by @SangPemburu99
Chirpified By @M4ngU5il
Masih memantau perkembangan
di Irak dan Suriah. Kota Ramadi (Irak) dan Palmyra (Suriah) di ambang kejatuhan
ke tangan pasukan IS/ISIS.
#Palmyra dikenal sbg kota kuno di
Suriah yg mewarisi sisa2 peninggalan kerajaan Romawi. Letaknya di tengah2
gurun. pic.twitter.com/PUAHYOd3wY
Kalau #Palmyra sampai jatuh ke tangan
ISIS, ini bakal jd pukulan berat bagi rezim Assad setelah jatuhnya kota Idlib
& Jisr al-Shughour.
Beberapa waktu lalu kota
Idlib dan Jisr al-Shughour telah jatuh ke tangan faksi2 pemberonrak Suriah di
luar ISIS.
Biasanya bila ada
kota/wilayah direbut pasukan oposisi, rezim Assad akan membalas dg menjatuhkan
bom2 gentong yg banyak menelan korban sipil
Konflik di Suriah telah
berlangsung selama 4 tahun. dan nampaknya rezim Assad mulai terlihat kewalahan
mempertahankan benteng2 pertahanannya
Meski unggul dr segi
persenjataan, pasukan Assad mengalami kekurangan personil krn mayoritas
pasukannya adalah Syiah Nushairiyah.
Dan kita tahu penganut
sekte Syiah Nushairiyah merupakan minoritas di Suriah (hanya 15%), namun
mendominasi kekuasaan selama puluhan tahun.
Selama ini, kekurangan
personil di pihak pasukan Assad berusaha ditutup dgn membentuk milisi2 terutama
dari penganut Syiah dan Kristen.
Dan ada juga sebagian kecil
penganut Sunni sekuler di Suriah yg mau bergabung dgn milisi 2 pro Assad.
Selain mengandalkan
kekuatan dari dalam, rezim Assad juga mendapat bantuan personil dari luar
negeri, antara lain dr Iran, Irak, & Libanon.
Sudah bukan rahasia lagi,
Iran mengirimkan para penasihat militer dan personil pasukan Garda Revolusinya
utk bertempur membantu rezim Assad.
Sdgkan Irak yg
pemerintahnya didominasi Syiah lebih banyak mengirimkan pasukan non reguleralias
milisi2 yg dibentuk dari org2 Syiah Irak.
Ada pun dari Libanon, yg
terang2an membantu rezim Assad adalah pasukan Syiah 'Hizbullah' pimpinan Hassan
Nashrallah.
Selain
bantuan personil, rezim Assad juga mendapat bantuan persenjataan terus menerus
dari rezim Iran dan Russia.
Dengan
segala keunggulan persenjataan (terutama di udara) plus bantuan personil &
persenjataan dr luar itulah rezim Assad msh bisa bertahan.
Dari
"identitas" pihak2 yg membantu rezim Suriah tsb (Iran, Irak,
Hizbullah, & Russia) kita sudah dapat membaca apa motivasi mereka.
Bagi
rezim Iran, Irak, dan Hizbullah Libanon, motivasi mereka membantu rezim Assad
jelas adalah karena faktor 'solidaritas sesama Syiah'.
Meskipun
sekte Syiah yg dianut oleh rezim penguasa Iran, Irak, dan Hizbullah itu
berbeda2, mereka tetap kompak bila lawannya adalah Sunni.
Mereka
tentu tidak rela bila rezim Syiah yg selama puluhan tahun mendominasi kekuasaan
di Suriah sampai jatuh. Inilah 'solidaritas Syiah'.
Jatuhnya rezim Syiah Suriah akan mengacaukan
mimpi mereka membentuk 'poros Syiah' yg membentang dari Teluk Persia hingga
pantai Mediterania.
Lalu
apa motivasi Russia mendukung rezim Assad bertahan dari ancaman kejatuhan? Ini
tentu berbeda dgn motivasi Iran, Irak, dan Hizbullah.
Jawabnya
adalah krn rezim Suriah selama ini merupakan sekutu lama Russia yg punya arti
sangat strategis bagi kepentingan Russia di kawasan.
Satu-satunya
fasilitas pangkalan Angkatan Laut Russia di Laut Mediterania adalah di Tartus,
Suriah. pic.twitter.com/uV0enzsL6l