Lihat nasib tragis si penghina sahabat nabi, Hasan Syahatah dan di Pakistan :
PWNU Jatim: Indonesia Bumi Ahlusunnah Wal
Jamaah, Siap Berkorban Jika Sahabat dan Istri Nabi Dihina Syiah
Pengurus Syuriah
PWNU Jatim menegaskan bahwa meskipun umat Islam Indonesia terbagi dalam
berbagai organisasi, namun mereka adalah keluarga besar Ahlussunnah Wal Jamaah.
Sementara, Ahlussunnah Wal Jamaah siap
mengorbankan apa saja yang dimiliki untuk membela pemimpin Islam, sahabat dan
istri Nabi jika mereka dihina, seperti yang dilakukan oleh Syiah.
“Indonesia ini adalah bumi Ahlussunnah Wal
Jamaah,” kata KH Habib Achmad Zein Al Kaff, di hadapan perwakilan Komisi VIII
DPR RI pada Rabu (03/02).
Ulama yang juga Anggota Komisi Ukhuwah
Islamiyah MUI Jawa Timur ini menyatakan bahwa memang umat Islam di Indonesia
terbagi dalam berbagi organisasi. Sejumlah organisasi seperti Nahdlatul Ulama
(NU), Muhammadiyah, Al-Irsyad, Rabithah Alawiyah, Dewan Dakwah Islamiyah,
Majelis Mujahidin, FPI dan Persis, menjadi wadah mereka.
“Namun mereka adalah keluarga besar Ahlussunnah
Wal Jamaah,” tegasnya.
Di hadapan anggota DPR tersebut Habib Zein juga
menerangkan fakta bahwa para mantan pelajar asal Iran dan santri yang belajar
di Pondok Pesantren Syiah, telah berani menghina orang-orang yang dimuliakan
umat Islam. Mereka menyebut para sahabat telah murtad dan menuduh istri-istri
Nabi dengan tuduhan keji.
“Inilah yang mengakibatkan terjadinya hal-hal
yang tidak kita inginkan,” imbuhnya.
“Sikap kami Ahlussunnah Waljamaah tegas, kami
siap berkorban apa saja baik harta benda maupun jiwa raga kami demi membela
mereka,” pungkasnya.
Awas! Jangan Berani Lecehkan Sahabat dan
Keluarga Nabi di Negara ini
KIBLAT.NET, Khortum – Pemerintah Sudan kembali
membuat gebrakan baru untuk menghadang aliran sesat. Baru-baru ini, negara
Afrika Utara itu mengesahkan Undang-undang yang mengkriminalisasikan para
pencela sahabat dan istri Nabi Muhammad SAW. [ kapan kita menirunya ?? ]
Dilansir dari portal akhbarak.net, Senin
(26/01), Majelis Nasional Sudan meloloskan undang-undang pelecehan sahabat,
istri dan keluarga Nabi Muhammad. Peraturan baru itu mengancam hukuman 5 tahun
penjara hingga hukuman mati bagi penghina sahabat Nabi.
Menurut kantor berita resmi Sudan, Sauna,
Komite Legislasi, Hukum dan HAM Sudah telah mengajukan proposal kepada Dewan
untuk membuat amandemen KUHP tahun 1991. Amandemen itu berisi kriminalisasi
seluruh pelaku penghinaan dan pelecehan terhadap para sahabat, istri dan
keluarga Nabi.
Dalam Amandemen itu, pelaku penghinaan diancam
hukuman lima tahun penjara. Jika kembali melakukan, pelaku diancam hukuman
mati.
Berdasarkan laporan Sauna, dalam KUHP tahun
1991 itu salah satu pasalnya menyebutkan bahwa penghina agama dianggap murtad.
Akan tetapi, pasal itu bersifat umum. Sehingga, pasal itu dirinci dan
disempurnakan dengan mengkriminalkan pelaku penghina sahabat Nabi.
Pemerintah Sudan beberapa waktu terakhir berusaha menghilangkan pengaruh Iran di negaranya. Sebelumnya, Pemerintah Sudan
menutup seluruh pusat kebudayaan Iran yang ada di ibukota dan cabang-cabang di
kota lain. [ kita malah sebaliknya !! ]
Iran dengan paham Syiah-nya dianggap
membahayakan keutuhan negara dan mengancam sosial serta ideologi bagi negara yang
sebagian besar penduduknya adalah Ahlussunnah. Selain itu, nasihat para ulama
juga mendorong pemerintah memproteksi diri dari paham Syiah.
Hina Istri dan Sahabat Nabi, Pengikut Syiah di
Kuwait Divonis 10 Tahun Penjara
KIBLAT.NET, Kuwait – Pengadilan banding
Kuwait beberapa hari lalu menjatuhkan vonis sepuluh tahun penjara terhadap
seorang warga Syiah yang menghina nabi Muhammad, Istri dan sahabatnya. Ia
melakukan perbuatan kejih tersebut melalui tulisan statusnya di situs jejaring
sosial Twitter.
“Pengadilan banding Kuwait pada hari Senin (28
Oktober) menjatuhkan hukuman sepuluh tahun penjara terhadap pemilik akun
Twitter Syiah karena menghina nabi Muhammad, Istri dan para sahabatnya melalui
Twittnya” lansir situs almokthsr.com, Selasa, 29 Oktober 2013.
Menurut teks hukum, Hamad Naqi (23 tahun,
pelaku penghinaan Nabi) dihukum pada bulan Maret 2012 karena melakukan
penghinaan terhadap agama dan mempublikasikan twiitt yang meyerang Saudi dan
Bahrain.
Pengadilan tingkat pertama Kuwait telah
memutuskan hukuman penjara 10 tahun terhadap Naqi pada bulan Juni tahun
kemaren. Ia memiliki kesempatan untuk mengajukan banding ke Pengadilan Kasasi,
akan tetapi pengadilan kasasi menolaknya dan menguatkan keputusan sebelumnya.
Naqi dihukum karena menghina Nabi Muhammad,
Istrinya Aisyah dan sejumlah sahabat beliau, sebagaimana disebutkan AFP.
Menurut BAP (Berita Acara Pemeriksaan), Naqi
melakukan perbuatan tersebut melalui akun Twitternya pada bulan Maret 2012
lalu. Saat persidangan di pengadilan tingkat pertama, Naqi mengelak tuduhan itu
dan mengatakan bahwa akunnya telah dibajak. Akan tetapi, pengadilan menolak
pembelaan Naqi dan menjatuhkan hukuman 10 tahun kepadanya. [hunef]
Hina Sahabat Nabi, Kuwait Usir Dai Syiah Dari
Negaranya
KIBLAT.NET, Kuwait City – Pemerintah Kuwait
baru-baru ini mengusir seorang khatib Syiah dari negaranya karena menghina dan
mencemarkan Sahabat Nabi radhiyallahu anhum. Kuwait menilai, khatib tersebut
telah menciptakan rasisme di salah satu negara Teluk tersebut.
“Kementerian telah mengambil keputusan untuk
mengusir da’i Syiah Hussain Faheed dari Kuwait pada Kamis ini (7 Nopember)
karena telah mencemarkan para sahabat Rasulullah saw” kata Kementerian Dalam
Negeri Kuwait dalam sebuah pernyataannya, Kamis kemaren.
Kementerian menjelaskan pengusiran terhadap
Faheen dilakukan karena ia melakukan penghinaan dan pencemaran terhadap para
Sahabat Nabi saw ketika menyampaikan ceramah agama di berbagai tempat di
Kuwait. Cerahamah-ceramah yang berisi penghinaan terhadap Sahabat tersebut
kemudian disebarkan melalui berbagai media dan sarana komunikasi media sosial.
“Oleh sebab itu, Kementerian memutuskan untuk
mengusir Faheed dari Kuwait” tegas pernyataan Kementeri Dalam Negeri Kuwait
sebagaimana dilansir almoslim.net, Kamis.
Kementerian melanjutkan, langkah tersebut
diambil untuk mencegah pintu fitnah dan menjaga persatuan warga Kuwait.
Kebaradaan orang-orang seperti itu, tambahnya, akan berdampak negatif pada
keamanan publik. “Kementerian segera mengambil langkah tersebut pada Kamis pagi
untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan” tambah Kementerian.
Hussain Faheed adalah seorang khatib di salah
satu masjid Syiah di kota Ahsa, Kuwait. Dalam setiap khutbahnya, ia sering
melontarkan pernyataan-pernyataan yang menghina dan mencemarkan para Sahabat
nabi radiyallahu anhum.
Ceramah-ceramah Faheed yang tersebar luas di
internet menimbulkan badai kemarahan warga Kuwait yang mayoritas Ahlu Sunnah
wal Jama’ah. Mereka mendesak pemerintah untuk segera mengusir da’I Syiah
tersebut dari negara mereka.
Kuwait yang merupakan salah satu anggota negara
Teluk bersikap tegas terhadap sekte Syiah di negaranya. Kuwait menilai Syiah
sebagai ancaman yang dapat membahayakan keutuhan negara.
Beberapa waktu lalu, Kuwait bersama anggota
negara teluk memutuskan mengusir lembaga-lembaga dan para partisan Syiah
Hizbullah Lebanon dari negaranya. Langkah tersebut ditempuh sebagai bentuk
perlawanan terhadap organisasi dukungan Iran tersebut, setelah mengumumkan
melibatkan diri dalam pertempuran di Suriah membantu Bashar Al Asad. [hunef]
Sahabat Nabi SAW dalam Pandangan Ahlussunnah,
Syiah, Khawarij dan Mu’tazilah
KIBLAT.NET, Jakarta – Kaum muslimin ahlussunnah
wal jama’ah memiliki karakteristik yang istimewa dalam memandang para sahabat
Nabi SAW. Mereka mengambil sifat tawasuth (pertengahan), tidak memandang remeh,
tidak pula bersikap ekstrim. Seperti yang terjadi pada aliran sesat seperti
syi’ah, khawarij atau mu’tazilah.
Kelompok syiah contohnya, mereka memiliki
pandangan tersendiri terhadap para sahabat Nabi SAW yang mulia. Kelompok syiah
mengajarkan pada penganutnya untuk mengkultuskan Ali bin Abi Thalib ra,
Fathimah beserta keturunannya secara berlebihan.
“Mereka juga menganggap Ali, istrinya Fathimah
dan keturunannya memiliki sifat maksum, (suci dari dosa, red), mengetahui hal
yang ghaib, bahkan di antara kelompok syiah juga ada yang mengklaim Ali bin Abi
Thalib sebagai Tuhan,” ujar Ustadz Anung Al-Hamat dalam Kajian Aqidah di
Bekasi, Rabu, (23/07).
Direktur Forum Studi Sekte-sekte Islam (FS3I)
ini juga menerangkan bahwa kelompok syiah menjatuhkan vonis kafir, murtad dan
munafik kepada sebagian sahabat. Bahkan, salah satu sekte syiah yang berbasis
utama di Suriah, yaitu Syiah Nusairiyah sangat mengagungkan Ibnu Muljam, sang
pembunuh Ali bin Abi Thalib ra. Sebab, menurut Syiah Nusairiyah, Ali bin Abi
Thalib baru akan menjadi Tuhan jika beliau telah wafat. Ibnu Muljam yang
menjadi penyebab terbunuhnya Ali lantas turut diagungkan oleh kelompok sesat
menyesatkan ini.
Adapun kelompok khawarij, mereka mengkafirkan
sebagian sahabat seperti Ali, Mu’awiyah, Amr bin Ash. Karena, ketiga sahabat
itu oleh kelompok khawarij dianggap sebagai biang bencana dan perpecahan kaum
muslimin.
Hal ini berbeda dengan ahlussunnah wal jama’ah
yang mencintai semua sahabat Nabi SAW. Ahlussunnah berpandangan bahwa para
sahabat memiliki keutamaan, sebab mereka adalah penerus risalah Nabi Muhammad
SAW. Di antara mereka ada yang memiliki keutamaan berupa dijamin masuk ke dalam
surga. Ahlussunnah juga menahan diri dari pembicaraan buruk terhadap para
sahabat.
“Para sahabat merupakan manusia-manusia
terbaik, mereka merupakan para mujtahid, dan diantara mereka yang paling utama
ialah Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali radhiyallahu ‘anhum,” ujar kandidat doktor
bidang pendidikan Islam ini.
Ahlussunnah wal jamaah juga mencintai keluarga
Nabi SAW. Sebab bagi mereka ada dua hak, yaitu: ikatan Islam dan ikatan
kekeluargaan dengan Nabi SAW.
Lain lagi dengan kelompok mu’tazilah, mereka
mengkritisi sifat ‘adil’ para sahabat Rasulullah SAW. Mu’tazilah beranggapan
bahwa seluruh sahabat yang terlibat fitnah maka riwayatnya tertolak.
Menurut Ustadz Anung, penolakan ini akan
berimplikasi pada sedikitnya riwayat yang diterima oleh kalangan mu’tazilah.
“Tidak ada maksud lain penolakan itu, kecuali
untuk menolak syari’at Allah SWT,” pungkasnya.