Saturday, August 4, 2018

Turki (Sekuler)-Iran (Syi’ah Rafidhah) – Rusia (Komunis) Vs KSA (100 % Syariat Islam, Al Haramain) – USA. Lebih Dari 500.000 Ahlus Sunnah Syam Dibantai, Sebagian Dari Ratusan Rudal Houthi Mengarah Ke Makah. Terkait Akhirat, Dimana Posisi Anda ?

Rusia Minta Bantuan Amerika untuk Bangun Kembali Suriah
Keterangan foto utama: Seorang pejuang oposisi Suriah dan putranya di Aleppo. (Foto: AFP/Getty Images/Odd Andersen)

Bandingkan Pidato Pelantikan Presiden Erdogan Dan Raja Salman. Bersumpah Dimakam Yang Mulia (Mustafa Kemal Ataturk, Tokoh Anti Islam Dan Arab). Tahun 2005 (Juga Di Tahun 2016) Erdogan Bertemu Perdana Menteri Israel Ariel Sharon (Penjagal Bangsa Palestina Di Sabra-Shatila) Di Jerusalem. Di Akherat Anda Bersama Pilihan Yang Anda Cintai.
Kebohongan Erdogan Soal Jerusalem (Al Quds). Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Syiah Iran Mengkavling Syam, Mengisolir Mujahidin Ahlus Sunnah Dan Mengamankan Jagal Terkeji Bashar Asaad. Bisa Dipercaya ?
Kenapa Erdogan Lembek (Tak Berdaya) Di Ghouta ? Karena Zona 'De-Eskalasi ' Jahat (Licence To Kill) Dan Barter Afrin Dengan Dua Penjahat Perang, Putin (Komunis Rusia) Dan Hassan Rouhani (Majusyi’ah Iran). Mereka Ekspansionis Non Arab Di Bumi Syam Seperti Bangsa Tartar.
Jangan Terpedaya "Gema Islam" Erdogan. Fakta, Dia (Bangsa Turki) Bersama Bangsa Majusi Iran (Syi’ah) Dan Bangsa Rusia (Komunis, Ortodoks) Berkonspirasi Membunuhi Ahlus Sunnah Syams (Arab). Apa Haknya Mereka (Bertiga) Mendefinisikan “Para Mujahidin Ahlus Sunnah Bangsa Arab Syam” Yang Harus Dibinasakan (License To Kill) ? Silahkan Bantah Fakta-Fakta Dibawah.
Konferensi Sochi, Manifestasi Kesepakatan Busuk Erdogan (Turki), Putin (Komunis Rusia), Hasan Rouhani (Syi’ah Iran) Untuk Menjajah Syam (Suriah). Mereka Mengeliminir Kekuatan Oposisi Paling Dominan (Mujahidin Ahlus Sunnah Syam). Hanya Antek-Antek Erdogan (FSA Sekuler) Yang Bisa Dipaksa Hadir Sebagai Barter Serangan Ke Afrin.
Erdogan Bersahabat dengan Israel dan Syiah
Kejahatan Rezim Rafidhah Bashar Assadis, Ingin Merubah Demografis Suriah, Merampas Lahan Warga ! Melebihi Kejahatan Zionis Israel Terhadap Warga Asli Palestina
Untuk Mereka Yang Membisu (Mati Hati) Dan Gemar Pencitraan Palestina. ‘Lebih Dari 13.000 Perempuan Suriah Korban Penjara Rezim’ Menderita Penyiksaan Dan Pemerkosaan Dan Menggunakan Tubuh Wanita Sebagai Alat Untuk Memenangkan Perang Ini.
Pejabat Iran Dan Israel Bertemu Di Yordania Bahas Operasi Assad (Pembantaian). Terbukti, Syi’ah Al Saba = Yahudi (Zionis), Bersama Berhasrat Membantai Ahlus Sunnah Syam (Suriah). Retorika Dagelan !
Terbukti Syi’ah Lahir Dari Rahim Yahudi.

Rusia Minta Bantuan Amerika untuk Bangun Kembali Suriah ?

Melalui surat yang dikirim oleh Valery Gerasimov, kepala Staf Umum militer Rusia, kepada Jenderal Angkatan Laut AS Joseph Dunford, Rusia meminta bantuan Amerika untuk membangun kembali Suriah. Namun rencana Rusia ini—yang belum dilaporkan sebelumnya—telah menerima respon yang dingin dari Washington.
Oleh: Arshad Mohammed, Phil Stewart (Reuters)
Rusia telah menggunakan saluran komunikasi yang dijaga ketat untuk berbicara dengan jenderal tertinggi Amerika Serikat (AS). Mereka mengusulkan agar dua mantan musuh era Perang Dingin tersebut agar bekerja sama untuk membangun kembali Suriah. Rusia juga meminta partisipasi Amerika dalam memulangkan para pengungsi ke negara yang dilanda perang itu, menurut memo pemerintah AS.
Usulan itu dikirim dalam surat yang dikirim tanggal 19 Juli 2018 oleh Valery Gerasimov, kepala Staf Umum militer Rusia, kepada Jenderal Angkatan Laut AS Joseph Dunford, Ketua Kepala Staf Gabungan, menurut memo yang dilihat oleh Reuters.
Rencana Rusia ini—yang belum dilaporkan sebelumnya—telah menerima respon yang dingin dari Washington. Memo itu mengatakan bahwa kebijakan AS hanya untuk mendukung upaya-upaya tersebut jika ada solusi politik untuk mengakhiri perang saudara tujuh tahun Suriah, termasuk langkah-langkah tertentu, seperti pemilihan yang diawasi oleh PBB.
Proposal itu menggambarkan bagaimana Rusia—yang telah membantu membalikkan gelombang perang untuk mendukung Presiden Bashar al-Assad—sekarang menekan Washington dan yang lainnya, untuk membantu rekonstruksi daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaannya. Upaya semacam itu kemungkinan akan semakin memperkuat kekuasaan Assad.
“Proposal ini berpendapat bahwa rezim Suriah tidak memiliki peralatan, bahan bakar, bahan lain, dan pendanaan yang diperlukan untuk membangun kembali negara itu untuk menerima pengembalian pengungsi,” menurut memo itu, yang menyebutkan bahwa proposal tersebut terkait dengan area yang dikuasai pemerintah Suriah.
Amerika Serikat pada tahun 2011 mengadopsi kebijakan bahwa Assad harus meninggalkan kekuasaan, tetapi kemudian menyaksikan pasukannya—yang didukung oleh Iran dan kemudian Rusia—merebut kembali wilayah dan mengamankan posisi Assad.
Amerika Serikat telah membatasi bantuan rekonstruksi, mengatakan bahwa hal itu harus dikaitkan dengan proses yang mencakup pemilihan yang diawasi oleh PBB dan transisi politik di Suriah. Negara tersebut menyalahkan Assad atas kehancuran Suriah.
Kantor Dunford menolak berkomentar tentang komunikasi dengan Gerasimov.
“Sesuai dengan praktik di masa lalu, kedua Jenderal tersebut telah sepakat untuk menjaga rincian percakapan mereka secara pribadi,” kata juru bicara Kapten Paula Dunn.
Kementerian Pertahanan Kremlin dan Rusia tidak segera menanggapi permintaan untuk komentar.
Konflik Suriah telah menewaskan sekitar setengah juta orang, mendorong sekitar 5,6 juta orang keluar dari negara tersebut, dan membuat sekitar 6,6 juta orang di dalamnya kehilangan tempat tinggal.
Sebagian besar dari mereka yang melarikan diri berasal dari mayoritas Muslim Sunni, dan tidak jelas apakah pemerintah Assad yang didominasi Syiah Alawiyah akan mengizinkan semua kaum Sunni untuk kembali dengan bebas, atau apakah mereka mau melakukannya. Sebagian besar oposisi bersenjata yang melawan Assad berasal dari kelompok Sunni.
“Amerika Serikat hanya akan mendukung pengembalian pengungsi ketika mereka aman, dilakukan secara sukarela, dan bermartabat,” kata memo itu, yang khusus menerangkan tentang rencana Rusia untuk Suriah.
Membangun kembali Suriah juga akan menjadi upaya besar, dengan biaya setidaknya $250 miliar, menurut perkiraan awal AS.
Beberapa pejabat AS percaya bahwa ketergantungan Suriah pada komunitas internasional untuk rekonstruksi—bersama dengan kehadiran pasukan AS dan pasukan yang didukung AS di sebagian Suriah—memberikan pengaruh kepada Washington, seiring para diplomat mendorong negosiasi untuk mengakhiri perang.
KOMUNIKASI MILITER
Pertukaran tersebut menyebabkan sorotan yang langka terhadap saluran komunikasi militer antara Moskow dan Washington—salah satu yang Dunford sendiri telah berusaha keras untuk menjaganya tetap pribadi.
Dunford—yang berbicara secara berkala dengan Gerasimov—telah menekankan bahwa kedua kekuatan militer harus dapat menjalin komunikasi pribadi yang jujur, untuk menghindari kesalahpahaman yang dapat menyebabkan konfrontasi bersenjata.
Tetapi tidak jelas bagaimana rekonstruksi dan pengungsi masuk dalam komunikasi antar-militer. Surat Gerasimov menunjukkan bahwa saluran tersebut juga digunakan oleh Moskow untuk membicarakan hal-hal non-militer.
Presiden Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin membahas Suriah, dan masalah pengungsi, pada pertemuan tanggal 16 Juli di Helsinki. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan bahwa pembicaraan itu berfokus pada “bagaimana kita bisa memulangkan para pengungsi kembali.”
Namun, Menteri Pertahanan AS Jim Mattis mengatakan pada pekan lalu, bahwa tidak ada perubahan kebijakan yang keluar dari KTT itu. Memo pemerintah AS secara eksplisit mengatakan bahwa proposal Rusia bukanlah “hasil” dari pembicaraan Trump-Putin, tetapi memperingatkan bahwa para pejabat Rusia mencoba untuk menyajikannya secara berbeda.
“Para diplomat dan pejabat Rusia lainnya juga telah terlibat dalam kampanye agresif untuk menggambarkan inisiatif di ibu kota lainnya, dan mengesankan bahwa itu adalah hasil dari pertemuan AS-Rusia di Helsinki, yang sebenarnya bukan (hasil pertemuan Trump-Putin), sekali lagi, bukan,” kata memo tersebut.
Surat permohonan Rusia yang dikirim kepada Dunford merekomendasikan Amerika Serikat, Rusia, dan Yordania untuk menggunakan kembali sebuah pusat yang dirancang untuk memantau perjanjian gencatan senjata tahun 2017, “untuk membentuk komite gabungan guna melaksanakan rencana pengembalian rekonstruksi dan pengungsi,” menurut memo tersebut. Yordania telah menampung lebih dari 650 ribu pengungsi Suriah.
Surat Rusia tersebut juga menunjukkan bahwa Amerika Serikat dan Rusia membentuk kelompok bersama untuk membiayai renovasi infrastruktur di Suriah, menurut memo AS.
Pelaporan tambahan oleh Christian Lowe di Moskow; Penyuntingan oleh Warren Strobel; Mary Milliken dan Alistair Bell.

Tolak Sangsi AS, Strategi Erdogan Bergandengan Tangan dengan Iran Demi Melawan AS

Turki menentang sanksi yang diterapkan AS kepada Iran.


Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan sebelum bertolak ke Afrika Selatan untuk menghadiri KTT BRICS menuturkan, Iran adalah mitra strategis Turki, dan desakan agar Ankara memutuskan hubungannya dengan Teheran, bertentangan dengan pemahaman kami tentang kedaulatan negara.

“Memutuskan hubungan dengan mitra global strategis, bertentangan dengan pemahaman kami tentang kedaulatan. Iran adalah tetangga dan mitra strategis kami. Ada begitu banyak perkembangan berdasarkan keuntungan bersama,” kata Erdogan sesaat sebelum bertolak ke Afrika Selatan, Rabu (25/7/2018).

Sebelumnya, Washington menyeru pada seluruh sekutunya untuk memutus impor minyak Iran pada November mendatang. Hal itu menyusul keputusan Trump untuk keluar dari kesepakatan nuklir dengan Iran pada Mei lalu.

Para pejabat AS bertemu dengan perusahaan-perusahaan Turki pada 19 Juli dan dengan pejabat-pejabat dari Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, dan Bank Sentral Turki pada 20 Juli untuk membahas sanksi-sanksi baru untuk Iran.

Banyak perusahaan Turki yang merupakan rekan perdagangan utama dengan Teheran.

Pengumuman AS pada Mei yang menyatakan negara tersebut akan menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan menjatuhkan sanksi-sanksi baru telah mengundang kritik dari seluruh dunia.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, Selasa (24/7) dalam jumpa pers bersama dengan sejwatnya dari Azerbaijan menyinggung penentangan Turki atas sanksi Amerika terhadap Iran.

Ia mengatakan, Turki tak harus mengikuti sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh AS atau Inggris kepada Iran.

Menekankan bahwa Turki menentang sanksi yang diterapkan AS kepada Iran, Cavusoglu berujar, "Kami mengikuti sanksi PBB seperti negara-negara lain, tapi kami tidak harus menerapkan sanksi-sanksi yang dijatuhkan oleh AS atau Inggris soal Iran."

"Kami tidak merasa sanksi-sanksi itu benar. Ini adalah prinsip, bukan karena alasan-alasan lain," kata dia.

Erdogan Tak Mau Ikut Plot AS

Media-media Turki secara serentak memberitakan bahwa Turki akan mulai mengebor sumur minyak domestik PERTAMA pada akhir tahun ini, yang perencanaannya sudah dimulai sejak Mei.

Turki tidak main-main dalam mengebor minyak, karena pencariannya sudah dimulai sejak bertahun-tahun lalu.

Ini penting. Sebab, Turki mengimpor hampir 100% kebutuhan migasnya.

Saat sanksi Iran akan diberlakukan, Turki menjadi satu dari segelintir negara anggota sekutu NATO yang menolak menghentikan impor minyak dari Iran. Selain alasan rasional, juga karena alasan strategis.

Alasan rasionalnya, impor minyak dari negara selain Iran akan menaikkan import costs, karena jaringan pipa migas hanya dari Iran dan Rusia yang langsung ke Turki. Kalau dari negara lain harus pakai tanker. Kalau pakai tanker maka Turki harus memperbesar depot penampungan minyak, dan pendistribusian domestik akan harus diatur ulang. Ribet.

Alasan strategis, alternatif satu-satunya pengganti impor dari Iran adalah Saudi, karena hanya Saudi yang bersedia menaikkan produksi minyak secara cepat. Aljazair dan Rusia belum tentu bersedia, serta Qatar tak feasible (tak memungkinkan) secara bisnis.

Ada pertanyaan: Iran itu syiah, kenapa Erdogan yang sunni memilih mengimpor dengan iran? (kejahatan Rafidhah Syiah Iran ?) Karena dengan Iran, sejauh ini terbukti impor migas massif yang Turki lakukan (hampir setengah konsumsi migas Turki ditopang impor dari Iran) tak mencegah Erdogan untuk tegas dengan negeri para mullah itu dalam berbagai isu. 
Tulisan ini menyembunyikan kejahatan Kufar Majusi Syiah Rafidhah Iran terkait Pembantaian Jutaan Ahlus Sunnah  di Iraq, Syam, Yaman dan di Iran. Kedengkian Media Islam (?) terhadap KSA, Menghalalkan segala cara. Tipikal Hizbiyyun. Silahkan Search di lamurkha.blogspot.com

Dan masalahnya, Saudi sekarang berada di "ketiak" AS, segala perintah AS langsung dilaksanakan Ben Salman. Bila Turki menjadi bergantung pada impor minyak dari Saudi, maka secara tak langsung AS akan mampu menekan Turki melalui tangan-tangan Saudi, yakni impor migas yang bisa dipermainkan. Bila Turki "manut" pada sanksi dan mengimpor migas dari Saudi, maka sama saja menyerahkan kedaulatan energi pada AS.

Inilah sebabnya, meski Turki-Iran bersaing dalam segala hal, Turki menolak sanksi yg dijatuhkan pada Iran. Karena Erdogani itu sudah memprediksi, AS menggunakan taktik "kill two birds with one stone" (membunuh dua burung dengan sekali lemparan). Bahasa Indonesianya, sekali mendayung dua-tiga pulau terlampaui. Sekarang targetnya Iran, tapi nanti habis Iran Turki yang jadi sasaran.

Dalam konteks kasus ini, tiba-tiba Turki mengumumkan akan mulai mengebor blok/sumur migas pertama mereka pada "akhir" 2018, bertepatan sanksi AS pada Iran dimulai. Ini merupakan taktik Turki untuk memiliki cadangan minyak sendiri, karena bila berlarut-larut memang sanksi itu akan "mematikan" impor migas dari Iran.

Secara tak langsung, Erdogan ingin menunjukkan bahwa ia dan AKP sudah "siap" akan makar-makar yang dijalankan AS. Apalagi kalau pengeboran ini berhasil mengurai cadangan besar, maka posisi Erdogan akan lebih menguat, karena impor dan defisit perdagangan akibat impor migas akan mampu dikurangi secara drastis. 
Inilah yang membuat AS panic (??).


Raja Salman Bin Abdul Aziz Dan Komitmennya Terhadap Syariat Islam
Raja Salman bin Abdul Aziz : Konstitusi Kita adalah Kitab Allah dan Sunah Nabi-Nya. Pujian Para Ulama Terhadap Pemerintah Arab Saudi
Raja Salman: Kami Tidak Akan Membiarkan Ada Yang Mengutak-Atik Persatuan Arab Dan Islam
Raja Salman: Qur’an dan Sunnah Rasul Benteng Utama Hindari Korupsi ( ما شاء الله)
Dakwah Tauhid Pondasi Kemuliaan Politik Negara Islam, Kontribusi Wahabi Terhadap Kekuatan Arab Saudi
Pembelaan Atas Negeri Saudi (Sunni Salafy) Pendukung Manhaj Salaf Dan Kembali Pada Al Haq
Raja Salman: Seorang Visioner Sejati Dengan Kebijakan Tegas
Saudi Arabia Negeri (Islam) Percontohan Dalam Penegakan Tauhid Dan Sunnah, Wajib Berta’awun (Bekerja Sama) Dengannya. Inilah Aqidah Raja Saudi Arabia. Ada Pilihan Lain ?
Tidak Ada Negara Islam Berani Menghadapi Kezhaliman Seperti Saudi Arabia. Begundal Liberal, Takfiri, Dan Shafawi Tidak Bisa Bersatu Kecuali Untuk Membenci Negeri Haramain. Saudi Masuk Suriah, Perlawanan Mulai Berimbang !
Saudi Arabia Memimpin Umat Islam Memerangi Syi’ah. Wajib Atas Setiap Muslim Di Seluruh Belahan Dunia Untuk Bekerjasama Dengan Pemerintah Arab Saudi. Syukur Dan Dukungan Terhadap Kerajaan Islam Saudi Arabia.
Bagaimanakah POTRET NEGERI WAHABI. Melihat Indahnya Kehidupan Masyarakat di Negeri Wahabi (Negeri yang menerapkan syariat Islam), tulisan ini menjadi pelajaran bagi antum yang kontra terhadap dakwah syeich muhammad bin abdil wahhab rahimahullah.

Mana Realisasinya ????
Tak Tahan Lihat Serangan Rusia di Suriah, Erdogan Ancam Putus Hubungan dengan Rusia (Pembual, dia pernah juga ancam yang sama terhadap Israel dan USA, ciri-ciri orang Munafik).
Turki Ancam Putus Hubungan Jika AS Jadikan al-Quds Sebagai Ibu Kota Israel
Erdogan Ancam Akan Putuskan Hubungan Dengan AS, Kenapa?
Menanti Bukti Ancaman Erdogan Putus Hubungan dengan Israel

Bebaskan Syam dengan Jihad Jiwa dan Harta. Munafiq, banyak “aksi Palestina (Jerusalem)”, Bisu dan Tuli terhadap kekejian rezim syi’ah (Syam) Bashar Asaad.
Menggulingkan Rezim Syi’ah Bashar Assad Saat Ini Menjadi Prioritas Mendesak Yang Lebih Utama Dari Jihad Di Palestina. “Keberadaan Rezim Diktator Keji Seperti Rezim Syi’ah Al Assad Merupakan Tikaman Didada Dan Jantung Palestina, Dan Kematian Diktator Adalah Awal Dari Jalan Menuju Kemenangan Palestina (Al Aqsha).” Kamuflase Orang-Orang Yang Berasyik Mansyuk Dengan Syi'ah "Banyak Aksi" Soal Jerusalem.
Konflik Jangka Panjang Israel-Palestina (Zionis VS Islam) Bisa Terjadi Pada Suriah Sebagai 'Palestina Baru' (Majusi Syi’ah VS Islam).
Mumtaz ! Sebut Rusia Sebagai Musuh, Oposisi Suriah Tolak Hadir Di KTT Sochi (Rusia). Si Endorgan Menggunting Dalam Lipatan, Bersama Komunis Rusia Dan Majusi Iran Ikut Membantai Mujahidin Ahlus Sunnah Syam !
Bukti Syi’ah Bukan Islam, Pembantai Keji Ahlus Sunnah, Rezim Bashar Asaad Rafidhi Bersama Komunis Dan Kufar (China, Rusia, Kamboja, Laos, Filipina, Vietnam, Belarus, Dan Zimbabwe) Mendukung Rezim Kufar Budha Myanmar Membantai Dan Memperkosa Muslim (Ahlus Sunnah) Rohingnya.
Posisi Tegas Arab Saudi Terhadap Palestina Sejak 1935 Hingga Sekarang. KSA Tidak Punya Hubungan Diplomatik Dengan Israel, Iran Dan Suriah, Penjagal Ahlus Sunnah Syam. Dalam Perang Arab-Israel 1973, Iran Dan Turki Memihak Zionis Israel. Mengikuti Cara Umar Bin Khatab RA Dan Sultan Salahuddin Al Ayyubi, Habisi Dulu Majusi Syi’ah Baru Al Quds.
“Al Akhfiya” (Orang-Orang Yang Tidak Suka Popularitas) Adalah Keanehan ! Banyak Digemari Monasiyun, Retorikayun, Spandukiyun, Youtubiyun !
Mustahil Ahlus Sunnah Bisa Menguasai Al Quds (Al Aqsha) Sebelum Mengusir Syi’ah Dari Syam (Suriah Dan Sekitarnya), Seperti Yang Dilakukan Salahuddin Al Ayyubi. Syiah Mengingkari Al-Quds (Kamuflase) Dan Dendamnya Karena Penaklukan Oleh Umar RA. Dalam Perang Arab-Israel, Syiah Menggunting Dalam Lipatan. Penguasaan Israel Karena Peran Syiah.