Setiap tanggal 10
Muharram, masyarakat dunia akan disajikan sebuah ritual berdarah yang
mengerikan. Ritual tersebut dilakukan oleh kelompok yang menyebut diri mereka
Syiah, penolong keluarga Nabi. Mereka lakukan ritual tersebut sebagai bentuk
ratapan dan “duka” yang mendalam atas kematian Husein‘alaihissalam, padahal
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
ليس منا من ضرب الخدود أو شق الجيوب أو دعا بدعوى الجاهلية
“Bukan termasuk
golongan kami mereka yang (meratapi kematian dengan) menampar-nampar pipi,
merobek-robek saku baju, dan mengucapkan kalimat-kalimat ala jahiliyah.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Islam adalah agama yang
penuh rahmat yang tidak mengajarkan kecuali kebaikan, Islam melarang meratapi
kematian -yang merupakan bagian dari takdir Allah- dengan menampar-nampar pipi,
merobek saku baju, dan mengucapkan kalimat-kalimat yang buruk sebagai
pelampiasan emosi, apalagi memukul kepala dengan pisau dan pedang, mencambuki
badan dengan rantai, dan mengucapkan kalimat kekufuran.
Lalu bagaimana ahlul
bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallammenanggapi ritual ini. Berikut
kami kutipkan perkataan keluarga Nabi terkait peristiwa ini dari buku-buku
Syiah.
Ali bin Husein (putra Husein
bin Ali)
Ali bin Husein
menyaksikan langsung bagaimana ayahnya, Husein bin Ali, tewas di Karbala.
Ketika memasuki kota Kufah setelah ayahnya tewas, ia mengatakan, “Wahai orang-orang
Kufah, aku bersumpah kepada Allah, sadarkah kalian bahwa kalian telah menulis
surat (janji berbaiat pen.) kepada ayahku
namun kalian menipunya?! Kalian memberinya janji dan baiat, tapi kalian sendiri
membunuhnya?! Celakalah kalian! Apa yang akan kalian perbuat dan apa yang ada
di benak kalian ketika kalian dipertemukan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (di akhirat)?! Ketika
beliau mengatakan, ‘Kalian bunuh darah dagingku! Kalian nodai kehormatanku!
Kalian bukanlah umatku!’ (al-Ihtijaj oleh ath-Thabrasi, Hal. 32)
Suatu hari, Ali bin
Husein melwati sekelompok orang yang menangisi dan meratapi kematian Husein dan
keluarganya. Lalu ia mengatakan, “Kalian meratapi dan menangisi kami (ahlul bait)? Siapakah yang membunuhi kami?” (al-Malhuf, Hal. 68). Pembunuh Husein telah penulis jelaskan
di kisah syahidnya Husein.
Ummu
Qultsum binti Ali (saudara perempuan Husein)
Ummu Qultsum mengatakan, “Wahai penduduk Kufah, keburukan bagi kalian.
Mengapa kalian berkhianat kepada Husein lalu membunuhnya?!” (Nafasu al-Mahmum, Hal. 363)
Zainab bin
Ali (saudara perempuan Husein)
Ketika melihat penduduk Kufah (Irak) menangis dan meratap, ia mengatakan,
“Diamlah kalian wahai penduduk Kufah! Laki-laki dari kalangan kalian yang
membunuh namun perempuan-perempuan kalian yang menangisi?! Pemberi keputusan di
hari urusan-urasan diselesaikan (hari kiamat pen.) antara kami (ahlul bait) dan kalian adalah Allah.” (Nafasu al-Mahmum, Hal. 365)
Ulama-ulama
Syiah Berbicara Tentang Pembunuh Husein
Murtadha al-Muthahhiri -seorang filosof Syiah- mengatakan, “Tidak diragukan
lagi, bahwasanya penduduk Kufah adalah Syiah-nya Ali dan orang-orang yang
membunuh Imam Husein adalah Syiah-nya sendiri.” (Malhamatu al-Huseiniyah,
Jilid: 1, Hal. 126). Ia juga mengatakan, “Husein itu terbunuh di tangan umat
Islam sendiri, yakni di tangan orang-orang Syiah. Hanya berselang 50 tahun saja
setelah wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
(Malhamatu al-Huseiniyah, Jilid: 3 Hal. 64)
Husein bin Ahmad al-Buraqi an-Najafi mengatakan, “Diantara kejahatan
penduduk Kufah adalah, mereka menghina Hasan bin Ali‘alaihissalam dan
membunuh Husein ‘alaihissalam, setelah mereka
mengundang Husein (ke Kufah).” (Tarikh Kufah, Hal. 113)
Mereka mengkalim mencintai keluarga Nabi dan menanamkan doktrin permushan
kepada masyarakat awam, Ahlussunnah adalah orang-orang yang tidak memuliakan
keluarga Nabi bahkan berbuat zalim terhadap mereka. Namun ternyata mereka
sendiri yang membunuh keluarga Nabi, membunuh Husein dan 18 orang ahlul bait
yang wafat bersama Husein, shalawat dan salam untuk mereka semua.
Ibrahim an-Nakha’i rahimahullah mengatakan,
“Seandainya aku tergabung dalam pasukan yang membunuh Husein, kemudian aku
masuk ke dalam surga, niscaya aku sangat malu untuk bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (Mu’jam
al-Kabir, 3: 112).
Inilah yang selalu digembar-gemborkan oleh orang-orang yang mengaku
pengikut ahlul bait (baca: Syiah) pada hari ini. Mereka katakan Ahlussunnah
telah merampas hak keluarga Nabi, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Bani Umayyah,
mereka semua merampas hak kepemimpinan dari keluarga Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam, padahal apa yang telah dilakukan oleh generasi awal Syiah? Mereka
mengundang Husein ke Kufah (salah satu kota di Irak) untuk “memberikan” hak
kepemimpinan padanya, namun ternyata mereka menghianatinya dan membunuhnya.
Inikah yang mereka ratapi di peringatan Karbala, setiap 10 Muharram?!
Allahummaa
shallai wa sallam ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa aali baitihi ajma’iin
Ditulis oleh Nurfitri Hadi
Artikel KisahMuslim.com
Artikel KisahMuslim.com