Banyak negara di dunia Islam, menyatakan bahwa
pemikiran radikal menjadi salah satu sumber utama munculnya terorisme. Namun
kemudian mengambil langkah menghadapinya dengan pemikiran liberal.
Sekretaris
jenderal Persatuan Ulama Muslim Sedunia (IUMS), Syaikh Dr. Ali Qara Daghi,
menekankan bahwa fenomena mengkafirkan seorang Muslim adalah masalah pemikiran,
dan pemikiran radikal ini tidak mungkin diperbaiki dengan pemikiran liberal.
Hanya pemikiran ‘Islam Wasathi’ (moderat) yang bisa melakukannya.
Seperti
dipublikasikan dalam fanspage IUMS, Rabu (29/7/2015) hari ini, Syaikh Qara
Daghi menekankan pentingnya menguatkan dan menyebarkan pemikiran wasathi ini.
Jalan yang paling memungkinkan adalah melalui jalur pendidikan. Kementerian
pendidikan di seluruh negara Islam harus bekerja sama dalam hal ini, melahirkan
manusia-manusia Muslim yang berpikiran moderat sejak dari pendidikan paling
dini.
“Selain
itu, peran yang cukup besar juga bisa dilakukan para khatib di khutbah-khutbah
Jumat; orang tua dalam pendidikan dalam rumah; dan departemen kebudayaan dan
informasi dalam tayangan-tayangan media-media informasinya,” demikian jelas
Syaikh Qara Daghi.
Tentang
pemikiran ekstrem, Syaikh Qara Daghi mempunyai sebuah persepsi baru,
“Sebenarnya kita menghadapi dua hal yang menjadi masalah, yaitu ekstremisme
kaum agamis, dan ektremisme kaum sekularis. Keduanya sama-sama menjadi masalah.
Sehingga tidak mungkin menghadapi pemikiran radikal, dengan menggunakan
pemikiran liberal.”
*Sumber: http://www.dakwatuna.com/2015/07/29/72361/sekjen-ulama-sedunia-pemikiran-radikal-tidak-mungkin-bisa-diperbaiki-dengan-pemikiran-liberal/#ixzz3hKdOpfMm