya menyatakan bahwasanya keturunannya (Kisra Persia al-Majusi) akan menjadi al-Qaim Imam Mahdi Syiah Rafidhah al-Majusi sang Shahibuz Zaman yang akan membantai bangsa Arab, sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [22] Syiah Persia Majusi Bangkit Balas Dendam.
عَنْ سَلْمَانَ قَالَ
قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا سَلْمَانُ لَا تُبْغِضْنِي فَتُفَارِقَ دِينَكَ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ أُبْغِضُكَ وَبِكَ هَدَانَا اللَّهُ قَالَ تُبْغِضُ الْعَرَبَ فَتُبْغِضُنِي
Dari Salman, ia berkata bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah bersabda kepadaku, “Wahai Salman, janganlah engkau membenciku, sehingga engkau akan meninggalkan agamamu.” Lalu aku berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana (mungkin) aku membenci engkau, sedangkan dengan engkaulah Allah memberikan hidayah kepada kami.” Lantas beliau pun bersabda, “Jika engkau membenci bangsa ‘Arab, maka berarti engkau telah membenciku.”
[Ahmad no.22615, Hasan : Musnad Imam Ahmad no.23621, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
حَاصَرَ سَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ قَصْرًا مِنْ قُصُورِ فَارِسَ فَقَالَ لَهُ أَصْحَابُهُ يَا أَبَا عَبْدِ اللَّهِ أَلَا تَنْهَدُ إِلَيْهِمْ قَالَ لَا حَتَّى أَدْعُوَهُمْ كَمَا كَانَ يَدْعُوهُمْ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ فَأَتَاهُمْ فَكَلَّمَهُمْ قَالَ أَنَا رَجُلٌ فَارِسِيٌّ وَأَنَا مِنْكُمْ وَالْعَرَبُ يُطِيعُونِي فَاخْتَارُوا إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ تُسْلِمُوا وَإِمَّا أَنْ تُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَأَنْتُمْ صَاغِرُونَ غَيْرُ مَحْمُودِينَ وَإِمَّا أَنْ نُنَابِذَكُمْ فَنُقَاتِلَكُمْ قَالُوا لَا نُسْلِمُ وَلَا نُعْطِي الْجِزْيَةَ وَلَكِنَّا نُنَابِذُكُمْ فَرَجَعَ سَلْمَانُ إِلَى أَصْحَابِهِ قَالُوا أَلَا تَنْهَدُ إِلَيْهِمْ قَالَ لَا قَالَ فَدَعَاهُمْ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَلَمْ يَقْبَلُوا فَقَاتَلَهُمْ فَفَتَحَهَا
Tatkala Salman al-Farisiy mengepung sebuah Istana dari Istana-Istana Persia, para sahabatnya berkata kepadanya, “Wahai Aba ‘Abdillah, apakah engkau tidak menyerang mereka?” (Salman) berkata, “Tidak, hingga aku mendakwahkan kepada mereka sebagaimana yang telah diserukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam kepada mereka.” Lalu (Salman) mendatangi mereka dan berbicara kepada mereka, ia (Salman) berkata, “Aku adalah seorang laki-laki Persia, (meskipun) aku berasal dari kalangan kalian, (namun) bangsa ‘Arab mentaatiku, maka pilihlah salah satu dari tiga (pilihan), yaitu kalian (masuk) agama Islam, kalian membayar jizyah dalam keadaan tunduk terhina tanpa memiliki kehormatan, atau kami menyerang kalian dan memerangi kalian.” Kemudian mereka (orang-orang Persia al-Majusi) berkata, “Kami tidak akan masuk agama Islam dan (tidak akan) membayar jizyah, namun kami akan menyerang kalian.” Lalu Salman kembali kepada para sahabatnya, lantas (para sahabatnya) berkata, “Apakah engkau tidak menyerang mereka?” (Salman) menjawab, “Tidak.” Selanjutnya (Salman) menyerukan kepada mereka hingga tiga hari, namun mereka tetap tidak menerimanya, lantas mereka (Salman beserta para sahabatnya) memerangi mereka (Persia al-Majusi) serta menaklukkannya.
[Ahmad no.22622, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.23629, Syaikh Hamzah Ahmad Zain]
سِتَّ عَشْرَةَ
Tahun 16 Hijriyyah
استُهلت هَذِهِ السَّنَةُ وَسَعْدُ بن أبي وقاص منازل مدينة نهرشير، وَهِيَ إِحْدَى مَدِينَتَيْ كِسْرَى مِمَّا يَلِي دِجْلَةَ مِنَ الْغَرْبِ
Tahun ini dimulai dengan menetapnya Sa’ad bin Abi Waqqash di kota Nahurasyir, ia merupakan salah satu dari dua kotanya Kisra yang berada di sekitar (sungai) Dijlah dari sebelah barat.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/73, al-Hafizh Ibnu Katsir]
وامتنعت نهرشير مِنْ سَعْدٍ أَشَدَّ الِامْتِنَاعِ، وَقَدْ بَعَثَ إِلَيْهِمْ سَعْدٌ سَلْمَانَ الْفَارِسِيَّ فَدَعَاهُمْ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَوِ الْجِزْيَةِ أَوِ الْمُقَاتَلَةِ، فَأَبَوْا إِلَّا الْمُقَاتَلَةَ وَالْعِصْيَانَ،
(Penduduk) Nahurasyir menolak (seruan) Sa’ad dengan penolakkan yang sangat keras, Lalu Sa’ad mengutus Salman al-Farisiy kepada mereka untuk mendakwahi mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla, atau (membayar) jizyah, atau dengan peperangan. Namun mereka menolaknya kecuali peperangan dan melakukan perlawanan.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/73, al-Hafizh Ibnu Katsir]
ولما دخل المسلمون نهرشير لَاحَ لَهُمُ الْقَصْرُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْمَدَائِنِ وَهُوَ قَصْرُ الْمَلِكِ الَّذِي ذَكَرَهُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ سَيَفْتَحُهُ اللَّهُ عَلَى أُمَّتِهِ، وَذَلِكَ قُرَيْبَ الصَّبَاحِ، فَكَانَ أَوَّلَ مَنْ رَآهُ مِنَ الْمُسْلِمِينَ ضِرَارُ بْنُ الْخَطَّابِ، فَقَالَ: اللَّهُ أَكْبَرُ أَبْيَضُ كِسْرَى، هَذَا مَا وَعَدَنَا الله ورسوله. ونظر الناس إليه فتتابعوا التكبير إلى الصبح.
Ketika kaum Muslimin memasuki Nahurasyir, nampaklah Istana Putih dari sejumlah kota. Itulah Istana Raja yang telah disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bahwasanya ia akan Allah taklukkan di (tangan) umatnya, peristiwa tersebut terjadi pada saat menjelang pagi hari. Orang yang pertama kali melihat dari kalangan kaum Muslimin adalah Dhirar bin al-Khaththab, ia berkata, “Allahu Akbar, (Istana) Putih Kisra, inilah yang telah dijanjikan oleh Allah dan Rasul-Nya kepada kami.” Kemudian orang-orang pun melihatnya juga, lalu mereka berturut-turut takbir hingga pagi hari.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/74, al-Hafizh Ibnu Katsir]
فَلَمَّا جَاءَ سَعْدٌ بِالْجَيْشِ دَعَا أَهْلَ الْقَصْرِ الْأَبْيَضِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ عَلَى لِسَانِ سَلْمَانَ الْفَارِسِيِّ، فَلَمَّا كَانَ الْيَوْمُ الثَّالِثُ نَزَلُوا مِنْهُ وَسَكَنَهُ سَعْدٌ وَاتَّخَذَ الْإِيوَانَ مُصَلَّى،
Tatkala Sa’ad datang dengan pasukannya, maka ia menyerukan kepada penghuni Istana Putih tersebut selama tiga hari dengan bahasanya Salman al-Farisiy. Lalu pada hari ketiga, mereka (penghuni Istana) turun darinya, kemudian Sa’ad menempatinya dan menjadikan (Istana) al-Iwan sebagai Mushalla.
[Al-Bidayah wa an-Nihayah 7/76, al-Hafizh Ibnu Katsir]
Jejak-jejak kisah perjalanan panjang Salman al-Farisiy dalam meraih Iman dan Islam, telah diikuti oleh generasi setelahnya dari kalangan Persia dan sekitarnya yang berasal dari bangsa ‘Ajam (non Arab). Meskipun telaga ilmu tersebut sangatlah jauh dari negerinya, namun mereka dapat meraih serta meneguknya.
{يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأرْضِ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ الْعَزِيزِ الْحَكِيمِ (1) هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلالٍ مُبِينٍ (2) وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (3) ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ ذُو الْفَضْلِ الْعَظِيمِ (4) }
Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Mahasuci, Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. [QS. 62:1] Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (as-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. [QS. 62:2] Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana. [QS.62:3] Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah mempunyai karunia yang besar. [QS. 62:4] [QS. Al-Jumu’ah : 1-4]
وَقَوْلُهُ: {وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ} قَالَ الْإِمَامُ أَبُو عَبْدِ اللَّهِ الْبُخَارِيُّ رَحِمَهُ اللَّهُ.
Firman-Nya, “Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dia-lah Yang Mahaperkasa lagi Maha Bijaksana.” Imam Abu ‘Abdillah al-Bukhariy Rahimahullah berkata,
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، قَالَ: كُنَّا جُلُوسًا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأُنْزِلَتْ عَلَيْهِ سُورَةِ الْجُمُعَةِ:
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Ketika kami duduk di sisi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, tiba-tiba turun kepada beliau surah al-Jumu’ah :
{وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ}
“Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka.”
قَالُوا: مَنْ هُمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟ فَلَمْ يُرَاجِعْهُمْ حَتَّى سُئِلَ ثَلَاثًا، وَفِينَا سَلْمَانُ الْفَارِسِيُّ، فَوَضَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدَهُ عَلَى سَلْمَانَ ثُمَّ قَالَ:
(Para Shahabat) bertanya, “Siapakah mereka wahai Rasulullah?” Beliau tidak menjawab hingga ditanyakannya sebanyak 3 kali. Sedangkan di antara kami terdapat Salman al-Farisiy, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam meletakkan tangannya di atas Salman seraya bersabda,
"لَوْ كَانَ الْإِيمَانُ عِنْدَ الثُّرَيَّا لَنَالَهُ رِجَالٌ -أَوْ: رَجُلٌ-مِنْ هَؤُلَاءِ".
“Seandainya Iman itu berada di (bintang) Tsurayya, niscaya akan diraih oleh orang-orang atau seorang yang berasal dari orang ini.” [Bukhari no.4518]
وَرَوَاهُ مُسْلِمٌ، وَالتِّرْمِذِيُّ، وَالنَّسَائِيُّ، وَابْنُ أَبِي حَاتِمٍ، وابن جرير،
Diriwayatkan juga oleh Muslim, Tirmidziy, an-Nasaiy, Ibnu Abi Hatim dan Ibnu Jarir. [Muslim no.4619 & Tirmidzi no.3868]
فَفِي هَذَا الْحَدِيثِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ هَذِهِ السُّورَةَ مَدَنِيَّةٌ، وَعَلَى عُمُومِ بَعْثَتِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِلَى جَمِيعِ النَّاسِ؛ لِأَنَّهُ فَسَّرَ قَوْلَهُ: {وَآخَرِينَ مِنْهُمْ} بِفَارِسَ؛ وَلِهَذَا كَتَبَ كُتُبَهُ إِلَى فَارِسَ وَالرُّومِ وَغَيْرِهِمْ مِنَ الْأُمَمِ، يَدْعُوهُمْ إِلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَإِلَى اتِّبَاعِ مَا جَاءَ بِهِ؛ وَلِهَذَا قَالَ مُجَاهِدٌ وَغَيْرُ وَاحِدٍ فِي قَوْلِهِ: {وَآخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا بِهِمْ} قَالَ: هُمُ الْأَعَاجِمُ، وَكُلُّ مَنْ صَدَّقَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ غَيْرِ العرب.
Di dalam hadits ini menunjukkan bahwasanya surah ini adalah Madaniyyah, dan (menunjukkan) keuniversalan pengutusan beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam ke seluruh manusia. Dikarenakan beliau-lah yang menafsirkan firman-Nya, “Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka,” dengan (tafsiran) bangsa Persia. Oleh karena itu beliau mengirimkan suratnya kepada Persia dan Romawi serta bangsa-bangsa lainnya, dengan mengajak mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mengikuti (risalah) yang beliau terima. Oleh karenanya Mujahid dan selainnya berkata mengenai firman-Nya, “Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka.” Beliau (Mujahid) berkata, “Mereka adalah orang-orang ‘Ajam (non Arab), dan juga setiap orang yang mempercayai Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang bukan berasal dari bangsa ‘Arab.”
[Tafsir Ibnu Katsir 8/116, al-Hafizh Ibnu Katsir]
Oleh karena itu, para Imam Ahlus Sunnah atau Ahlul Hadits seperti Imam al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam at-Tirmidzi, Imam an-Nasai dan Imam Ibnu Majah Rahimahumullahu Ta’ala, adalah dari Persia dan sekitarnya yang berasal dari negeri ‘Ajam (non Arab). Mereka adalah generasi unggulan dalam menapaki jejak-jejak langkah Salman al-Farisiy Radhiyallahu ‘anhu dengan mengorbankan seluruh hidupnya untuk meraih Keimanan di dalam Samudera Lautan Ilmu, yang hingga hari ini telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi agama Islam.
Al-Bukhariy
Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah al-Bukhariy
(194-256 H/810-870 M)
Tempat lahir : Bukhara
Lokasi sekarang : Uzbekistan
Tempat wafat : Khartank (yaitu desa di Samarqand)
Beliau adalah seorang yang berilmu dalam agama Islam dan seorang penghafal hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Beliau adalah penulis (kitab) al-Jami’ ash-Shahih yang dikenal dengan nama Shahih al-Bukhariy, (beliau juga seorang penulis) at-Tarikh dan adh-Dhuafa’ dalam membahas rijal hadits. Beliau melakukan perjalanan yang panjang pada tahun 210 H dalam mencari hadits dengan mengunjungi Khurasan, Irak dan Mesir serta Syam, beliau mendengar (hadits) dari sekitar 1.000 Syaikh. Beliau mengumpulkan sekitar 600.000 hadits, seraya memilih dari (hadits-hadits) tersebut yang shahih dan tsiqah saja untuk ditulis di dalam (kitab) Shahihnya yang berisi 7.562 hadits.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 11, Dr. Syauqi Abu Khalil]
Muslim
Muslim bin Hajjaj bin Muslim al-Qusyairiy an-Naisaburiy
(204-261 H/820-875 M)
Tempat lahir : Naisabur
Lokasi sekarang : Iran
Tempat wafat : Pinggiran kota Naisabur
Beliau melakukan perjalanan menuju Hijaz, Mesir dan Syam serta Irak. Kitabnya yang paling terkenal adalah Shahih Muslim, dan di antara kitabnya yang lain adalah al-Musnad al-Kabir mengenai derajat para rijal, al-Jami’ yang disusun per-bab, al-Kina wa al-Asma’, al-Afrad wa al-Wihdan, Tasmiyah Syuyukh Malik wa Sufyan wa Syu’bah, dan kitab al-Mukhdhramin, serta kitab Aulad ash-Shahabah. Di dalam Shahihnya, setelah penyisihan (hadits) yang diulang, terdapat 3.033 hadits.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 12, Dr. Syauqi Abu Khalil]
Abu Dawud
Sulaiman bin al-Asy’ats bin Ishaq bin Basyir al-Azdiy as-Sijistaniy
(202-275 H/817-889 M)
Tempat lahir : Sijistan
Lokasi sekarang : Afghanistan
Tempat wafat : Bashrah
Beliau adalah Imam Ahlul Hadits pada zamannya dan berasal dari Sijistan. Beliau melakukan perjalanan panjang dalam mencari ilmu, dan wafat di Bashrah. Beliau merupakan penulis kitab as-Sunan yang merupakan salah satu al-Kitab as-Sittah dengan menghimpun 5.232 hadits yang dipilih dari 500.000 hadits. Beliau juga merupakan seorang penulis Kitab az-Zuhd, al-Ba’ats yang merupakan sebuah risalah, dan Tasmiyah al-Ikhwah yang juga merupakan sebuah risalah, serta Akhbar Abi Dawud yang disusun oleh al-Juludiy.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 13, Dr. Syauqi Abu Khalil]
At-Tirmidziy
Muhammad bin ‘Isa bin Saurah bin Musa as-Silmiy al-Bughiy at-Tirmidziy
(209-279 H/824-892 M)
Tempat lahir : Tirmidz
Lokasi sekarang : Uzbekistan
Tempat wafat : Tirmidz
Beliau merupakan salah seorang Imam Ulama Hadits sekaligus penghafal (hadits). Beliau belajar dari Bukhariy dan beberapa Syaikhnya (Imam Bukhari). Beliau melakukan perjalanan menuju Khurasan dan Irak serta Hijaz. Beliau mengalami kebutaan di akhir usianya, namun beliau tetap menjadi teladan dalam penghafalan (hadits). Di antara (kitab-kitab) karyanya adalah al-Jami’ al-Kabir yang dikenal dengan nama Shahih at-Tirmidziy di bidang hadits asy-Syarif, asy-Syamail an-Nabawiyyah, dan at-Tarikh, serta al-‘Ilah di bidang hadits. Di dalam Sunannya terdapat 3.956 hadits.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 14, Dr. Syauqi Abu Khalil]
An-Nasa’iy
Ahmad bin ‘Aliy bin Syu’aib bin ‘Aliy bin Sinan bin Bahr bin Dinar
(215-303 H/830-915 M)
Tempat lahir : Nasa
Lokasi sekarang : Turkmenistan
Tempat wafat : Baitul Maqdis
Beliau adalah penulis (kitab) as-Sunan. Beliau menjelajahi (seluruh) negeri hingga menetap di negeri Mesir, yang bertujuan mencari ilmu. Lalu keluar menuju Ramalah (Palestina) dan (wafat) dimakamkan di Baitul Maqdis. Ada yang mengatakan, beliau keluar menunaikan (ibadah) haji dan wafat di Makkah al-Mukaramah. Beliau adalah seorang penulis (kitab) as-Sunan al-Kubra di bidang hadits, al-Mujtaba’ yang (dikenal) sebagai as-Sunan ash-Shughra, adh-Dhuafa’ wa al-Matrukun mengenai rijal hadits, Khashaish ‘Aliy, dan Musnad ‘Aliy, serta Musnad Malik. Di dalam Sunannya terdapat 5.769 hadits.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 15, Dr. Syauqi Abu Khalil]
Ibnu Majah
Muhammad bin Yazid ar-Rabi’iy al-Qazwainiy
(209-273 H/824-887 M)
Tempat lahir : Qazwain
Lokasi sekarang : Iran
Tempat wafat : Qazwain
Beliau adalah salah seorang Imam dalam bidang ilmu hadits yang berasal dari penduduk Qazwain (sebelah barat laut kota Teheran). Beliau melakukan perjalanan menuju Bashrah, Baghdad, Syam, Mesir dan Hijaz serta Ray dalam mencari hadits asy-Syarif. Kitab-kitab karyanya adalah Sunan Ibnu Majah yang merupakan salah satu al-Kitab as-Sittah yang mu’tamad (yang dijadikan rujukan) dan tafsir al-Qur’an serta kitab Tarikh al-Qazwain. Di dalam Sunannya terdapat 4.341 hadits.
[Athlas al-Hadits an-Nabawi Min al-Kutub ash-Shihah as-Sittah 16, Dr. Syauqi Abu Khalil]
Hinga akhirnya, datanglah kegelapan yang menyelimuti negeri Persia dengan mengelamkan seluruh negeri serta membinasakan Ahlus Sunnah dan Ahlul Hadits. Dikarenakan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang berasal dari jalur Shahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dilarang, hingga para Ulamanya dibantai oleh Syiah.
الشاه إسماعيل الصفوي
ويروى عنه انه عندما فتح على تبريز في بدايه امره واراد فرض التشيع على اهلها بالقوه, نصحه بعض مستشاريه من رجال الدين ان لا يفعل ذلك بحجه ان ثلثي سكان المدينه من اهل السنه, وانهم لن يصبروا على سب الخلفاء الثلاثة من على المنابر, ولكنه اجابهم قائلا: انا مكلف بذلك, وان الله والائمة المعصومين معي, واني لا اخاف احدا, فاذا وجدت من الناس كلمه اعتراض شهرت سيفي بعون الله فيهم, فلا ابقي منهم احدا حياً
Syah Isma’il ash-Shafawiy (Syiah)
Diriwayatkan darinya bahwasanya tatkala ia (Syah Isma’il ash-Shafawiy) menaklukkan Tibriz, pada awalnya ia memerintahkan dan menginginkan untuk mewajibkan Tasyayu’ (Syiah) kepada penduduknya secara paksa. Lantas sebagian penasihatnya yang berasal dari kalangan pemuka agama menasihatinya agar jangan melakukan perbuatan tersebut, dengan alasan 2/3 penduduk kota tersebut adalah Ahlus Sunnah. Niscaya mereka (Ahlus Sunnah) tidak akan bersabar atas caci maki (yang dilakukan) terhadap 3 Khalifah di atas mimbar-mimbar. Namun ia (Syah Isma’il ash-Shafawiy) malah berkata kepada mereka dengan perkataan, “Aku telah ditugaskan untuk (melakukan) perbuatan tersebut, dan sesungguhnya Allah dan para Imam yang ma’shum bersamaku, dan aku tidak takut terhadap seorang pun. Jika aku mendapati dari masyarakat tersebut melakukan sebuah protes, maka aku akan menghunuskan pedangku kepada mereka dengan pertolongan Allah, niscaya tidak akan ada yang tersisa dari mereka seorang pun yang hidup.”
[Lamhat Ijtima’iyyah 1/57-58, Dr. Ali al-Wardi Sejarahwan Syiah]
اتخذ الشاه اسماعيل سب الخلفاء الثلاثة وسيله لامتحان الايرانيين, فمن يسمع السب منهم يجب عليه ان يهتف قائلا :( بيش باد كم ماباد) وهذه العباره تعني في اللغة الاذربيجانية ان السامع يوافق على السب ويطلب المزيد منه, اما اذا امتنع السامع عن النطق بهذه العباره قطعت رقبته حالا, وقد امر الشاه بأن يعلن السب في الشوارع والاسواق وعلى المنابر منذرا المعاندين بقطع رقابهم
Asy-Syah Isma’il menjadikan caci maki terhadap 3 Khalifah tersebut sebagai sarana pengujian bagi orang-orang Iran. Barangsiapa yang mendengar caci maki tersebut, maka diwajibkan bagi mereka untuk bersorak bergembira dengan berkata, [بيش باد كم ماباد] ungkapan ini memiliki arti dalam bahasa Azerbaijan bahwasanya orang-orang yang mendengarnya menyepakati caci maki tersebut dan meminta tambah atasnya. Adapun orang-orang yang mendengarnya dan tidak mau bersorak bergembira untuk mengucapkan ungkapan ini, maka akan dipenggal lehernya pada saat itu juga. Asy-Syah (Isma’il) telah memerintahkan untuk mendeklarasikan caci maki tersebut di jalan-jalan, pasar-pasar, dan di atas mimbar-mimbar seraya memperingatkan kepada orang-orang yang protes akan dipenggal leher mereka.
[Lamhat Ijtima’iyyah 1/58, Dr. Ali al-Wardi Sejarahwan Syiah]
Setelah Syiah Rafidhah al-Majusi menguasai seluruh negeri dengan membuat kerusakan di muka bumi, maka muncullah al-Qaim al-Masih ad-Dajjal Imam Mahdi al-Muntazhar Syiah Rafidhah al-Majusi sang Imam Zaman si Kisra Hamba Yazdan di Iran, yakni Khurasan, Ishfahan, Khuza, Karman. Sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [14] Al Qaim Imam Mahdi Syiah Dajjal.
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدَّجَّالُ يَخْرُجُ مِنْ أَرْضٍ بِالْمَشْرِقِ يُقَالُ لَهَا خُرَاسَانُ يَتْبَعُهُ أَقْوَامٌ كَأَنَّ وُجُوهَهُمْ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Dajjal akan muncul dari suatu negeri di timur yang bernama Khurasan, ia diikuti oleh kaum-kaum, wajah mereka seperti perisai yang ditempa.”
[Tirmidzi no.2163, Shahih : Shahih Tirmidzi no.2237, Syaikh al-Albani]
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَتْبَعُ الدَّجَّالَ مِنْ يَهُودِ أَصْبَهَانَ سَبْعُونَ أَلْفًا عَلَيْهِمْ الطَّيَالِسَةُ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam bersabda: “Dajjal diikuti oleh Yahudi Ashbahan sebanyak tujuh puluh ribu orang, mereka mengenakan pakaian ath-Thayalisah. [Muslim no.5237]
وَأَصْبَهَانُ بِفَتْحِ الْهَمْزَةِ وَكَسْرِهَا وبالياء وَالْفَاءِ
Ashbahan (diriwayatkan) dengan fathah pada hamzah (Ashbahan) dan juga dengan kasrah pada hamzah (Ishbahan). Begitu pula dengan huruf ba-nya, (juga diriwayatkan) dengan huruf fa (Ishfahan).
[Syarah Shahih Muslim 18/86, Imam an-Nawawi]
رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَيَنْزِلَنَّ الدَّجَّالُ خُوزَ وَكَرْمَانَ فِي سَبْعِينَ أَلْفًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam Bersabda: “Sungguh Dajjal akan turun di Khuza dan Karman kepada tujuh puluh ribu orang, wajah mereka seperti perisai yang ditempa.”
[Ahmad no.8099, Shahih : Musnad Imam Ahmad no.8434, Syaikh Ahmad Muhammad Syakir]
وَالْمُرَادُ بِذَلِكَ اخْتِصَاصُ الْمَشْرِقِ بِمَزِيدٍ مِنْ تَسَلُّطِ الشَّيْطَانِ وَمِنَ الْكُفْرِ كَمَا قَالَ فِي الْحَدِيثِ الْآخَرِ رَأْسُ الْكُفْرِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ وَكَانَ ذَلِكَ فِي عَهْدِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حِينَ قَالَ ذَلِكَ وَيَكُونُ حِينَ يَخْرُجُ الدَّجَّالُ مِنَ الْمَشْرِقِ وَهُوَ فِيمَا بَيْنَ ذَلِكَ مَنْشَأُ الْفِتَنِ الْعَظِيمَةِ وَمَثَارُ الْكَفَرَةِ التُّرْكِ الْغَاشِمَةِ الْعَاتِيَةِ الشَّدِيدَةِ الْبَأْسِ
Sedangkan pengkhususan daerah Timur dengan tambahan Syaithan dan Kekafiran telah menguasainya, sebagaimana beliau bersabda di dalam hadits yang lain, “Pusat kekufuran berada di arah Timur,” pada saat diucapkan sabdanya Shallallahu ‘alaihi wa Sallam seperti itu terjadi pada saat Dajjal keluar dari Timur, dan di antara waktu itu adalah munculnya banyak fitnah-fitnah besar, munculnya kekafiran, kezhaliman yang sangat dahsyat.
[Syarah Shahih Muslim 2/34, Imam an-Nawawi]
Namun sebelum kemunculan al-Qaim al-Masih ad-Dajjal Imam Mahdi al-Muntazhar Syiah Rafidhah al-Majusi sang Imam Zaman si Kisra Hamba Yazdan di Iran, maka akan terjadi peristiwa yang buruk dan keji serta menjijikkan. Sebagaimana yang diriwayatkan di dalam kitab suci Syiah Rafidhah al-Majusi.
يا ابن رسول الله متى يخرج قائمكم؟ قال: إذا تشبه الرجال بالنساء، والنساء بالرجال، واكتفى الرجال بالرجال، والنساء بالنساء، وركب ذوات الفروج السروج، وقبلت شهادات الزور، وردت شهادات العدول، واستخف الناس بالدماء وارتكان الزنا
كمال الدين وتمام النعمة - الشيخ الصدوق - الصفحة ٣٣١
“Wahai anak (keturunan) Rasulullah, kapankah al-Qaim engkau akan keluar?”
Beliau menjawab, “(Al-Qaim akan keluar) jika laki-laki menyerupai wanita dan (sebaliknya) wanita menyerupai laki-laki. Para lelaki mencukupkan (diri memuaskan syahwat) dengan sesama lelaki dan begitu juga dengan para wanita (mencukupkan diri dengan memuaskan syahwat) dengan sesama wanita, wanita mengendarai pelana binatang, diterimanya saksi palsu dan ditolaknya saksi yang adil, dan diremehkannya darah manusia, serta zina sebagai hal yang biasa.”
[Kamal ad-Diin wa Tamam an-Ni’mah 331, ash-Shaduq Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1146_كمال-الدين-وتمام-النعمة-الشيخ-الصدوق/الصفحة_0?pageno=331#top]
[-] Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal yang di mana para Pendetanya membolehkan seorang laki-laki Syiah memakai pakaian wanita.
Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi
Menit 00:33
Pakaian yang umum (biasa yang dipakai) antara pria dan wanita diperbolehkan untuk dipakai (oleh keduanya secara bertukaran) sedangkan pakaian khusus yang berkaitan dengan salah satu dari kedua gender tersebut, jika dipakai sementara, maka tidak mengapa.
[https://www.youtube.com/watch?v=csm-vE0TZNQ]
[-] Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal yang di mana para Pendetanya membolehkan seorang laki-laki Syiah melakukan operasi Transgender Transexual dengan biaya yang ditanggung 50% oleh Pemerintahan Wilayatul Faqih Khamenei Rahbar Iran Syiah Persia al-Majusi.
Klik :
Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi Spesialis Banci Syiah Persia Iran
Menit 00:15 – 00:30
Khomeini telah membahas masalah ini mengenai mengubah jenis kelamin dengan penuh keyakinan. Dia menyatakan : itu bukan dosa. Perbuatan tersebut diperbolehkan.
[https://www.youtube.com/watch?v=rf8hY8tSlYA]
Soal: Apa hukumnya melakukan operasi transgender dari pria ke wanita dan begitu pula sebaliknya?
Jawab:
Khomeini :
Dari dalil-dalil yang ada, transgender pria menjadi perempuan atau sebaliknya lewat operasi kelamin tidak haram.
(Tahrir al-Wasilah, 1417 Hq, cet 6, 2/626)
Khamenei :
Operasi kelamin sendiri pada dasarnya tidak ada larangan. Tapi dalam melakukannya harus memastikan tidak ada keharaman lain terkait masalah ini.
(Pesezhk va Aineh Ijtihad, 1375, cet 1, hal 91)
Makarem Shirazi:
Transgender itu ada dua bentuk:
1. Terkadang hanya perubahan lahiriah saja. Yakni, tidak ada perubahan pada alat kelamin yang ingin diganti. Yang terjadi adalah operasi lahiriah dan yang berubah hanya ada alat kelamin yang mirip dengan yang ingin diganti. Bila ini yang terjadi, maka hukumnya adalah haram dan harus ditingalkan. Bila ia menikah dengan perubahan semacam ini maka pernikahan itu haram dan batal serta harus dijatuhi hukuman syar’i.
2. Terkadang transgender itu hakiki. Yakni, yang dilakukan adalah operasi alat kelamin menjadi yang diinginkan dan yang seperti ini pada dasarnya dibolehkan. Tidak ada larangan syariat. Terlebih lagi ketika dalam banyak kasus pengaruh gender yang diinginkannya itu tampak pada dirinya. Tapi dikarenakan dalam operasi harus dengan memegang dan melihat, maka hal ini hanya diperbolehkan dalam kondisi darurat.
(Istiftaat, 1384, cet 1, 2/613-614, soal 1781)
Safi Golpaygani:
Bila diasumsikan operasi transgender dapat dilakukan dan terjadi, maka akan ada hukum-hukum terkait kondisi baru ini. Wallahu Alim.
(Istiftaat, ada pada unit Menjawab Pertanyaan Syar’i)
Fazel Lankarani:
Pada dasarnya tidak ada larangan dan bila hal ini terjadi maka hukum yang berlaku baginya adalah jenis kelamin yang baru.
(Istiftaat, ada pada unit Menjawab Pertanyaan Syar’i)
Nouri Hamedani:
Tanpa adanya kesiapan fisik yang menunjang maka tidak boleh.
(Hezar va Yek Masaleh feqhi, 1383, cet 2, 2/286, hal 926)
Kesimpulan :
Dari dalil-dalil yang ada, transgender pria menjadi perempuan atau sebaliknya lewat operasi kelamin tidak haram. Tapi dalam melakukannya harus memastikan tidak ada keharaman lain terkait masalah ini. Yaitu transgender itu hakiki, yakni, yang dilakukan adalah operasi alat kelamin menjadi yang diinginkan dan yang seperti ini pada dasarnya dibolehkan.Tidak ada larangan syariat. Terlebih lagi ketika dalam banyak kasus pengaruh gender yang diinginkannya itu tampak pada dirinya maka akan ada hukum-hukum terkait kondisi baru ini dan yang berlaku baginya adalah jenis kelamin yang baru dengan adanya kesiapan fisik yang menunjang.
Tanpa harus melihat apakah orang tersebut memiliki kelamin ganda atau tidak, namun hanya melihat dari sisi psikologisnya saja, yaitu pengaruh gender yang diinginkannya itu tampak pada dirinya.
Sehingga Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran akan memuaskan nafsu syahwatnya dengan gender yang sejenis, yaitu para lelaki mencukupkan (diri memuaskan syahwat) dengan sesama lelaki dan begitu juga dengan para wanita (mencukupkan diri dengan memuaskan syahwat) dengan sesama wanita.
Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal merupakan negeri terbesar kedua di alam semesta setelah Thailand dalam operasi Transgender Transsexual Banci & Bencong Syiah, sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [7] Transgender Transsexual Syiah Iran Tertinggi Kedua di Dunia.
Berikut adalah sebuah video dokumenter yang memvisualisasikan kisah nyata seorang laki-laki Syiah Rafidhah al-Majusi melakukan operasi Transgender Transsexual untuk menjadi seorang wanita, dan segera akan menikahi seorang laki-laki lainnya di Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal.
Klik :
[-] Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal yang di mana para Pendetanya mewajibkan kawin Mut’ah (kawin kontrak) terhadap para penganut agama Syiah Rafidhah al-Majusi. Padahal Allah dan Rasul-Nya beserta Ahlul Bayt telah mengharamkannya (Mut’ah) hingga hari Kiamat.
ليس منا من لم يؤمن بكرتنا، ويستحل متعتنا
من لا يحضره الفقيه - الشيخ الصدوق - ج ٣ - الصفحة ٤٥٨
Bukanlah termasuk dari golongan kami yang tidak beriman kepada kebangkitan kami (Raj’ah) dan kehalalan Mut’ah kami.
[Man La Yahdhuruhu al-Faqih 3/458, ash-Shaduq Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1151_من-لا-يحضره-الفقيه-الشيخ-الصدوق-ج-٣/الصفحة_458]
Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran dapat melakukan kawin Mut’ah (kawin kontrak) dengan durasi satu jam.
Klik :
Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran
Menit 04:45 – 05:00
“Berapa lama periode kawin Mut’ah yang terpendek?” Tanya seseorang.
Dijawab oleh Pendeta Syiah Rafidhah, “Minimum bisa satu jam atau kurang, satu jam, mungkin juga setengah jam. Selama periode ini (satu jam atau kurang) mereka dapat memiliki hubungan sah (hubungan intim suami istri kawin Mut’ah), hal tersebut tidaklah bermasalah.
[http://www.youtube.com/watch?v=dPc8wqJKoNk]
Oleh karena itu, si Khomeini Pendeta Syiah Rafidhah al-Majusi membolehkan kawin Mu’tah (kawin kontrak) dengan seorang Pezina dan Pelacur.
يجوز التمتع بالزانية على كراهية خصوصا لو كانت من العواهر والمشهورات بالزنا، وإن فعل فليمنعها من الفجور
تحرير الوسيلة - السيد الخميني - ج ٢ - الصفحة ٢٩٢
Diperbolehkan melakukan Mut’ah dengan Wanita (Syiah) Pezina dengan makruh, khususnya jika Wanita (Syiah) tersebut merupakan seorang Wanita (Syiah) Pelacur dan terkenal dengan perbuatan Zina. Namun jika ia (Laki-Laki Syiah) melakukannya (Mut’ah), maka laranglah ia (Wanita Syiah) dari perbuatan Melacur/Zina.
[Tahrir al-Wasilah 2/241, Khumainiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/718_تحرير-الوسيلة-السيد-الخميني-ج-٢/الصفحة_0?pageno=292#top]
Setelah main Mut’ah dengan durasi satu jam, maka Syiah Rafidhah al-Majusi Persia Iran akan membayar para Wanita Pemut’ah Syiah tersebut atas Sewaan Rental dirinya.
ذكرت له المتعة أهي من الأربع؟ فقال: تزوج منهن ألفا فإنهن مستأجرات
الكافي - الشيخ الكليني - ج ٥ - الصفحة ٤٥٢
Aku bertanya kepadanya mengenai Mut’ah yaitu apakah (Wanita Syiah Mut’ah) termasuk dari (Wanita yang boleh dinikahi dengan maksimal) empat? Kemudian beliau menjawab, “Kawinilah mereka (Wanita Pemut’ah Syiah) sebanyak 1.000 (seribu) (Wanita Pemut’ah Syiah), karena sesungguhnya mereka (Wanita Pemut’ah Syiah) adalah Wanita Bayaran/Sewaan/Rental.
[Al-Kafiy 5/452, al-Kulainiy Pendeta Syiah Rafidhah]
[shiaonlinelibrary.com/الكتب/1126_الكافي-الشيخ-الكليني-ج-٥/الصفحة_452]
Sehingga kawin Mut’ah (kawin kontrak) menjadi hal yang biasa di Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal.
Notaris Mut’ah Persia Iran Syiah Rafidhah al-Majusi
Menit 00:50
Saya menyatakan bahwa Ny.Nasrin adalah istri Mut’ahnya Shahram untuk selama periode satu tahun dengan mahar 5 koin emas.
Jika engkau membayar satu juta Toman, aku dapat mencarikanmu seorang istri (Mut’ah) hari ini. Seperti Afsaneh, Homeyra, Soraya atau Marjan, salah satu dari mereka dapat menjadi istri Mut’ahmu.
[http://www.youtube.com/watch?v=_QiA9lm49LQ]
[http://www.youtube.com/watch?v=_QiA9lm49LQ]
Hingga akhirnya, Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal terserang sebuah penyakit yang mematikan, yakni HIV AIDS Syiah Iran, dengan jumlah yang terus meningkat setiap tahunnya. Sebagaimana yang telah Tanya Syiah Goreskan Pena Part [5] HIV AIDS Syiah Iran Tertinggi di Timur Tengah.
“Iran memiliki 100.000 orang yang terinfeksi HIV”
Ada lebih dari 100.000 penderita AIDS di Iran, kata seorang anggota Komisi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Parlemen Iran.
“Kementerian Kesehatan Iran telah mengumumkan bahwa ada 20.000 penderita AIDS di negara ini, tetapi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), jumlah sebenarnya seharusnya lima sampai tujuh kali lipat, hingga mencapai 100.000 orang,” kata kantor berita Fars yang dikutip oleh Wakil ketua Komisi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Majlis Iran, Hossein Ali Shahriari, seperti yang dikatakannya pada hari Minggu.
Selanjutnya Shahriari menunjukkan bahwa tidak ada statistik yang akurat mengenai penyakit (HIV-AIDS) di negara ini.
“Sebagian besar penderita AIDS tidak menyadari penyakit mereka, sehingga mereka dapat dengan mudahnya menularkan kepada orang lain,” jelasnya. “Beberapa penderita lainnya tidak melaporkan penyakit dikarenakan mereka takut akan kehilangan pekerjaan dan posisi sosial mereka.”
Menurut Shahriari, Kementerian Kesehatan Iran telah berusaha untuk mencegah penyakit (HIV-AIDS) ini dalam beberapa hal, tetapi telah gagal untuk memberikan laporan yang akurat dan lengkap mengenainya.
Laporan WHO dan Program Gabungan PBB tentang HIV/AIDS (UNAIDS) baru-baru ini menyatakan bahwa jumlah kematian akibat HIV/AIDS di berbagai belahan dunia telah melampaui 25 juta (jiwa).
[http://edition.presstv.ir/detail/112423.html]
Presstv.ir Media Propaganda Persia Iran Negeri Syiah Sarang Dajjal
Menit 00:00 – 00:30
Sebuah pertemuan yang berlangsung di Kementerian Kesehatan Iran untuk menandai hari AIDS dunia. Ulama (Pendeta Syiah Rafidhah), pasien (Syiah Rafidhah Iran) dan perwakilan organisasi internasional dan LSM menghadiri konferensi tersebut untuk mendiskusikan langkah-langkah dalam memerangi penyebaran penyakit (AIDS Syiah Iran) yang mematikan di Iran dan di seluruh dunia dengan motto "Getting to Zero". Dalam penyampaiannya di konferensi, Menteri Kesehatan Iran menyatakan keprihatinannya mengenai jumlah pasien HIV-AIDS (Syiah Iran) yang sedang “booming” di Iran. Sayyid Hassan Hashemi mengatakan bahwa saat ini penyebab utama AIDS di Iran telah bergeser dari penyalahgunaan narkoba menuju ke kontak seksual yang tidak aman.
Menit 00:31 – 00:54
Sayyed Hassan Hashemi (Menteri Kesehatan Iran)
Menurut perhitungan kami sepertinya dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengenai jumlah pasien AIDS yang merupakan pecandu narkoba yang saling berbagi jarum suntikan diperkirakan telah menurun, tapi sayangnya jumlahnya telah meningkat pada kelompok pasien lainnya. Ia menyalahkan para pasien dalam menolak untuk mengumumkan penyakit mereka. Dan pemerintah juga menyalahkan diri kami sendiri akan penderitaan ini.
Menit 00:55 – 01:10
Para ahli mengatakan bahwa meskipun peringatan pemerintah mengenai jumlah penderita HIV AIDS di Iran masih jauh di bawah rata-rata secara global. Iran juga merupakan salah satu dari sedikitnya negara di dunia yang memberikan kebebasan dari biaya perawatan medis kepada pasien HIV-AIDS yang merupakan susunan pedoman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Menit 01:27 – 01:45
Setiap tahunnya pada hari AIDS dunia, pasien Iran yang positif HIV mengadakan tarif amal secara simbolis di sela-sela acara sembari menampilkan beberapa keterampilan mereka. Mereka mencoba untuk mengubah citra negatif yang masih ada terhadap mereka di masyarakat. Beberapa pasien percaya bahwa masyarakat masih mengetahui sedikit tentang mereka.
Menit 02:10 – 02:20
Mengenai jumlah pasti dari penderita AIDS di Iran saat ini tidak diketahui tetapi angka WHO menunjukkan peningkatan 50 persen yang mengejutkan dalam jumlah penderita AIDS di dunia antara tahun 2005 dan 2012.
[https://www.youtube.com/watch?v=3lNHuSd6Acw&list=UUBeJUiGXz4aii-mL0wOUwvA]