Kemarin, Minggu (26/4), kita dikejutkan dengan kabar gembira yang
kali ini datang dari kapolri baru, Jenderal Badrodin Haiti
Tanpa paksaan dan terang-terangan beliau
ucapkan kalimat yang mungkin tidak pernah kita duga sebelumya.
Kata-kata yang selama ini sering diucapkan
oleh banyak umat Islam yang sering didiskriminasi akibat keteguhannya
menjalankan ajaran Nabi.
“Tidak bisa hanya dengan celananya gantung
(di atas mata kaki) dan berjenggot, lalu dicurigai IS (pelaku teror, pen),”
inilah yang diucapkan Haiti di depan banyak wartawan kemarin. Ringkas, padat
dan melegakan umat Islam.
Penulis tahu, andai kapolri tidak menuturkan
kalimat tersebut, kita tetap akan mempertahankan jenggot dan celana cingkrang.
Tapi setidaknya kapolri telah melakukan pembelaan.
Melalui pernyataannya, kapolri jelas ingin
meluruskan pemahaman keliru yang beredar di banyak kalangan tentang ciri
teroris
Dengan pembelaan ini, kepongahan seorang
tokoh agama yang mencela, menuduh dan mencemooh pemilik jenggot sebagai
radikalis wali jenggot, rontok sudah.
Dengan pernyataan ini, keangkuhan masyarakat
yang menganggap jahat pria bercelana cingkrang bisa diruntuhkan.
Dengan ucapan tersebut, diskriminasi terhadap
professional yang tidak mencukur jenggotnya bisa dibantah
Kalau saja pengucapnya bukan seorang jenderal
berbintang empat, tentu kita tidak akan mengira bahwa negara tidak menganggap
jenggot dan cingkrang sebagai musuh bersama.
Kalau saja penuturnya bukan pucuk pimpinan
kepolisian, mungkin kita akan semakin curiga dan membenci aksi densus 88 yang
sering menangkapi pria berjenggot yang juga cingkrang.
Harus diakui, ucapan sang perwira sangat
berarti bagi kita, muslim Indonesia. Kini kita tidak perlu lagi repot-repot
menepis tuduhan teroris dari para pembenci dengan dalil yang panjang berbaris.
Cukup katakan kepada mereka yang berpenyakit
hati, “Menurut kapolri ini bukan ciri teroris”.
Mari kita doakan agar Jenderal Haiti diberi
kesehatan, diberi keberanian dan diberi tambahan iman untuk membela kebenaran
Beliau telah memberi kita harapan. Asa bahwa
masih ada pejabat baik di Indonesia tercinta
Beliau telah memuluskan jalan. Jalan dakwah
dalam menyebarkan sunnah ke penjuru nusantara
Mari syukuri nikmat ini, agar semakin banyak
pejabat yang dianugrahi kebaikan hati
Mari doakan pemimpin negeri, agar semakin
mudah menerima kebenaran ilahi