Imam ibnu qayyim
mengatakan,” kesaksian akal terhadap pahala sama seperti syahadat terhadap
keesaan Allah”. Oleh karena itu memang benar bahwa tempat kembali ( akhirat ) itu
diketahui oleh akal. Untuk penjelasan rincinya ia akan dibimbing oleh wahyu. Karena
itu Allah Subḥānahu wa
ta'alā menjadikan orang yang mengingkari
akherat sebagai orang yang kafir kepada Allah Subḥānahu wa ta'alā,
karena ia mengingkari kemampuanNya dan ketuhananNya. Mengingkari keduanya pasti
kafir”
Kebutuhan Umat Manusia akan
Iman Kepada Hari Akhir
Pertama: Iman Kepada Hari Akhir
Hari akhir adalah hari kiamat dimana manusia dibangkitkan
untuk dihitung dan dibalas semua amalan yang telah dilakukannya semasa hidup di
dunia. Disebut hari akhir karena tidak ada hari setelahnya, di mana penduduk
surga kekal didalamnya dan begitu juga penduduk neraka.
Iman kepada hari akhir menuntut kepada tiga perkara:
1. Iman kepada hari kebangkitan.
Yaitu dihidupkanya orang yang telah mati ketika ditiup
sangkakala yang kedua, lalu manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam dalam
keadaan bertelanjang kaki, tanpa pakaian dan tanpa dikhitan. Allah SWT
berfirman: (sebagaimana kami mulai
penciptaan pertama kami akan mengambalikannya sebagai
janji dari kami sesungguhnya kami akan melakukannya).1
Hari kebangkitan adalah hari yang tetap dan pasti yang
ditunjukkan oleh AlQur'an,Sunnah, dan ijma`. Allah SWT berfirman: (Kemudian,
sesudah itu, sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati. Kemudian,
sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari kiamat.)2
Nabi SAW bersabda: "manusia dibangkitkan pada
hari kiamat bertelanjang kaki tanpa pakaian".3 Umat Islam
bersepakat tentang kepastian terjadinya karena tuntutan hikmah dimana Allah SWT
pasti akan menjadikan tempat kembali bagi manusia dimana mereka akan diberi
perhitungan atas apa yang dibebankan kepada mereka. Allah SWT berfirman:
(apa kalian mengira bahwa kami menciptakan kalian
dengan sia-sia)4 . Dan firmanNya SWT kepada Nabi SAW: (Sesungguhnya
yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur'an, benar-benar akan
mengembalikan kamu ke tempat kembali)5
2.Iman kepada hari penghitungan dan pembalasan.
Yaitu hari di mana seorang hamba akan diberi
perhitungan atas perbuatannya dan diberi ganjaran. Hal ini ditunjukkan oleh
Al-Qur'an sunnah dan ijma`. Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya kepada Kami-lah
kembali mereka, kemudian sesungguhnya kewajiban Kami-lah menghisab mereka.)6
Allah SWT berfirman: (Barang siapa membawa amal yang
baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barang siapa yang
membawa perbuatan yang jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan
seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikit pun tidak dianiaya
(dirugikan).)7
Allah SWT berfirman: (Kami akan memasang timbangan
yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikit
pun. Dan jika (amalan itu)
hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan
(pahala) nya. Dan cukuplah Kamisebagai Pembuat perhitungan.)8
Dari Ibnu Umar ra. Nabi SAW bersabda:
"sesungguhnya Allah SWT akan menghitung orang mukmin dan menutupi
keburukannya, maka Ia berkata: “apa kamu
mengetahui dosa ini? apa kamu mengetahui dosa ini?” ia
berkata: “Ya, wahai Tuhanku”, bila ia telah mengakui dosanya dan melihat bahwa
ia akan binasa, Allah SWT
berfirman: “Aku telah menutupinya untukmu di dunia dan
sekarang aku akan ampuni”, maka diberikanlah catatan amal baiknya, adapun orang
kafir dan munafiq, mereka diumumkan kepada semua makhluk: “mereka ini adalah
orang yang mendustakan Tuhan mereka, Laknat Allah SWT bagi orang yang zhalim”9
Dari Nabi SAW; beliau bersabda: "barang siapa
yang ingin melakukan satu kebaikan kemudian dilakukannya Allah SWT akan menulis
disisiNya 10 kebaikan hingga
700 kali lipat dan lebih dari itu, dan barang siapa
yang ingin melakukan satu keburukan dan ia kerjakan Allah SWT menulisnya satu
kejahatan"10
Umat muslim telah bersepakat tentang adanya perhitungan
dan balasan bagi setiap perbuatan, ini merupakan tuntutan hikmah karena
sesungguhnya Allah SWT menurunkan kitab-kitabNya, mengutus para Rasul,
mewajibkan para hambaNya menerima apa yang
dibawa para Rasul, mengamalkannya dan mewajibkan
memerangi orang yang menolaknya; menghalalkan darah mereka, keluarga mereka dan
harta mereka. Maka bila tidak ada perhitungan dan ganjaran maka semua hal ini
menjadi sia-sia dan Tuhan yang Maha Bijaksana bersih dari hal ini. Hal ini
diisyaratkan dalam firmanNya: (Maka Sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat
yang telah diutus Rasul-rasul kepada mereka dan Sesungguhnya Kami akan menanyai
(pula) Rasul-rasul (Kami), Maka Sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka
(apa-apa yang telah mereka
perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka),
dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka).)11
3.Iman terhadap surga dan neraka
Surga dan neraka adalah tempat kembali yang kekal bagi
semua makhluk. Surga adalah negeri kenikmatan yang disediakan Allah SWT bagi
orang yang beriman dan bertakwa yang beriman dengan yang diwajibkan oleh Allah
SWT dan taat kepada Allah SWT dan RasulNya serta ikhlas kepada Allah SWT dan
mengikuti RasulNya. Didalamnya ada bermacam-macam kenikmatan yang belum pernah
dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga dan terbesit dalam hati manusia.12
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Balasan mereka di sisi Tuhan
mereka ialah surga Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di
dalamnya selama lamanya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun rida kepada-Nya.
Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya)13
Allah SWT berfirman: (Seorang pun tidak mengetahui apa
yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan
pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.)14
Adapun neraka yaitu negeri penyiksaan yang disediakan
Allah SWT bagi orang kafir dan zalim yang mengingkari Allah SWT dan durhaka
kepada RasulNya. Didalamnya terdapat bermacam-macam siksaan yang tidak pernah
terpikir dalam hati manusia. Allah SWT berfirman: (Dan peliharalah dirimu dari
api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir.)15
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Kami telah sediakan
bagi orang-orang lalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. Dan jika mereka
meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang
mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat
istirahat yang paling jelek)16
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah melaknati
orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka),
mereka kekal di dalamnya selama-lamanya; mereka tidak memperoleh seorang
pelindung pun dan tidak (pula) seorang penolong. Pada hari ketika muka mereka
dibolak balikkan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andai
kata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul”)17
Dan sejalan dengan iman kepada hari akhir; iman kepada
segala yang terjadi setelah mati seperti:
a. Fitnah kubur
Yaitu pertanyaan bagi orang mati setelah dikubur tentang
Tuhannya, agamanya dan Nabinya. maka Allah SWT akan memberi keyakinan bagi
orang yang beriman
dengan perkataan yang mantap. Ia akan berkata "Tuhanku
Allah SWT, agamaku Islam dan Nabiku Muhammad SAW". Dan Allah SWT akan
menyesatkan orang yang zalim sehingga ia berkata "saya tidak tahu",
dan orang munafik akan berkata "saya tidak tahu, saya mendengar
orang-orang mengatakan itu maka saya mengatakannya".
b. Azab kubur
Azab kubur bagi orang yang zalim dari kaum kafir dan
munafik. Allah SWT berfirman: (Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di
waktu orang-orang yang
zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut,
sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata):
"Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang
sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan)
yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap
ayat-ayat-Nya.)18
Allah SWT berfirman kepada fir`aun dan pengikutnya:
(Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari
terjadinya Kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Firaun dan
kaumnya ke dalam azab yang sangat keras")19
Dalam hadist Zaid bin Tsabit, Nabi SAW bersabda:
"kalau sekiranya kalian tidak saling mengubur maka aku akan berdoa kepada
Allah SWT agar memperdengarkan
kalian azab kubur yang aku dengar", kemudian
Beliau menoleh dan bersabda: "berlindunglah kepada Allah SWT dari azab
neraka", mereka berkata: "kami berlindung kepada Allah SWT dari azab
neraka", Nabi bersabda: "berlindunglah kepada Allah dari azab
kubur", mereka berkata: "kami berlindung dari azab kubur", Nabi
bersabda: "berlindunglah kepada Allah SWT dari fitnah yang tampak dan
tersembunyi", mereka
berkata: "kami berlindung kepada Allah dari
fitnah yang tampak dan tersembunyi", Nabi bersabda: "berlindunglah
kepada Allah SWT dari fitnah dajjal", mereka berkata: "kami berlindung
kepada Allah dari fitnah dajjal".20
Adapun nikmat kubur yaitu bagi orang-orang yang
beriman dan benar. Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang
mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan):
"Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah
kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu). Allah SWT
juga berfirman: (Maka mengapa ketika nyawa sampai di kerongkongan padahal kamu
ketika itu melihat, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu
tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak
dikuasai (oleh Allah)? Kamu tidak mengembalikan nyawa
itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?, adapun jika
dia (orang yang mati) termasuk orang yang didekatkan (kepada Allah), maka dia
memperoleh ketenteraman dan rezeki serta surga kenikmatan.)21
Diriwayatkan dari Al-Barra bin 'Azib ra. bahwa Nabi
SAW bersabda tentang orang beriman bila telah menjawab pertanyaan dua malaikat
didalam kubur: "ada seorang yang menyeru dari langit telah benar hambaKu,
maka berilah ia tempat tidur di
surga dan kenakan pakaian dari syurga, dan bukakan
baginya pintu ke surga. Kemudian berkata maka datanglah kepadanya wewangian
darinya kemudian dilapangkan baginya kuburnya sepanjang penglihatannya”23
Kedua: Akibat Ingkar Terhadap
Hari Akhir
Tidak beriman terhadap hari akhir mengakibatkan:
1. Manusia akan menganggap dirinya bebas tanpa
konsekuensi hidup dan melihat bahwa seluruh kehidupannya tidak berarti apa-apa,
ia berbuat di dunia berdasarkan perkiraan saja tanpa ada pencatat dan
penghitung:
Allah SWT berfirman: (Apakah manusia mengira, bahwa
ia akan dibiarkan begitu saj (tanpa pertanggungjawaban)
?24
Allah SWT berfirman: (Maka Apakah kamu mengira, bahwa
Sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada kami?)25
Allah SWT berfirman: (Apakah manusia itu menyangka
bahwa sekali-kali tiada seorang pun yang berkuasa atasnya? Dia mengatakan:
"Aku telah menghabiskan harta yang banyak". Apakah dia menyangka
bahwa tiada seorang pun yang melihatnya?)26
2. Manusia akan mengukur keberhasilannya dengan
kehidupan dunia yang tampak saja dan menyangka bahwa hasil yang ia dapatkan
dari perbuatannya di dunia adalah hasil yang sesungguhnya, dan hal ini
menyebabkan timbulnya pemikiranpemikiran yang merusak dan bathil.
Allah SWT berfirman: (Mereka hanya mengetahui yang
lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat
adalah lalai.)27
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang
tidak mengharapkan (tidak percaya akan) Pertemuan dengan Kami, dan merasa puas
dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu)28
Allah SWT berfirman: (Sekali-kali janganlah demikian. sebenarnya kamu (hai manusia)
mencintai
kehidupan dunia, Dan meninggalkan (kehidupan) akhirat.)29
Allah SWT berfirman: (Tetapi kamu (orang-orang kafir)
memilih kehidupan duniawi. Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih
kekal.)30
Allah SWT berfirman: (kehidupan dunia telah menipu
mereka.)31
3. Hasil yang didapat dari tertipunya ia dengan
kehidupan dunia dan penglihatannya kepada hasil yang tampak saja akan
berlawanan dengan pandangannya terhadap nilai-nilai maknawi dari perbuatan.
Maka perbuatan-perbuatan yang hakikatnya merupakan
perbuatan yang berbahaya pada akhirnya ia lihat sebagai sesuatu yang
bermanfaat, begitu juga sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan hakikinya yaitu
di akhirat, ia lihat sebagai sesuatu yang berbahaya karena ia hanya melihat
hasil yang tampak saja, sehingga menjadikan usahanya di dunia jauh dari aturan
yang benar dan jalan yang lurus dan menyesatkan dalam jalan-jalan yang salah
dan menyesatkan.
Allah SWT berfirman: (berkatalah orang-orang yang
menghendaki kehidupan dunia: "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa
yang telah diberikan kepada Karun; Sesungguhnya ia benar-benar mempunyai
keberuntungan yang besar". Berkatalah orang-orang yang dianugerahi ilmu:
"Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi
orang-orang yang beriman dan beramal saleh,)31
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya orang-orang yang
tidak beriman kepada negeri akhirat, Kami jadikan mereka memandang indah
perbuatan-perbuatan mereka, Maka mereka bergelimang (dalam kesesatan).)33
Allah SWT berfirman: (Apakah mereka mengira bahwa
harta dan anak-anak yang Kami berikan kepada mereka itu (berarti bahwa), Kami
bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? tidak, sebenarnya mereka
tidak sadar)34
Allah SWT berfirman: (Katakanlah: "Apakah akan
Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?
Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.Mereka itulah
orang-orang yang kafir terhadap ayatayat tuhannya)35
4. Mustahil bagi orang yang tidak beriman dengan hari
akhir untuk mengikuti agama dengan benar dan hukum-hukumnya. Setiap kali
dihadapkan kepadanya akhlak yang mulia dan amal yang shalih dan diserukan untuk
berpegang padanya dikehidupan dunia ini ia akan menolaknya dengan keras dan
sebaliknya bila dihadapkan kepadanya keyakinan-keyakinan yang sesat dan
perbuatan yang salah ia akan menerimanya dan terjebak didalamnya, karena tidak
ada ajaran agama kecuali menuntut pengorbanan dan kenikmatan kehidupan
dunia dan dasar dari agama adalah mengorbankan kesenangan duniawi yang bersifat
sementara demi kehidupan akhirat yang kekal. Manusia yang mengingkari kehidupan
di akhirat tidak menganggap selain kenikmatan dunia, maka ia tidak akan siap
untuk mengorbankannya dan tidak akan menempuh ajaran agama ketika dituntut
untuk mendahulukan kehidupan akhirat daripada dunia. Oleh karena itu maka sesungguhnya
pengingkaran terhadap kehidupan akhirat dan mengikuti agama yang benar
merupakan jalan yang saling berlawanan; dalam hal ini Allah SWT berfirman: (Aku
akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa
alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. mereka jika melihat tiap-tiap
ayat(Ku, mereka tidak beriman kepadanya. dan jika mereka melihat jalan yang
membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka
melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. yang
demikian itu
adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu
lalai dari padanya. Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan
mendustakan akan menemui akhirat, sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak
diberi Balasan selain dari apa yang telah mereka kerjakan.)36
5. Pengingkaran terhadap akhirat pasti menyebabkan
kehidupan manusia dengan seluruh sisinya akan menjadi keras.
Allah SWT berfirman: (Maka orang-orang yang tidak
beriman kepada akhirat, hati mereka mengingkari (keesaaan Allah), sedangkan
mereka sendiri adalah orangorang yang sombong.)37
Allah SWT berfirman: (Dan Berlaku angkuhlah Fir'aun
dan bala tentaranya di bumi (Mesir) tanpa alasan yang benar dan mereka
menyangka bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada kami.)38
6. Pergaulannya dengan sesama manusia akan rusak.
Allah SWT berfirman: (Kecelakaan besarlah bagi
orang-orang yang curang.. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran
dari orang lain mereka minta dipenuhi,. Dan apabila mereka menakar atau menimbang
untuk orang lain, mereka mengurangi.. Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa
Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan, Pada suatu hari yang besar,)39
Hatinya akan membatu, pandangannya menjadi sempit
hingga ia menolak ibadah dan tidak melakukan suatu amalan kecuali karena ingin
dipuji manusia atau memiliki tujuan materi.
Allah SWT berfirman: (Tahukah kamu (orang) yang
mendustakan agama?. Itulah orang yang menghardik anak yatim, Dan tidak
menganjurkan memberi Makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang
yang shalat,. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang
berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna.)40
Singkatnya, pelanggaran manusia akan batas-batas
kebenaran, terjerumusnya ia dalam dosa, kemunkaran dan maksiat adalah hasil
dari pengingkarannya kepada hari akhir.
Ketiga: Dampak Iman Terhadap Hari Akhir Terhadap Kejiwaan
Iman kepada hari akhir memberi dampak yang
agung dalam penyucian jiwa dan kelurusan kondisinya, diantaranya:
1. Mencegah seseorang dari berbuat maksiat, menguatkan
sisi religius dalam dirinya dan mengarahkan hawa nafsu sesuai dengan tuntutan
syariat.
Iman terhadap hari akhir menanamkan dalam jiwa manusia
pengawasan internal atas perbuatannya, karena ia tahu bahwa Allah SWT
melihatnya dan tidak ada yang tersembunyi dariNya; dengan itu ia akan merasa
takut kepada Allah SWT dan ia akan sangat berhati-hati terhadap azab Allah SWT
dan bersegera bertaubat setiap terjerumus dalam maksiat, dengan keyakinan bahwa
ia bertanggung jawab atas perbuatan dan perkataannya dan akan diperhitungkan
segalanya baik yang tampak maupun yang tersembunyi, dan bahwa segala sesuatu
baik yang kecil maupun yang besarakan dicatat dalam buku catatan amalnya. Allah
SWT berfirman: (Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui
apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat
lehernya, (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang
duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah
kiri.. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan
ada di dekatnya Malaikat Pengawas yang selalu hadir.)40
Allah SWT berfirman: (Kepunyaan Allah-lah segala apa
yang ada di langit dan apa yang ada di
bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu
menyembunyikan, niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu
itu. Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya dan menyiksa siapa yang
dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.)41
Beginilah seorang muslim sampai kepada sensitivitas
yang tinggi dan selalu memonitor segala perbuatannya karena takut akan azab
Allah SWT, seperti yang diceritakan oleh Allah SWT dalam firmanNya: (Dan orang-orang
yang takut terhadap azab Tuhannya.. Karena Sesungguhnya azab Tuhan mereka tidak
dapat orang merasa aman (dari kedatangannya).)42
2. Bersegera
dalam melakukan ketaatan dan amal shalih
Setiap kali bertambah kesadaran seorang mukmin
terhadap hari akhir dan bertambah kerinduannya akan pahala yang disiapkan bagi
orang yang bertakwa, maka ia akan lebih bersegera terhadap amalan baik dan
melipatgandakan usaha untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah SWT telah
memberi kabar gembira bagi hambaNya yang bersegera kepada ketaatan dengan
ganjaran yang agung di surga, Allah SWT berfirman:
(Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan
kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa,)44
Beginilah seorang mukmin menajamkan tekadnya dan
bersegera kepada setiap perbuatan yang mendekatkan dirinya kepada Allah SWT
karena percaya akan janjiNya dan berusaha menyucikan niat dan ikhlas karena
Allah SWT dan menginginkan keridhaan Nya, karena Ia tidak akan menerima perbuatan
kecuali yang ikhlas dan murni.
Allah SWT berfirman: (Barangsiapa mengharap perjumpaan
dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya)45
Allah SWT berfirman: (Padahal mereka tidak disuruh
kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama yang lurus)46
Seorang mukmin menyadari bahwa hari-harinya di bumi
terbatas dan ia harus memanfaatkan waktu dalam ketaatan tanpa malas atau bosan
untuk mencari ridha Allah SWT dan syurgaNya. Allah SWT berfirman: (Dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
yang mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.)47
3. Mengorbankan harta dan jiwa dijalan Allah SWT.
Iman kepada hari akhir menyebabkan perubahan jiwa yang
dalam pada diri orangorang muslim yang benar, sehingga mereka tahan terhadap
kesulitan dan menyukai syahid dijalan Allah, terdorong untuk memberi, dan jiwa
mereka kuat terhadap semua
kekuatan dibumi yang menyimpang dari ajaran iman.
Yakin bahwa Allah telah membeli dari mereka jiwa dan harta mereka dengan yang
lebih mulia disisiNya, maka mereka mengorbankannya untuk mendapatkan syurga
yang luasnya seperti langit dan bumi, dan mendapatkan keuntungan yang besar.
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya Allah telah membeli
dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk
mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh.
(Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al
Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka
bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan Itulah
kemenangan yang besar.)48
Sungguh dampak keyakinan ini sangat kuat dalam jiwa
para sahabat Nabi ra. Setelah mereka tidak beriman padanya sebelum Islam,
mereka terdorong untuk berkorban dan saling berlomba-lomba untuk mati dan
syahid dijalan Allah SWT dan langkah mereka diikuti oleh semua orang mukmin
yang jujur sampai hari ini dan inilah keadaan yang akan berlangsung sampai
Allah SWT mewariskan bumi dan semua yang ada dimuka bumi.
Misalnya Khansa` yang pada masa jahiliahnya penakut
dan mengalami depresi atas kematian saudaranya Shahr berubah setelah masuk
Islam menjadi seorang wanita yang
mengagumkan yang mendorong keempat anaknya kepada perang Al-Qodisiyah dan menyuruh
mereka untuk berperang dijalan Allah SWT dan ketika sampai kepadanya kabar
kematian anak-anaknya dia berkata dengan penuh iman "Alhamdulillah segala
puji
bagi Allah SWT yang telah memuliakanku dengan kematian
mereka dan aku berharap Tuhanku mengumpulkanku bersama mereka
dalamrahmatNya".49
4.Sabar terhadap musibah
Sebagaimana iman seorang mukmin terhadap qadha dan
qadar membuatnya sabar terhadap musibah dan menerimanya dengan pasrah dan ridha
begitu juga dengan imankepada hari akhir menambah kesabaran karena ia mengharap
pahala yang besar pada hari kiamat dan menyadari bahwa dunia ini hanyalah
tempat lewat dan musibah adalah cobaan dari Allah SWT yang akan mengangkat
derajat hambaNya bila ia sabar danmenghapus dosa-dosanya.
Allah SWT berfirman: (Sesungguhnya hanya orang-orang
yang bersabarlah yangdicukupkan pahala mereka tanpa batas).50
Rasulullah SAW bersabda: "tidaklah menimpa
seorang muslim sebuah kelelahan, penyakit, kesedihan, kegundahan, gangguan
hingga sebuah duri yang menusuknya kecuali AllahSWT akan menghilangkan
kesalahannya dengannya"51
Adapun orang yang tidak beriman dengan akhirat akan
menghadapi kesulitan dan kesusahan yang bertumpuk, ia hidup dalam kesempitan
hidup walau ia memiliki banyak harta dan pada hari kiamat ia akan mendapatkan
tempat yang paling buruk. Allah SWT
berfirman: (Dan Barangsiapa berpaling dari
peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta)52
5. Berhati-hati
dari menyakiti orang lain
Seorang yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir
akan takut menyakiti saudaranya seiman atau
melakukan hal yang menyebabkan saudaranya sakit serta menjauhi
perbuatan zalim terhadap mereka dalam harta, kehormatan dan jiwa mereka, karena
ia menyadari bahwa Allah SWT tidak tersembunyi darinya suatu hal apapun dan bila
ia selamat dari hukuman dunia dan menguasai orang lain dengan kekuatannya, ia
tidak akan selamat dari hukuman di akhirat di mana
pada hari itu ia akan mendapatkan banyak musuh sehingga menjadi orang yang
paling merugi.
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah SAW bersabda:
"apa kalian tahu siapakah orang yang bangkrut?" mereka berkata:
"orang yang bangkrut adalah orang yang tidak
mempunyai dirham dan harta", maka Rasulullah SAW
bersabda: "sesunguhnya orang yang bangkrut adalah orang yang pada hari
kiamat datang membawa amalan shalat, puasa dan zakat, tetapi dia telah mencaci
seseorang, menuduh, memakan harta, membunuh, dan memukul orang. maka diambilah
itu dari kebaikannya, dan bila kebaikannya telah habis sebelum ditunaikan hak
mereka maka akan diambil dari keburukan mereka dan ditimpakan kepadanya hingga
ia dilempar ke neraka"53
Beginilah seorang yang beriman terhadap hari akhir
berbeda karena ia baik dan tidak mengganggu orang muslim yang lain, tidak
sombong terhadap mereka, tidak bersikap kasar dan keras akan tetapi penuh kasih
sayang dan kelembutan.
Dan kasih sayang seorang mukmin tidak terbatas pada
manusia saja akan tetapi juga pada hewan seperti yang dijelaskan oleh
Rasulullah SAW: "seorang wanita disiksa
karena seekor kucing yang ia kurung sampai mati
sehingga dia masuk neraka, dia tidak memberinya makan dan minum ketika
mengurungnya dan tidak membiarkannya makan dari serangga-serangga bumi"54
Maka bila seorang beriman terhadap hari akhir yang
rindu untuk bertemu Tuhannya, mendapat syurgaNya, takut mengganggu seekor
kucing yang bisa menyebabkannya masuk neraka maka bagaimana ia mengganggu
saudaranya sesame mukmin dan berbuat zalim kepada mereka.
Beginilah kehidupan di dunia berhubungan dengan
akhirat dan saling berkaitan, permulaannya di bumi dan berakhir di surga atau
di neraka, barang siapa yang ingin kehidupan didunianya bahagia hendaknya ia
menanamkan keyakinan terhadap Rukun Iman dan pilar-pilarnya yang merupakan
dasar yang besar untuk mensucikan jiwa dan memperbaiki perilaku.
Iman kepada rukun-rukun ini akan menjadikan manusia
selalu baik di dunia dan berhubungan dengan akhirat, dan selalu merasa diawasi
oleh Tuhannya dan takut kepadaNya. Inilah keyakinan yang tidak terputus buahnya
selama bibitnya kuat dan terus dipupuk dan disiram.
Referensi
Materi ini disusun dan diintisarikan dari sumber-sumber
berikut:
1.Syarah Ushul Al-Iman; karya Syaikh Muhammad bin
Utsaimin.
2.Madza Khasiral Alam binhithatil-Muslimin?; karya
Abu Hasan An-Nadawi.
3.Manhajul-Islam fi tazkiyatin-Nafsi; karya DR. Anas
Ahmad Karzun. (buku bagus, perlu dibaca)
Foot note :
1 QS.
Al-Anbiya: 104
2 QS.
Al-Mukminun: 15-16
3
Muttafaq alaih
4 QS.
Al-Mukminun: 115
5 QS.
Al-Qashash: 85
6 QS.
Al-Ghasyiyah: 25-26
7 QS.
Al-An’am: 160
8 QS.
Al-Anbiya: 47
9
Muttafaq alaih
10 HR
Muslim 11 QS. Al-A`raaf: 6-7 12 Muttafaq Alaih
11 QS.
Al-A`raaf: 6-7
12
Muttafaq Alaih
13 QS.
Al-Bayyinah: 7-8
14 QS.
As-Sajdah: 17
15 QS.
Ali-Imran: 131
16 QS.
Al-Kahfi: 29
17 QS.
Al-Ahzab: 64-66
18 QS.
Al-An'aam: 93
19 QS.
Ghafir: 46
20 HR
Muslim
21 QS.
Fushhilat: 30
22 QS.
Al-Waqi'ah: 83-89
23 HR Ahmad
dan Abu Daud dalam hadits yang sangat panjang yang dinyatakan shahih oleh imam
Al-bani dalam
takhrij Sunan Abi Daud (5753)
24 QS.
Al-Qiyamah: 36
25 QS.
Al-Mu’minun: 115
26 QS.
Al-Balad: 5-7
27 QS.
Ar-Rum: 7
28 QS.
Yunus: 7
29 QS.
Al-Qiyamah: 20-21
30 QS. Al
A'laa: 16-17
31 QS.
Al-A'raaf: 51
32 QS.
Al-Qashash : 79-80
33 QS.
An-Naml: 4
34 QS.
Al-Mu'minun : 55-56
35 QS.
Al-Kahfi: 103-105
36 QS.
Al-A'raaf: 146-147
37 QS.
An-Nahl: 22
38 QS.
Al-Qashash: 39
39 QS.
Al-Muthaffifin: 1-5
40 QS.
Al-Ma'un: 1-7
41 QS.
Qaaf: 16-18
42 QS.
Al-Baqarah : 184
43 QS.
Al-Ma'arij: 27-28
44 QS.
Ali-Imran: 133
45 QS.
Al-Kahfi: 110
46 QS.
Al-Bayyinah: 5
47 QS.
At-Taubah: 105
48 QS.
At-Taubah: 111
49
Al-Ishabah fi Tamyiz Ash-Shahabah, Ibnu Hajar (4/281)
50 QS. Az
Zumar: 10
51 HR
Bukhari dan Muslim
52 QS.
Thaha: 124
53 HR
Muslim
54 HR
Muslim