Sebuah tantangan kembali populer di media sosial
menyusul pemberontakan Syiah Hautsi di Ibukota Yaman, San’a pekan ini.
Tantangan ini berupa sepuluh pertanyaan dari ahli sunah kepada Syiah Hautsi
untuk menjawabnya. Bila terjawab, siapa saja yang ikut serta dalam tantangan
itu berjanji akan masuk ke aliran Hautsi.
Sejatinya, tantangan yang bertujuan membongkar kedok
Syiah Hautsi tersebut telah diumumkan sejak September 2012 lalu, namun tidak
ada jawaban dari mereka untuk menampik kenyataan. Isi pernyataan tantangan
tersebut adalah:
“Saya umumkan kepada
semua orang dan dunia menjadi saksi, bila Syiah Hautsi bisa menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut, saya akan bergabung dengan Hautsi dan tidak akan
menarik keputusan saya meski dibayar dengan harga berapa pun. Saksikanlah wahai
manusia! Saya menyampaikan pernyataan ini di depan kalian semua.
Dapatkah orang-orang Hautsi atau pendukung Syiah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut? Aku menantang mereka! Sampai saat ini belum ada satu pun orang Hautsi yang sanggup menjawabnya. Mereka bungkam!
Dapatkah orang-orang Hautsi atau pendukung Syiah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut? Aku menantang mereka! Sampai saat ini belum ada satu pun orang Hautsi yang sanggup menjawabnya. Mereka bungkam!
1. Pertempuran apakah yang
pernah diperjuangkan oleh orang-orang Hautsi untuk melawan Amerika dan Israel?
Apakah pertempuran Damaj, Al-Jauf, atau Hujjah Kasyr Hajur?
2. Mengapa Amerika dan
Israel tidak memasukkan kelompok Hautsi dalam daftar kelompok teroris? Padahal
slogan ancaman selalu mereka ulangi lebih daripada bacaan surat Al-Fatihah
dalam shalat?
3. Mengapa pesawat Amerika
tidak menargetkan penduduk Hautsi, baik pemimpin, individu maupun perkumpulan
mereka, seperti Amerika menargetkan “teroris” dari organisasi Al-Qaidah di
setiap tempat?
4. Mengapa para pemimpin
Hautsi yang hidup di antara orang Yahudi tidak ditangkapi? Padahal secara
lisan, mereka melaknat Yahudi. Contohnya Yahya Al-Hautsi yang mencela Yahudi
dan meneriakkan slogan-slogan perlawanan secara aman dan tenang di
tengah-tengah orang Yahudi. Mengapa ia menikmati semua hak dan perlindungan
penuh, dari orang-orang Yahudi?
5. Mengapa perdana menteri
Israel mengatakan bahwa jatuhnya Bashar Assad tidak berpengaruh bagi
kepentingan Israel? Beri tahu kami, wahai Abdul Malik Al-Hautsi (pendiri Hizbul
Ummah) dan Hassan Nasallah (maaf; Hassan Khanallah) tentang rahasia penting
yang berlangsung sejak lama ini. Kalian mengatakan Suriah adalah negara yang
melindungi kaum muslimin, tetapi mengapa hari ini tampak melindungi Israel?
Cerita apa yang begini, wahai Abdul Malik?
6. Mengapa Bashar Assad
membunuh hampir 150.000 rakyat Suriah dan kebanyakan orang yang menuntut
perubahan? Mengapa kita tidak mendengar sekali pun Bashar membunuh satu saja orang
Yahudi?
7. Apa yang kalian
persembahkan kepada rakyat Yaman selain sakit kepala dan fitnah di setiap
tempat yang kalian kunjungi? Di Saada, Hajjah, Taiz, Al-Jauf dan di mana saja?
8. Bagaimana cerita
pertemuan-pertemuan rahasia para pemimpin kalian di Hizbul Ummah dengan para
penanggung jawab di Kedutaan Besar Amerika? Di manakah ancaman kematian untuk
Amerika dan Israel, kutukan untuk Yahudi, sementara kalian juga mengutuk
Inisiatif negara-negara Teluk serta mengancam rakyat Yaman bila mereka tidak
mengikuti nafsu kalian? Nasihatilah Kami bila kalian berkenan!
9. Mengapa kita tidak
pernah mendengar para pemimpin Hautsi satu kali pun mengecam rezim Bashar Assad
atau simpati kepada rakyat Suriah yang sedang menghadapi pembantaian brutal?
10.Bagaimana cerita
tentang pernyataan Duta Besar Amerika, saat mengatakan di depan dunia bahwa ia
selalu bertemu dengan orang-orang yang mewakili Hauthi?
Selain sepuluh tantangan tersebut, orang-orang
yang bergabung menambahinya dengan enam pertanyaan lain:
Merdekakanlah otakmu dari tipuan!
1) Mengapa tidak ada Syiah dipenjara di
Guantanamo?
2) Mengapa Barat tidak menambahkan kelompok-kelompok Syiah ke dalam daftar teroris?
3) Apa peran nyata Hizbullah di Lebanon Selatan?
4) Mengapa drone Amerika membombardir Ansar Syariah (Al-Qaidah) dan tidak membom Hauthi, padahal kedua kelompok ini sama-sama di Yaman?
5) Mengapa Prancis bersikeras mencegah upaya untuk memasukkan Hizbullah ke dalam daftar terorisme?
6) Mengapa Barat tidak membolehkan kekuasaan Islam Sunni untuk membentuk negara, baik di Afghanistan, Somalia, Mali, Yaman dan lainnya? Di sisi lain, mengapa Barat membolehkan untuk Syiah Iran untuk menjadi negara adidaya di Teluk?
7) Mengapa Syiah dibolehkan berkembang di Afrika, sedangkan yayasan-yayasan sosial Sunni dilarang?
2) Mengapa Barat tidak menambahkan kelompok-kelompok Syiah ke dalam daftar teroris?
3) Apa peran nyata Hizbullah di Lebanon Selatan?
4) Mengapa drone Amerika membombardir Ansar Syariah (Al-Qaidah) dan tidak membom Hauthi, padahal kedua kelompok ini sama-sama di Yaman?
5) Mengapa Prancis bersikeras mencegah upaya untuk memasukkan Hizbullah ke dalam daftar terorisme?
6) Mengapa Barat tidak membolehkan kekuasaan Islam Sunni untuk membentuk negara, baik di Afghanistan, Somalia, Mali, Yaman dan lainnya? Di sisi lain, mengapa Barat membolehkan untuk Syiah Iran untuk menjadi negara adidaya di Teluk?
7) Mengapa Syiah dibolehkan berkembang di Afrika, sedangkan yayasan-yayasan sosial Sunni dilarang?
Berhenti dan renungkanlah!!
Perlu disebutkan bahwa Syiah memakai cara-cara
kekerasan untuk mendapatkan kekuasaan. Sebelum dunia hari ini menyaksikan
pemberontakan Syiah Hautsi di Yaman, sejarah telah mencatat ulah mereka yang
selalu menikam dari belakang. Dr. Majdi Ar-Rab’i, seorang spesialis dalam
bidang sejarah mengatakan:
Saya telah menghabiskan sepuluh tahun hidup
saya di lingkungan Syiah. Saya mempelajari sejarah, menggali jejak dan leluhur,
serta konflik mereka dengan ahli sunah wal jamaah.
Hal itu saya lakukan selama menempuh perjalanan
ilmiah untuk jenjang master dan doktoral dalam sejarah Syiah di Irak,
khususnya, dan Iran.
Saya mengamati dengan seksama Syiah Bathiniyah
yang menghalalkan darah kaum muslimin. Syiah disebarkan dengan besi dan api
(kekerasan), sampai berhasil memaksa rakyat Iran untuk menerima Syiah. Mereka
memaksa jutaan Sunni untuk masuk ke sekte Syiah hingga para sejarawan
menghitung jumlah ahli sunnah yang dibunuh oleh negara Safawi mencapai jutaan
jiwa. Mereka disembelih dengan pedang di tangan para Syiah Rafidhah. Iran telah
berubah dari Iran Sunni menjadi Iran Majusi Rafidhah.
Bahkan Syiah telah melalui masa sejarah yang
paling menjijikkan ketika mereka masuk ke dalam aliansi dengan orang-orang
Yahudi dan Kristen melawan ahli sunah wal jamaah.
Syiah menjadi sebab terhentinya
penaklukan-penaklukan di Eropa pada masa Utsmani setelah menaklukkan Eropa
Timur. Padahal kaum muslimin sudah masuk ke jantung Eropa dan mampu memblokade
Wina. Tetapi, serangan Syiah Safawi dari belakang memaksa kekuatan Utsmani
melepaskan pengepungan Wina dan kembali lagi ke negara timur. Mimpi penaklukan
Eropa dan masuknya orang-orang mereka ke dalam Islam lenyaplah sudah.
Hal tersebut mendorong seorang sejarawan senior
Barat, untuk mengatakan, “Kalau bukan karena pengkhianatan Syiah Safawi
terhadap kekhalifahan Utsmani, dan serangan mereka dari belakang, kekuatan
Utsmani pasti sudah bisa merebut seluruh Eropa, dan Eropa berubah menjadi benua
Islam.
Peristiwa-peristiwa yang saya dalami dalam
jangka waktu lama dan saya hampir tidak percaya adalah bagaimana seseorang tega
melakukannya padahal ia mengaku sebagai muslim.
Yaitu yang dilakukan oleh Syiah Qaramithah
(salah satu sekte bathiniyah syiah) di Baitullah pada tahun 317 Hijriah.
Tepatnya pada hari Tarwih, mereka menyerang para jamaah haji dan membunuh lebih
daripada 30 ribu jiwa. Mereka menghancurkan kubah Zamzam, mencopot pintu
Ka’bah, dan membongkar kiswahnya. Mereka menyembelih jamaah haji meskipun
berlindung di balik tirai Ka’bah. Mereka mengubur para korban di sumur Zamzam.
Kemudian mereka mengambil Hajar Aswad dari tempatnya dan membawanya pulang.
Ketika itulah saya percaya hakikat pernyataan
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah tentang Syiah Bathiniyah, bahwa mereka lebih kafir
daripada Yahudi dan Nasrani. Bahwa memerangi mereka lebih wajib daripada
memerangi orang kafir karena mereka masuk dalam hukum orang-orang murtad.
Hari ini, kita menyaksikan budak-budak Assad di Suriah membunuh dan
menyembelihi ahli Sunah dalam serangkaian pembantaian keji yang belum pernah
dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Tatar. Mereka menghancurkan masjid-masjid
dan menodainya. Setelah melihat fakta ini, saya yakin bahwa Bashar Assad dan
kelompoknya Syiah Nushairiyah (Al-Alawiyah) adalah keturunan dari sekte
Bathiniyah dan Qaramithah itu. Mahabenar firman Rabbku, ‘Sebagian
mereka bagi sebagian yang lain adalah satu keturunan.’ Sejarah seperti terulang kembali!” ungkap
Dr Majdi Al-Rab’i mengakhiri tulisannya. (Agus Abdullah)