Tanduk Setan Itu Siapa ?
Sebuah wawasan kelompok interpretasi
terhadap hadits hadits “tanduk Setan” mencuat lagi dalam bentuk interpretasi
local keagamaan yang bersenyawa dengan adat istiadat setempat, mencoba
menghakimi para Ulama Muqaddimin, dan lebih pada rasionalisme mazhab
ta’asubiyah, menjadi lebih senang menggonceng pendapat kelompoknya yang membius
mereka. Sudah tidak ada lagi toleransi, untuk memahami argumentasi lawan,
melainkan kata merasa “ ana alhaq” dominan menguasai refrensi cara berpikir
mereka.
Salah satu tema yang mencuat membakar
mayoritas dan merasa terpanggil memenggal pendapat yang berbeda, adalah tema
“tanduk setan”. Hadits yang indoktrinisasi berdasarkan kelompok puritan kampung
menjadi acuan sumbang dalam memenjarakan pikiran orang lain. Sudah tidak ada
lagi cela atau ventalasi bernafas, semua ruang gelap dan tanpa ruang menghirup
udara dengan sebuah tekad menebarkan rasa alergi terhadap wahabi, yang di
eksploitasi sebagai wabah yang membahayakan kelompoknya.
Akhirnya tidak ada lagi kebaikan, semua
kelompok Islam yang tidak berada dalam naungannnya, tidak berlindung dibawa
fatwanya, tidak turut hukum hukumnya, menjadi salah dimata mereka.
Indoktrinisasi terus berjalan menebar gejala klimaks anti wahabi, disamping
menjadi penyakit akut yang memasung kalangan Intelektual muda yang sekedar
bermudar predikat nyontek. Karena tidak mampu meng-asas analisis apakah benar
atau tidak, karena kebenarannya sudah berinnovasi dalam apologetic mereka yang
manipulative data.
Tidak bisa dipahami, kecerdasan mereka
menjadi sirna dalam sebuah wilayah taqlid buta, sehingga memandang kebenaran
hanya milik mereka, tidak ada yang lain. Yang sangat mengesankan tata cara
mereka berdalih/berhujjah, selama pendapat pendapat mereka didukung oleh kitab
tersebut, maka penulis kitab tersebut aman dan selalu berada dalam kidung
sanjung mereka, bahkan sekalipun salah akan terus dibela, tetapi meskipun
pernah mendukung pendapat kemauannya, pernah menjadi refrensi agung pendapat
pendapatnya, karena diluar nalar mereka akhirnya dilepas dari tangannya.
Istilah al-Quran, apabila mereka kembali pada sesama setannya, menyatakan
kepolosan bahwa mereka seide dalam kelompoknya.
Contohnya kasus tulisan “tanduk setan”
menjadi lempengan tebal yang menguras tenaga mereka yang berusaha menggugurkan
makna Najd yang sebenarnya dari ulama mereka yang sebelumnya di puja, padahal
sebelumnya membela serius siapa Ibnu Hajar, siapa al Kirmany dan siapa al
Khattaby, serentak ditolak dan menjadi bahan ledekan diganti dengan pendapat
mereka yang sekampung dengan rofidhoh.
Perhatikan hadist nabi ini yang menyebut
kata “NAJD” tanduk setan
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ
قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Dari Ibnu ‘Umar, ia berkata : Nabi pernah
bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan Yamaan
kami”. Para shahabat : “Dan juga NAJD kami ?”. Beliau bersabda : “Di sana
muncul bencana dan fitnah. Dan di sanalah akan muncul tanduk setan”.
(Diriwayatkan oleh Al-Bukhaariy no. 1037. Diriwayatkan juga pada no. 7094 dan
Muslim no. 2095). Kata “NAJD” dalam hadits ini apa maknanya ?, berbagai upaya
memalingkan hadits ini untuk menghujat Muhammad bin Abdul Wahab”, tokoh yang
disinyalir mereka sebagai “tanduk setan berkepala botak” , padahal syawahid
hadits ini menampilkan makna lain yang mengartikan kata “NAJD dengan makna
“IRAQ”, meskipun ada yang lemah juga ada yang shohi sebagai kesaksian hadits
“NAJD”
Dalam riwayat yang lain dari Ibnu ‘Umar :
أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَهُوَ مُسْتَقْبِلَ الْمَشْرِقِ يَقُوْلُ "أَلآ إِنَّ
الْفِتْنَةَ هَهُنَا. أَلآ إِنَّ الْفِتْنَةَ هَهُنَا، مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ
قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Bahwasanya ia mendengar Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wa sallam - dimana beliau waktu itu menghadap ke timur -,
beliau bersabda : “Ketahuilah, sesungguhnya fitnah datang dari sini, ketahuilah
sesungguhnya fitnah datang dari sini, dari arah munculnya tanduk setan” (HR
Muslim no 2095)
Dalam lafadh lain:
فَقَالَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ
"الْفِتْنَةُ هَهُنَا مِنْ حَيْثُ يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ" قالها
مرتين أو ثلاثا
"Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda dengan berisyarat dengan tangannya ke arah timur : “Fitnah itu
dari sini, dari arah munculnya tanduk setan”. Beliau mengatakannya dua atau
tiga kali" (HR Muslim 2905)
Dalam riwayat yang lain : يُشِيرُ
بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ "Beliau memberi
isyarat dengan tangannya ke arah timur" (HR Muslim 2905)
.Kata Timur dan NAJD itulah yang menjadi
tema debat dengan mengabaikan para pakar di bidangnya dari kalangan ulama yang
memang mampuni dari sisi bahasa. Dalam hadits yang lain menunjukkan bahwa kau
khawarij munculnya dari arah timur
Dalam hadits yang lain menunjukkan bahwa
kau khawarij munculnya dari arah timur.
عَنْ يُسَيْرِ بْنِ عَمْرٍو، قَالَ: سَأَلْتُ
سَهْلَ بْنَ حُنَيْفٍ، هَلْ سَمِعْتَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَذْكُرُ الْخَوَارِجَ، فَقَالَ: سَمِعْتُهُ وَأَشَارَ بِيَدِهِ نَحْوَ
الْمَشْرِقِ «قَوْمٌ يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ بِأَلْسِنَتِهِمْ لَا يَعْدُو
تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ، كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ
الرَّمِيَّةِ
»
Dari Yusair bin 'Amr berkata, "Aku
bertanya kepada Sahl bin Hunaif (radhiallahu 'anhu), Apakah engkau mendengar
Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan tentang khawarij?". Maka
Sahl berkata, "Aku mendengarnya –dan Nabi sambil mengisyaratkan tangannya
ke arah timur- beliau bersabda, "Suatu kaum yang membaca Al-Qur'an dengan
lisan-lisan mereka akan tetapi tidak melewati kerongkongan mereka, mereka
keluar dari agama sebagaimana keluarnya anak panah dari badan hewan
buruannya" (HR Muslim no 1068)
Ada dua kata “ Najd” dan “Timur”, hingga
Map (Peta)pun terpaksa menjadi kompas guna mengukuhkan pendapat, bahwa Timur
dan NAJD itu adalan yang ada di HIJAZ. Debat yang sebenarnya yang sebenarnya
tidak rasionalis , tetapi lebih implikatif individulime, menempatkan hadits
hadits guna memuaskan nafsu mereka dalam melecehkan tokoh legendaries Arab
Saudi.
Bagaimana Menempatkan Hadits itu ?
Dalam hadits lain disebutkan kata “NAJD”
dengan makna “IRAQ”
Ath-Thabaraani dari Ibnu Umar radhiallahu
'anhu:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عليه وسلم قال :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا، اللَّهُمَّ بَارِكْ فِي يَمَنِنَا،
فَقَالَهَا مِرَاراً، فَلَمَّا كَانَ فِي الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ،
قَالُوا: يَا رَسُوْلَ اللهِ! وَفِي عِرَاقِنَا؟ قَالَ: إِنّ بِهَا الزَّلاَزِلَ
وَالْفِتَنَ، وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Ya Allah, berikanlah barakah kepada kami pada Syaam kami dan
Yamaan kami”. Beliau mengatakannya beberapa kali. Saat beliau mengatakan yang
ketiga kali atau keempat, para shahabat berkata : “Wahai Rasulullah, juga pada
'Iraq kami ?”. Beliau bersabda : “Sesungguhnya di sana terdapat bencana dan
fitnah. Dan di sanalah muncul tanduk setan” [Al-Mu’jamul-Kabiir, 12/384 no.
13422].
Hadits ini telah dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani rahimahullah, beliau telah mentakhrij hadits ini dengan menyebutkan
seluruh jalan-jalan hadits ini. (Lihat Silsilah Al-Ahaadiits As-Shahihah
5/302-306, takhriij hadits no 2246), apakah Syaikh Nashiruddin al Bany salah
menshahikan hadits itu.
Takhrij hadits “Tanduk Setan” versi
Mu’jam Kabir at-Tabrani
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ
الْمَعْمَرِيُّ , ثنا إِسْمَاعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ , ثنا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَوْنٍ , عَنْ أَبِيهِ , عَنْ نَافِعٍ , عَنِ ابْنِ عُمَرَ ,
أَنّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ , قَالَ : " اللَّهُمَّ
بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا , اللَّهُمَّ بَارِكْ فِي يَمَنِنَا " ,
فَقَالَهَا مِرَارًا , فَلَمَّا كَانَ فِي الثَّالِثَةِ أَوِ الرَّابِعَةِ ,
قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَفِي عِرَاقِنَا , قَالَ : " إِنَّ بِهَا
الزَّلازِلَ , وَالْفِتَنَ , وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
Hadits ke 13249
1. Nabi Muhammad Shallallahu’alaihi
wasallam
2. Ibnu Umar
3. Nafi’
4. Dari bapaknya , Ubaidillah bin
Abdullah bin ‘Aun
5. Ismail bin Mas’ud
6. Hasan bin Ali al Ma’mar
• Tentang Nafi, menurut banyak Ulama
hadits, menurut Abu Hatim bin Hibban, Abu Ya’la al Khalili, menurut ahmad bin
hambal, Ahmad bin Syuaib an-Nasai, Ahmad bin Sholeh al Jaily, Ahmad bin Sholeh
al Mishri, Ibnu Hajar atsqalani, dan A-Dzahabi : “adalah shohi, tsiqah, hafidz,
imam tabiin”
• Tentang Bapaknya Ubaidillah, Abdullah
bin Aun al Bishri al Muzanni. Ulama hadits seperti : Abu Bakar al Bazar
menyebutnya beliau sangat kuat berprinsip sunah dan menentang bid’ah. Menurut
Ibnu Hibban atau Abu Hatim, Abdullah bin Aun beliau banyak mendengar hadits
dari Ibnu sirin, Ibnu al Mubarak dan lainnya. Menurut an-Nasa’I beliau tsiqah,
al Jaily menilai , Dia itu tsiqah. Sedang Ibnu Ulya menyebut Abdullah bin Aun
Hafidz Hadaits Bashra.
• Tentang Ubaidillah , Abu Hatim ar-Rozi,
beliau termasuk Sholeh hadits, dan Muhammad bin Ismail al Bukhari, menilai
sosoknya beliau termasuk ma’ruf al Hadits.
• Tentang Ismail bin Mas’ud ; Abu Hatim
menyebutnya “shuduq”, sedangkan an-Nasa’I, Ibnu Hajar atsqalany , adz-Dzahabi
dan Ibnu qasyim al andalusy, semuanya menyebut ‘tsiqah”
• Tentang Hasan bin Ali al Ma’mar,
termasuk Hafidz hadits, begitulah menurut kebanyakan ulama hadits
Imam Muslim meriwayatkan dalam shahihnya
dari Ibnu Fudhail, ia berkata :
سَمِعْتُ سَالِمَ بْنَ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ،
يَقُولُ: يَا أَهْلَ الْعِرَاقِ مَا أَسْأَلَكُمْ عَنِ الصَّغِيرَةِ،
وَأَرْكَبَكُمْ لِلْكَبِيرَةِ سَمِعْتُ أَبِي عَبْدَ اللهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ:
سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: «إِنَّ الْفِتْنَةَ
تَجِيءُ مِنْ هَاهُنَا» وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ نَحْوَ الْمَشْرِقِ «مِنْ حَيْثُ
يَطْلُعُ قَرْنَا الشَّيْطَانِ» وَأَنْتُمْ يَضْرِبُ بَعْضُكُمْ رِقَابَ بَعْضٍ،
وَإِنَّمَا قَتَلَ مُوسَى الَّذِي قَتَلَ، مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ، خَطَأً فَقَالَ
اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ: {وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنَاكَ مِنَ الْغَمِّ
وَفَتَنَّاكَ فُتُونًا} [طه: 40]
Aku mendengar Salim bin ‘Abdillah bin
‘Umar berkata : “Wahai penduduk ‘Iraq, aku tidak bertanya tentang masalah kecil
dan aku tidak mendorong kalian untuk masalah besar. Aku pernah mendengar
ayahku, Abdullah bin ‘Umar berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa salam bersabda : ‘Sesungguhnya fitnah itu datang dari
sini - ia menunjukkan tangannya ke arah timur - dari arah munculya dua tanduk setan’.
Kalian saling menebas leher satu sama lain. Musa hanya membunuh orang yang ia
bunuh yang berasal dari keluarga Fir'aun itu karena tidak sengaja. Lalu Allah
'azza wa jalla berfirman padanya : 'Dan kamu pernah membunuh seorang manusia,
lalu kami selamatkan kamu dari kesusahan dan Kami telah mencobamu dengan
beberapa cobaan." (Thaahaa: 40)” [Diriwayatkan oleh Muslim no. 2905].
Tidak cukup dengan sekedar hadits itu
mari perhatikan lebih jauh pendapat pakar hadits menjelaskan kedudukan tentang
“NAJD” atau “IRAQ” . banyak Komentar ulama Mutaqadimin yang menggaris bawahi
pengertian NAJD yang menjadi pusat kekafiran terhadap dakwah Nabi.
Sebelum lahir Muhammad bin Abdul wahab,
sudah banyak kalangan mufasirin hadits yang menyebutkan apakah Najd tersebut
maksudnya sama dengan golongan Rifidho dan pengikutnya. Diantaranya al Khattabi
menyebutkan sebagaimana kisah Hafidz Ibnu Hajar tentang beliau :
قال الإمام الخطابي (ت : 388) كما حكى عنه الحافظ
ابن حجر (13/47) : نجد من جهة المشرق ، ومن كان بالمدينة كان نجده بادية العراق
ونواحيها ، وهي مشرق أهل المدينة .ا.هـ.
NAJD dari arah Madina adalah lembah Iraq
dan sepertinya, itu adalah masyriq menurut penduduk Madinah. Keterangan ini
membuktikan bahwa Ibnu Hajar lebih tahu apa yang di maksudkan oleh hadits
tersebut. Sehingga ucapan yang menyebutkan Najd itu adalah Hijaz adalah salah
besar. Karena Hijaz menurut Nabi tempatnya orang beriman.
وَالإِيمَانُ فِي أَهْلِ الْحِجَازِ .
“Iman itu bagi penduduk hijaz”.
Menunjukkan ketegasan hadits Nabi, bahwa Imam itu adalah kota Mekkah dan
sekitar, tidak ditempat lain, yang kita kenal dengan Saudi Arab sekarang ini.
Sebagai fakta lain adalah ucapan Ibnu
hajar :
قال الحافظ ابن حجر في الفتح عن الفتن
(13/16)(وأول مانشأ ذلك من العراق من جهة المشرق).
Dalam fathul bari Ibnu Hajar menyebutkan
tentang “fitnah NAJD”, pertama kali muncul fitnah itu adalah di Iraq, arah
Timur.
Sebagaimana juga ditegaskan al Hindi yang
di maksud Najd itu adalah Iraq sebagaimana berikut ini .
قال الشيخ محمد اشرف الهندي في كتابه (اكمل
البيان في شرح حديث نجد قرن الشيطان
[ والحق
الذي اتفق عليه الشراح ودلت عليه الحقائق التاريخية والحوادث الماضية أن نجد
العراق هي مبدأ الفتن والشرور .. فلذلك أبى رسول الله عليه الصلاة والسلام ان
يدعوا لنجد العراق
Muhammad Asyraf al Hindi menyebutkan
dalam kitab AKMALUL BAYAN berkaitan dengan keterangan hadits NAJD TANDUK SETAN.
Yang benar sebagaimana kesepakatan dalam kitab syarah terdapat dalil sejarah
yang benar dan kejadian masa lalu , bahwa “NAJD itu adalah “IRAQ, disanalah
awal peristiwa fitnah dan kejahatan bermula. Untuk itulah Rasulullah menolak
mendoakan Najd Iraq…
وقال العلامة أبو العبّاس شهاب الدين القسطلاّني
عليه رحمة الله في ((إرشاد الساري لشرح صحيح البخاري)) (10/188) دار الكتاب العربي
ط7 سنة 1323 هـ:
وإنّما أشار عليه الصلاة والسلام إلى المشرق لأنّ
أهله يومئذ أهل كفر فأخبر أنّ الفتنة تكون من تلك النّاحية وكذا وقع فكان وقعة
الجمل ووقعة صفين ثمّ ظهور الخوارج في أرض نجد والعراق وما وراءها من المشرقوكان
أصل ذلك كلّه وسببه قتل عثمان بن عفّان رضي الله عنه. وهذا علم من أعلام نبوته صلى
الله عليه وسلّم وشرف وكرم. اهـ
Al’Allamah Abul Abbas Syihabuddin
alQanthalani berakata dalam Kitab Irsyadi Saari Lisyarhi Shohi Muslim 10 : 188
darul kutub al “Arabi cetakan ke 7 tahun 1323 Hijrah.
“Sedangkan Isyarat Rasulullah kearah
Timur, karena penduduknya pada waktu itu adalah ahlu kuffar, beliau mengabarkan
bahwa Fitnah akan muncul dari arah timur itu, peristiwa yang sama adalah
peristiwa perang Jamal, perang Shiffin, munculnya al Khawarij [teroris] di bumi
Najd Iraq dan sekitar orang timur semuanya, kejadian itu semua dipicu sebab
terbunuh Usman bin Affan Radhiallah’anhu, ini adalah ilmu dari ilmu ilmu
kenabian Shallallahu’alaihi wasalam.”
وهذا علامة العراق بلا منازع الشيخ محمود شكري
الآلوسيرحمه الله تعالى يقول عن بلده العراق – والتي هي في الحقيقة نجد قرن
الشيطان ـ:
(ولا
بدع فبلاد العراق معدن كل محنة وبليّة، ولم يزل أهل الإسلام منها في رزية بعد
رزية، فأهل حروراء وما جرى منهم على الإسلام لا يخفى، وفتنة الجهمية الذين أخرجهم
كثير من السلف من الإسلام إنما خرجت ونبغت بالعراق، والمعتزلة وما قالوه للحسن
البصري وتواتر النقل به … إنما نبغوا وظهروا بالبصرة، ثم الرافضة والشيعة وما حصل
فيهم من الغلو في أهل البيت، والقول الشنيع في الإمام علي، وسائر الأئمة ومسبّة
أكابر الصحابة..، كل هذا معروف مستفيض). (غاية الأماني في الرد على النبهاني)
2/148
“Ini adalah tanda tanda Negeri Iraq
[Tanduk Setan] tanda ada yang saling memperdebatkan. Syaikh Mahmud Syukri al
Alusy rahimahullah menyatakan keterangangannya tentang Negeri Iraq yang dikenal
dengan sebutan “NAJD TANDUK SETAN”. Negara Iraq adalah sumber Malapetaka dan
Bencana. Terus menerus warga muslim dinegeri itu , dari detik kedeti, dan ahlul
Hurur dan apa yang terjadi dikalangan Mereka muslim, amatlah jelas. Seperti
fitnah Jahmiyah, mereka yang keluar dari manhaj salah dan Islam, semua terjadi
di Irak, Mu’tazilah sebagaimana dikatakan pada al Hasan al Bishri, secara valid
didapat di Irak, semua muncul di Irak. Rofidhah dan Syiah dan yang sikap ghulu
[berlebihan} mereka tentang ahlul bait , pendapat kejis terhadap Imam Ali, dan
Imam Imam lainnya, seperti hujatan terhadap para sahabat Nabi kabir, semua hal
itu sangat dikenal……..”
وقال القرطبي في شرح مسلم في تعليقه على الحديث
وقيل : المرادُ بهذا الحديث : ما ظهَرَ بالعراق
من الفتنِ العظيمة ، والحروبِ الهائلة ؛ كوقعةِ الجَمَل ، وحروبِ صِفِّين ،
وحَرُورَاء ، وفِتَنِ بني أميَّة ، وخُرُوجِ الخوارج ؛ فإنَّ ذلك كان أصلُهُ ،
ومنبعُهُ العراقَ ومَشْرِقَ نَجْد ، وتلك مساكنُ ربيعةَ ومُضَرَ إذْ ذاك ، والله
أعلم
“Imam Qurthubi berkata dalam Syarah
Muslim : Maksud hadits itu adalah :Apa yang terjadi di Iraq adalah fitnah yang
besar, Perang yang menghancurkan peradaban, perang Jamal, Perang Shiffin ,
Hurura’, Fitnah Bani Umayah, Munculnya Khawarij , semua itu asalnya dari Irak,
pusatnya adalah Irak, dan timurnya adalah Najd, diwilayah itulah, suku Rabi’ah
dan Mudhar tinggal.”
Ibnu Hajar menyebutkan:
"Hanyalah dikhususkan kota Madinah
dengan hal itu (*munculnya fitnah-fintah) karena pembunuhan Utsman terjadi di
Madinah, kemudian tersebarlah fitnah di negeri-negeri setelah itu. Perang
Jamal, perang shiffin semuanya karena peristiwa pembunuhan Utsman. Perang di
Nahrawaan disebabkan karena permasalahn tahkiim yang dilakukan di siffin.
Seluruh peperangan yang terjadi di masa itu hanyalah buah dari pembunuhan
Utsman atau karena sesuatu yang timbul akibat pembunuhan Utsman. Kemudian sebab
utama terjadi pembunuhan Utsman adalah pencelaan terhadap para gubernur dan
juga pencelaan terhadap Utsman yang telah mengangkat para gubernur tersebut.
Dan yang pertama kali timbul hal itu dari Iraq, dan ia dari arah timur."
(Fathul Baari 13/13]
Dapat disimpulkan apa “TANDUK SETAN” dan akan muncul di mana ?..berdasarkan uraian
dan keterangan para Pakar hadits akan muncul di Irak. Terbukti belakangan
pemberontakan itu terjadi di Irak, Arab dihancurkan Amerika sebagai Ra'sul
Kufra, dimulai dari kota Irak, bersama pasuka rofidhah merobohkan kekuasaan
Saddam Husain yang memang anti Rofidhah. Kini Syiah dan Isispun bertempur di
Iraq sekiatrnya. Subhanallah, terjadilah apa yang akan terjadi……selamatkanlah
kami muslim Indonesia dari “DARI TANDUK SETAN ROFIDHAH” yang muncul dan
membantai Husain di Irak…….Amin …salam.