Thursday, March 19, 2015

Cara Syiah Menipu Kaum Muslimin

Habib Zein Al-Kaff Beberkan Cara Syiah Menipu Kaum Muslimin

Syiah merupakan aliran sesat dan menyesatkan. Keberadaan Syiah menjadi bahaya yang harus selalu diwaspadai umat Islam di Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Habib Ahmad Zein Al-Kaff, Pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis Tinggi NU Jawa Timur dalam acara kajian ilmiah bertajuk ‘Mengapa Syiah Bukan Islam?’ di Gedung Al-Irsyad, Surakarta, pada Ahad, 2 Februari 2014.
Menurut Habib Zein, Syiah yang berkembang di dunia ini ada tiga.Pertama, Syiah Zaidiyah yang banyak didapati di Yaman Utara, hanya saja Syi’ah Zaidiyah ini tidak berkembang. Bahkan, banyak kelompok Zaidiyah yang akhirnya memberikan loyalitasnya kepada Iran. Hal ini tidak lepas dari gelontoran dana besar dari Negara Persia ini.
Kedua, Syiah Ismailiyah yang berkembang di India dan Pakistan. Sekte Ismailiyah kemudian menelurkan sekte sesat lainnya, seperti Syiah Nushairiyah dan Druze.
Ketiga, Syiah Imamiyah atau Ja’fariyah, mereka biasa mengatasnamakan diri mereka dengan sebutan ‘Madzhab Ahlul Bait’. Ajaran Syiah ini berpusat di Iran. Setelah revolusi 1979, mereka melakukan ekspansi ajarannya ke negeri-negeri kaum muslimin termasuk Indonesia.
Ketua Yayasan Al-Bayyinat ini menyatakan bahwa Syiah menjadi ajaran yang sangat kuat dan berbahaya karena mereka didukung negara Iran.
“Iran menggelontorkan dana secara besar-besaran, ada yang dihubungi langsung atau ada juga yang diundang ke Iran kemudian ditunjukkan keberhasilan mereka.” ujar Habib Zein, seperti dilansir dari an-najah.net pada Senin.
Sementara, ajaran Syiah juga berkembang di Indonesia. Penganut Syiah di Indonesia adalah Syiah Imamiyah yang mengatakan bahwa mereka memiliki 12 imam.
“Syiah yang ada di Indonesia adalah Syiah Imamiyah atau Ja’fariyah yang biasa mengatasnamakan madzhab ahlul bait,” katanya.
Tipuan Syiah
Habib Zein menegaskan banyak tokoh Islam yang ditipu oleh Syiah. Syiah menawarkan pendekatan dan ukhuwah antara Sunni dan Syi’ah. Namun di sisi lain, mereka menyembunyikan informasi ulama-ulama Ahlussunnah di Iran dibunuh, dipenjara dan masjid ahlussunnah dirobohkan. Padahal, sinagog dan gereja banyak didapati di Iran.
“Di Teheran itu banyak sinagog dan gereja, tetapi masjid Ahlussunnah dirobohkan,” tegasnya.
Habib juga menjelaskan jika Iran gencar memberikan beasiswa kepada kaum muslimin. Sayangnya, banyak orang yang mengambil beasiswa tersebut tanpa melihat latar belakang siapa sponsor beasiswanya. Sehingga, banyak alumni Iran ketika kembali ke Indonesia menjadi murtad dari ajaran Islam dan menyebarkan ajaran Syiah.
Selanjutnya, tipuan lain yang sering digemakan oleh Syiah adalah seruan kepada ahlussunnah untuk menjaga Ukhuwah Islamiyah. Cara ini digunakan oleh kelompok Syiah ketika dalam kondisi minoritas. Namun, hal itu tidak berlaku jika Syiah berkuasa atau penganutnya mayoritas, seperti yang terjadi di Iran, Suriah dan Irak. Di wilayah tersebut, kaum muslimin diintimidasi, didzalimi bahkan dibunuh.
“Ukhuwah Islamiyah itu bagus bisa dilakukan jika sesama Islam seperti NU dengan Muhammadiyah, pengikut Madzhab Syafi’i dengan Madzhab Hanafi karena perbedaan mereka di dalam furu’ (hal-hal cabang) bukan ushul (pokok ajaran). Berbeda dengan Syiah. Antara Ahlussunnah dengan Syiah tidak bisa bersatu karena mereka itu berbeda dalam ushul. Kalau Muhammadiyah, NU, Al-Irsyad itu masih satu rumah, berbeda dengan Syiah” tegasnya.
Ia menambahkan, Syiah juga menggunakan tokoh-tokoh yang telah dicuci otaknya untuk mengajak dengan menggunakan metode taqrib(pendekatan Sunni dan Syiah, red). “Taqrib ini mereka pakai tatkala mereka minoritas. Hal (taqrib) ini tidak terjadi di Iran,” tambahnya. [sdqfajar]

Habib Zein Al-Kaff: Habib yang Jadi Syiah, Pengkhianat Rasulullah

Di Indonesia, para cucunda keturunan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu’anhu, kerap dijuluki Habib. Gelar ini begitu disakralkan oleh sebagian kalangan umat Islam. Namun, para Habib yang mengikuti ajaran Syiah sejatinya adalah para pengkhianat Ahlul Bait.
Hal itu disampaikan oleh Ust. Habib Ahmad Zein Alkaff, Pengurus Majelis Ulama’ Indonesia (MUI) Jawa Timur dan Majelis Tinggi NU Jawa Timur, dalam Kajian Ilmiah ‘Mengapa Syiah Bukan Islam?’ di Gedung Al-Irsyad, Surakarta, Ahad, 2 Februari 2014.
Habib Zein menegaskan bahwa menggeneralisir semua Habib itu Syiah merupakan sebuah kesalahan. Karena di dalam lingkungan para habaib, ahlubait (cucunda keluarga Nabi, red) yang menjadi Syi’ah tidak digolongkan sebagai Habib. Bahkan, menurut literatur sejarah, para pendahulu mereka dari kalangan habaib berhijrah dari Bashrah -negeri yang subur- menuju Hadramaut -negeri yang tandus- dalam rangka menyelamatkan anak keturunannya dari fitnah Syiah yang berkembang di Bashrah.
“Kalau ada Habib yang menjadi Syiah, maka telah berkhianat kepada datuknya (Rasulullah Saw). Kalau ada Habib tidak berjalan diatas jalan Habib dia bukan Habib, tetapi mereka mantan Habib,” tegasnya seperti dikutip Kiblat.net dari an-najah.net pada Senin.
Ketua Yayasan Al-Bayyinat memaparkan bahwa Syiah telah melakukan kedustaan. Syiah mengklaim mencintai ahlulbait padahal dalam tindakannya sama sekali tidak mencerminkan kecintaan  terhadap Ahlulbait.
Mengapa Syiah bukan Islam?
Untuk mengetahui kesesatan Syiah, tokoh MUI Jawa Timur ini menganjurkan pada aktifis Islam untuk merujuk kepada kitab-kitab induk mereka. Sebagaimana kalau kita ingin mengkaji ahlussunnah maka harus memakai kitab-kitab ahlussunnah, demikian pula kalau kita ingin mengkaji kristenisasi, komunimisme maka juga harus menggunakan kitab-kitab mereka.
Habib Zain menjelaskan bahwa Syiah bukan Islam karena aqkidah mereka bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Pertama, karena rukun iman Syiah berbeda dengan rukun Islam. Rukun iman Syiah ada 5, sementara rukun Iman umat Islam ada 6. “Konsekuensi dari keimanan ini maka saling mengkafirkan, Syiah mengkafirkan ahlussunnah dan ahlussunnah mengkafirkan Syiah,” ungkapnya.
Kedua, perbedaan dalam rukun Islam. Kalau rukun Islamnya orang Syiah itu shalat, shaum, zakat, haji dan wilayah. Sedangkan rukun Islamnya ahlussunnah itu syahadatain, shalat, puasa, zakat, dan haji. Sama konsekuensinya saling mengkafirkan.
Ketiga, menurut ajaran Syiah, Al-Qur’an yang dibaca kaum muslimin sudah mengalami muharraf (penyelewengan, red), bisa ditambah dan dikurangi. Padahal Allah secara tegas telah mengatakan, “Sesungguhnya Kami yang telah menurunkan Al-Qur’an dan Kami pula yang menjaganya.” Kitab-kitab Syiah mengatakan bahwa Al-Qur’an telah berubah baik ditambah maupun dikurangi. Bahkan, menurut Syiah, Al-Qur’an yang asli berjumlah 17.000 ayat, tiga kali lipat dari Al-Qur’an yang ada saat ini.
Keempat, mereka mengklaim imam-imam mereka lebih mulia daripada Rasulullah SAW. Menurut Syiah, Imam mereka mempunyai kedudukan yang lebih tinggi di atas Rasulullah Saw. “Seseorang yang mengaku lebih afdhol dari para Rasul, telah keluar dari Islam, inilah akidah Islam,” tegas Habib Zein.
Kelima, mereka mencaci para sahabat. Bahkan, mereka mengkafirkan para sahabat kecuali yang empat orang saja. “Padahal Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an, bahwa Allah ridha kepada mereka dan mereka  pun ridha Allah sebagai Rabb mereka,” ujarnya.
Ulama NU kelahiran tahun 1941 ini mengingatkan agar umat Islam mewaspadai perkembangan Syiah di Indonesia. Karena jika tidak diwaspadai maka apa yang terjadi di Irak, Iran, Yaman, Bahrain akan juga bisa terjadi di bumi nusantara ini.
Untuk mengingatkan bahaya Syi’ah, beliau mengutip Hadits dari Rasulullah SAW: “Apabila timbul fitnah atau bid’ah, dimana sahabat-sahabatku dicaci maki, maka setiap orang yang berilmu diperintahkan untuk menyampaikan ilmunya. Dan barang siapa tidak melaksanakan perintah tersebut, maka dia akan mendapat laknat dari Allah dan dari Malaikat serta dari seluruh manusia. Semua amal kebajikannya, baik yang berupa amalan wajib maupun amalan sunnah tidak akan diterima Allah”.
Umat Islam akan dituntut pembelaannya manakala Rasulullah SAW, para sahabatnya, beserta istri-istrinya dicacimaki oleh siapapun, termasuk Syi’ah.
“Kalau seandainya kita tidak marah ketika istri-istri Rasulullah SAW, mertua Rasulullah SAW, menantu Rasulullah dan juga para sahabatnya dicacimaki dan dikafirkan maka diragukan kecintaannya kepada Rasulullah Saw. Jangan mengaku cinta, jika tidak ada buktinya,” pungkasnya. [sdqfajar]

Anung Al-Hamat: Seluruh Umat Islam Tolak Kesesatan Perayaan Asyura Kaum Syiah

Ketua Forum Study Sekte-Sekte Islam (FS3I) Ustadz Anung Al-Hamat menilai pernyataan bahwa umat Islam yang menolak keberadaan Syiah hanya dari kalangan yang dicap Wahabi merupakan kekeliruan dalam melihat fakta, karena penolakan terhadap ajaran Syiah adalah sikap semua kalangan Ahlus Sunnah wal jamaah.
“Penolakan kesesatan perayaan Asyura yang diadakan kalangan Syiah dilakukan oleh semua umat Islam. Jadi, tidak tepat jika hanya Wahabi yang dianggap menolak Asyura,” katanya kepada Kiblat.net di Jakarta, pada Sabtu (1/11), saat menyikapi ulah pengikut Syiah di jejaring media sosial yang menuduh Wahabi sebagai pihak yang menentang Syiah.
Menurutnya, hal ini bisa dibuktikan dengan penolakan ulama Madura dan Jawa Timur terhadap ajaran Syiah. Sementara, Ulama Madura dan Jawa Timur dikenal bukanlah kalangan Wahabi.
“Bukti lainnya bahwa Syiah ditolak umat Islam adalah MUI Sampang Madura dan Jatim fatwa sesat berkaitan dengan Syiah,” tegas Anung.
Seperti diketahui, puluhan aktivis Islam menggelar aksi simpatik di masjid Baiturrahman Simpang Lima, Semarang usai shalat Jumat, (31/10). Para aktivis yang menamakan dirinya Gerakan Islam Bela Ahlul Bait dan Sahabat (GIBAS) ini membagi-bagikan CD dan buletin kesesatan sekte Syiah.
Mereka juga menolak perayaan Asyura kaum Syiah di Semarang yang rencananya akan digelar pada Senin, 3 November 2014 di Kompleks PRPP (Jateng Fair) di Jalan Anjasmoro, Tawang Mas Semarang.
GIBAS juga memberikan pernyataan sikap terkait perayaan Asyura, mereka menolak jika kelompok Syiah diberikan izin untuk mengadakan acara yang berpotensi memecah belah persatuan umat Islam itu.
Sementara itu, sebuah akun facebook bernama Saleh Aljufri nampak memosting sebuah foto seseorang yang sedang merobek-robek selebaran artikel anti Syiah yang dibagikan oleh GIBAS. Dalam postingan tersebut, akun al Jufri menuliskan kalimat ‘Wahabi Tolol’