Keterangan foto utama: Seorang pejuang
oposisi Suriah dan putranya di Aleppo. (Foto: AFP/Getty Images/Odd Andersen)
Bandingkan Pidato Pelantikan Presiden
Erdogan Dan Raja Salman. Bersumpah Dimakam Yang Mulia (Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh
Anti Islam Dan Arab). Tahun 2005 (Juga Di Tahun 2016) Erdogan Bertemu Perdana
Menteri Israel Ariel Sharon (Penjagal Bangsa Palestina Di Sabra-Shatila) Di Jerusalem.
Di Akherat Anda Bersama Pilihan Yang Anda Cintai.
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al Quds).
Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir
Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa
Dipercaya ?
Kenapa Erdogan Lembek (Tak Berdaya) Di
Ghouta ? Karena Zona 'De-Eskalasi ' Jahat (Licence To Kill) Dan Barter Afrin
Dengan Dua Penjahat Perang, Putin (Komunis Rusia) Dan Hassan Rouhani
(Majusyi’ah Iran). Mereka Ekspansionis Non Arab Di Bumi Syam Seperti Bangsa
Tartar.
Jangan Terpedaya "Gema Islam"
Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan
Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams
(Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah
Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah
Fakta-Fakta Dibawah.
Konferensi Sochi, Manifestasi Kesepakatan
Busuk Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia), Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk
Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir Kekuatan Oposisi Paling Dominan
(Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang
Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter Serangan Ke Afrin.
Erdogan Bersahabat dengan Israel dan
Syiah
https://www.kompasiana.com/durjono/erdogan-bersahabat-dengan-israel-dan-syiah_55bef2270223bd400de9a2c6
Kejahatan Rezim Rafidhah Bashar Assadis,
Ingin Merubah Demografis Suriah, Merampas Lahan Warga ! Melebihi Kejahatan
Zionis Israel Terhadap Warga Asli Palestina
Untuk Mereka Yang Membisu (Mati Hati) Dan
Gemar Pencitraan Palestina. ‘Lebih Dari 13.000 Perempuan Suriah Korban Penjara
Rezim’ Menderita Penyiksaan Dan Pemerkosaan Dan Menggunakan Tubuh Wanita
Sebagai Alat Untuk Memenangkan Perang Ini.
Pejabat Iran Dan Israel Bertemu Di
Yordania Bahas Operasi Assad (Pembantaian). Terbukti, Syi’ah Al Saba = Yahudi
(Zionis), Bersama Berhasrat Membantai Ahlus Sunnah Syam (Suriah). Retorika
Dagelan !
Terbukti Syi’ah Lahir Dari Rahim Yahudi.
Rusia Minta Bantuan Amerika untuk Bangun
Kembali Suriah ?
Melalui surat yang dikirim oleh Valery
Gerasimov, kepala Staf Umum militer Rusia, kepada Jenderal Angkatan Laut AS
Joseph Dunford, Rusia meminta bantuan
Amerika untuk membangun kembali Suriah. Namun rencana Rusia
ini—yang belum dilaporkan sebelumnya—telah menerima respon yang dingin dari
Washington.
Oleh: Arshad
Mohammed, Phil Stewart (Reuters)
Rusia telah menggunakan saluran
komunikasi yang dijaga ketat untuk berbicara dengan jenderal tertinggi Amerika
Serikat (AS). Mereka mengusulkan agar dua mantan musuh era Perang Dingin
tersebut agar bekerja sama untuk membangun kembali Suriah. Rusia juga meminta
partisipasi Amerika dalam memulangkan para pengungsi ke negara yang dilanda
perang itu, menurut memo pemerintah AS.
Usulan itu dikirim dalam surat yang dikirim
tanggal 19 Juli 2018 oleh Valery Gerasimov, kepala Staf Umum militer Rusia,
kepada Jenderal Angkatan Laut AS Joseph Dunford, Ketua Kepala Staf Gabungan,
menurut memo yang dilihat oleh Reuters.
Rencana Rusia ini—yang belum dilaporkan
sebelumnya—telah menerima respon yang dingin dari Washington. Memo itu
mengatakan bahwa kebijakan AS hanya untuk mendukung upaya-upaya tersebut jika
ada solusi politik untuk mengakhiri perang saudara tujuh tahun Suriah, termasuk
langkah-langkah tertentu, seperti pemilihan yang diawasi oleh PBB.
Proposal itu menggambarkan bagaimana Rusia—yang
telah membantu membalikkan gelombang perang untuk mendukung Presiden Bashar
al-Assad—sekarang menekan Washington dan yang lainnya, untuk membantu
rekonstruksi daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaannya. Upaya semacam itu
kemungkinan akan semakin memperkuat kekuasaan Assad.
“Proposal ini berpendapat bahwa rezim Suriah
tidak memiliki peralatan, bahan bakar, bahan lain, dan pendanaan yang
diperlukan untuk membangun kembali negara itu untuk menerima pengembalian
pengungsi,” menurut memo itu, yang menyebutkan bahwa proposal tersebut terkait
dengan area yang dikuasai pemerintah Suriah.
Amerika Serikat pada tahun 2011
mengadopsi kebijakan bahwa Assad harus meninggalkan kekuasaan, tetapi kemudian
menyaksikan pasukannya—yang didukung oleh Iran dan kemudian Rusia—merebut
kembali wilayah dan mengamankan posisi Assad.
Amerika Serikat telah membatasi bantuan
rekonstruksi, mengatakan bahwa hal itu harus dikaitkan dengan proses yang
mencakup pemilihan yang diawasi oleh PBB dan transisi politik di Suriah. Negara
tersebut menyalahkan Assad atas kehancuran Suriah.
Kantor Dunford menolak berkomentar
tentang komunikasi dengan Gerasimov.
“Sesuai dengan praktik di masa lalu,
kedua Jenderal tersebut telah sepakat untuk menjaga rincian percakapan mereka
secara pribadi,” kata juru bicara Kapten Paula Dunn.
Kementerian Pertahanan Kremlin dan Rusia
tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Konflik Suriah telah menewaskan sekitar
setengah juta orang, mendorong sekitar 5,6 juta orang keluar dari negara
tersebut, dan membuat sekitar 6,6 juta orang di dalamnya kehilangan tempat
tinggal.
Sebagian besar dari mereka yang melarikan diri
berasal dari mayoritas Muslim Sunni, dan tidak jelas apakah pemerintah Assad
yang didominasi Syiah Alawiyah akan mengizinkan semua kaum Sunni untuk kembali
dengan bebas, atau apakah mereka mau melakukannya. Sebagian besar oposisi
bersenjata yang melawan Assad berasal dari kelompok Sunni.
“Amerika Serikat hanya akan mendukung
pengembalian pengungsi ketika mereka aman, dilakukan secara sukarela, dan
bermartabat,” kata memo itu, yang khusus menerangkan tentang rencana Rusia
untuk Suriah.
Membangun kembali Suriah juga akan
menjadi upaya besar, dengan biaya setidaknya $250 miliar, menurut perkiraan
awal AS.
Beberapa pejabat AS percaya bahwa
ketergantungan Suriah pada komunitas internasional untuk rekonstruksi—bersama
dengan kehadiran pasukan AS dan pasukan yang didukung AS di sebagian
Suriah—memberikan pengaruh kepada Washington, seiring para diplomat mendorong
negosiasi untuk mengakhiri perang.
KOMUNIKASI MILITER
Pertukaran tersebut menyebabkan sorotan
yang langka terhadap saluran komunikasi militer antara Moskow dan
Washington—salah satu yang Dunford sendiri telah berusaha keras untuk
menjaganya tetap pribadi.
Dunford—yang berbicara secara berkala
dengan Gerasimov—telah menekankan bahwa kedua kekuatan militer harus dapat
menjalin komunikasi pribadi yang jujur, untuk menghindari kesalahpahaman yang
dapat menyebabkan konfrontasi bersenjata.
Tetapi tidak jelas bagaimana rekonstruksi
dan pengungsi masuk dalam komunikasi antar-militer. Surat Gerasimov menunjukkan
bahwa saluran tersebut juga digunakan oleh Moskow untuk membicarakan hal-hal
non-militer.
Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia
Vladimir Putin membahas Suriah, dan masalah pengungsi, pada pertemuan tanggal
16 Juli di Helsinki. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa
pembicaraan itu berfokus pada “bagaimana kita bisa memulangkan para pengungsi
kembali.”
Namun, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis
mengatakan pada pekan lalu, bahwa tidak ada perubahan kebijakan yang keluar
dari KTT itu. Memo pemerintah AS secara eksplisit mengatakan bahwa proposal
Rusia bukanlah “hasil” dari pembicaraan Trump-Putin, tetapi memperingatkan
bahwa para pejabat Rusia mencoba untuk menyajikannya secara berbeda.
“Para diplomat dan pejabat Rusia lainnya
juga telah terlibat dalam kampanye agresif untuk menggambarkan inisiatif di ibu
kota lainnya, dan mengesankan bahwa itu adalah hasil dari pertemuan AS-Rusia di
Helsinki, yang sebenarnya bukan (hasil pertemuan Trump-Putin), sekali lagi,
bukan,” kata memo tersebut.
Surat permohonan Rusia yang dikirim
kepada Dunford merekomendasikan Amerika Serikat, Rusia, dan Yordania untuk
menggunakan kembali sebuah pusat yang dirancang untuk memantau perjanjian
gencatan senjata tahun 2017, “untuk membentuk komite gabungan guna melaksanakan
rencana pengembalian rekonstruksi dan pengungsi,” menurut memo tersebut.
Yordania telah menampung lebih dari 650 ribu pengungsi Suriah.
Surat Rusia tersebut juga menunjukkan
bahwa Amerika Serikat dan Rusia membentuk kelompok bersama untuk membiayai
renovasi infrastruktur di Suriah, menurut memo AS.
Pelaporan tambahan oleh Christian Lowe di
Moskow; Penyuntingan oleh Warren Strobel; Mary Milliken dan Alistair Bell.
Tolak Sangsi AS, Strategi Erdogan
Bergandengan Tangan dengan Iran Demi Melawan AS
Turki menentang sanksi yang diterapkan AS
kepada Iran.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sebelum bertolak ke Afrika Selatan untuk
menghadiri KTT BRICS menuturkan, Iran adalah mitra strategis Turki, dan desakan
agar Ankara memutuskan hubungannya dengan Teheran, bertentangan dengan
pemahaman kami tentang kedaulatan negara.
“Memutuskan hubungan dengan mitra global strategis, bertentangan dengan
pemahaman kami tentang kedaulatan. Iran adalah tetangga dan mitra strategis
kami. Ada begitu banyak perkembangan berdasarkan keuntungan bersama,” kata
Erdogan sesaat sebelum bertolak ke Afrika Selatan, Rabu (25/7/2018).
Sebelumnya, Washington menyeru pada seluruh sekutunya untuk memutus impor
minyak Iran pada November mendatang. Hal itu menyusul keputusan Trump untuk
keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada Mei lalu.
Para pejabat AS bertemu dengan perusahaan-perusahaan Turki pada 19 Juli dan
dengan pejabat-pejabat dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, dan
Bank Sentral Turki pada 20 Juli untuk membahas sanksi-sanksi baru untuk Iran.
Banyak perusahaan Turki yang merupakan rekan perdagangan utama dengan Teheran.
Pengumuman AS pada Mei yang menyatakan negara tersebut akan menarik diri dari
kesepakatan nuklir Iran dan menjatuhkan sanksi-sanksi baru telah mengundang
kritik dari seluruh dunia.
Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, Selasa (24/7) dalam jumpa pers
bersama dengan sejwatnya dari Azerbaijan menyinggung penentangan Turki atas
sanksi Amerika terhadap Iran.
Ia mengatakan, Turki tak harus mengikuti sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh AS
atau Inggris kepada Iran.
Menekankan bahwa Turki menentang sanksi yang diterapkan AS kepada Iran,
Cavusoglu berujar, "Kami mengikuti sanksi PBB seperti negara-negara lain,
tapi kami tidak harus menerapkan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh AS atau
Inggris soal Iran."
"Kami tidak merasa sanksi-sanksi itu benar. Ini adalah prinsip, bukan karena
alasan-alasan lain," kata dia.
Erdogan Tak Mau Ikut Plot AS
Media-media Turki secara serentak memberitakan bahwa Turki akan mulai mengebor
sumur minyak domestik PERTAMA pada akhir tahun ini, yang perencanaannya sudah
dimulai sejak Mei.
Turki tidak main-main dalam mengebor minyak, karena pencariannya sudah dimulai
sejak bertahun-tahun lalu.
Ini penting. Sebab, Turki mengimpor hampir 100% kebutuhan migasnya.
Saat sanksi Iran akan diberlakukan, Turki menjadi satu dari segelintir negara
anggota sekutu NATO yang menolak menghentikan impor minyak dari Iran. Selain
alasan rasional, juga karena alasan strategis.
Alasan rasionalnya, impor minyak dari negara selain Iran akan menaikkan import
costs, karena jaringan pipa migas hanya dari Iran dan Rusia yang langsung ke
Turki. Kalau dari negara lain harus pakai tanker. Kalau pakai tanker maka Turki
harus memperbesar depot penampungan minyak, dan pendistribusian domestik akan
harus diatur ulang. Ribet.
Alasan strategis, alternatif satu-satunya pengganti impor dari Iran adalah
Saudi, karena hanya Saudi yang bersedia menaikkan produksi minyak secara cepat.
Aljazair dan Rusia belum tentu bersedia, serta Qatar tak feasible (tak
memungkinkan) secara bisnis.
Ada pertanyaan: Iran itu syiah, kenapa Erdogan
yang sunni memilih mengimpor dengan iran? (kejahatan Rafidhah Syiah Iran ?) Karena dengan Iran, sejauh ini
terbukti impor migas massif yang Turki lakukan (hampir setengah konsumsi
migas Turki ditopang impor dari Iran) tak mencegah Erdogan untuk tegas dengan
negeri para mullah itu dalam berbagai isu.
Tulisan ini menyembunyikan kejahatan Kufar Majusi
Syiah Rafidhah Iran terkait Pembantaian Jutaan Ahlus Sunnah di Iraq, Syam, Yaman dan di Iran. Kedengkian
Media Islam (?) terhadap KSA, Menghalalkan segala cara. Tipikal Hizbiyyun. Silahkan
Search di lamurkha.blogspot.com
Dan masalahnya, Saudi sekarang berada di
"ketiak" AS, segala perintah AS langsung dilaksanakan Ben Salman.
Bila Turki menjadi bergantung pada impor minyak dari Saudi, maka secara tak
langsung AS akan mampu menekan Turki melalui tangan-tangan Saudi, yakni impor
migas yang bisa dipermainkan. Bila Turki "manut" pada sanksi dan
mengimpor migas dari Saudi, maka sama saja menyerahkan kedaulatan energi pada
AS.
Inilah sebabnya, meski Turki-Iran bersaing dalam segala hal, Turki menolak
sanksi yg dijatuhkan pada Iran. Karena Erdogani itu sudah memprediksi, AS
menggunakan taktik "kill two birds with one stone" (membunuh dua
burung dengan sekali lemparan). Bahasa Indonesianya, sekali mendayung dua-tiga
pulau terlampaui. Sekarang targetnya Iran, tapi nanti habis Iran Turki yang
jadi sasaran.
Dalam konteks kasus ini, tiba-tiba Turki mengumumkan akan mulai mengebor
blok/sumur migas pertama mereka pada "akhir" 2018, bertepatan sanksi
AS pada Iran dimulai. Ini merupakan taktik Turki untuk memiliki cadangan minyak
sendiri, karena bila berlarut-larut memang sanksi itu akan
"mematikan" impor migas dari Iran.
Secara tak langsung, Erdogan ingin menunjukkan bahwa ia dan AKP sudah
"siap" akan makar-makar yang dijalankan AS. Apalagi kalau pengeboran
ini berhasil mengurai cadangan besar, maka posisi Erdogan akan lebih menguat,
karena impor dan defisit perdagangan akibat impor migas akan mampu dikurangi
secara drastis.
Inilah yang membuat AS panic (??).
Raja Salman Bin Abdul Aziz Dan
Komitmennya Terhadap Syariat Islam
Raja Salman bin Abdul Aziz : Konstitusi
Kita adalah Kitab Allah dan Sunah Nabi-Nya. Pujian Para Ulama Terhadap
Pemerintah Arab Saudi
Raja Salman: Kami Tidak Akan Membiarkan
Ada Yang Mengutak-Atik Persatuan Arab Dan Islam
Raja Salman: Qur’an dan Sunnah Rasul
Benteng Utama Hindari Korupsi ( ما شاء الله)
Dakwah Tauhid Pondasi Kemuliaan Politik
Negara Islam, Kontribusi Wahabi Terhadap Kekuatan Arab Saudi
Pembelaan Atas Negeri Saudi (Sunni
Salafy) Pendukung Manhaj Salaf Dan Kembali Pada Al Haq
Raja Salman: Seorang Visioner Sejati
Dengan Kebijakan Tegas
Saudi Arabia Negeri (Islam) Percontohan
Dalam Penegakan Tauhid Dan Sunnah, Wajib Berta’awun (Bekerja Sama) Dengannya.
Inilah Aqidah Raja Saudi Arabia. Ada Pilihan Lain ?
Tidak Ada Negara Islam Berani Menghadapi
Kezhaliman Seperti Saudi Arabia. Begundal Liberal, Takfiri, Dan Shafawi Tidak
Bisa Bersatu Kecuali Untuk Membenci Negeri Haramain. Saudi Masuk Suriah,
Perlawanan Mulai Berimbang !
Saudi Arabia Memimpin Umat Islam
Memerangi Syi’ah. Wajib Atas Setiap Muslim Di Seluruh Belahan Dunia Untuk
Bekerjasama Dengan Pemerintah Arab Saudi. Syukur Dan Dukungan Terhadap
Kerajaan Islam Saudi Arabia.
Bagaimanakah POTRET NEGERI WAHABI.
Melihat Indahnya Kehidupan Masyarakat di Negeri Wahabi (Negeri yang menerapkan
syariat Islam), tulisan ini menjadi pelajaran bagi antum yang kontra terhadap
dakwah syeich muhammad bin abdil wahhab rahimahullah.
Mana Realisasinya ????
Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah,
Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang
sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Turki Ancam Putus Hubungan Jika AS
Jadikan al-Quds Sebagai Ibu Kota Israel
Erdogan Ancam Akan Putuskan Hubungan
Dengan AS, Kenapa?
Menanti Bukti Ancaman Erdogan Putus
Hubungan dengan Israel
Bebaskan Syam dengan Jihad Jiwa dan Harta.
Munafiq, banyak “aksi Palestina (Jerusalem)”, Bisu dan Tuli terhadap kekejian
rezim syi’ah (Syam) Bashar Asaad.
Menggulingkan Rezim Syi’ah Bashar Assad
Saat Ini Menjadi Prioritas Mendesak Yang Lebih Utama Dari Jihad Di Palestina.
“Keberadaan Rezim Diktator Keji Seperti Rezim Syi’ah Al Assad Merupakan Tikaman
Didada Dan Jantung Palestina, Dan Kematian Diktator Adalah Awal Dari Jalan
Menuju Kemenangan Palestina (Al Aqsha).” Kamuflase Orang-Orang Yang Berasyik
Mansyuk Dengan Syi'ah "Banyak Aksi" Soal Jerusalem.
Konflik Jangka Panjang Israel-Palestina
(Zionis VS Islam) Bisa Terjadi Pada Suriah Sebagai 'Palestina Baru' (Majusi
Syi’ah VS Islam).
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh,
Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam
Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus
Sunnah Syam !
Bukti Syi’ah Bukan Islam, Pembantai Keji
Ahlus Sunnah, Rezim Bashar Asaad Rafidhi Bersama Komunis Dan Kufar (China,
Rusia, Kamboja, Laos, Filipina, Vietnam, Belarus, Dan Zimbabwe) Mendukung Rezim
Kufar Budha Myanmar Membantai Dan Memperkosa Muslim (Ahlus Sunnah) Rohingnya.
Posisi Tegas Arab Saudi Terhadap
Palestina Sejak 1935 Hingga Sekarang. KSA Tidak Punya Hubungan Diplomatik
Dengan Israel, Iran Dan Suriah, Penjagal Ahlus Sunnah Syam. Dalam Perang
Arab-Israel 1973, Iran Dan Turki Memihak Zionis Israel. Mengikuti Cara Umar Bin
Khatab RA Dan Sultan Salahuddin Al Ayyubi, Habisi Dulu Majusi Syi’ah Baru Al
Quds.
“Al Akhfiya” (Orang-Orang Yang Tidak Suka
Popularitas) Adalah Keanehan ! Banyak Digemari Monasiyun, Retorikayun,
Spandukiyun, Youtubiyun !
Mustahil Ahlus Sunnah Bisa Menguasai Al
Quds (Al Aqsha) Sebelum Mengusir Syi’ah Dari Syam (Suriah Dan Sekitarnya),
Seperti Yang Dilakukan Salahuddin Al Ayyubi. Syiah Mengingkari Al-Quds
(Kamuflase) Dan Dendamnya Karena Penaklukan Oleh Umar RA. Dalam Perang
Arab-Israel, Syiah Menggunting Dalam Lipatan. Penguasaan Israel Karena Peran
Syiah.