Inilah imam-imam Syiah yang berjumlah
dua belas yang mereka yakini ma`shum (terbebas dari dosa):
1.Ali bin Abi Thalib (panggilan:
Abul-Hasan; gelar:Al-Murtadha).
2.al-Hasan bin Ali (panggilan: Abu Muhammad; gelar: Az-Zaki).
3.al-Husain bin Ali (panggilan: Abu Abdullah; gelar al-Shuhada).
4.Ali bin al-Husain (panggilan: Abu Muhammad; gelar: Zainul-’Abidin).
5.Muhammad bin Ali (panggilan: Abu Ja’far; gelar al-Baqir).
6.Ja’far bin Muhammad (panggilan: Abu Abdullah; gelar: Ash-Shadiq).
7.Musa bin Ja’far (panggilan: Abu Ibrahim; gelar: al-Kazim).
8.Ali bin Musa (panggilan: Abu al-Hasan; gelar: al-Rida).
9.Muhammad bin Ali (panggilan Abu Ja’far; gelar:al-Jawaad).
10.Ali bin Muhammad (panggilan Abul-Hasan; gelar :al-Hadi).
11.al-Hasan bin Ali (panggilan: Abu Muhammad; gelar: al-Askari).
12.Muhammad bin al-Hasan “(panggilan: Abul-Qasim; gelar: al-Mahdi), (belum
pernah dilahirkan, tetapi mereka mengklaim kelahirannya pada 256H).
Barangkali kisah Mahdi yang ditunggu
ini adalah kisah yang terganjil yang pernah dikenal sejarah. Mereka telah
menutup episode para imam dengan sandiwara yang sangat lucu dan seru. Mereka
berhasil membuat tertawa para pecinta kisah dan novel. Semua orang yang
mendengarnya atau membacanya akan memilih diantara dua: Tertawa atau berdo`a
agar akal mereka cepat waras!
Ringkasan dari sandiwara ini adalah, imam mereka yang kesebelas yaitu Hasan
Al-Askari tidak memiliki keturunan (mandul). Dia memiliki saudara bernama
Ja`far. Saudara ini tidak mungkin jadi imam menurut syarat-syarat mereka.
Mereka bimbang dan bingung, karena tidak hadirnya
anak (keturunan) bagi Hasan tidak hanya akan
membatalkan imamah, akan terbongkar pula seluruh kebohongan mereka dan
tertelanjangi seluruh klaim-klaim mereka. Merekalah yang telah membangun dan
meletakkan dasar-dasar, syarat-syarat dan tanda-tanda imam. Bagaimana hal itu
terjadi, bukankah mereka itu ma`shum dari salah dan lalai, yang dipilih
langsung oleh Allah Ta`ala -seperti yang mereka yakini- karena itu goncanglah
perkara Syi`ah, pecahlah persatuan syi`ah karena mereka sekarang tanpa imam dan
tanpa agama.Sebab tidak ada agama bagi mereka tanpa adanya imam! Sebab imam
adalah hujjah untuk penduduk bumi! Al-Qur`an bukanlah hujjah kecuali dengan
hadirnya imam. Dengan imam, alam semesta terjaga. Akan tetapi imam telah mati
dan alam masih utuh?!
Maka Syi`ah saat itu berselisih dan
pecah menjadi empat belas golongan seperti keterangan An-Nubakhti atau lima
belas kelompok seperti keterangan Al-Qummi. Dan keduanya adalah berasal dari
abad ketiga Hijriah dan orang yang terdekat dengan peristiwa. Kami akan
suguhkan kisah dengan lisan mereka sendiri dari kitab mereka sendiri. Di antara
pembesar syi`ah awal adalah Filsuf Imam (lihat majali Al-Mumin,Tustari hal
177). Ia menjelaskan bagaimana kejadian saat itu:
“Sesungguhnya Syi`ah menjadi pusing
setelah matinya Hasan Al-Askari. Mereka terpecah-pecah banyak sekali karena
perbedaan pendapat.
Satu kelompok berkata bahwa Hasan bin
Ali telah mati dan hidup lagi setelah matinya. Seandainya ia memiliki anak,
tentu benarlah matinya dan tidak akan hidup kembali karena imamah berlaku untuk
pengganti yang telah diwasiatinya.
Satu kelompok berkata, Ja`far adalah
imam, bukan Hasan karena Hasan telah mati dan tidak memiliki keturunan, padahal
imam tidak akan mati sebelum berwasiat dan memiliki pengganti.
Kelompok lain berkata bahwa imam
sesudah Ali bukanlah Ja`far karena ia memiliki banyak hal yang tercela dan ia
terkenal dengan itu, juga bukan Hasan karena ia telah mati. Seorang Imam tidak
boleh mati sebelum memiliki pengganti (keturunan). Karena itu imam setelah Ali
(Al-
Hadi,imam kesepuluh) adalah putranya yang bernama Muhammad ,(tetapi ia pun
mati) mati pada zaman bapaknya.
Kelompok lain berkata,bahwa imam
setelah Ali adalah Hasan (Al-Askari), dan setelah Hasan adalah saudaranya yang
bernama Ja`far. Adapun apa yang diriwayatkan dari Ja`far bahwa imamah tidak
boleh beralih kepada saudara setelah Hasan dan Husain itu manakala yang pertama
memiliki pengganti dari anaknya, jika tidak maka akan kembali kepada saudara
karena darurat.
Pendapat yang banyak
sekali,An-Nubakhti menutup makalahnya bahwa mereka terpaksa mengatakan bahwa
Hasan (Al-Askari) memiliki putra. Bagaimana mungkin seorang imam yang telah
terbukti
imamahnya dan nama baiknya yang sangat terkenal dikalangan khusus dan umum
kemudian meninggal tanpa seorang pengganti.
Namun pendapat ini pun masih ada yang
membantah. Mereka mengatakan bahwa Hasan tidak memiliki sama sekali karena kita
telah menyelidiki dan menelitinya. Ternyata tepat tak diketemukan. Seandainya
boleh bagi kita mengatakan yang semisal Hasan yang meninggal tanpa anak, bahwa
dia memiliki anak yang tersembunyi maka tentu kita boleh mengatakannya
untuk setiap orang. Dan tentu kita boleh mengatakannya Nabi bahwa beliau
memiliki putra yang tersembunyi. Dan bahwa Abul Hasan Ar-Ridha meninggalkan
tiga putra selain Abu Ja`far yang salah satunya adalah sang imam. Karena
datangnya berita tentang matinya Hasan tanpa putra seperti datangnya
berita tentang wafatnya Nabi dengan tidak meninggalkan seorang putra. Padahal
Abdullah bin Ja`far tidak meninggalkan seorang putra dan Ar-Ridha tidak
memiliki empat orang putra. Anak tersebut jelas batil (tidak ada) tetapi ada
benang penghubung yang benar yaitu istri simpanannya. Dia akan melahirkan
seorang putra yang akan menjadi imam bilamana ia melahirkan.
Pendapat inipun disanggah kelompok
lainnya, sampai………….
Singkat cerita, Akhirnya kelompok
kedua belas yaitu Imamiyah berkata: “Yang benar bukanlah seperti yang diucapkan
oleh mereka semua. Tetapi Allah memiliki hujjah dari putra Hasan bin Ali, jadi
Imam tidak boleh dalam dua saudara setelah Hasan dan Husain. seandainya boleh,
tentu benar ucapan sahabat ismail bin Ja`far dan madzhab mereka, dan tentu
benar imamah Muhammad bin Ja`far, dan juga tidak boleh bumi ini kosong dari
hujjah (imam). (Karena) sekiranya kosong maka tentulah bumi dan orang-orang
yang ada diatasnya akan dibalik dan ditenggelamkan.
Karena itu kami percaya dengan
matinya Hasan, bahwa dia memiliki putra dan tersembunyi, dan manusia tidak
berhak mencari jejak langkah selagi memang tertutup, tidak boleh menyebut
namanya dan tidak boleh bertanya tentang tempatnya. Mencarinya adalah haram,
tidak halal dan tidak boleh”
Akhirnya selesailah sudah episode
sandiwara dan anekdot yang lucu ini yang telah menghibur kita semua. Sungguh
sebuah kisah dari kumpulan cerita seribu satu malam.
Sumber:Gen syiah