Saturday, December 17, 2016

Mengapa Harus Aleppo?

Mengapa Harus Aleppo?

Keterputusan umat dari sejarah gemilang pendahulunya adalah musibah besar dan sebuah tragedi peradaban. Karena dari sinilah, etos kepahlawanan dan memoar perlawanan atas kezhaliman, berangsur hilang dari ingatan.
Mungkin sebab itu juga, kota Halab (Aleppo) berkali-kali menjadi ladang pembantaian Rezim Syiah Nushairiyah di Syiria. Karena di Halab lah, prasasti sejarah perlawanan Umat disemayamkan. Tentu, di samping pertimbangan strategis-geografis yang lain.
Syekh Prof. Dr. 'Ali Muhammad 'Audah, Pakar Tarikh Perang Salib, menjelaskan dari aspek sejarah mengapa kota Halab menjadi prioritas pembumi-hangusan:
Karena Halab pernah menjadi titik tolak pengiriman pasukan Muslimin melawan Imperium Romawi, sejak periode Khilafah Rasyidah, Umawiyah, hingga berakhir di zaman Khilafah 'Abbasiyah.
Karena Halab pernah menjadi basis dan pondasi utama perjuangan umat Islam, yang dibangun oleh Sultan 'Imadudin dalam melawan tentara Salib di Syam.
Karena Halab pernah memimpin kota-kota di Syam, melawan tirani Daulah 'Ubaidiyyah yang merupakan perpanjangan tangan Rafidhah dan Majusi dalam menjajah Syam selama lebih dari setengah abad.
Pada tahun 462 H, Halab menjadi negeri yang pertama kali menentang kediktatoran Al-'Ubaidiyyin yang bermazhab Syiah. Lalu munashohah dan loyal kepada Sultan Saljuq dan Khilafah 'Abbasiyah yang Sunni. Hingga berikutnya langkah itu diikuti Damaskus.
Pada tahun 463 H, saat Sultan Alib Arsalan sedang di Halab melawan 'Ubaidiyyah, ia mendengar pasukan Romawi ikut keluar serta, lalu dari Halab lah ia bertolak menghantam Romawi.
Pada tahun 539 H, dari Halab lah Sultan Nuruddin sukses menghancurkan kekuasaan Daulah Reha dan menjadi akhir tirani Nashrani di seluruh penjuru Syam.
Pada tahun 543 H, dari Halab Sultan Nuruddin mampu menahan serangan Raja Reymond dan sekutunya dari kalangan Syi'ah Bathiniyyah, yaitu 'Ali Wafa. Hingga sang Sultan membunuh keduanya di pinggir Halab bagian barat.
Dari Halab lah, Sultan Nuruddin membangun aliansi perlawanan. Lalu pada tahun 546 H, Muslimin Dimasyq bergabung. Hingga menjadi kokoh lah barisan Muslimin melawan penjajahan.
Dari Halab lah, Sultan Nuruddin berhasil menahan serangan koalisi Nashrani, yang terdiri dari tentara Salib, Romawi, dan Armenia. Hingga mereka porak-poranda pada bulan Ramadhan, tahun 559 H.
Dari Halab lah, pada tahun 559, 562, dan 564 H, Sultan Nuruddin mengirim pasukan ke Mesir. Hingga Mesir pun turut bergabung dalam front pertempuran melawan tentara Salib dan Rafidhah 'Ubaidiyyah.
Penduduk Halab lah, yang terkenal sangat mahir dan lihai dalam menerobos dan menghancurkan benteng musuh. Mereka lah yang berhasil menghancurkan benteng Reha, Quds, 'Uka, dan kota lain yang saat itu menjadi pertahanan musuh.
Maka tidak mengherankan, jika hari ini, berdasar atas dendam masa lalu, Syi'ah Rafidhah, Majusi, Komunis, Nashrani, Yahudi, menghancurkan Halab. Yang mengherankan adalah, saat negeri-negeri Ahlus Sunnah diam seribu bahasa, tak kunjung melakukan apa-apa.
Kota Nabi, 17-3-1438 H
@hakimuddinsalim
voa-islam.com