PBNU
harap Arab Saudi dan Iran bisa menahan diri
Selasa, 05 Januari 2016 13:15
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH
Said Aqil Siroj menyayangkan ketegangan antara Pemerintah Arab Saudi dan
Pemerintah Iran. Ia berharap dua negara ini dapat mengendalikan diri agar tidak
menambah deretan konflik di Timur Tengah. ( ??? )
“Konflik yang terjadi antara Saudi
Arabia dan Iran sangat tidak layak dan sangat menghawatirkan. Masing-masing
negara memunyai bobot di dunia Islam ini,” ujar ulama yang akrab disapa Kang
Said itu dalam rilisnya yang diterima redaksi elshinta.com via email, Selasa (5/1).
Pengasuh Pesantren Ats-Tsaqafah Ciganjur
ini berharap kedua negara bertetangga itu menyatukan barisan umat Islam.
Menurutnya, banyak pihak di luar Islam tidak senang melihat umat Islam bersatu.
“Tunjukkan umat Islam masih punya
idealisme ingin memperkuat barisan dalam menghadapi era globalisasi yang cukup
menantang ini,” ujar Said.
Ia mengajak kedua negara untuk melupakan
apa yang sudah terjadi.
“Ke depan yang saya harapkan Saudi dan
Iran masing-masing dengan jiwa besar dan lapang dada membangun persaudaraan
yang kuat, persaudaraan yang kokoh demi kerukunan umat Islam," tandasnya.
Ustadz Yusuf Baisa: Sudah Saatnya Negara-Negara Islam Memutuskan
Hubungan Diplomatik dengan Iran
Selasa, 5 Jan 2016 - 13:15
Wakil
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perhimpunan Al Irsyad Ustadz Yusuf Utsman
Baisa mendukung penuh langkah pemerintah Arab Saudi yang memutuskan hubungan
diplomatik dengan Iran.
“Sudah saatnya negara-negara Islam
memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Sudah saatnya memperlakukan Iran
seperti itu,” ujar Ustadz Yusuf, saat dihubungi melalui sambungan sellular,
Selasa (5/1/2016)
Dukungan Ustadz Yusuf atas pemutusan
hubungan itu lebih mengarah kepada aspek syar’i, karena selama ini banyak warga
Syiah Iran yang pergi menunaikan haji dan umrah ke tanah suci.
“Orang-orang Syiah Iran itu semestinya
tidak berhak untuk berangkat haji dan umrah ke tanah haram, karena mereka itu
bukan Islam,” ujarnya.
Lebih khusus lagi, Ustadz Yusuf berharap
negara-negara yang tergabung dalam aliansi militer pimpinan Saudi segera
memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran.
“34 negara yang tergabung dalam aliansi
itu mestinya segera mengikuti langkah Saudi, karena Iran adalah negara
teroris,” terangnya.
Selama ini, lanjut Ustadz Yusuf, Iran
selalu bicara demokrasi dan hak asasi manusia, padahal itu hanya omong kosong
belaka.
“Yang dikatakan Iran tentang hak asasi
manusia itu hanyalah omong kosong,” paparnya.
Omong kosong Iran soal hak asasi manusia
terbukti dengan fakta kekejaman dan ketidakadilan pemerintah Iran terhadap
muslim Sunni yang berada di wilayah Ahwaz.
“Wilayah Ahwaz penduduknya Arab, bukan
Persia. Disana mayoritasnya Sunni, hidup dalam tekanan dan penjajahan, seperti
Palestina dihadapan Israel,” tegasnya.
Selain itu, Iran juga memegang kendali
negara-negara yang berakidah Syiah, seperti Irak. Negeri 1001 malam itu kini
hidup dalam bayang-bayang Iran.
“Irak itu tidak berdiri sendiri, Irak
saat ini berada dibawah ketiak Iran. Beberapa waktu lalu ada salah seorang penyair
yang dihukum mati karena mengkritik Syiah,” tutupnya. (bms)