Sabtu, 17 September 2016
Menteri Luar Negeri Kerajaan
Arab Saudi ‘Adil bin Al-Jubair, memaparkan secara detail kronologis yang
menyebabkan pemerintah Iran tidak mengizinkan warganya untuk menunaikan Ibadah
haji ke Arab Saudi tahun 2016 ini.
Dalam penjelasanya Menlu
Saudi menegaskan bahwa pihak pemerintah Iran sendirilah yang menolak Ibadah
haji, bukan pihak Kerajaan Arab Saudi yang melarang. Bahkan pihak Kerajaan Arab
Saudi sudah memberikan berbagai solusi kemudahan.
Seperti diberitakan
sebelumnya, Pemerintah Iran memfitnah Kerajaan Arab Saudi bahwa dilarang haji
kemudian mengalihkan warganya yang akan berangkat haji ke Makkah diganti ke
Karbala. Ritual yang dalam doktrin ajaran syiah jauh lebih mulia daripada
pelaksanaan Ibadah Haji 6000 kali. (baca: Tokoh Syiah Ini Tegaskan Bahwa Ritual Wukuf di Karbala Lebih Utama dari
6000 Kali Haji ke Mekah).
Berikut ini penjelasan
lengkap dari Menteri Luar Negeri Saudi Arabia ‘Adil bin Al-Jubair yang sudah
dialih bahasakan ke Bahasa Indonesia dikutip dari Akun Facebook Hidayatullah Online, sabtu(17/9/2016)
Terima kasih atas
kesempatannya.
Kerajaan Arab Saudi, yang
terhormat Putra Mahkota dan wakil Putra Mahkota
Kerajaan Arab Saudi, baik
pemerintahan ataupun masyarakatnya memiliki perhatian yang besar terhadap
hal-hal yang berkaitan dengan haji.
Yang berkaitan dengan siapa
saja yang datang menjadi tamu Baitullah Al-Haram, baik haji, umrah atau
kunjungan biasa.
Kerajaan Arab Saudi tidak
menghalangi siapapun yang datang untuk melaksanakan kewajiban ini.
Dan Kerajaan Arab Saudi
setiap tahunnya mengadakan kesepahaman dan juga musyawarah dengan negara-negara
lain.
Dan kami menandatangani nota
kesepakatan dalam hal ini dengan lebih dari 70 negara
Di situ kemudian ditentukan tanggung jawab, dan juga prosdur yang berkaitan
dengan pelaksanaan haji demi keselamatan para jamaah haji yang datang ke
Baitullah Al-Haram.
Seperti yang terjadi pada
Iran, yang menolak untuk menandatangani nota kesepahaman ini.
Dimana pemerintah Iran
meminta prosedur dengan unjuk kekuatan dan mereka meminta agar mereka diberi
keistimewaan, yang hal itu keluar dari kerangka dan peraturan yang biasa.
Hal itu bisa menimbulkan atau
memunculkan kekacauan selama pelaksanaan haji, tentu saja hal ini tidak bisa
diterima dan kami telah menjelaskan hal itu kepada para warga Iran.
Kami menginginkan agar pelaksanaan
haji bisa selamat, penuh keamanan dan juga nyaman bagi para jamaah haji dan
tidak ada masalah apapun, serta politisasi apapun beberapa pekan
setelahnya.
Pemerintah Iran kembali lagi
dan meminta agar bisa menandatangani nota kesepakatan ini, mereka memiliki
beberapa permintaan yang disampaikan, mereka meminta agar visa, bisa diberikan
melalui Iran, dan bukan dari negara di luar Iran. Sedangkan anda tahu bahwasanya
tidak ada Kedutaan Arab Saudi di Iran. Namun kami memberi solusi dengan
memberikan visa bagi para warga Iran melalui internet masalah kemudian
terpecahkan.
Mereka juga meminta agar
separuh dari jamaah mereka diangkut dengan angkutan khusus warga Iran.
Kerajaan Arab Saudi kemudian
menyetujuinya, mereka juga menginginkan agar mereka memiliki perwakilan
diplomasi di Jeddah melalui Kedutaan Besar Swiss.
Untuk mengantisipasi setiap
keadaan yang terjadi para para warga Iran yang tengah berkunjung ke Arab Saudi
dan sebagaimana yang anda ketahui, tidak ada hubungan diplomasi antara Arab
Saudi dan Iran. Meskipun begitu, Kerajaan Arab Saudi tetap menyetujui hal itu.
Itu menjadi tanda kesungguhan
kami, agar setiap muslim termasuk para warga Iran bisa datang ke Arab Saudi,
untuk melaksanakan ibadah haji, kami menyetujui hal itu. Sebagaimana kami juga
menyetujui perkara-perkara lainnya yang bermasalah, yang berkaitan dengan warga
Iran.
Merkipun begitu, pemerintah
Iran tetap saja tidak mau menandatangani nota kesepahaman dan kembali ke negara
mereka.
Kami yakin, bahwa niat
pemerintah Iran dari awal adalah untuk mengelak, juga memunculkan polemik agar
warganya tidak mampu untuk melakukan ibadah haji dan ini merupakan sesuatu yang
sangat negatif sekali.
Kalau perkaranya berkaitan
dengan prosedur dan peraturan, kami yakin bahwa kami telah melakukan kewajiban
kami, bahkan lebih.
Untuk menyambut kebutuhan
ini, pemerintah Iran sendiri yang menolaknya.
Oleh karena itu, sebagaimana
yang telah disebutkan Kementerian Haji dan Umrah, bahwa pemerintah Iran
menanggung kesalahan ini di hadapan Allah dan di hadapan warganya sendiri.
Karena para warganya tidak
mampu untuk melakukan ibadah haji di tahun ini Terima Kasih.
Waspada! Syiah iran akan
tumpahkan darah di musim haji tahun (1437 h) ini !
8 September 2016
Agus hasan bashori
Foto kericuhan oleh Iran di
musih haji 1987
Di tengah menyebarnya
milisi-milisi shi’ah shafawi di kawasan timur tengah dengan bantuan dan restu
Amerika, Khamenei mengancam negara Haramain Makkah dan Madinah serta para
jamaah haji Ahlussunnah. Inilah rahasia mengapa Iran tidak membolehkan
penduduknya pergi haji tahun ini.
Iran akan balas dendam
terhadap terhadap Saudi atas kejadian Mina tahun lalu (1436 H). Iran
menjanjikan akan munculnya Imam Mahdi di Arafat. Iran terang-terang
mengeluarkan ancaman terror terhadap jamaah haji tahun 1437 ini. Video ini
adalah kumpulan bukti pernyataan ancaman tersebut melalui berbagai media milik
Iran oleh pejabat-pejabat Iran bahwa musim haji adalah tempat balas dendam bagi
Saudi dan jamaah haji.
1.Muhsin Ridhai (sekjen
Mujamma’ tasykhish mashlahah nizham Irani/ dewan diagnosis kebijakan Rezin
Iran) mengatakan: musim haji tahun ini sangat menentukan dan aka nada
penumpahan darah lebih banyak lagi. Oleh karena itu kami tidak mau mengirim
jamaah haji kami tahun ini.”
Ini adalah pengakuan nyata
bahwa Iranlah yang berada dibalik aksi terorisme untuk merusak manasik haji.
2.Adapun Khamenei pimpinan
Revolusi Iran maka menyebut bahwa Saudi adalah pohon yang dilaknat. Dia
menyatakan akan menciptakan kekacauan dan balas dendam di musim haji tahun ini
kepada Kerajaan Saudi.
3.Adapun Maja’ Syiah Makarim
Syirazi maka dia menyebutkan bahwa Wahhabi (negara Saudi, ulama dan rakyatnya)
adalah musuh Islam, tidak mewakili Ahluss Sunnah sama sekali. Oleh karena itu
dipun mengancam Saudi.
4.Wakil Khomeini dalam urusan
haji Qadhi Askar, telah menuduh Saudi tidak becus dalam menyelenggarakan haji
dan menuntuk tanggung jawab Saudi dalam tragedy Mina tahun 1436 H, dan
mengisyaratkan bahwa Saudi sendaja membunuh jamaah haji Iran. Dia mengancam bahwa
tragedy serupa akan terjadi tahun ini.
5.Ketua organisasi haji Iran
Said Awhadi menuduh Saudi telah gagal dalam penyelenggaraan haji dan
bertanggung jawab dalam tragedy haji tahu lalu. Dia mengancam bahwa haji tahun
ini tidak mulus begitu saja tanpa tragedy yang lebih besar.
6.Khathib Jumat Teheran
Muhammad Ali menuduh Saudi membatasi musim haji dan melarang jamaah haji iran
untuk meneriakkan yel-yel baroah (kebencian kepada sahabat). Dia menuduh Saudi
adalah antek amerika dan Israel. Dia mengancam bahwa tragedy akan terjadi di
musim ini.
7.Adapun petinggi garda
revolusi teroris Iran Muhammad Ali Ja’fari mengatakan bahwa Saudi adalah musuh
nomor satu bagi Iran! (bukan Amerika dan Israel)
Kemudian video menayangkan
salah satu Koran iran yang menyatakan bahwa aka nada gerakan meruntuhkan
pemerintah Saudi di musim haji tahun ini dan member kabar gembira dengan
kemunculan imam mahdi di Arafat.
Kemudian menyebut satu Koran
lagi yang menerangkan bahwa iran akan mempersenjatai orang-orang dari negara
arab yang loyal kepada Iran untuk melakukan aksi bom bunuh diri di musim haji
dan di dalam masjidil haram.
Dan masih banyak lagi
ancaman-ancaman lain yang muncul secara resmi dan berbarengan sekaligus dari
mulut mereka. Sementara yang mereka sembunyikan lebih dahsyat.
Semoga Allah menimpakan adzah
kepada orang-orang dan pemerintahan yang merencanakan kejahatan di musim haji
ataupun kejahatan terhadap pemerintah Sunnah Saudi Arabia.
Duta besar Ghadhanfar Rukun
Abadi dan petinggi Intelijen Iran di tengah jamaah haji 2015.
Dan semoga allah melindungi
seluruh jamaah haji, dua kota suci makkah dan madinah
Baca:
http://www.alkhaleejelarabi.com/ar/articles/
ما–أخطر–تهديدات–إيران–في–موسم–حج
http://www.alarabiya.net/ar/iran/2016/09/06/-
كيف–أحبطت–السعودية–مخططات–إيران–لتسييس–الحج.html
dll.