Selasa, 18 Shafar 1437h / December 1, 2015
Hari Ahad (29/11/2015)
Lembaga Dakwah Mahasiswa dan
Pengabdian Masyarakat
Universitas Muhammadiyah
Surakarta [LDM PM UMS] mengadakan Tabligh
Akbar bertemakan “Mewaspadai Aliran
Sesat di Bumi Nusantara”.
Acara yang diselenggarakan di
Masjid Fadhlurrahman UMS ini,
dihadiri ratusan mahasiswa se- Solo Raya.
Tampak hadir sebagai narasumber
adalah UstadZ Dr. Muinudinilllah Basri, MA,
selaku Ketua Dewan Syariah
Kota Surakarta (DSKS), dan juga Ustad
Mahful Safarudin, Lc, yang merupakan
pengajar Ponpes
Islam Al-Irsyad Salatiga.
Seperti diketahui, selain
merusak akidah, memecah belah Agama, dan
mengundang murka Allah di dunia dan akhirat,
aliran-aliran sesat telah merusak tatanan
sosial, merusak hubungan keluarga,
merusak persatuan ummat, merusak
cara berpikir masyarakat, dan perilaku masyarakat, bahkan ada pula
diantara aliran sesat yang membahayakan Negara.
Ustad Mahful Safarudin, Lc
mengatakan bahwa “Ada campur tangan Barat
dan Syiah di Timur Tengah,
merekalah sumber keonaran dan
konflik disana,” tegasnya. Lebih
lanjut ia mengatakan
bahwa Syiah sejak dulu
sudah ada, merekalah biang
keonaran dan keributan, tidak
diragukan lagi!”
Pengajar Ponpes
Al-Irsyad Salatiga ini juga
memaparkan bahwa terbukti dalam
sejarah Islam, Syiah telah
menjadi biang keonaran, seperti
pada kasus terbunuhnya Khalifah Umar
bin Khattab ra oleh Abu Lu’luah al-Majusi yang faktanya
disebut Syiah sebagai ‘Baba Syuja’uddin’ (Bapak Pembela Agama),
bahkan makamnya telah dimuliakan di Iran.
Kedua, kasus
provokasi dan demonstrasi besar-besaran Abdullah kepada
Khalifah Utsman bin Affan ra yang dihasut
oleh Abdullah bin Sa’ba. Ketiga, terjadinya Perang
Jamal dan Perang Shiffin.
Keempat, Tragedi
Karbala, bahwa sebenarnya pembunuh cucu Rasulullah Saw,
Husein bin Ali ra adalah golongan
Syiah sendiri, Syiah Kufah. Kelima, Runtuhnya Baghdad,
dimana Makar Syiah dalam
memudahkan invasi pasukan Tartar Hulagu
Khan ke Baghad hingga menyebabkan
Daulah Abbasiyah runtuh diikuti
pembantaian besar-besaran Umat Islam,
contoh terakhir tahun ini
adalah Tragedi Mina.
Sementara itu, Ustad Dr. Muinudinilllah
Basri, MA menjelaskan tentang ajaran pokok Syiah dan implikasinya, diantaranya
meyakini Imam Maksum, implikasinya memutus referensi Al Quran
dan Sunnah.
“Meyakini taqiyyah sebagai bagian tak
terpisahkan dari Agama, hingga menumbuhkan kenifakan. Memvonis
kekafiran para sahabat, implikasinya memutus
semua hadist dan riwayat dari
para sahabat, misalnya Abu Hurairah ra
dipertanyakan.” Ujar Direktur Ponpes Ibnu Abbas Klaten tersebut.
Menisbahkan ajaran
kesyirikan dan kekufuran kepada
Imam ahlul bait. Legalisasi mut’ah yang
menghancurkan segala kehormatan manusia. Membangun aqidah kebencian
dan kedengkian antara antara wali-wali Allah, para ahlul
bait dan para sahabat.
“Mengkafirkan dan menghalalkan
darah selain Syiah, implikasinya
menghancurkan ukhuwah kaum Muslimin”
paparnya dalam Tabligh Akbar di
Masjid Kampus UMS itu.
Kriteria Sesat Menurut MUI
Dalam Tabligh
Akbar itu dihimbau pula
kepada para jamaah
untuk memahami kriteria sesat
dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Adapun MUI
Pusat telah menetapkan dan
mengumumkan Pedoman Identifikasi
Aliran Sesat pada
tanggal 06 November 2007. Dalam
pedoman tersebut dinyatakan suatu paham
atau aliran dinyatakan sesat apabila
memenuhi salah satu kriteria berikut :
Mengingkari salah satu Rukun Iman yang 6,
yakni beriman kepada Allah, kepada Malaikat-Nya, kepada Kitab-KitabNya, kepada
Rasul-RasulNya, kepada Hari Kiamat, kepada Qadla dan Qadar, dan
juga Rukun Islam yang 5, yakni mengucapkan 2 kalimat Syahadat, mendirikan
Shalat, mengeluakan Zakat, berpuasa pad Bulan Ramadhan, menunaikan Ibadah Haji.
Meyakini dan atau
mengikuti aqidah yang tidak
sesuai dengan dalil syar’i [Al
Quran dan As Sunnah]
Meyakini turunnya wahyu setelah Al Quran.
Mengingkari otensitas dan atau kebenaran
isi Al Quran.
Melakukan penafsiran Al Quran yang tidak berdasarkan
kaedah-kaedah Tafsir.
Mengingkari kedudukan Hadist Nabi sebagai
sumber ajaran Islam.
Menghina, melecehkan, dan atau merendahkan para Nabi
dan Rasul.
Mengingkari Nabi Muhammad Shallahu ‘Alaihi wa Sallam
sebagai Nabi dan Rasul terakhir.
Mengubah, menambah, dan atau mengurangi pokok-pokok
ibadah yang telah ditetapkan oleh syariat, seperti Haji tidak ke Baitullah,
shalat Fardhu tidak 5 waktu.
Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil Syar’I, seperti
mengkafirkan muslim hanya karena bukan kelompoknya.
Turki
Tegaskan Rusia dan Iran di Suriah untuk Bantu Assad
2 Des 2015 06:42
Presiden Turki
Recep Tayyib Erdogan berulangkali menegaskan bahwa Rusia mengkoordinasikan
operasi militernya di Suriah dengan Presiden Bashar Assad. Moskow bersama
Teheran menyediakan segala bentuk dukungan bagi Damaskus.
“Rusia dan Iran
mendukung Assad,” kata Erdogan.
“Tetapi apakah
mereka memerangi ISIS? Jawabannya adalah tidak,” lanjutnya.
Pernyataan tegas
itu disampaikan saat wawancara dengan France 24. Ia berbicara tentang
perkembangan terkini dan berbagai peristiwa di Kawasan, terutama situasi di
Suriah serta penembakan pesawat Rusia karena dianggap telah melanggar
kedaulatan wilayah udara Turki.
Presiden Putin
belum menjawab telepon Erdogan terkait insiden tersebut, sebagaimana dijelaskan
Erdogan, di mana ia mengekspresikan keheranannya pada posisi Rusia. “Apa yang
ingin diketahui Rusia? Sebagai sebuah bangsa saya punya bukti-bukti dan saksi,
semuanya begitu jelas; semua data ada di stasiun radar dan saya sudah
menyiapkan semua bukti-bukti tersebut, dan kami menyiarkannya di televisi,”
kata Erdogan.
Erdogan menunjukkan
bahwa rezim Assad dan sekutu-sekutunya selalu menargetkan area Turkuman di
Latakia, di wilayah pegunungan Turkuman (Bayirbucak). Menurutnya, lebih dari
300 orang telah terbunuh akibat agresi Rusia di wilayah perbatasan itu.
”Mayoritas mereka
adalah Turkuman. Faktanya dalam pekan terakhir, 20 orang warga Turkuman tewas
terbunuh, tetapi kelompok ISIS tidak ada di sana. Daesh (ISIS) ada di wilayah
timur, tidak menghadapi ancaman dari rezim Assad dan sekutu-sekutunya,” tegas
presiden yang kembali terpilih 2015 itu.
Merespon klaim
Rusia yang mengatakan bahwa Turki membeli minyak dari ISIS, Erdogan mengatakan
bahwa itu merupakan “fitnah/tuduhan”. Erdogan bersikukuh, mereka yang
mengatakan seperti itu harus bisa memberikan bukti.
“Jika mereka tidak
bisa membuktikannya, mereka akan menerima sikap kurang respek yang luar biasa
dari Republik Turki,” tegas Erdogan seraya menunjukkan bahwa Turki membeli gas
alam dari Rusia, minyak dan gas dari Iran, dan juga membeli minyak dari Azerbaijan,
Iraq Utara dan Aljazair, serta gas cair dari Qatar.
Masih dalam konteks
terkait, Erdogan mengecam serangan terhadap kedutaan negaranya di Moskow.
Masyarakat setempat melempari dengan batu, tomat, dan telur busuk sementara
polisi Rusia hanya berdiri diam menyaksikan. Menurut Erdogan, aksi semacam itu
merupakan sebuah bentuk provokasi.
“Hal semacam itu
bisa juga terjadi di negara saya, tetapi saya tidak akan pernah membiarkan itu
terjadi,” kata Erdogan.
“Aparat penegak
hukum kami akan segera dikirim ke lokasi tersebut untuk mencegah aksi
anarkhis-vandalis semacam itu di kedutaan Rusia karena semua gedung diplomatik
berada di bawah jaminan kami, kami bertanggung jawab atas keamanannya. Jika
kami tidak melakukan hal itu, berarti ada yang salah dalam diplomasi
internasional,” tutupnya.
Sumber:
middleeastmonitor.com
Penulis: Yasin Muslim