Wednesday, July 8, 2015

Biadab ! Tidak Tahlilan dan Maulidan, Rumah Komunitas Salafi Di Lombok Dirusak ! ( Kemungkinan Dalangnya Syiaher ! )

Ya Allah Ya Rabb, Binasakanlah Gerombolan  Syiah Laknatullah, Pembunuh Husain bin ‘Ali RA dan Keturunannya, Seperti “Kaum-kaum Terdahulu” Yang Telah Engkau Binasakan.
Senin (8/6/2015), delapan rumah milik komunitas Salafi di Desa Teratak, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, dirusak oleh sekelompok orang.

Haji Ihsan, seorang warga setempat, mengatakan bahwa pengrusakan terjadi sekitar pukul 9 malam.
“Saat itu kami baru pulang dari tabligh akbar di Mataram. Setelah makan dan rehat, tiba-tiba lampu padam kemudian muncul suara gaduh dari massa. Lalu gerombolan tersebut menyerang dan melempari rumah warga dengan batu,” katanya
Ihsan menambahkan, tidak ada korban luka dari peristiwa tersebut. Namun ada seorang warga yang mengaku dikepung dan dipukuli oleh para perusak.
Masih berdasarkan keterangan Haji Ihsan, kejadian ini disebabkan oleh rasa tidak suka para penyerang kepada warga yang enggan ikuti kegiatan beberapa acara seremonial di sana.
“Ini merupakan penyerangan yang kedua dan dampaknya lebih parah. Penyebabnya karena kami enggan mengikuti acara Tahlilan, Maulid Nabi, Nuzul Qur’an dan yang semisal. Padahal pada acara-acara kemasyarakatan yang lain kami aktif berpartisipasi,” ungkap Ihsan.
Ditanya mengenai tindakan aparat keamanan atas kejahatan tersebut, Ihsan menjawab bahwa polisi bergerak lambat dan terkesan enggan membela hak warga, yang rumahnya dirusak.
“Kami sudah coba mengadukan kasus ini ke Polres Lombok Tengah. Kemarin saat coba lapor, tidak ada petugas reskrim yang mau menerima kami. Mereka minta kami menunggu Kasat Reskrim, yang sedang rapat. Namun sampai sore beliau tidak kunjung datang, akhirnya kami diminta untuk datang lagi 2-3 hari kemudian,” jelas Ihsan.
Menanggapi kejadian ini, Ustadz Sufyan bin Zein, tokoh masyarakat Lombok, mengatakan bahwa kejahatan yang dilakukan para pelaku menandakan mereka adalah orang yang tidak mengenal Islam.
“Islam adalah agama rahmatan lil alamin, rahmat bagi semua orang. Diantara imam-imam umat Islam juga ada perbedaan pendapat, namun tetap berlapang dada, tidak ada saling benci. Tapi di sini, berbeda pendapat lalu merusak rumah dan harta. Ini jelas merupakan perkara yang diharamkan dalam Islam. Seharusnya masalah perbedaan pendapat diselesaikan dengan diskusi bukan kekerasan,” kata beliau menjelaskan.
Ditekan dan Dintimidasi
Komunitas Salafi di Lombok Tengah bejumlah ratusan kepala keluarga. Mereka sering mendapat ancaman dan intimidasi dari masyarakat dan pemerintah. Sebabnya karena enggan mengikuti beberapa kebiasaan warga di sana, yang sejak dulu merupakan perkara yang diperselisihkan oleh para ulama.
Menurut Haji Ihsan, intimidasi dan kekerasan fisik sering dialami komunitas Salafi di NTB. Mengingat pengikut dakwah Ahlu Sunnah di Lombok Tengah tidak sebanyak di Lombok Timur dan Mataram, sehingga bila ada penyerangan tidak bisa berbuat banyak untuk membela diri
“Pernah ada dialog yang difasilitasi tokoh masyarakat setempat. Saat itu hadir Camat, Kades dan Kapolsek. Namun pendapat kami tidak didengar. Bila ingin buka suara, langsung ditekan,” papar Ihsan.
Tidak dibela bahkan mendapat ancaman pengusiran dari pemimpin setempat, itulah yang dialami komunitas Salafi di Lombok Tengah.
Ahlu Sunnah dipaksa menandatangani perjanjian, kata Haji Ihsan, yang berisi paksaan untuk mengikuti kebiasaan warga setempat. Kesepakatan dibuat sepihak tanpa mengajak komunitas salafi berunding. Bila tidak bersedia akan diusir dari kampung
Rep: Rahmat Ariza Putra

8 Keluarga Korban Perusakan Karena Tak Mau Tahlilan Diungsikan

Para penghuni rumah yang dirusak karena tidak mau menyelenggarakan Tahlilan dan Maulid Nabi, oleh teman-teman korban, dipindahkan sementara ke Kecamatan Praya, Lombok Tengah. Mereka akan tinggal di sana sampai keadaan stabil dan ada jaminan keamanan dari pemerintah serta aparat keamanan.
Nasrudin, kerabat korban, mengatakan bahwa saat ini delapan orang kepala keluarga ditempatkan di sebuah rumah di Jalan Ahmad Yani, Praya. Sedangkan para istri dan anak diungsikan ke rumah keluarga masing-masing. Tjuannya agar para korban tidak mendapat intimidasi karena melaporkan para pelaku ke polisi.
Delapan rumah warga di Desa Tratak, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah, dirusak oleh sekelompok masyarakat. Kejadian terjadi pada Senin 8 Juni 2015 malam sekitar pukul sembilan.
Warga yang baru pulang dari tabligh akbar di Mataram, pulang dan beristirahat sejenak. Kemudian lampu listrik dipadamkan dan terjadi keributan dari segerombolan massa.
“Gerombolan tersebut menyerang dan melempari rumah warga dengan batu,” kata seorang warga bernama Ihsan, seperti dikutip Gema Islam.
Penyerangan ini disebabkan oleh rasa tidak suka para penyerang kepada warga yang enggan ikut acara Tahlilan, Maulid Nabi, Isra Mi’raj dan yang semisal.
“Ini merupakan penyerangan yang kedua dan dampaknya lebih parah. Penyebabnya karena kami enggan mengikuti acara Tahlilan, Maulid Nabi, Nuzul Qur’an dan yang semisal. Padahal pada acara-acara kemasyarakatan yang lain kami aktif berpartisipasi,” ungkap Ihsan.