Kedah – Berbeda halnya dengan Indonesia,
Khotib Jum’at di Malaysia secara terang-terangan menyinggung masalah kesesatan
Syiah.
Ahli Jawatan Kuasa Persatuan Ulama Kedah, Abdullah bin
Din, mengajak masyarakat Malaysia mewaspadai bahaya Syiah dalam khutbah
Jum’atnya hari ini (22/11) di Masjid Al Hadi, Kedah.
Ulama Muda lulusan Yordania ini menilai ajaran Syiah bertentangan
dengan Islam. Dengan ideologi takfirinya, Syiah justru mengkafirkan para
sahabat Nabi yang mulia seperti Abu Bakar, Umar, dan Usman.
”Mereka juga menuduh para istri Nabi Muhammad telah
melakukan Zina,” tutur Muhammad Pizaro yang sedang melakukan Roadshow bukunya
di Malaysia menirukan ucapan Abdullah bin Din dalam khutbahnya di hadapan lima
ratus jamaah.
Ketua Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) Kedah ini
menilai Ahlussunah dan Syiah adalah dua ajaran yang berbeda. Karena ajaran
Syiah jelas bertentangan dengan Islam dari segi pokok ajaran.
Dia pun mencontohkan kasus gugatan cerai dari perempuan
penganut Syiah kepada suaminya yang seorang Ahlussunah.
”Mereka akhirnya bercerai dan istrinya menikah dengan
seorang Syiah,” ujarnya menjelaskan peristiwa yang baru-baru ini terjadi di
Kedah.
Sementara itu, Ketua Pertubuhan Solidariti Masyarakat
Malaysia, Musthafa Mansor mengatakan, penjelasan bahaya Syiah lewat mimbar
Jum’at memang menjadi pemandangan umum di Malaysia.
”Itu berlaku di seluruh Malaysia untuk menyadarkan bahaya
Syiah kepada warga Malaysia,” ujarnya, Jum’at (22/11).
Selain upaya menyadarkan masyarakat, Ulama Malaysia
memang menjadi garda terdepan untuk mendesak pemerintah agar tegas terhadap
tokoh-tokoh penyebar ajaran Syiah.
”Di Malaysia, Syiah dilarang. Tapi kami melihat
pemerintah harus lebih tegas untuk menangkap tokoh-tokoh Syiah,” pungkas pria
kelahiran Perak ini.
seperti di Indonesia !!!
Bedah Buku
‘Zionis-Syiah Hantam Islam’ di Malaysia Diwarnai Pengrusakan
Kedah – Acara bedah buku “Zionis-Syiah Bersatu
Hantam Islam” yang ditulis oleh jurnalis muslim Muhammad Pizaro Novelan Tauhidi
di Malaysia diwarnai pencabutan pamflet dan perusakan mobil salah seorang
jamaah kajian.
Bedah buku yang diselenggarakan di Masjid Arrahmah Taman
Wira, Kedah, Malaysia itu merupakan bagian dari rangkaian perjalanan dakwah
Muhammad Pizaro ke berbagai wilayah nusantara, termasuk Indonesia, Malaysia
hingga Thailand Selatan.
Menurut Syimir, salah seorang panitia penyelenggara roadshow bedah buku tersebut mengatakan, ada
dua pamflet bedah buku yang hilang dari mesjid tersebut.
“Takmir masjid melihat ada orang yang gunting pamflet itu
saat pagi dan petang,” ujar Syimir kepada Kiblatnet, Selasa 19 November 2013.
Selain pamflet yang dirusak, saat acara bedah buku
berlangsung, salah satu mobil jamaah masjid yang tengah mengikuti kajian bedah
buku tersebut mengalami pengrusakan pada mobilnya.
“Kaca mobil milik jamaah masjid dipecahkan, bahkan
laptopnya diambil. Jama’ah yang dirusak mobilnya itu lapor ke imam masjid
Ar-Rahmah,” ujar Syimir.
Acara kajian bedah buku itu dimulai sejak pukul 19.30
waktu setempat. Panitia acara menduga kejadian pengrusakan itu berlangsung saat
acara tengah dilaksanakan.
“Dia baru sadar usai kajian dan melihat mobilnya sudah
hancur,” ujarnya lagi.
Acara bedah buku “Zionis-Syiah Bersatu Hantam Islam” ini
tengah digencarkan oleh para pegiat dakwah di nusantara. Setelah dilaksanakan
di beberapa kota di Indonesia, Pizaro melebarkan sayap dakwahnya hingga ke
negeri tetangga. Sejak 15 November lalu dirinya berada di Malaysia dan kawasan
muslim Pattani di Thailand Selatan untuk memberikan pemahaman bahaya ajaran
syiah.
Kepada Kiblatnet, Muhammad Pizaro mengatakan bahwa
kawasan nusantara memiliki peran penting dalam menangkal bahaya ajaran syiah
yang dapat merusak ajaran Islam.
“Malaysia memiliki peran penting dalam menjaga akidah
ahlusunnah wal jamaah di tanah Melayu. Hal ini dapat dilihat dari kebijakan
kementerian dalam negeri Malaysia yang melarang syiah. Begitu juga dengan jakim
(MUI-nya Malaysia, red),” ujar Pizaro. [sdqfajar]
Habib Rizieq Shihab [Wallahu A'lam Bishawab] Dukung
Undang-undang Pelarangan Ajaran Syiah di Indonesia
Bekasi – Habib Rizieq Shihab mendukung adanya peraturan atau undang-undang yang
melarang aliran syiah menyebarkan ajarannya di Indonesia. Hal itu disampaikan
oleh tokoh Front Pembela Islam dalam acara “Seminar Mengurai Problema
Sunni-Syiah dalam Perspektif Ukhuwah” di Islamic Centre Bekasi pada Rabu pagi
(11/12).
Habib Rizieq
mengutarakan bahwa pernah ada Muktamar Sunni-Syiah pada 21-22 Januari 2007 di
Doha, Qatar. Pada pertemuan itu para tokoh menyimpulkan tiga poin penting.
Pertama, dilarang menghina atau melecehkan segenap
ahlul bait Nabi Saw termasuk seluruh istrinya. Seluruh sahabat Nabi tanpa
terkecuali.
“Ini sudah menjadi kesepakatan, gak boleh ada lagi yang menghina keluarga Nabi,
sahabat Nabi tanpa terkecuali. Kalau mau berdialog, bersaudara, bertoleransi
maka poin pertama ini harus ditepati oleh semua pihak,” ujar Habib Rizieq dalam
kesempatannya.
Yang
kedua, dan ini tidak
kalah pentingnya, tekan Habib Rizieq. Dilarang melakukan misionarisme ajaran
tertentu di wilayah yang lain [?? perlu diperjelas, red] . Indonesia ini negeri Ahlu sunnah waljamaah. Oleh
karenanya, orang-orang syiah tidak boleh melakukan misionaris syiah di
Indonesia.
“Jadi, saya
setuju dengan apa yang disampaikan Dr. Kamal tadi. Kalau di Malaysia ada
undang-undang yang melarang syiah untuk menyebarkan ajarannya. Mestinya di
Indonesia juga dibuat undang-undang yang sama,” ujar Habib yang disahuti
teriakan takbir para hadirin.
“Tidak boleh
saudara, syiah menyebarkan ajarannya di negeri sunni. Itu akan menimbulkan
konflik. Begitu juga sebaliknya, gak ada kan cerita orang sunni ke Iran untuk mensunnikan Iran [ ?? sebaiknya dakwah ke Iran,red]. Gak ada sodara,” tegasnya lagi.
Habib
menjelaskan bahwa di Iran itu penduduknya mayoritas beragama syiah. Jadi tidak
boleh Ahlusunnah disana memaksakan ajarannya kepada orang syiah di Iran. Ia
mempersilahkan jika Iran membuat peraturan melarang ajaran Ahlusunnah di
negaranya [ ????? ].
“Tapi kita juga punya hak untuk bikin aturan. Indonesia
merupakan negeri Ahlusunnah wal jamaah. Selain Ahlusunnah wal jamaah, tidak
boleh menyebarkan ajarannya di Republik Indonesia,” seru habib Rizieq diiringi
pekikan ‘Allahu Akbar’ dari para jamaah.
Kemudian yang ketiga, mendorong para ulama
untuk menggalakkan dialog. Jika ini terlaksana dengan baik. Maka, tidak akan
ada lagi perpecahan yang terjadi.
Habib Rizieq menukil pernyataan Syaikh Yusuf Qardhawi
yang kecewa terhadap syiah yang selalu melanggar komitmen. ”Anda boleh tinggal
di negeri sunni kami tidak larang. Anda ingin mengamalkan ajaran anda silahkan.
Tapi kenapa minoritas sunni di negara anda (Iran, red) kok diganggu? Sehingga
sulit untuk menjalankan keyakinannya. Kami tidak pernah berusaha mensunnikan
negeri syiah. Lalu kenapa anda mengirim dai-dai anda para misionaris untuk
mensyiahkan negeri sunni?? Kalau itu yang anda lakukan berarti anda tidak
serius membangun dialog peradaban sunni dan syiah,” ujar Habib mengutip
perkataan Syaikh Yusuf Qardhawi.
“Kenapa di masyarakat bawah masih ada yang mencaci
sahabat, bahkan hingga tingkat pimpinan menerbitkan dan menerjemahkan
kitab-kitab yang mencela sahabat dan istri Nabi Saw. Bahkan disebarluaskan di
negeri Sunni. Kalau begini caranya, kata Yusuf Qardhawi. Saya mundur! Anda
hanya memanfaatkan kami untuk menyebarluaskan ajaran syiah”.
Berdasarkan pemantauan Kiblatnet di lapangan, Habib
Rizieq dipasangkan bersama Prof. Dr. Kamaluddin Nurdin, peneliti syiah
Malaysia. Ratusan pesertsa seminar tampak memadati ruangan diskusi Islamic
Centre Bekasi. Acara berakhir sekira pukul 11.30, menjelang shalat dzuhur.
[sdqfajar]