Wednesday, November 18, 2015

Meminta 'Dunia' Bersikap Adil Terhadap Islam Bagai Meminta Nyamuk Berhenti Menggigit.Paspor Suriah yang Ditemukan dalam Serangan Paris Ternyata Palsu.


Meminta 'dunia' bersikap adil terhadap umat Islam bagai meminta nyamuk berhenti menggigit. Sedikit mustahil, karena demikianlah sifat dasarnya.

Nyamuk berkembang biak, senang dengan genangan air, bertabiat menghisap darah manusia hingga menularkan penyakit (demam berdarah, malaria dan cikungunya). Begitulah nyamuk.

Tugas kita adalah membersihkan lingkungan, agar nyamuk tidak mudah berkembang biak. Menggunakan obat nyamuk semprot, agar nyamuk yang ada tak mengganggu kita. Hingga 'menepok' nyamuk yang mulai menggigiti kita. Jika pun sudah terjangkit penyakit akibat gigitan nyamuk, segera berobat.

Sama hal nya dengan 'dunia'. Meminta 'dunia' adil dalam bersikap, rasanya agak mustahil. Karena dari dulu, 'dunia' memang tidak adil. Apalagi terhadap umat dan peradaban Islam. Rasanya 'dunia' memang sudah menjadi musuh peradaban.

Yang bisa kita lakukan adalah 'membersihkan' lingkungan. Membuat lingkungan alternatif agar propaganda 'dunia' tidak berkutik. Memanjemen isu sedemikian rupa agar apa yang mereka inginkan tidak 'berkembang biak'. Mendidik dan mengajak masyarakat Islam pada khususnya agar tidak mudah terkena 'gigitan' dunia.

Bahkan, membelajarkan umat Islam agar berani 'menepok' dunia yang sudah berani menggigit dan menyebarkan penyakit kepada tubuh kita. Agar 'dunia' yang lain yang masih berkeliaran tersentak kaget bahwa kita bisa berbuat sesuatu untuk mempertahankan diri kita. Sekali lagi, berbuat sesuatu untuk mempertahankan diri.

Hingga membantu menyembuhkan penyakit-penyakit yang sudah timbul dari dalam tubuh umat Islam ini akibat dari 'gigitan dunia'. Ini tugas besar kita. Bukan hanya menuntut agar 'dunia' bersikap baik terhadap kita.

Hidup damai tanpa nyamuk adalah mustahil. Karena nyamuk akan terus diciptakan Allah untuk menjadi pelajaran tersendiri bagi kita. Sebagaimana Allah pun menciptakan setan sebagai pelajaran tersendiri dalam kehidupan kita.

Hidup damai tanpa 'dunia' juga mustahil. Hidup tentram penuh kasih sayang tanpa gangguan 'dunia' juga mustahil. Karena Allah menciptakan 'dunia' dengan segala tabiat buruknya untuk dijadikan pelajaran dalam kehidupan kita.

Damai yang sering dijadikan slogan ambigu itu adalah saat apa pun gangguan 'dunia' dengan segala konspirasinya tidak menjadikan kita kalang kabut. Karena kita sudah bisa mencegah, menangani dan memanajemennya sedemikian rupa.
[Azzam Mujahid Izzulhaq]



Paspor Suriah yang Ditemukan dalam Serangan Paris Ternyata Palsu

Paspor-Suriah-yang-Ditemukan-dalam-Serangan-Paris-Ternyata-Palsu
Kepala Komisi Uni Eropa mengatakan bahwa Uni Eropa tidak perlu meninjau kebijakan migrasi dengan alasan khawatir bahwa militan menyamar sebagai pengungsi untuk melancarkan serangan.
Paspor Suriah yang ditemukan di dekat mayat dari dua tersangka serangan Paris diketahui palsu yang kemungkinan dibuat di Turki, sumber-sumber kepolisian di Perancis mengatakan sebagaimana dilansir Pijar dari Channel 4 News pada Senin (16/11).
Para pejabat Yunani sebelumnya mengatakan pada Sabtu bahwa salah satu dari dua paspor tersebut dipegang oleh seseorang yang telah terdaftar sebagai pengungsi di pulau Leros Yunani pada 3 Oktober.
Pejabat menyangkal, meskipun bahwa penyerang kedua telah mengambil rute yang sama, dia mengatakan kepada The Guardian “tidak ada indikasi apapun” bahwa penyerang telah memasuki Eropa melalui Yunani. Komentar itu muncul di tengah pelebaran penyelidikan terhadap serangan yang menewaskan 132 orang di ibukota Perancis pada hari Jumat.
Pihak berwenang di seluruh Eropa masih terus menyelidiki identitas ke tujuh penyerang di tengah pertanyaan atas bagaimana mereka berhasil untuk mengkoordinasikan beberapa serangan tanpa menarik perhatian pihak keamanan, yang sejak itu telah diklaim oleh kelompok ISIS.
Hanya satu penyerang yang indentitasnya telah dipublikasikan, di tengah upaya berkelanjutan untuk mengidentifikasi para korban. Perdana Menteri Perancis Manuel Valls mengatakan pada hari Ahad bahwa sebanyak lebih dari 30 korban tewas dalam serangan belum diidentifikasi.
Pihak berwenang pada hari yang sama mengidentifikasi penyerang sebagai Umar Ismail Mustafai (29 tahun), seorang warga Prancis yang lahir dan dibesarkan di Paris tetapi memiliki hubungan keluarga dari Aljazair.
Pergerakan terbaru dari Mustafai saat ini belum di umumkan, meskipun para pejabat intelijen Inggris telah mengatakan bahwa para penyerang adalah bagian dari sel yang baru saja kembali dari pertempuran di Suriah.
Paspor Suriah palsu telah menjadi komoditas yang berharga dalam beberapa bulan terakhir dan bebas diperdagangkan di pasar gelap, karena mereka dapat membantu meringankan jalan bagi warga non-Suriah untuk mendapatkan perlindungan sebagai pengungsi di Eropa.
Seorang wartawan Belanda melaporkan pada bulan September bahwa ia telah membeli paspor Suriah dan ID card palsu, keduanya bergambar perdana menteri Belanda dan berharga $825.
Paspor palsu Suriah juga dibeli oleh warga Suriah yang belum mampu untuk mendapatkan dokumen karena situasi perang.
Chris Doyle, kepala Dewan untuk Kesepakatan Arab-Inggris, mengatakan bahwa ada permintaan yang besar terhadap paspor palsu karena banyak warga Suriah yang tinggal di luar daerah yang dikuasai rezim sangat kesulitan memperoleh dokumen.
Menanggapi aksi serangan di Paris, banyak komentator telah mempertanyakan bagaimana mungkin para pelaku dengan “bodohnya” membawa paspor bersama mereka selama melakukan aksi yang sangat terkoordinasi?
Simon Kuper, seorang kolumnis di Financial Times yang juga seorang warga Paris, mengatakan bahwa langkah itu bisa saja merupakan bagian dari strategi untuk “mendiskreditkan” pengungsi dan memaksa Eropa untuk menutup perbatasannya.
Sementara itu, sebuah video tak bertanggal yang dirilis oleh ISIS pada Sabtu menampilkan seorang militan muncul untuk membakar paspor Perancis dan berjanji setia kepada pemimpin kelompok itu. Dia juga mendesak Muslim Perancis untuk “pindah” ke kawasan yang dikendalikan oleh ISIS sebelum perbatasan Eropa ditutup.
Selain dokumen Suriah yang ditemukan di tempat kejadian serangan Paris, laporan media menyatakan bahwa paspor Mesir juga ditemukan di dekat Stade de France – yang ditargetkan oleh dua pembom bunuh diri pada hari berlangsungnya peristiwa itu.
Namun, diketahui pada hari Ahad bahwa paspor dipegang oleh seorang penggemar sepak bola Mesir, yang terluka parah oleh serangan yang melanda selama laga persahabatan antara Perancis dan Jerman.
Duta Besar Mesir untuk Perancis, Ihab Badawi, mengatakan kepada media negaranya bahwa tidak ada tuduhan yang diarahkan kepada Walid Abdul Razzaq.
Abdul Razzaq telah menjalani tiga kali operasi atas luka yang serius dan masih memiliki pecahan peluru di tubuhnya dari ledakan itu, saudaranya mengatakan kepada saluran berita Mesir Al Hayat pada Ahad.
Red : Gus Jati