Pejabat Nigeria: Arab Saudi Sungguh-sungguh
Menjaga Stabilitas Masyarakat Islam
Abuja,18
Maret 2016 – 9 Jumadits Tsani 1437 H
Anggota Senat
Nigeria, Dr Ali Macatcarda Amaco mengungkapkan apresiasi negaranya kepada Arab
Saudi yang selalu mengikuti perkembangan urusan umat Islam di dunia,
sungguh-sungguh untuk menjaga stabilitas, menjalin komunikasi satu sama lain,
dan menjalin kerjasama untuk mencapai kepentingan negara-negara Islam.
Hal ini disampaikan dalam pertemuan dengan Sekretaris Jenderal OKI Dr. Abdullah
Al-Turki, di Abuja kemarin.
Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas tema “Keamanan dan Stabilitas, dalam
Tantangan Kontemporer”, yang diselenggarakan oleh Liga Muslim Dunia bekerja
sama dengan kelompok Jamaah Izalatil Bidah Wa Iqamatis Sunnah, yang diikuti
sejumlah ulama muslim, intelektual, dan profesor universitas di benua Afrika.
(alwatan)
http://kilas.net/berita/arab-saudi/pejabat-nigeria-arab-saudi-sungguh-sungguh-menjaga-stabilitas-masyarakat-islam/
http://kilas.net/berita/arab-saudi/pejabat-nigeria-arab-saudi-sungguh-sungguh-menjaga-stabilitas-masyarakat-islam/
Pasien Yaman: Arab Saudi Menghilangkan
Penderitaan Kami
Riyadh, 19 Maret
2016 – 10 Jumadits Tsani 2017
king-salman-humanitarian-relief-centreSekretaris
Jenderal Organisasi Bulan Sabit Merah dan Palang Merah Arab, Dr. Saleh
Alsuhaibani, menghargai peran kemanusiaan Arab Saudi dalam memberikan bantuan
dan pertolongan kepada orang-orang yang terkena musibah di berbagai belahan
dunia. Dia mencontohkan dengan kegiatan Pusat Bantuan Raja Salman dalam
memberikan bantuan dan kegiatan kemanusiaan yang bermanfaat bagi puluhan ribu
keluarga Yaman.
Ia mencontohkan selama kunjungannya
pertama kemarin kepada banyak pasien luka warga Yaman yang dirawat inap di
beberapa rumah sakit Yordania, bahwa Pusat Bantuan Raja Salman mendanai operasi
bedah mereka dan memberian pelayanan kesehatan dan pengobatan. Dia juga
menjelaskan Arab Saudi memberikan bantuan kepada warga yang kesusahan di
seluruh dunia untuk meringankan penderitaan mereka, dan berusaha meringankan
penderitaan orang Yaman dan Suriah dalam situasi buruk yang mengelilingi
mereka, baik dengan memberikan bantuan makanan dan pelayanan kesehatan, tempat
tinggal, kesehatan dan bantuan untuk para pengungsi.
Para pasien Yaman juga menghargai sikap
pemerintah Raja Salman terhadap Yaman dan rakyatnya. Mereka menegaskan bahwa
masuknya bantuan darurat telah meringankan penderitaan mereka sejak bantuan
pertama diberikan melalui udara berupa bahan makanan, dukungan medis dan
fasilitas kesehatan, pengadaan klinik terpadu dan modern, dan pengadaan
sejumlah rumah sakit di Marib, Aden, Taiz. Demikian juga dengan proyek untuk
menyediakan layanan darurat, air dan sterilisasi pengungsi dan program
pengobatan untuk orang yang terluka dan yang menemani mereka di rumah sakit
Yordania, Sudan dan negara-negara tetangga lainnya, yang didanai dan diawasi
oleh Pemerintah Saudi.
Cd5U3FfWEAAUZqU
Di sisi lain, Pusat Bantuan Raja Salman
membagikan 27 ton kurma di Kabupaten Ataq Povinsi Shabwa, Yaman, yang merupakan
bagian dari proyek pendistribusian 128 ton kurma ke wilayah Provinsi Shabwa dan
bantuan kemanusiaan. Proyek ini menjadikan sasarannya adalah keluarga yang
sangat miskin dan para pengungsi di Shabwa. (Okaz)
Kebaikan Pemerintah & Ulama Saudi Untuk
Kaum Muslimin Dunia
KEBAIKAN PEMERINTAH SAUDI
UNTUK KAUM MUSLIMIN DUNIA[1]
Sebetulnya di dalam buku
Sejarah Berdarah ini juga sudah terdapat kontradiksi. Di satu sisi saudara
Idahram berusaha mencitrakan pemerintah Saudi Arabia sebagai pemerintah yang
sadis dan ganas layaknya Nazi Jerman yang dipimpin Hitler, bahkan lebih kejam
dari Hitler.
Namun di sisi lain, dia
mengakui fakta-fakta akan pemuliaan dan penghormatan Kerajaan Saudi Arabia
terhadap kaum muslimin.
Buktinya, sambutan yang baik
dari pemerintah Saudi terhadap tokoh-tokoh Nahdhatul Ulama (NU) yang sengaja
datang untuk mengkritik pemerintah Saudi. Tidak sedikit pun ada usaha dari
pemerintah Saudi untuk mencelakakan apalagi membunuh para delegasi yang
jelas-jelas aqidah dan amaliah mereka berbeda dengan apa yang diyakini dan
diamalkan oleh pemerintah Saudi, malah kritikan mereka dalam masalah amaliah
mazhab diterima dengan baik oleh pemerintah Saudi. Dengan jujur[2] saudara
Idahram berkata,
“Utusan para ulama pesantren,
alhamdulillah, berhasil dan diterima dengan baik oleh penguasa Saudi. Raja
Saudi menjamin kebebasan amaliah dalam mazhab empat di Tanah Haram dan tidak
ada penggusuran makam Nabi Muhammad Saw. (shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen).”
(Sejarah Berdarah…, hal. 138)
Kebaikan pemerintah Saudi
terhadap kaum muslimin dunia sudah tidak terhitung jumlahnya, termasuk
Indonesia.
Ratusan masjid dibangun oleh
pemerintah maupun yayasan sosial yang mengumpulkan dana dari masyarakat Saudi
serta santunan fakir miskin dan pembuatan sumur-sumur sebenarnya sudah sangat
banyak. Hanya saja jarang diekspos oleh media.
Pemerintah Saudi juga membuka
cabang universitas Muhammad bin Su’ud di Jakarta untuk kaum muslimin Indonesia.
Sampai saat ini, saya tidak tahu ada sekolah di Indonesia yang dibangun oleh
pemerintah mana pun di dunia ini dengan menyewa dua buah gedung besar dan mewah
untuk kaum muslimin di Indonesia secara gratis. Bukan hanya itu, para mahasiswa
juga digaji, buku-buku diberikan secara gratis, asrama juga gratis. Para santri
dan pengajar pesantren-pesantren NU juga banyak yang sekolah di sini, menikmati
fasilitas yang diberikan pemerintah Saudi.
Cabang universitas Muhammad
bin Su’ud ini juga terdapat di negeri-negeri lain. Di dalam negeri Saudi
sendiri, saat ini ada ribuan pelajar muslim dari seluruh dunia, termasuk
anak-anak bangsa Indonesia, bahkan tidak sedikit santri-santri NU. Mereka
belajar secara gratis plus digaji oleh pemerintah Saudi.
Ketika terjadi Tsunami Aceh
dan Sumatera Utara, negara Barat gembar-gembor di media massa mengumumkan
sumbangan-sumbangan mereka, padahal nilainya juga tidak terlalu besar, itu pun
ternyata sebagian besarnya berupa pinjaman. Diam-diam pemerintah Saudi hampir
tidak terekspos oleh media (entah sengaja atau tidak?!), telah mengirim
pesawat-pesawatnya ke Aceh yang mengangkut berbagai macam bantuan. Beberapa
media ketika itu menginfokan,[3]
“Rakyat dan pemerintah Arab
Saudi menyumbang US$530 juta (sekitar Rp. 4,8 triliun) untuk korban gempa dan
gelombang tsunami di Aceh dan Sumatra Utara. Semua sumbangan itu berbentuk
hibah. Dari total hibah itu, sebesar US$280 juta berupa uang tunai yang terdiri
dari sumbangan masyarakat sebesar US$30 juta. Sementara US$250 juta sisanya
berbentuk makanan, obat-obatan, selimut, dan alat-alat kedokteran.”
“Semua sumbangan itu
merupakan hibah (pemberian), bukan utang yang harus dibayar. Sumbangan berupa
hibah ini tentu saja lebih baik daripada sumbangan yang berupa utang. Karena
utang ini di kemudian hari akan menjadi beban masyarakat Indonesia. Meskipun
utang itu bersifat pinjaman lunak (soft loan), rakyat Indonesia tetap harus
membayarnya,” ungkap salah seorang tokoh.”
Adakah bantuan Saudi untuk
Palestina?
Benarkah tuduhan dusta lagi
keji yang dihembuskan
saudara Idahram bahwa Saudi
bekerjasama dengan Inggris hingga Palestina berhasil dicaplok Yahudi?
Jawabannya, kenyataan yang
ada sangat bertolak belakang dengan tuduhan dusta tersebut. Ketika hizbiyyun
masih sibuk berdemo untuk Palestina dan mengkritik fatwa ulama Saudi akan
haramnya demo, pemerintah Saudi dan masyarakatnya telah mengumpulkan dana dalam
jumlah yang sangat besar untuk Palestina. Media menginfokan,
“Raja Arab Saudi pada Senin
mengumumkan sumbangan senilai satu miliar dolar AS bagi pembangunan kembali
Gaza yang digempur secara ofensif oleh Yahudi selama beberapa pekan. ‘Atas nama
rakyat Saudi, saya umumkan sumbangan sebesar 1 miliar dollar bagi program
pembangunan kembali Gaza,’ kata Raja Saudi pada pembukaan konferensi tingkat
tinggi Arab di Kuwait.”
Ketika Amerika Serikat
menekan Saudi untuk memboikot pemerintahan Palestina dengan tidak memberi
bantuan, media memberitakan,
“Arab Saudi menegaskan bahwa
mereka akan tetap melanjutkan pemberian bantuan dana yang jumlahnya sekitar 15
juta dollar AS tiap bulannya untuk pemerintah Palestina.”
Media lain menginfokan
sumbangan seorang pengusaha,
“Seorang pengusaha Saudi yang menolak untuk
disebutkan identitasnya ini- pada hari Senin, sumbangkan 25 juta Riyal untuk
membantu rakyat Gaza.”
KEBAIKAN ULAMA SAUDI UNTUK
KAUM MUSLIMIN DUNIA
Bukan hanya pemerintahnya
yang berusaha membantu Palestina, para ulama di Saudi pun mengeluarkan fatwa
sebagai dorongan kepada masyarakat dan kaum muslimin di seluruh dunia untuk
ikut membantu. Inilah fatwa ulama yang dituduh secara dusta dan keji oleh
saudara Idahram, bahwa mereka telah bersekongkol dengan Yahudi untuk merebut
Palestina.
Fatwa Lembaga Resmi Untuk
Fatwa Kerajaan Saudi Arabia Al-Lajnah Ad-Daimah Lil Buhuts Al-‘Ilmiyyah wal
Ifta’ tentang Masalah Palestina
“Segala puji hanyalah milik
Allah Rabb semesta alam. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada
nabi dan rasul yang paling mulia, nabi kita Muhammad dan kepada keluarga beliau
beserta para shahabatnya dan ummatnya yang setia mengikutinya sampai akhir
zaman. Wa ba’da;
Sesungguhnya Lajnah Da’imah
Lil Buhuts Al ‘Ilmiyah wal Ifta’ (Dewan Tetap Untuk Penelitian Ilmiyah dan
Fatwa) di Kerajaan Saudi Arabia mengikuti (perkembangan yang terjadi) dengan
penuh kegalauan dan kesedihan akan apa yang telah terjadi dan sedang terjadi
yang menimpa saudara-saudara kita muslimin Palestina dan lebih khusus lagi di
Jalur Gaza, dari angkara murka dan terbunuhnya anak-anak, kaum wanita dan
orang-orang yang sudah renta, dan pelanggaran-pelanggaran terhadap kehormatan,
rumah-rumah serta bangunan-bangunan yang dihancurkan dan pengusiran penduduk.
Tidak diragukan lagi ini adalah kejahatan dan kedzaliman terhadap penduduk
Palestina.
Dan dalam menghadapi
peristiwa yang menyakitkan ini wajib atas umat Islam berdiri satu barisan
bersama saudara-saudara mereka di Palestina dan bahu membahu dengan mereka,
ikut membela dan membantu mereka serta bersungguh-sungguh dalam menepis
kedzaliman yang menimpa mereka dengan sebab dan sarana apa pun yang mungkin
dilakukan sebagai wujud dari persaudaraan seagama dan seikatan iman.
Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا
بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu
bersaudara”. (QS. Al Hujurat: 10)
dan Allah Subhanahu Wa Ta’ala
juga berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ
أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ
“Orang-orang mukmin laki-laki
dan orang-orang mukmin perempuan sebagian mereka adalah penolong bagi sebagian
yang lain”. (QS. At-Taubah: 71)
dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi
Wa sallam bersabda, “Seorang mukmin bagi mukmin yang lain adalah seperti sebuah
bangunan yang saling menopang, lalu beliau menautkan antar jari-jemari (kedua
tangannya)”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu
‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam
hal kasih sayang, kecintaan dan kelemah-lembutan diantara mereka adalah
bagaikan satu tubuh, apabila ada satu anggotanya yang sakit maka seluruh tubuh
juga merasakan sakit dan tidak bisa tidur”. (Muttafaqun ‘Alaihi)
dan beliau Shallallahu
‘Alaihi Wa sallam juga bersabda, “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya, dia tidak mendzalimi saudaranya, tidak menipunya, tidak memperdayanya
dan tidak meremehkannya”. (HR. Al-Imam Muslim)
Dan pembelaan bentuknya umum
mencakup banyak aspek sesuai kemampuan sambil tetap memperhatikan keadaan,
apakah dalam bentuk benda atau suatu yang abstrak dan apakah dari awam muslimin
berupa harta, makanan, obat-obatan, pakaian, dan yang lain sebagainya.
Atau dari pihak pemerintah
Arab dan negeri-negeri Islam dengan mempermudah sampainya bantuan-bantuan
kepada mereka dan mengambil posisi dibelakang mereka dan membela
kepentingan-kepentingan mereka di pertemuan-pertemuan, acara-acara, dan
musyawarah-musyawarah antar negara dan dalam negeri. Semua itu termasuk ke
dalam bekerjasama di atas kebajikan dan ketakwaan yang diperintahkan di dalam
firman-Nya:
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ
“Dan bekerjasamalah kalian di
atas kebajikan dan ketakwaan”. (QS. Al Ma’idah: 2)
Dan termasuk dalam hal ini
juga, menyampaikan nasihat kepada mereka dan menunjuki mereka kepada setiap
kebaikan bagi mereka. Dan diantaranya yang paling besar, mendoakan mereka pada
setiap waktu agar cobaan ini diangkat dari mereka dan agar bencana ini
disingkap dari mereka dan mendoakan mereka agar Allah Subhanahu wa Ta’ala
memulihkan keadaan mereka dan membimbing amalan dan ucapan mereka.
Dan sesungguhnya kami
mewasiatkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Palestina untuk
bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana
kami mewasiatkan mereka agar bersatu di atas kebenaran dan meninggalkan perpecahan
dan pertikaian, serta menutup celah bagi pihak musuh yang memanfaatkan
kesempatan dan akan terus memanfaatkan (kondisi ini) dengan melakukan tindak
kesewenang-wenangan dan pelecehan.
Dan kami menganjurkan kepada
semua saudara-saudara kami untuk menempuh sebab-sebab agar terangkatnya
kesewenang-wenangan terhadap negeri mereka sambil tetap menjaga keikhlasan
dalam berbuat karena Allah Ta’ala dan mencari keridha’an-Nya dan mengambil
bantuan dengan kesabaran dan shalat dan musyawarah dengan para ulama dan
orang-orang yang berakal dan bijak disetiap urusan mereka, karena itu semua
potensial kepada taufik dan benarnya langkah.
Sebagaimana kami juga
mengajak kepada orang-orang yang berakal di setiap negeri dan masyarakat dunia
seluruhnya untuk melihat kepada bencana ini dengan kacamata orang yang berakal
dan sikap yang adil untuk memberikan kepada masyarakat Palestina hak-hak mereka
dan mengangkat kedzaliman dari mereka agar mereka hidup dengan kehidupan yang
mulia. Sekaligus kami juga berterima kasih kepada setiap pihak yang
berlomba-lomba dalam membela dan membantu mereka dari negara-negara dan
individu.
Kami mohon kepada Allah
dengan nama-nama-Nya yang husna dan sifat-sifat-Nya yang tinggi untuk
menyingkap kesedihan dari ummat ini dan memuliakan agama-Nya dan meninggikan
kalimat-Nya dan memenangkan para wali-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya dan
menjadikan tipu daya mereka boomerang bagi mereka dan menjaga ummat Islam dari
kejahata-kejahatan mereka, sesungguhnya Dialah Penolong kita dalam hal ini dan
Dzat Yang Maha Berkuasa. Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah
kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga serta shahabatnya dan ummatnya
yang mengikuti beliau dengan baik sampai hari kiamat.
diterjemahkan dari http://www.sahab.net/home/index.php?threads_id=152
Bantuan kepada kaum muslimin
di berbagai penjuru dunia oleh ulama Saudi bukan sekedar fatwa belaka, namun
benar-benar diamalkan oleh para ulama tersebut. Diantaranya dalam kisah-kisah
berikut.
Keteladanan Mufti Saudi
Arabia dan Ketua Umum Rabithah Al-‘Alam Al-Islami di Masanya, Asy-Syaikh Abdul
Aziz bin Abdullah bin Baz rahimahullah
Ali bin Abdullah Ad-Darbi
menceritakan:
“Ada satu kisah yang sangat
berkesan bagiku, pernah suatu saat berangkatlah empat orang dari salah satu
lembaga sosial di Kerajaan Saudi Arabia ke pedalaman Afrika untuk mengantarkan
bantuan dari pemerintah negeri yang penuh kebaikan ini, Kerajaan Saudi Arabia.
Setelah berjalan kaki selama
empat jam dan merasa capek, mereka melewati seorang wanita tua yang tinggal di
sebuah kemah dan mengucapkan salam kepadanya, lalu memberinya sebagian bantuan
yang mereka bawa.
Maka berkatalah sang wanita
tua, ‘Dari mana asal kalian?’
Mereka menjawab, ‘Kami dari
Kerajaan Saudi Arabia’.
Wanita tua itu lalu berkata,
‘Sampaikan salamku kepada Syaikh Bin Baz’.
Mereka berkata, ‘Semoga Allah
merahmatimu, bagaimana Syaikh Bin Baz tahu tentang Anda di tempat terpencil
seperti ini?’
Wanita tua menjawab, ‘Demi
Allah, Syaikh Bin Baz mengirimkan untukku 1000 Riyal setiap bulan, setelah aku
mengirimkan kepadanya surat permohonan bantuan, setelah aku memohon kepada
Allah Subhanahu wa Ta’ala’.”
dari Koran Al-Madinah, no.
13182
Salah seorang murid Syaikh
bin Baz rahimahullah pernah bercerita,
“Pada suatu malam, ketika
Syaikh bin Baz rahimahullah sedang shalat tahajjud, tiba-tiba terdengar suara
orang yang melompat ke rumahnya, maka Syaikh pun membangunkan anak-anaknya
untuk melihat apa yang terjadi, dan beliau tetap melanjutkan shalatnya. Setelah
beliau shalat, barulah anak-anaknya mengabari bahwa telah ditangkap seorang
pencuri, dia adalah seorang pekerja dari Pakistan. Lalu Syaikh minta pencuri
itu dihadirkan ke hadapannya.
Pertama sekali yang beliau
lakukan adalah membangunkan tukang masak dan memasakkan makanan untuknya,
setelah si pencuri makan sampai kenyang, beliau memanggilnya dan berkata,
‘Kenapa engkau melakukan ini?’
Pencuri menjawab,
‘Ibuku di Pakistan saat ini sedang dirawat di
rumah sakit dan membutuhkan biaya 10.000 Riyal, sedang saya hanya memiliki
5.000 Riyal, maka saya hanya mau mencuri 5.000 Riyal.’
Maka Syaikh menghubungi salah
seorang muridnya yang berasal dari Pakistan untuk mencari kebenaran akan
perkataan si pencuri. Pada hari berikutnya, Syaikh telah mendapatkan kebenaran
atas pengakuan si pencuri. Beliau pun memberikan kepadanya bantuan sebesar
5.000 Riyal dan menambah lagi 5.000 Riyal dengan anggapan, kemungkinan dia
membutuhkannya, maka total bantuan Syaikh kepadanya sebesar 10.000 Riyal. Singkat
cerita, pencuri ini kemudian menjadi murid Syaikh dan selalu menyertai beliau
sampai wafatnya.”
Disarikan dari ceramah,
“Maqaathi’ Muatstsiroh; Ibnu Baz rahimahullah Ma’a As-Sariq.”
Abdullah bin Muhammad
Al-Mu’taz menceritakan: Asy-Syaikh Muhammad Hamid, Ketua Paguyuban Ashabul
Yaman di negeri Eretria berkisah,
“Saya datang ke Riyadh di
malam hari yang dingin dalam keadaan tidak punya uang untuk menyewa hotel. Saya
kemudian berpikir untuk datang ke rumah Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz. Saat itu
waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Awalnya saya ragu, namun akhirnya saya
putuskan untuk pergi ke rumah beliau. Saya tiba di rumah beliau yang sederhana
dan bertemu dengan seorang yang tidur di pintu pagar. Setelah terbangun, ia
membukakan pintu untukku. Saya memberi salam padanya dengan pelan sekali supaya
tidak ada orang lain yang mendengarnya karena hari begitu larut.
Beberapa saat kemudian aku
melihat Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz berjalan menuruni tangga sambil membawa
semangkuk makanan. Beliau mengucapkan salam dan memberikan makanan itu kepada
saya. Beliau berkata, ‘Saya mendengar suara anda kemudian saya ambil makanan
ini karena saya berpikir anda belum makan malam ini.
“Demi Allah, saya tidak bisa
tidur malam itu, menangis karena telah mendapat perlakuan yang demikian baik.”
Untaian Mutiara Kehidupan
Ulama Ahlus Sunnah, hal. 27-28.
Subhanallah, inilah akhlak
para ulama yang sangat dibenci oleh para pelaku syirik dan bid’ah. Inilah
pemerintah yang dituduh ganas dan sadis oleh mereka yang membenci dakwah tauhid
dan sunnah.
Masih banyak lagi kebaikan
pemerintah Saudi dan ulamanya untuk kaum muslimin dunia yang tidak mungkin kami
ceritakan semuanya di sini.
فَإِنَّهَا لَا تَعْمَى الْأَبْصَارُ وَلَٰكِن
تَعْمَى الْقُلُوبُ الَّتِي فِي الصُّدُورِ
“Karena sesungguhnya bukanlah
mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS.
Al-Hajj: 46)
YANG PERLU DICERMATI
Pembaca yang budiman, yang perlu
dicermati dari buku Sejarah Berdarah ini, mengapa pada bagian awal buku dimulai
dengan menjelek-jelekkan Salafi, tidak peduli walau harus berdusta?! Jawabannya
ada di akhir buku tersebut, yaitu agar kaum muslimin berpaling dari manhaj
(metode beragama) Salaf, yaitu memahami agama yang mulia ini berdasarkan
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang sesuai dengan pemahaman Salaf.
Pada akhir bukunya, saudara
Idahram membuat satu bab khusus untuk menolak manhaj Salaf dengan judul
“Kerancuan Konsep & Manhaj Salafi Wahabi” yang insya Allah Ta’ala akan kami
jawab dengan dalil Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ sahabat, penjelasan ulama dari
empat mazhab dan ulama lainnya.
Jadi masalahnya, ada pada
fanatisme terhadap kebid’ahan yang sangat bertentangan dengan jalan Salaf,
jalan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat beliau. Penulisnya
tidak rela kalau umat Islam meninggalkan bid’ah dan mengikuti manhaj Salaf.
Maka dijadikanlah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebagai kambing
hitamnya, sebab tidak mungkin dia berani memcaci maki Salaf atau memperbanyak
dusta atas nama Salaf dan memfitnah mereka.
Oleh karena itu sebelum jauh
kita melangkah, perlu kami tegaskan, Salafi adalah pengikut Salaf, yaitu
Rasulullah Muhammad bin Abdullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat
beliau. Bukan pengikut Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah.
Hanyalah kita mengikuti Syaikh ketika beliau mengikuti manhaj Salaf. Jika
beliau tersalah dalam satu masalah dan bertentangan dengan manhaj Salaf, maka
kita tidak mengikuti pendapat beliau.
Sehingga, “fakta-fakta”
sejarah yang berisi fitnah dan dusta itu, andaikan benar sekalipun, tidak ada
pengaruhnya sama sekali terhadap Salafi dan kewajiban mengikuti manhaj Salaf.
Artinya, andaikan tuduhan-tuduhan keji yang dialamatkan kepada Syaikhul Islam
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah itu benar adanya, sama sekali tidak bisa
dijadikan alasan untuk menjelek-jelekkan Salafi, sebab Salafi telah ada jauh
sebelum berdirinya Kerajaan Saudi Arabia dan Salafi tidak hanya di Saudi saja.
Kalau kemudian ada yang
mengaku-ngaku Salafi lalu ternyata dia melakukan hal-hal yang bertentangan
dengan manhaj Salaf itu sendiri, tentunya tidak bisa kita menyalahkan manhaj
yang mulia ini, sebagaimana kita tidak bisa menyalahkan semua Salafi di dunia
ini.
Tetapi alhamdulilllah,
tuduhan-tuduhan kepada Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah hanyalah
kedustaan dan kesalahpahaman belaka, maka patut kalau kami membela seorang
ulama yang terzalimi, meskipun tujuan utama kami dalam buku ini bukanlah
sekedar membela beliau melainkan untuk meluruskan pemahaman yang menyimpang
dari manhaj Salaf dan mengajak umat Islam secara umum, khususnya penulis buku
Sejarah Berdarah dan kelompoknya untuk kembali kepada kebenaran, yaitu kepada
manhaj Salaf yang Allah Subhanahu wa Ta’ala perintahkan untuk diikuti.
Footnote:
[1] Kita tidak menutup mata, layaknya manusia
biasa, pemerintah dan ulama Saudi tentunya memiliki kesalahan dan kekhilafan.
Akan tetapi, orang yang berbudi tentu tidak mudah melupakan kebaikan
saudaranya, sedangkan orang yang tidak berbudi, alias tidak tahu balas budi,
sulit bagi mereka mengingat kebaikan orang lain, prasangka buruk mereka telah
menutupi semua kebaikan yang ada pada saudaranya, seperti kata penyair,
وعين الرضا عن كل عيب كليلة
كما أن عين السخط تبدي المساويا
“Pandangan simpati menutupi
segala cela,
Pandangan benci menampakkan
segala cacat.”
[2] Kali ini dia jujur, walau sebenarnya dia
banyak berdusta, sebagaimana yang telah kita buktikan sebelumnya dan akan
datang bukti-bukti kedustaannya yang lain, hadaahullah.
[3] Sengaja kami tidak menyebutkan nama-nama
medianya di sini karena alasan syar’i, yaitu adanya pelanggaran-pelanggaran
syari’at yang ada dalam media-media tersebut, sehingga kami khawatir ikut
ta’awun mengiklankan keberadaan media tersebut. Alasan lain, dalam masalah ini
penyebutan nama media tersebut bukan suatu hal yang darurat, terlebih
berita-berita ini sangat mudah disearch di internet.
Ditulis oleh Al-Ustadz Sofyan
Chalid bin Idham Ruray hafizhahullah dalam buku “Salafi, Antara Tuduhan dan
Kenyataan” penerbit TooBagus cet. kedua.
Bantahan terhadap buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” karya
Syaikh Idahram hadahullah.
Sumber : http://rizkytulus.wordpress.com/
SAUDI DI MATA SEORANG ULAMA
SUNNAH 2/2
Oleh
Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i[1]
Syaikh Al-Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i[1]
SIKAP YANG BENAR DARI KAUM MUSLIMIN TERHADAP PEMERINTAH SAUDI
Maka sebagaimana telah terdahulu
bahwa wajib atas setiap muslim di seluruh penjuru dunia agar bekerjasama dengan
pemerintah Saudi ini, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
berfirman di dalam Kitab-Nya.
“Dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan
dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran, dan
bertaqwalah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”
[Al-Maidah : 2]
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Seorang mu’min dengan mu’min yang lainnya seperti sebuah
bangunan saling menguatkan satu dengan yang lainnya” [Muttafaq Alaih dari
hadits Abu Musa]
Dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Permisalan orang-orang mu’min di dalam kecintaan, kasih
sayang, dan belas kasihan di antara mereka seperti sebuah tubuh, jika salah
satu anggota tubuh sakit maka seluruh tubuh merasakannya dengan tidak bisa tidur
dan demam” [Diriwayatkan oleh Muslim dalam Shahihnya 4/1999]
PEMERINTAH SAUDI MEMULIAKAN
PARA ULAMA
Diantara hal lain yang merupakan
kebaikan pemerintah Saudi adalah pemuliaan mereka terhadap para ulama, bapak
mereka Abdul Aziz rahimahullah telah mewasiatkan hal itu, maka mereka
menghormati para ulama dan memuliakannya dengan sesungguh-sungguhnya, akan
tetapi di sana ada para ulama su’ yang mencela pemerintah Saudi dan kadang
mereka kafirkan pemerintah Saudi, maka selayaknya dipilahkan di antara
orang-orang berilmu mana yang berada di atas aqidah tauhid yang selayaknya dia
ini dimuliakan, dan antara orang-orang yang berada di atas aqidah-aqidah bid’ah
dan hizbiyyah, orang-orang hizbi ini –wahai saudara-saudara- adalah orang-orang
yang jelek, mereka mencari-cari kesempatan untuk menyerang daulah ketika mereka
memliki kesempatan, maka selayaknya orang-orang hizbi ini tidak diberi
kesempatan samasekali, dan hendaknya mereka tidak dibantu pada kebatilan
mereka, Allahumma jika sebagai sarana melunakkan hati mereka jika dipandang
mereka akan kembali. Sesungguhnya pemuliaan pemerintah Saudi terhadap ulama
merupakan manqobah (keutamaan) mereka dan kebaikan mereka terhadap daulah
mereka serta bapak mereka (Abdul Aziz) sebagai pelaksanaan wasiatnya
–Rahimahullah Ta’ala-, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, sungguh
mereka telah menyambut kami dengan sebaik-baiknya, memuliakan kami dengan
semulia-mulianya, mereka lakukan –Biidznillahi Ta’ala- segala hal yang berhubungan
dengan pengobatan kami, dan pada hal-hal yang kami butuhkan, maka semoga Allah
membalas mereka dengan kebaikan.
HARAPAN UNTUK PEMERINTAH SAUDI
Aku memohon kepada Allah agar
memberkahi mereka menjaga daulah mereka, memberikan keteguhan kepada mereka,
memperbaiki mereka juga, dan memberikan teman kepercayaan yang baik kepada
mereka, kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman
kepercayaan yang baik, karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
berfirman.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi
teman kepercayaanmu orang-orang yang di luar kalanganmu (karena) mereka tidak
henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang
menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang
disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi, sungguh telah kami
terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” [Ali-Imran : 118]
Kami memohon kepada Allah agar memberikan kepada mereka teman
kepercayaan yang baik, dan agar melindungi mereka dari para teman duduk yang
jelek, karena sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Permisalan teman duduk yang shalih dan teman duduk yang
jelek adalah seperti penjual misik dan peniup tungku api, penjual misik
adakalanya akan memberikan minyaknya kepadamu adakalanya engkau membeli darinya
dan adakalanya akan engkau dapatkan darinya bau yang wangi, sedangkan peniup
tungku api adakalanya akan membakar pakaianmu dan adakalanya akan engkau
dapatkan darinya bau yang busuk” [Muttafaq Alaih]
Dan kami saat ini bukanlah hendak menyebutkan ayat-ayat dan
hadits-hadits tentang bahaya teman-teman duduk yang jelek dan tentang keutamaan
teman-teman duduk yang baik, akan tetapi kami nasehatkan kepada mereka agar
selalu berusaha agar mendapatkan teman-teman duduk yang shalih yang menghendaki
kebaikan bagi mereka dan bagi negeri-negeri Islam, karena sesungguhnya negeri
Saudi ini merupakan benteng kaum muslimin dan tempat bersandar kaum muslimin.
Dan sesungguhnya aku memuji kepada Allah bahwasanya mereka telah membuka hati
mereka bagi para pendatang dari seluruh penjuru negeri, kami bersyukur kepada
Allah Azza wa Jalla, Wallahul Musta’an.
Sesungguhnya sebagaimana telah kami katakan : Hal yang
mendorong kami untuk mengucapkan kalimat-kalimat ini adalah bahwa kami
memandang bahwa wajib atas kami untuk mengucapkan al-haq, ini adalah kewajiban,
dan jika tidak –maka demi Allah- aku tidak didorong oleh materi, tidak ada
seorangpun yang mendorongku kepada hal itu, dan aku juga –bihamdulillah-
tidaklah termasuk orang-orang yang terperdaya dengan perkataan, akan tetapi aku
terkesan dengan perbuatan. Aku melihat perbuatan-perbuatan yang terpuji lagi
luhur –semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan- inilah yang membuat aku
terkesan, wallahul musta’an. Ini dan kami memohon kepada Allah agar memberi
taufik kepada kami dan kalian kepada apa yang dicintai dari diridhoi-Nya. Telah
banyak pertanyaan yang terlontar kepadaku : Apakah engkau telah ruju’ (meralat)
perkataan-perkataanmu (yang dulu) terhadap pemerintah Saudi? Maka (aku katakan)
: Aku telah meralat perkataan-perkataanku yang dulu tentang pemerintah Saudi
dan semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan, adapun perkataan-perkataanku
yang selainnya maka tidak aku ralat.
SOAL DAN JAWAB
1). Soal : Wahai Syaikh ada
sebuah berita bahwa antum memberikan pengantar kepada sebuah kitab tentang
pengkafiran daulah Saudi oleh Al-Maqdisi (Kawasyif Jaliyyah fi Kufri Daulah
Su’udiyyah), dan bahwasanya antum menyebutkan pengkafiran ini di dalam muqoddimahnya,
wahai Syaikh benarkah hal ini?
Jawab : Ini adalah dusta, karena tatkala dulu aku di Madinah,
dan sesudah aku dipenjara di Madinah dan di Riyadh, dan aku keluar dalam
keadaan aku tidak megkafirkan pemerintah Saudi, bagaimana aku mengkafirkannya,
karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Barangsiapa mengatakan kepada saudaranya ‘Wahai kafir’ maka
sungguh telah kembali kepada salah seorang dari keduanya”.
Maka tidak boleh bagi kami untuk mengkafirkan Daulah Saudi,
dan di adalah Daulah Islam, wallahul musta’an.
2). Soal : Wahai Syaikh ada sebuah pertanyaan
–Barakallohufikum-, kami ingin mengetahui pendapat antum –Wahai Syaikh- tentang
orang yang disebut dengan Abu Muhammad Al-Maqdisi, bagaimana menurut pendapat
antum, apakah dia termasuk ahli ilmu?
Jawab : Orang ini memiliki tulisan yang banyak, dan
kitab-kitabnya memiliki kesalahan-kesalahan yang banyak sekali, dia mengirim
kepada kami sebuah kitab barangkali –Wallahu a’lam- berjudul I’dadul Fawaris
Bitarkil Madaris dia atau yang lainnya, dan bukan kitab Kawasyif Jaliyyah
karena dulu dia tidak mengakui bahwa kitab Kawasyif ini adalah tulisannya, dia
berikan kitab di atas agar aku melihatnya dan aku waktu itu, tidak memiliki
maka aku berikan kepada saudara kami yang kritis dan berilmu Abdul Aziz
Al-Bar’i, dia jelaskan kesalahan-kesalahan yang ada di dalamnya, maka aku
sampaikan koreksian tersebut kepadanya, ternyata dia hendak membantah Abdul
Aziz Al-Bar’i, maka aku katakan kepada Abdul Aziz Al-Bar’i :”Orang ini jahil
dan sombong, tinggalkanlah dia tidak selayaknya kita menyibukkan diri
dengannya, tidak selayaknya kita menyibukkan diri dengannya”, -wallahul
musta’an-. Hanya saja orang-orang yang melihat semangat yang ada padanya
menyangka bahwa dia termasuk ahli ilmu, dan berapa banyak orang yang disangka
sebagai ahli ilmu padahal dia bukan ahli ilmu, maka orang ini (Al-Maqdisi)
bukanlah termasuk ahli ilmu.
TAMBAHAN DAN PENUTUP
Kami lupa tentang sesuatu (yang
belum kami sebutkan) : Yaitu yang datang di dalam sebagian surat kabar bahwa
Amir Salman –hafidzhullah- mengumumkan bahwa dia telah mendera empat orang
warga negara Inggris dan berkata : “Kami akan menerapkan syari’at Allah,
silahkan marah orang yang marah”, demi Allah sungguh menakjubkan ! dan yang
juga menakjubkan dari mereka bahwa mereka berani melakukan ini di saat banyak
negara yang takut kepada Kantor Berita London, dan mengatakan bahwa dia adalah
kantor berita dunia, banyak negara yang takut kepada Live News dan mengatakan
bahwa dia adalah kantor berita dunia, adapun mereka (pemerintah Saudi) –semoga
Allah membalas mereka dengan kebaikan- menegakkan syari’at Allah, maka aku memohon
kepada Allah agar menjaga mereka dan menjaga negeri mereka.
Hal lain yang aku lupa : Yaitu masalah rumah sakit-rumah
sakit, kami telah melihat hal yang membahagiakan kami di rumah-rumah sakit
–bilhamdillah- di setiap lantai ada masjid (tempat shalat)nya, dan kadang-kadang
ada masjid khusus untuk laki-laki dan masjid khusus untuk para wanita, mereka
patut disyukuri atas perhatian ini dan semoga Allah membalas mereka dengan
kebaikan, kemudian juga sesudah itu : Pembangunan rumah-rumah sakit di banyak
negara, mereka telah membangun sebuah rumah sakit yang besar di negeri kami
Yaman di Sho’dah yang bernama Rumah Sakit As-Salam, dan membangun lagi rumah
sakit yang lain yang aku lupa namanya, dan ini dengan alasan .. agar pengobatan
bisa gratis, penyinaran gratis, dan operasi gratis, maka mereka patut disyukuri
atas hal ini, semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan atas amalan yang
agung ini yang mereka laksanakan wallahul musta’an, dan dengan ini maka
selesailah walhamdulillahi Rabbil alamin, wa la haula wa la quwwata illa
billah, jika terdapat kesalahan-kesalahan maka orang yang sakit layak diberi
udzur, Wallahul Musta’an.
[Disalin dari Majalah Al-Furqon, Edisi 1, Th. Ke-7 1428/2008.
Diterbitkan Oleh Lajnah Dakwah Ma’had Al-Furqon Al-Islami, Alamat : Ma’had
Al-Furqon, Srowo Sidayu Gresik Jatim]
FooteNote
[1]. Diterjemahkan oleh Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah dari kaset yang berjudul Musyahadati fil Mamlakah Arabiyyah Su’udiyyah dengan perantaraan kitab Tabdid Kawasyifil Anid Fi Takfirihi Lidaulati Tauhid oleh Syaikh Abdul Aziz bin Ris Ar-Ris hal. 238-245
[2]. Judul-judul dalam huruf kafital merupakan tambahan dari penerjemah
FooteNote
[1]. Diterjemahkan oleh Arif Fathul Ulum bin Ahmad Saifullah dari kaset yang berjudul Musyahadati fil Mamlakah Arabiyyah Su’udiyyah dengan perantaraan kitab Tabdid Kawasyifil Anid Fi Takfirihi Lidaulati Tauhid oleh Syaikh Abdul Aziz bin Ris Ar-Ris hal. 238-245
[2]. Judul-judul dalam huruf kafital merupakan tambahan dari penerjemah
diambil dari http://www.almanhaj.or.id
Raja Salman bin Abdul Aziz : Konstitusi Kita adalah Kitab Allah dan Sunah Nabi-Nya. Pujian Para Ulama Terhadap Pemerintah Arab Saudi