Sunday, June 5, 2016

Rezim Komunis Cina ( Presiden Cina Xi Jin Ping ) Larang Anak-Anak Muslim Uighur Ke Masjid, Larang Jilbab Dan Jenggot Di Negaranya.

muslimah-uighur

Rezim Komunis Cina Larang Anak-Anak Muslim 
Uighur ke Masjid

Pemerintah China mengklaim tidak mengekang kebebasan beribadah warga Muslim di Xinjiang saat bulan Ramadan. Klaim ini dimentahkan oleh kelompok etnis Muslim Uighur yang kerap menjadi sasaran diskriminasi di China.
Diberitakan Reuters, Kamis (2/6), dalam pernyataannya jelang Ramadan pekan depan pemerintah Beijing mengatakan bahwa tidak ada diskriminasi di Xinjiang. China, ujar pernyataan itu, mengaku menghargai ibadah umat Islam di bulan Ramadan.
Sebelumnya setiap kali bulan Ramadan pemerintah China dilaporkan melarang warga Muslim di Xinjiang berpuasa dan shalat tarawih. Restoran-restoran di daerah otonomi itu dipaksa untuk buka agar warga tidak berpuasa.
“Selama bulan suci Islam Ramadan, membuka atau menutup restoran halal itu terserah dari pemilik tanpa ada campur tangan. Tidak ada warga yang menderita diskriminasi atau perlakuan tidak adil, karena meyakini atau tidak meyakini sebuah agama,” ujar pernyataan China.
Komentar pemerintah China ini dibantah oleh kelompok HAM dan organisasi Uighur di pengasingan. Mereka mengatakan masalah terbesar di Xinjiang adalah kendali pemerintah dalam kebudayaan Uighur dan Islam, yang memicu ketegangan, seperti larangan memakai simbol keagamaan seperti jilbab dan memanjang jenggot.
Dilxat Raxit, juru bicara Kongres Uighur Dunia, kelompok Uighur di pengasingan terbesar, mengatakan dalam emailnya bahwa Amerika Serikat punya tanggung jawab mendesak China menghargai keyakinan beragama Uighur dalam pertemuan bilateral di Beijing yang dimulai Senin mendatang.
“Kebohongan tidak akan bisa menutupi kebenaran,” kata Raxit.
Pernyataan Shoket Imin, anggota Partai Komunis China di Xinjiang seakan menegaskan tanggapan Raxit. Kepada wartawan, Imin mengatakan anak-anak di bawah usia 18 tahun diimbau tidak datang ke masjid.
Imin juga mengatakan bahwa agama tidak boleh menghalangi pendidikan wajib dan aktivitas negara dalam mendidik, serta “siswa seharusnya tidak berpartisipasi dalam aktivitas keagamaan”.
Ada sekitar 20 juta Muslim di seluruh China, hanya sebagian kecil yang merupakan warga Uighur.(jk/cnnindonesia)

Partai Komunis Jalankan Pemerintahan, Presiden Cina Xi Jin Ping Larang Jilbab dan Jenggot 
di Negaranya

Presiden Cina Presiden Xi Jin-ping mewaspadai infiltrasi asing melalui ajaran agama dan menghentikan beberapa ekstremis yang menyebarkan ideologi mereka.

“Kami harus tegas menolak infiltrasi asing melalui sarana agama dan waspada terhadap pelanggaran ideologi yang dilakukan oleh orang-orang ekstremis,” mengutip pernyataan Xi dalam lokakarya nasional tentang agama yang berakhir pada Sabtu (23/4/2016) lalu.

Partai Komunis yang menjalankan pemerintahan Cina saat ini menyatakan bahwa pihaknya melindungi kebebasan beragama, namun secara ketat mengawasi berbagai aktivitas keagamaan dan hanya mengizinkan institusi agama yang secara resmi diakui oleh negara menjalankan ritual dan aktivitasnya.

Pemerintah Cina perhatian terhadap apa yang dilihatnya sebagai meningkatnya pengaruh oleh kelompok garis keras di kawasan Xinjiang di barat yang mana ratusan orang terbunuh lebih dari beberpa tahun yang lalu akibat kekerasan antara para anggota komunitas muslim Uighur dan mayoritas suku Han Cina.
Pemerintah telah meningkatkan aturan yang melarang atribut-atribut keagamaan yang terlihat nyata, seperti kerudung dan jenggot.

Secara terpisah, beberapa pemeluk agama Kristen di Cina menyatakan bahwa pihak berwenang membatasi aktivitas mereka dan menurunkan salib di gereja di wilayah pesisir Provinsi Zhejiang.

Pihak berwenang menyatakan bahwa salib tersebut dibongkar karena umat Kristen di Cina dianggap melakukan pelanggaran peraturan atas bangunan ilegal.

Unjuk rasa pecah pada 2014 di kota yang banyak dihuni umat Kristen Cina, Wenzhou, juga di Zhejiang, atas tindakan pembongkaran salib yang dilakukan pemerintah setempat.

Pada bulan Januari lalu, pihak berwenang juga menyatakan bahwa beberapa pastur Kristen diperiksa atas dugaan penggelapan dana.

Investigasi itu dilakukan setelah pastor tersebut melancarkan aksi menentang pembongkaran salib.

Para anggota Partai Komunis Cina wajib menganut paham-paham Marxis dan masih tetap kukuh sebagai atheis, demikian pernyataan Xi dalam sambutannya. (Intelijen)